Anda di halaman 1dari 29

DEFINISI

Prosedur operasi yang digunakan untuk


mendiagnosa, memperbaiki atau mengobati
organ atau jaringan tubuh

KLASIFIKASI :
- Keseriusan prosedur : mayor & minor
- Kebutuhan : elektif & emergensi
- Tujuan : diagnosa, eksisi/pemotongan, paliatif,
rekonstruksi atau tranplantasi
BERISIKO GIZI

 Luas operasi
 Status gizi pasien
 Kemampuan mencerna dan absorbsi zat gizi
 Usia

Berdampak : pada outcome & proses


penyembuhan
GAMBARAN UMUM OPERASI

 Tanda & gejala yang dialami selama operasi


tergantung jenis prosedur
 Pasien perlu tidak makan & minum 12 jam
sebelum operasi
 Post operasi : pasien terpasang NGT &/ kateter
urin, perlu alat bantu nafas (ventilator)
 Anastesi mempengaruhi motilitasi ileus <<.
Resolusi membutuhkan waktu 24-48 jam tgtg jenis
operasi.
Lanjutan…
 Tradisional : makan setelah ada produksi gas
 Beberapa pasien menjadi malnutrisi bila statu gizi
pra operasi adalah kurang

• Malnutrisi umum terjadi saat :


Pre operative
Postoperative
KEMUNGKINAN MASALAH GIZI

 Malnutrisi
 Kesulitan mengunyah
 Kensulitan menelan
 Perubahan GI
 Penggunaan zat gizi terbatas

6
KEMUNGKINAN MASALAH/RISIKO GIZI

 Perubahan fungsi Gastroinstestinal


Gangguan mencerna sampai dengan mengabsorsi zat
gizi
s/s : prosentase asupan, mual, muntah, konstipasi,
diare, hasil lab yg mendukung

 Gangguan penggunaan zat gizi


Gangguan mengabsorbsi sampai dengan
memetabolisme zat gizi
s/s : prosentase asupan, penurunan BB, hasil lab yg
mendukung
ASESSMENT
ASESSMENT
1. Antropometri : menentukan status gizi pasien
2. Fisik/klinis : keadaan umum pasien pra-bedah dan
pasca-bedah
3. Data laboratorium : berpengaruh pada kondisi
pasien berkaitan dengan masalah gizi, seperi Hb,
albumin dll.
4. Riwayat Gizi : asupan makan pasien pra-bedah dan
pasca-bedah
5. Riwayat Personal : status sosila pasien
DIAGNOSA GIZI
DIAGNOSA GIZI
PROBLEM : masalah yang terjadi berkaitan dengan
penyakit pasien
ETIOLOGI : penyebab terjadinya masalah gizi
SIGN/SYMTOMS : tanda/gejala yang ditimbulkan dari
masalah gizi

DIAGNOSA GIZI PADA PASIEN BEDAH


DOMAIN INTAKE
Malnutrisi berkaitan dengan asupan gizi kurang ditandai
dengan hasil audit gizi defisit dan IMT

DOMAIN KLINIS
Kesulitan menelan berkaitan dengan penyakit pasien ditandai
dengan kemampuan menelan makanan melemah.
INTERVENSI
1. DIET PRA-BEDAH

Diet Pra-Bedah adalah pemgaturan makan yang diberikan kepada


pasien yang akan menjalani pembedahan.
Pemberian Diet Pra-Bedah tergantung pada:
1) Keadaan umum pasien, apakah normal atau tidak dalam hal status
gizi, gula darah, tekanan darah, ritme jantung, denyut nadi, fungsi
ginjal, dan suhu tubuh
2) Macam pembedahan:
a) Bedah minor atau bedah kecil, seperti tindakan insisi, ekstirpasi,
dan sirkumsisi atau khithan
b) Bedah mayor atau bedah besar, yang dibedakan dalam bedah
pada saluran cerna (lambung, usus halus, usus besar) dan bedah
diluar saluran cerna ( jantung, ginjal, paru, saluran kemih, tulang
dsb).

13
Lanjutan….

3) Sifat operasi:
a) Segera dalam keadaan darurat atau cito, sehingga pasien tidak
sempat diberi Diet Pra-Bedah
b) Berencana aatau elektif. Pasien disiapkan dengan pemberian Diet
Pra-Bedah sesuai status gizi dan macam pembedahan
4) Macam Penyakit :
a) Penyakit utama yang membutuhkan adalah penyakit saluran
cerna, jantung, ginjal, saluran pernafasan dan tulang
b) Penyakit penyerta yang dialami, misalnya penyakit DM, jantung
dan hipertensi

14
TUJUAN DIET

Tujuan Diet Pra-Bedah untuk mengusahakan agar status gizi


pasien dalam keadaan optimal pada saat pembedahan,
sehingga tersedia cadangan untuk mengatasistress dan
penyembuhan luka.

15
SYARAT DIET

1) Energi
a) Status gizi kurang 40-45 kkal/kgBB
b) Status gizi lebih 10-25%
c) Status gizi baik 15%
d) Penyakit tertentu energi diberikan sesuai dengan penyakitnya
2) Protein
a) Status gizi kurang, anemia, albumin rendah(<2,5 mg/dl) diberikan
protein tinggi1,5-2,0 g/kgBB
b) Status gizi baik atau kegemukan diberikan protein normal 0,8-1
g/kgBB
c) Penyakit tertentu protein diberikan sesuai dengan penyakitnya
3) Lemak cukup, 15-25%
4) Karbohidrat cukup
5) Vitamin cukup, terutamavitamin B, C dan K
6) Mineral cukup
7) Rendah sisa

16
JENIS, INDIKASI DAN LAMA PEMBERIAN DIET

1) Pra-Bedah Darurat atau Cito


sebelum pembedahan tidak diberikan diet tertentu
2) Pra-Bedah Berencana atau Elektif
a) Pra-bedah minor atau kecil elektif seperti tonsilektomi tidak membutuhkan
diet khusus. Pasien dipuasakan 4-5 jam sebelum pembedahan.sedangkan
pasien yang akan menjalaniapendiktomi, herniatomi, hemoroidektomi dsb
diberikan Diet Sisa Rendah sehari sebelumnya
b) Pra-bedah mayor atau besar elektif
1. Pra-bedah besar saluran cernadiberikan diet sisa rendah
selama 4-5 hari, dengan tahapan:
a. Hari ke 4 sebelum pembedahan diberikan Makanan Lunak
b. Hari ke 3 sebelum pembedahan diberikan Makanan Saring
c. Hari ke 2 dan 1 hari sebelum pembedahan diberikan Formula Enteral
Sisa Rendah
2. Pra-bedah besar diluar saluran cerna diberikan Formula Enteral Sisa
Rendah selam 2-3 hari. Pemberian makanan terakhir pada pra-bedah
besar dilakukan 12-18 jam sebelum pembedahan, sedangkan minum
terakhir 8 jam sebelumnya
17
2. DIET PASCA BEDAH

Diet Pasca-Bedah adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah


menjalani pembedahan.

TUJUAN DIET SYARAT DIET


Mengupayakan agar status gizi Memberikan makanan secara
pasien agar segera normal untuk bertahap mulai dari bentuk cair,
mempercepat proses penyembuhan saring, lunak dan biasa.
dan meningkatkan daya tahan
1. Pasca bedah kecil : makanan
tubuh pasien dengan cara :
diusahakan secepat mungkin
1. Memberikan kebutuhan dasar kembali seperti biasa atau
(cairan, energi, protein) normal
2. Mengganti kehilangan protein 2. Pasca bedah besar : diberikan
protein, glikogen, zat besi dan secara berhati-hati disesuaikan
zat lain dengan kemampuan pasien
3. Memperbaiki ketidakseimbangan untuk menerimanya
elektrolit & cairan

18
JENIS DIET & INDIKASI PEMBERIAN

1. DIET PASCA-BEDAH I
Diet ini diberikan kepada semua pasien pasca bedah:
a. Ppasca-bedah kecil : setelah sadar atau rasa mual hilang
b. Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada
tanda-tanda usus mulai bekerja

CARA MEMBERIKAN MAKANAN


Setelah 6 jam sesudah pembedahan, makanan yang diberikan
berupa air putih, the manis atau cairan lain.
Makanan ini diberikan dalam waktu singkat, karena kurang dari
semua zat gizi, selain itu diberikan makanan parenteral sesuai
kenutuhan.

19
JENIS DIET & INDIKASI PEMBERIAN

2. DIET PASCA-BEDAH II
Diberikan kepada pasien pasca-bedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari Diet Pasca-Bedah I

CARA MEMBERIKAN MAKANAN


Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih,
sirup, sari buah, sup, susu dan puding rata-rata 8-10 kali sehari
selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung
keadaan dan kondisi pasien.

20
JENIS DIET & INDIKASI PEMBERIAN

3. DIET PASCA-BEDAH III


Diberikan kepada pasien pasca-bedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari Diet Pasca-Bedah II

CARA MEMBERIKAN MAKANAN


Makanan diberikan berupa Makanan saring ditambah susu dan
biskuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu
dapat diberikan makanan parenteral bila diperlukan.

21
JENIS DIET & INDIKASI PEMBERIAN

3. DIET PASCA-BEDAH IV
Diberikan kepada :
a. Pasien pasca-bedah kecil, setelah diet pasca-bedah I
b. Pasien pasca-bedah besar, setelah diet pasca-bedah III

CARA MEMBERIKAN MAKANAN


Makanan diberikan berupa Makanan Lunak yang dibagi dalam 3 kali
makanan lengkap dan 1 kali makanan selingan.

22
3. DIET PASCA-BEDAH LEWAT PIPA LAMBUNG

Pemberian makanan bagi pasien dalam keadaan khusus seperti


koma, terbakar, gangguan psikis, dimana makanan harus
diberikan lewat pipa lambung atau enteral atau Naso Gastric
Tube (NGT)

CARA MEMBERIKAN MAKANAN


Makanan diberikan sebagai Makanan Cair Kental Penuh, 1 kkal/ml,
sebanyak 250 ml tiap 3 jam bila tidak tidur. Makanan diharapkan
dapat merangsang peristaltik lambung.

23
3. DIET PASCA-BEDAH LEWAT PIPA JEJENUM

Pemberian makanan bagi pasien yang tidak dapat


menerima makanan melalui oral atau pipa lambung.
Makanan diberikan langsung ke jejenum dengan
menggunakan pipa jejenum atau Jejenum FendingFistul
(JFF).

CARA MEMBERIKAN MAKANAN


Makanan diberikan sebagai Makanan Cair yang tidak
memerlukan pencernaan lambung dan tidak merangsang
jejenum secara mekanis maupun osmotis.
cairan diberikan tetes demi tetes secara perlahan, agar tidak
terjadi diare atau kejang. Diet ini diberikan dalam waktu
singkat karena kurang energi, protein, vitamin dan zat
besinya..

24
NUTRISI PARENTERAL
NUTRISI CARA PEMBERIAN CTH INDIKASI
CAIR ORAL PATAH TULANG
RAHANG
DIET KHUSUS ORAL DM,OBESITAS
T KAL T PROT ORAL/PAR MAL NUTR
LENGKAP CAIR ORAL/PAR KOMA
PAR TOT PARENTERAL ABDOMENT
MONITORING
MONITORING

 Monitoring Perkembangan Asupan


 Monitoring Perkembangan Antropometri
 Monitoring Perkembangan Fisik/Klinis
 Monitoring Perkembangan Biolimia
 Monitoring Perembangan Diet

27

Anda mungkin juga menyukai