Anda di halaman 1dari 3

Kepemimpinan dan rotasi pekerjajan

Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mencapai tujuan dengan antusias Ramlan


(2005). Penelitian yang dilakukan oleh Suryadhana (2011) menjelaskan bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan atasan untuk menggerakkan dan mengarahkan bawahannya dalam mencapai
tujuan yang diharapkan. Seorang pemimpin dituntut untuk dapat mengendalikan bawahannya
agar dapat melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya.
Kepemimpinan adalah kemampuan pimpinan dalam menjalankan peran kepemipinan
(mempengaruhi orang lain/kelompok) untuk mencapai tujuan organisasi (Riduwan, 2014:208).
Pemimpin adalah seorang pribadi yg memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya
kecakapan kelebihan disatu bidang-, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitasaktivitas tertentu,demi pencapaian satu atau beberapa tujuan
(Kartono
2008).
Kepemimpinan diartikan sebagai suatu cara dan metode seseorang yang dapat
mempengaruhi orang lain sedemikian rupa, sehingga orang tersebut dengan sadar mengikuti dan
mematuhi segala kehendaknya (Joewono 2002).
Kepemimpinan itu pada hakikatnya adalah (Rivai 2003) :
a. Proses mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam
upaya mencapai tujuan organisasi
b. Seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, dan
kerja sama bersemangat dalam mencapai tujuan bersama
c. Kemampuan untuk mempengaruhi, memberi inspirasi dan mengarahkan tindakan
seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan
d. Melibatkan tiga hal yaitu pemimpin, pengikut, dan situasi tertentu
e. Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan

Rotasi pekerjaan
Rotasi kerja menghasilkan dua efekyang menguntungkan, yaitu seorang karyawan yang
Berotasi mengakumulasi pengalaman lebih cepat dan mengakumulasi pengalaman lebih
luas dibandingkandengan karyawan yang tidak berotasi (Nurdiana dan Triyono, 2011:110).
Rotasi memiliki peranan penting dalam sistem penyelenggaraan kepegawaian dari sebuah
organisasi. Menurut Robbins (2006) bahwa kekuatan dari rotasi pekerjaan adalah mampu
mengurangi kebosanan dan meningkatkan motivasi melalui penganekaragaman kegiatan
karyawan. Menurut Taylor dalam Arifamrizal (2008) pendekatan motivasi untuk job design
dapat dilakukan dengan meningkatkan peran dan reaksi sikap karyawan seperti kepuasan kerja,
dan motivasi dalam diri karyawan. Untuk meningkatkan motivasi, terdapat tiga pendekatan yang
dapat dilakukan yaitu perluasan pekerjaan (job enlargement), pengayaan pekerjaan (job
enrichment), dan pendekatan kontingensi (contingency approach) yang dinamakan job
characteristic model. Lebih lanjut Taylor dalam Arifamrizal (2008) menjelaskan bahwa tujuan
dari rotasi pekerjaan (job rotation) adalah memberikan karyawan variasi lebih dalam
pekerjaannya. Rotasi pekerjaan memindahkan karyawan dari satu bidang pekerjaan khusus ke
bidang lainnya.

Jika karyawan menderitas rutinisasi yang berlebihan maka perlu mengatasi kerja mereka,
salah satu alternatifnya adalah penggunaan rotasi pekerjaan. Rotasi pekerjaan digunakan jika
kegiatan tertentu tidak lagi menantang, karyawan itu dipindahkan ke pekerjaan lain pada tingkat
yang sama yang mempunyai persyaratan keterampilan yang serupa. Jadi rotasi pekerjaan dapat
diartikan sebagai perubahan periodik pekerja dari satu tugas ke tugas yang lainnya (Robbins,
2006).
Lebih lanjut Robbins (2006) menjelaskan bahwa kekuatan dari rotasi pekerjaan adalah
mampu mengurangi kebosanan dan meningkatkan motivasi melalui penganekaragaman kegiatan
karyawan. Tentu saja hal itu juga mempunyai manfaat tidak langsung bagi organisasi, karena
para karyawan dengan rentang keterampilan yang lebih lebar memberi manajemen lebih banyak
kelenturan dalam menjadwalkan kerja, menyesuaikan diri dengan perubahan, dan mengisi
kekosongan personalia. Di pihak lain, rotasi pekerjaan bukanlah tanpa cacat, karena biaya
pelatihan akan meningkat dan produktivitas berkurang karena memindahkan pekerja ke posisi
baru tepat ketika efisiensinya pada pekerjaan yang lama menciptakan nilai ekonomi organisasi,
rotasi pekerjaan juga dapat menciptakan gangguan karena anggota kelompok kerja harus
menyesuaikan diri dengan adanya karyawan baru, dan penyelia juga harus menghabiskan
banyak waktu untuk menjawab pertanyaan dan memantau pekerjaan karyawan yang baru saja
dirotasikan

Sumbernya
Munika Maduratna.2013. PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA GURU DAN PEGAWAI DI SEKOLAH
DASAR NEGERI 015 SAMARINDA. eJournal Administrasi Negara,.1(1):70-84

A. TOLKAH MANSUR.2009. ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN


ROTASI PEKERJAAN TERHADAP MOTIVASI KERJA UNTUK MENINGKATKAN
KINERJA PEGAWAI DITJEN PAJAK.Semarang. Universitas Diponegoro Program
Pascasarjana PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
IRVAN FAUZI.2017. PENGARUH KEPEMIMPINAN, ROTASI KERJA, DAN
KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU Pada YayasanBudi Mulia Dua
Bintaro. Jurnal Pendidikan,Ekonomi dan Bisnis.2(3):37-45

Anda mungkin juga menyukai