Kepemimpinan
Rotasi pekerjaan
Rotasi kerja menghasilkan dua efekyang menguntungkan, yaitu seorang karyawan yang
Berotasi mengakumulasi pengalaman lebih cepat dan mengakumulasi pengalaman lebih
luas dibandingkandengan karyawan yang tidak berotasi (Nurdiana dan Triyono, 2011:110).
Rotasi memiliki peranan penting dalam sistem penyelenggaraan kepegawaian dari sebuah
organisasi. Menurut Robbins (2006) bahwa kekuatan dari rotasi pekerjaan adalah mampu
mengurangi kebosanan dan meningkatkan motivasi melalui penganekaragaman kegiatan
karyawan. Menurut Taylor dalam Arifamrizal (2008) pendekatan motivasi untuk job design
dapat dilakukan dengan meningkatkan peran dan reaksi sikap karyawan seperti kepuasan kerja,
dan motivasi dalam diri karyawan. Untuk meningkatkan motivasi, terdapat tiga pendekatan yang
dapat dilakukan yaitu perluasan pekerjaan (job enlargement), pengayaan pekerjaan (job
enrichment), dan pendekatan kontingensi (contingency approach) yang dinamakan job
characteristic model. Lebih lanjut Taylor dalam Arifamrizal (2008) menjelaskan bahwa tujuan
dari rotasi pekerjaan (job rotation) adalah memberikan karyawan variasi lebih dalam
pekerjaannya. Rotasi pekerjaan memindahkan karyawan dari satu bidang pekerjaan khusus ke
bidang lainnya.
Jika karyawan menderitas rutinisasi yang berlebihan maka perlu mengatasi kerja mereka,
salah satu alternatifnya adalah penggunaan rotasi pekerjaan. Rotasi pekerjaan digunakan jika
kegiatan tertentu tidak lagi menantang, karyawan itu dipindahkan ke pekerjaan lain pada tingkat
yang sama yang mempunyai persyaratan keterampilan yang serupa. Jadi rotasi pekerjaan dapat
diartikan sebagai perubahan periodik pekerja dari satu tugas ke tugas yang lainnya (Robbins,
2006).
Lebih lanjut Robbins (2006) menjelaskan bahwa kekuatan dari rotasi pekerjaan adalah
mampu mengurangi kebosanan dan meningkatkan motivasi melalui penganekaragaman kegiatan
karyawan. Tentu saja hal itu juga mempunyai manfaat tidak langsung bagi organisasi, karena
para karyawan dengan rentang keterampilan yang lebih lebar memberi manajemen lebih banyak
kelenturan dalam menjadwalkan kerja, menyesuaikan diri dengan perubahan, dan mengisi
kekosongan personalia. Di pihak lain, rotasi pekerjaan bukanlah tanpa cacat, karena biaya
pelatihan akan meningkat dan produktivitas berkurang karena memindahkan pekerja ke posisi
baru tepat ketika efisiensinya pada pekerjaan yang lama menciptakan nilai ekonomi organisasi,
rotasi pekerjaan juga dapat menciptakan gangguan karena anggota kelompok kerja harus
menyesuaikan diri dengan adanya karyawan baru, dan penyelia juga harus menghabiskan
banyak waktu untuk menjawab pertanyaan dan memantau pekerjaan karyawan yang baru saja
dirotasikan
Sumbernya
Munika Maduratna.2013. PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA GURU DAN PEGAWAI DI SEKOLAH
DASAR NEGERI 015 SAMARINDA. eJournal Administrasi Negara,.1(1):70-84