Seorang anak Down Syndrome datang ke apotek bersama ibunya dengan keluhan
demam tinggi. Ibunya mengaku bahwa merasa takut melihat demam anaknya yang tak
kunjung menurun. Selain itu, anak ini mengidap Down Syndrome jadi ibu sangat
khawatir dengan hal itu.
Apoteker : “Selamat pagi ibu, saya Monik selaku Apoteker di apotek ini. Ada yang
bisa saya bantu?”
Ibu Pasien : “Selamat pagi bu, saya ingin menebus obat sesuai resep ini”
Apoteker : “Maaf ibu, kalau boleh saya tahu obat ini untuk siapa bu?”
Ibu Pasien : “Obatnya untuk anak saya mbak” (memegang pundak anaknya)
Apoteker : “Oh iya bu, maaf bu apakah anak ibu mengalami....” (ucapannya
dipotong oleh ibu).
Ibu Pasien : “Iya mbak, anak saya menderita Down Syndrome. Makanya kalau sakit
sedikit saja, saya langsung bawa ke dokter mbak”
Apoteker : “Oh baik bu. Kalau ibu ada waktu, boleh saya memberikan konseling
sebentar ?”
Apoteker : “Silahkan duduk bu. Adek juga silahkan duduk disini” (memberikan
kursi kepada anak)
Ibu Pasien : “Belum pernah bu. Suhu tubuhnya semakin tinggi dari kemarin setelah
kehujanan. Jadi saya khawatir dan bawa ke dokter”
Apoteker : “Oh iya, ini ada sirup rasa strawberi. Nanti diminum yaa”
ADS : (mengangguk)
Apoteker : “Nanti banyak tidur juga ya dirumah. Jangan main dulu ke luar rumah”
ADS : (mengangguk)
Apoteker : “Banyak minum air putih juga ya dek, biar badannya kuat”
ADS : “Iyaa”
Apoteker : “Iya, tapi sayurnya juga harus dimakan biar cepet bisa main”
Apoteker : “Baik bu, tadi saya sudah interaksi dengan anak ibu. Saya ingin
memberikan informasi juga kepada ibu”
Apoteker : “Ini ibu, nama obatnya Samconal sirup rasa stawberi, kandungannya
ada paracetamol. Nanti diminum tiga kali sehari satu sendok teh.
Penyimpanannya dikotak obat saja ya bu. Kemudian biarkan
anaknya istirahat dulu beberapa hari hingga demamnya turun, kalau
demamnya sudah turun obatnya bisa dihentikan”
Apoteker : “Apakah ibu mengerti? Kalau sudah mengerti boleh saya minta ibu
mengulang penjelasan saya tadi?”
Ibu Pasien : “Iya mbak, ini obatnya diminum tiga kali sekali satu sendok teh.
Kemudian disimpan di kotak obat dan bisa dihentikan kalau demam anak
saya sudah turun”
Apoteker : “Iya benar bu. Saya juga minta tolong untuk memberi anak ibu minum
yang cukup”
Apoteker : “Baik bu, kalau tidak ada yang ditanyakan. Semoga lekas sembuh
untuk anaknya dan jika demam belum juga turun setelah obat habis,
periksakan ke dokter. Terimakasih”