Anda di halaman 1dari 4

DIALOG KONSELING PENGOBATAN DENGAN ANAK DOWN SYNDROM

Anak Down Syndrome : ADS

Seorang anak Down Syndrome datang ke apotek bersama ibunya dengan keluhan
demam tinggi. Ibunya mengaku bahwa merasa takut melihat demam anaknya yang tak
kunjung menurun. Selain itu, anak ini mengidap Down Syndrome jadi ibu sangat
khawatir dengan hal itu.

Apoteker : “Selamat pagi ibu, saya Monik selaku Apoteker di apotek ini. Ada yang
bisa saya bantu?”

Ibu Pasien : “Selamat pagi bu, saya ingin menebus obat sesuai resep ini”

Apoteker : “baik bu, boleh saya lihat resepnya?”

Ibu Pasien : “Ini mbak” (Ibu memberikan resep yang ia bawa)

Apoteker : “Tunggu sebentar bu, saya ambilkan dulu”

Ibu Pasien : “Iya mbak”

Apoteker : “Maaf ibu, kalau boleh saya tahu obat ini untuk siapa bu?”

Ibu Pasien : “Obatnya untuk anak saya mbak” (memegang pundak anaknya)

Apoteker : “Oh iya bu, maaf bu apakah anak ibu mengalami....” (ucapannya
dipotong oleh ibu).

Ibu Pasien : “Iya mbak, anak saya menderita Down Syndrome. Makanya kalau sakit
sedikit saja, saya langsung bawa ke dokter mbak”

Apoteker : “Oh baik bu. Kalau ibu ada waktu, boleh saya memberikan konseling
sebentar ?”

Ibu Pasien : “Ohiya. Boleh mbak”

Apoteker : “Mari ikut saya ke ruang konseling bu”


Ibu dan anak mengikuti apoteker masuk keruangan konseling di dalam apoteker.

Apoteker : “Silahkan duduk bu. Adek juga silahkan duduk disini” (memberikan
kursi kepada anak)

Ibu Pasien : “Terimakasih mbak”

Apoteker : “Umur anaknya berapa tahun bu?”

Ibu Pasien : “Baru enam tahun mbak”

Apoteker : “Sebelumnya pernah demam seperti ini juga bu?”

Ibu Pasien : “Belum pernah bu. Suhu tubuhnya semakin tinggi dari kemarin setelah
kehujanan. Jadi saya khawatir dan bawa ke dokter”

Apoteker : “Ohiya, bu. Boleh saya berinteraksi langsung dengan anaknya?

Ibu Pasien : “Boleh mbak”

Apoteker : “Halo adek. Namanya siapa?”

ADS : (tidak merespon)

Apoteker : (mencoba untuk menjalin eye contact dengan melihat matanya)


“Adek...”

ADS : (hanya menatap mata apoteker tanpa merespon)

Apoteker : (mencoba berinteraksi dengan bertanya kondisi ADS)

“Adek, namanya siapa?”

ADS : “Namaku uti”

Apoteker : “Baik dek uti, Ada yang sakit?”

ADS : (mengangguk) “Iya...”

Apoteker : “Sakitnya di bagian mana dek?”

ADS : (menunjuk kepalanya sambil menunjukkan ekspresi sakit)

Apoteker : “Tenggorokannya sakit atau tidak?”


ADS : (Menggeleng) “Kemarin aku abis minum susu”

Apoteker : “Ohhh iyaaa... Adek suka strawberi?”

ADS : “Sukaaaaa. Aku suka stowberi, tapi gak suka pisang”

Apoteker : “Oh iya, ini ada sirup rasa strawberi. Nanti diminum yaa”

ADS : (mengangguk) “Aku suka stawberi bu”

Apoteker : “Iya, nanti diminum ya”

ADS : (mengangguk)

Apoteker : “Nanti banyak tidur juga ya dirumah. Jangan main dulu ke luar rumah”

ADS : (mengangguk)

Apoteker : “Banyak minum air putih juga ya dek, biar badannya kuat”

ADS : “Iyaa”

Apoteker : “Sayuran juga jangan lupa ya”

ADS : “Aku gak suka sayur, suka stawberi aja”

Apoteker : “Iya, tapi sayurnya juga harus dimakan biar cepet bisa main”

ADS : “hmm..” (bengong, kemudian kembali tersadar) Iya bu..

Apoteker : “Sip, semoga cepat sembuh ya dek”

Apoteker kembali berbicara kepada ibu pasien.

Apoteker : “Baik bu, tadi saya sudah interaksi dengan anak ibu. Saya ingin
memberikan informasi juga kepada ibu”

Ibu Pasien : “Ohiya mbak. Bagaimana?”

Apoteker : “Ini ibu, nama obatnya Samconal sirup rasa stawberi, kandungannya
ada paracetamol. Nanti diminum tiga kali sehari satu sendok teh.
Penyimpanannya dikotak obat saja ya bu. Kemudian biarkan
anaknya istirahat dulu beberapa hari hingga demamnya turun, kalau
demamnya sudah turun obatnya bisa dihentikan”

Ibu Pasien : “Iya mbak”

Apoteker : “Apakah ibu mengerti? Kalau sudah mengerti boleh saya minta ibu
mengulang penjelasan saya tadi?”

Ibu Pasien : “Iya mbak, ini obatnya diminum tiga kali sekali satu sendok teh.
Kemudian disimpan di kotak obat dan bisa dihentikan kalau demam anak
saya sudah turun”

Apoteker : “Iya benar bu. Saya juga minta tolong untuk memberi anak ibu minum
yang cukup”

Ibu Pasien : “Iya mbak”

Apoteker : “Baik bu. Apa ada yang ingin ditanyakan lagi?”

Ibu Pasien : “Tidak ada mbak”

Apoteker : “Baik bu, kalau tidak ada yang ditanyakan. Semoga lekas sembuh
untuk anaknya dan jika demam belum juga turun setelah obat habis,
periksakan ke dokter. Terimakasih”

Ibu Pasien : “Terimakasih”

Anda mungkin juga menyukai