Anda di halaman 1dari 22

Sistem Pencernaan dari Mulut Sampai Esofagus

Sistem pencernaan terdiri atas saluran cerna:

rongga mulut,
mulut,
esofagus,
lambung,
usus kecil,
usus besar,
rektum dan
anus.

Serta kelenjar-kelenjar yang terkait:

kelenjar liur,
hati dan
pankreas.

Fungsinya untuk mendapatkan metabolit-metabolit dari makanan yang diperlukan untuk


pertumbuhan dan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Molekul-molekul makanan yang besar
seperti protein, lemak, karbohidrat dan asam nukleat diuraikan menjadi molekul-molekul kecil yang
mudah diserap melalui dinding saluran cerna. Air, vitamin dan mineral juga diserap dari makanan
hasil pencernaan. Lapisan dalam dari saluran cerna merupakan suatu batas pertahanan antara isi
lumen saluran cerna dengan lingkungan internal (internal milieu) tubuh.
Namun demikian pokok bahasan dalam kedokteran gigi akan lebih terfokus pada organ mulut dan
esofagus. Proses pencernan pertama terjadi didalam mulut, tempat dimana makanan dibasahi oleh
liur dan dilumatkan oleh gigi menjadi bagian-bagian kecil, liur juga mengawali pencernaan
karbohidrat. Pencernaan berlanjut dalam lambung dan usus kecil dimana makanan ditransformasi
menjadi komponen-komponen dasarnya (asam amino, monosakarida, asam lemak bebas,
monogliserida dll) diserap. Penyerapan air terjadi dalam usus besar, dan akibatnya isi yang tidak
dicerna akan menjadi setengah padat.

Struktur Umum Saluran Cerna

Saluran cerna adalah tabung berongga terdiri atas lumen dengan garis tengah bervariasi, yang
dikelilimgi oleh dinding dengan empat lapisan utama: mokosa, submukosa, muskularis eksterna dan
serosa.

Mukosa terdiri atas epitel pelapis, lamina propria yang merupakan jaringan ikat longgar dengan
banyak pembuluh darah, pembuluh limfe dan serat otot polos, kadang-kadang mengandung kelenjar
dan jaringan limfoid dan muskularis mukosa umumnya terdiri atas lapisan sirkular dalam yang tipis
dan lapis longotudinal luar serat otot polos yang memisahkan lapisan mukosa
dari submukosa. Mukosa sering disebut membran mukosa.
Submukosa terdiri atas jaringan ikat longgar dengan banyak pembuluh darah, pembuluh limfe dan
pleksus saraf submukosa(pleksus meissner). Mungkin juga mengandung kelenjar dan jaringan
limfoid.

Muskularis mengandung sel-sel otot polos yang berorientasi secara spiral dan terbagi dalam dua
lapisan menurut arah utama perjalanan sel otot. Pada lapisan dalam (dekat ke lumen), arah jalannya
sirkular, pada lapisan luar, kebanyakan arahnya memanjang. Lapisan muskularis juga mengandung
pleksus saraf mienterikus (pleksus Aauerbach), yang terletak diantara kedua lapisan otot tadi dan
pembuluh darah serta pembuluh limfe terdapat dalam jaringan ikat diantara kedua lapisan.

Serosa adalah suatu lapisan tipis terdiri atas jaringan ikat longgar yang kaya pembuluh darah dan
pembuluh limfe serta jaringan lemak dan epitel selapis gepeng sebagai pelapis (mesotel).

Fungsi utama epitel pelapis saluran cerna adalah sebagai sawar permeabel selektif antara isi saluran
cerna dan jaringan tubuh, memudahkan transfor dan pencernaan makanan, memperbaiki
penyerapan produk hasil pencernaan dan menghasilkan hormon yang mempengaruhi aktifitas
sistem pencernaan. Sel-sel pada lapisan ini menghasilkan mukus (lendir) atau terlibat dalam
pencernaan atau penyerapan makanan. Banyaknya limfonoduli dalam lamina propria dan lapis
submukosa melindungi organisme (bersama epitel) dari invasi bakteri.

Seluruh saluran cerna dilapisi oleh epitel selapis tipis yang mudah diserang. Lamina propria tepat
berada dibawah epitel, adalah sebuah zona yang kaya akan makrofag dan limfosit, beberapa
diantaranya secara aktif menghasilkan antibodi. Antibodi ini terutama adalah imunoglobulin A (IgA)
dan terikat pada sebuah protein sekresi yang dihasilkan oloh sel-sel epitel pelapis usus dan disekresi
ke dalam lumen usus. Kompleks ini mempunyai aktifitas protektif terhadap invasi virus dan bakteri.
IgA dalam saluran pernapasan, pencernaan dan saluran kemih resisten terhadap aktifitas enzim
proteolitik, menghasilkan antibodi yang bersamaan dengan protease ditemukan dalam lumen usus.
Muskularis mukosa membantu gerakan mukosa, tidak bergantung pada gerakan lain dari saluran
cerna, meningkatkan kontak dengan bahan makanan. Kontraksi muskularis eksterna mendorong dan
mencampur makanan dalam saluran cerna. Pleksus saraf membangkitkan dan mengkordinasi
kontraksi otot. Terutama terdiri atas kumpulan sel saraf yang membentuk ganglia parasimpatis kecil.

Rongga Mulut

Seluruh cavum oris dibatasi oleh membrana mucosa dengan epitel gepeng berlapis. Pada waktu
embrio epitel tersebut membentuk gigi dan kelejar ludah.
Cavum oris disebeleh depa dibatasi oleh suatu celah yang disebut: rima oris dengan labium superior
et inferior sebagai dindingnya. Sebelah lateral cavum oris dibatasi oleh pipi dan sebelah bawah
terdapat dasar mulut dengan lidahnya dan sebagi atapnya adalah palatum. Sedangkan disebelah
dorsal terdapat hubungan dengan pharynx yang merupakan lubang yang disebuat faucia.

Labium oris

Rongga mulut dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapis tanduk. Sel-sel permukaannya
mempunyai inti dengan sedikit granul keratin di dalamnya. Pada bagian bibir dapat diamati
peralihan antara epitel tanpa lapisan tanduk menjadi epitel berlapis tanduk. Lamina propria berpapil
serupa pada dermis kulit dan menyatu dengan submukosa yang mengandung kelenjar-kelenjar liur
kecil secara difus.
Atap rongga mulut terdiri atas palatum durum dan platum mole, yang dilapisi oleh epitel berlapis
gepeng sejenis. Pada palatum durum membran mukosa melekat pada jaringan tulang. Bagian pusat
palatum mole adalah otot rangka dengan banyak kelenjar mukosa dalam submukosa.
Uvula palatina adalah sebuah tonjolan berbentuk kerucut kecil yang menjulur ke bawah dari bagian
tengah batas bawah palatum mole. Bagian pusatnya adalah otot dan jaringan ikat areolar yang
ditutupi oleh mukosa mulut biasa.

Baik labium oris superior maupun labium oris inferior mempunyai daerah permukaan yang berbeda
struktur histologisnya.

Facies externa
Rubrum labii
Facies interna

Facies externa
Daerah permukaan bibir ini merupakan lanjutan kulit disekitar mulut. Maka gambaran hstologisnya
sebagai kulit pula. Paling luar dilapisi oleh epidermis yang merupakan epitel gepeng berlapis
berkeratin.
Dibawah epidermis terdapat jaringan pengikat yang disebut corium yang membentuk tonjolan-
tonjolan ke arah epidermis yang disebut sebagai papila corii. Sel-sel basal epidermis mengandung
butir-butir pigmen. Seperti juga pada struktur kulit lainnya pada permukaan kulit ini dilengkapi oleh
alat-alat tambahan kulit seperti glandula sudorifera, glandula sebacea dan folikel rambut.

Rubrum labii
Merupakan daerah peralihan antara facies externa dan facies interna. Epitelnya merupakan lanjutan
dari epidermis yang mengalami perubahan pada stratum corneumnya yang makin menipis sampai
menghilang. Tetapi epitelnya semakin menebal.

1. Lidah

Lidah adalah massa otot rangka yang ditutupi membran mukosa yang strukturnya bervariasi
menurut daerah yang diamati. Serat-serat otot saling menyilang dalam 3 bidang, yang bergabung
dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan ikat. Membran mukosa melekat dengan erat
pada otot, karena jaringan ikat dari lamina propria menyusup ke dalam celah-celah diantara berkas-
berkas otot.
Pada permukaan bawah lidah mukosanya licin. Permukaan dorsal lidah tidak teratur, dianterior
ditutupi banyak tonjolan kecil yang disebut papila. Sepertiga bagian posterior permukaan dorsal
lidah dipisahkan dari dua per tiga bagian anteriornya oleh batas berbentuk V. Di belakang batas ini
permukaan lidah berkelompok limfosit kecil: kelompok kecil limfonoduli dan tonsila lingualis, dengan
limfonoduli berkumpul mengelilingi invaginasi (kriptus) dari membran mukosa.
Papila

Papila adalah penonjolan epitel mulut serta lamina propria yang mengambil bentuk-bentuk dan
fungsi berlainan.
Ada 4 jenisnya:

A. Papila filiformis berbentuk kerucut menanjang, jumlahnya banyak dan tersebar diseluruh
permukaan lidah. Epitel yang tidak mengandung kuncup kecap, sebagian berlapis tanduk.

B. Papila fungiformis mirip jamur karena memiliki tangkai sempit dan bagian atas melebar dengan
permukaannya yang licin. Papila yang mengandung kuncup kecap pada permukaan atasnya tersebar
secara tidak teratur di antara papila filiformis.

C. Papila foliata kurang berkembang pada manusia, terdiri atas dua atau lebih rabung (ridge) dan
alur (furrow) paralel pada permukaan dorsolateral lidah. Duktus dari kelenjar serosa bermuara pada
dasar alur.

D. Papila sirkumvalata adalah papila sirkular yang sangat besar, dengan permukaan datarnya
menonjol di atas papila lain. Papila sirkumvalata tersebar sepanjang daerah V pada bagian posterior
lidah. Kelenjar serosa mensekresi lipase, untuk mencegah terbentuknya lapisan hidrofobik diatas
kuncup kecap yang dapat menghambat fungsinya. Aliran sekret ini penting untuk menghanyutkan
parti kel makanan dari kuncup kecap agar dapat menerima dan mengolah rangsangan baru.
Selain kelenjar serosa terdapat kelenjar mukosa dan serosa kecil tersebar pada pelapis rongga mulut
dengan fungsi sama yaitu menyiapkan kuncup-kuncup kecap di bagian lain dari rongga mulut:
epiglotis, faring, palatum untuk berespon terhadap rangsangan pengecap.

2. Faring

Faring merupakan rongga peralihan antara rongga mulut, sistem pernapasan dan sistem
pencernaan, membentuk hubungan antara bagian nasal dan faring. Faring dilapisi oleh epitel
berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada daerah bagian respirasi yang tidak mengalami gesekan.
Daerah terakhir ini dilapisi oleh epitel bertingkat silindris bersilia bersel goblet. Faring mengandung
tonsila, mukosa faring memiliki banyak kelenjar mukosa kacil dalam lapisan jaringan ikat padat.
Muskular konstriktor dan longitudinalis faring terletak di luar lapisan ini.

3. Gigi Dan Struktur Terkait


Pada oramg dewasa normal terdapat 32 gigi tetap (permanen), tersebar dalam 2 lengkung simetris
bilateral dalam tulang maksila dan mandibula, dengan 8 gigi pada pada setiap kuadrannya: 2
insisivus, 1 kaninus, 2 premolar dan 3 molar. Gigi tetap didahului oleh 20 gigi susu (desidua). Ke 12
gigi molar tetap tidak memiliki pendahulu gigi desiduanya.
Setiap gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas gingiva (gusi), bagian mahkota (korona), satu
atau lebih radiks di bawah gingiva yang menahan gigi dalam soket tulang yang disebut alveolus.
Korona ditutupi oleh email yang sangat keras, sedangkan radiks oleh sementum. Kedua pelapis ini
bertemu pada bagian leher (serviks gigi). Bagian dalam gigi mengandung materi lain yang disebut
dentin, yang mengelilingi rongga berisi jaringan yang dikenal sebagai rongga pulpa. Rongga pulpa
meluas ke apeks radiks (saluran radiks), tempat sebuah muara (foramen apikal) memungkinkan
masuk dan keluarnya pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf dari rongga pulpa. Ligamen
(membran periodontal) adalah struktur fibrosa berkolagen yang tertanam dalam sementum yang
berfungsi menahan gigi dengan erat pada soket tulangnya (alveolus).

Dentin
Dentin adalah jaringan yang mengapur mirip tulang tetapi lebih keras karena kandungan garam
kalsiumnya lebih tinggi (70% dari berat kering). Terutama terdiri atas serat kolagen tipe 1,
glikosaminoglikan dan garam kalsium dalam bentuk kristal hidroksiapatit. Matriks organik dentin
dihasilkan oleh odontoblas, sel yang melapisi permukaan dalam gigi, memisahkan dari rongga pulpa.

Odontoblas adalah sel langsing terpolarisasi yang hanya menghasilkan matriks organik pada
permukaan dentin. Sel-sel inti memiliki struktur sel penghasil sekret terpolarisasi dengan gradul
sekresi yang mengandung prokolagen, sitoplasma sel ini mengandung sebuah inti pada basisnya.
Odontoblas mempunyai cabang sitoplasma halus yang menerobos secara tagak lurus terhadap lebar
dentin yaitu juluran odontoblas. Juluran-juluran halus ini secara berangsur memanjang seiring
dengan menebalnya dentin, berjalan dalam saluran halus disebut tubul dentin yang bercabang dekat
batas dentin dan email. Juluran odontoblas berangsur menipis ke arah ujung distalnya. Matriks yang
dihasilkan odontoblas belum mengandung mineral dan disebut predentin. Mineralisasi dari dentin
yang berkembang dimulai bila vesikel bermembran (vesikel matriks) mulai muncul, mengandung
kristal hidroksiapatit halus yang tumbuh dan berfungsi sebagai tempat nukleasi bagi pengendapan
mineral selanjutnya pada serabut kolagen sekitarnya.
Berbeda dengan tulang, dentin menetap sebagai jaringan bermineral untuk waktu yang lama setelah
musnahnya odontoblas. Karena dimungkinkan untuk mempertahankan gigi yang pulpa serta
odontoblasnya telah dirusak oleh infeksi. Pada gigi orang dewasa, pengrusakan email penutup oleh
erosi akibat pemakaian atau karies dentis (lubang gigi) biasanya memicu reaksi dalam dentin yang
menyebabkan membuat komponen-komponennya.

Email

Email adalah unsur paling keras pada tubuh manusia dan paling banyak mengandung kalsium. Ia
terdiri atas lebih berkurang 95% garam kalsium (terutama hidroksiapatit), 0,5% materi organik dan
sisanya adalah air. Email dibentuk oleh sel-sel ektodermal, kebanyakan struktur lain dari gigi
berkembang dari mesodermal atau sel kristal neural. Matriks organik email tidak terdiri atas serabut-
serabut kolagen tetapi terdiri atas sekurang-kurangnya 2 golongan protein heterogen yang disebut
amelogenin dan enamelin. Peran protein ini dalam mengatur unsur mineral dari email sedang. Email
terdiri atas batang atau kolom kristal hidroksiapatit memanjang, batang (prisma) email digabung
menjadi satu oleh email antar-batang. Email antar-batang dan batang email dibentuk oleh kristal
hidroksiapatit, hanya berbeda dalam orientasi kristalnya. Setiap batang terbentang pada
keseluruhan tebal lapisan email.
Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Sel silindris tinggi ini mempunyai
banyak mitokondria di daerah di bawah inti. Retikulum endoplasma kasar dan kompleks golgi yang
berkembang baik, terdapat di atas inti. Setiap ameloblas memiliki juluran apikal dikenal sebagai
prosesus tomes, mengandung banyak granul sekresi. Granul ini mengandung protein yang menyusun
matriks email.

Pulpa

Pulpa gigi terdiri atas jaringan ikat longgar. Unsur utamanya ialah odontoblas, fibroblas, serabut
kolagen halus dan substansi dasar dengan glikosaminoglikans. Pulpa adalah jaringan dengan banyak
saraf dan pembuluh darah. Pembuluh darah dan serat saraf bermielin memasuki foramen apikal dan
bercabang banyak.
Beberapa serat saraf hilang selubung mielinnya dan menyusup untuk jarak tertentu ke dalam tubul
dentin. Serabut-serabut ini peka terhadap nyeri, satu-satunya sensasi pada gigi.

Stuktur Terkait

Struktur yang berfungsi mempertahankan gigi dalam tulang dan maksila dan mandibula terdiri atas
sementum, ligamen periodontal, tulang alveolus dan gingiva.

A. Sementum
Jaringan ini menutupi dentin radiks dan komposisinya serupa tulang, meskipun tidak ada sistem
Havers dan pembuluh darah. Pada bagian apikal radiks lebih tebal, terdapal sel-sel yang mirip
osteosit, yaitu sementosit. Seperti osteosit, mereka terkurung dalam lakuna yang saling
berhubungan melalui kanalikuli. Seperti jaringan tulang, sementum adalah labil dan bereaksi dengan
resorpsi atau produksi jaringan baru sesuai dengan stres yang dialaminya. Bila ligamen periodontal
dihancurkan, sementum akan mengalami nekrosis dan mungkin diserap. Produksi sementum
mengatur pertumbuhan normal gigi dan memelihara kontak erat antara radiks gigi dan soketnya.

B. Ligamen Periodontal
Ligamen periodontal terdiri atas jaringan ikat padat, yamg serat-seratnya masuk ke dalam sementum
gigi dan menambatnya pada dinding tulang sakunya. Berfungsi sebagai periosteum bagi tulang
alveolus. Serat-serat disusun sedemikian rupa agar dapat menahan tekanan sewaktu mengunyah,
hal ini mencegah pemindahan tekanan langsung pada tulang, suatu proses yang akan menimbulkan
resorpsi setempat.
Kolagen dari ligamen periodontal memiliki kecepatan pergantian protein yang tinggi dan banyak
mengandung kolagen yang larut. Celah-celah diantara serat-seratnya terisi dengan
glikosaminoglikans. Kecepatan pembaruan kolagen yang tinggi dalam ligamen periodontal memberi
peluang bagi proses-proses yang mempengaruhi pembuatan kolagen atau protein, misalnya
defisiensi protein atau vitamin C mengakibatkan atrofi pada ligamen ini.

C. Tulang Alveolus
Bagian tulang ini berkontak langsung dengan ligamen periodontal. Tulang dari jenis belum dewasa
ini (tulang primer) dengan serat-serat kolagen yang tidak disusun menurut pola berlamel khas pada
tulang dewasa. Tulang yamg paling dekat pada akar gigi membentuk soket gigi. Pembuluh dan saraf
melintasi tulang alveolus ini menuju foramen apikal dan radiks untuk memasuki pulpa.

D. Gingiva
Gingiva adalah membran mukosa yang secara erat melekat pada periosteum tulang maksila atau
mandibula. Ia terdiri atas epitel berlapis gepeng dan banyak papil jaringan ikat. Epitel ini melekat
pada email gigi oleh kutikula yang menyerupai lamina basal tebal dan membentuk perlekatan epitel
Gottlieb.
Sel-sel epitel melekat pada kutikula oleh hemidesmosom. Diantara email dan epitel terdapat celah
gingiva, lekukan sempit di sekeliling korona.

Perkembangan Gigi
Pada minggu keenam kehamilan, lapis basal epitel mulut (ektoderm) berproliferasi dan tumbuh ke
dalam ektomesenkim di bawahnya, yang berkembang dari krista neural. Sabuk berbentuk tapal kuda
yang dikenal sebagai lamina dentis dibentuk pada tiap rahang. Penjuluran ektodermal ini
membentuk sungkup di atas kelompok ektomesenkim dan setiap kelompok sel (kuncup gigi) akan
berkembang menjadi gigi desidua. Ektomesenkim dibentuk oleh sel-sel mesenkim sehubungan
dengan sel krista neural yang berasal dari ektoderm. Sel-sel ektodermal kemudian berdegenerasi
dan menghilang. Komponen ektodermal kuncup gigi membentuk organ email yang berfungsi untuk
menghasilkan email. Komponen ektomesenkim membentuk papila dentis yang akan
mengembangkan sel odontoblas (sel yang menghasilkan dentin) dan struktur pulpa dentis lainnya.
Mesenkim juga memadat disekitar organ email dan akhirnya berkembang menjadi sementoblas (sel
yang membentuk sementum) dan ligamen periodontal.
Organ email terus membesar dan mengambil bentuk genta pada minggu ke-8 kehamilan. Epitel
email luar (eksterna), yang berhubungan dengan lamina dentis bertakuk oleh banyak pembuluh
kapiler. Sel berbatasan dengan papila dentis menjadi silindris dan menyusun epitel email dalam
(interna). Sel ini berkembang menjadi ameloblas (sel yang akan menghasilkan email). Sel epitelial di
antara lapis luar dan dalam menyusun retikulum stelata dan stratum intermedium.
Sebelum ameloblas mulai mensekresi email, mereka merangsang sel-sel lapisan superfisial dari
papila dentis untuk memanjang dan berkembang menjadi odontoblas. Odontoblas mulai mensekresi
predentin, yang merangsang pembentukan email oleh ameloblas.

A. Pembentukan Dentin
Odontoblas mensekresi prokolagen yang bergabung menjadi serabut kolagen dari predentin. Sel-sel
ini juga memperantarai mineralisasi serabut kolagen, yang berakibat terbentuknya dentin. Badan sel
odontoblas terdesak mundur ke dalam rongga pulpa sementara dentin menimbun, tetapi cabangnya
tetap terdapat dalam tubuli dentin yang terbentang di seluruh tebal dentin.

B. Penbentukan Email
Ameloblas adalah sel epitel luar biasa karena bagian dasarnya, yang berbatasan dengan lamina
basal, menjadi permukaan sekresinya. Taut kedap dijumpai di sekitar apeks histologis (basis
fungsional) dan basis histologis (apeks fungsional) setiap sel. Retikulum endoplasma kasar dan
sebuah kompleks golgi luas terdapat dalam sitoplasama di antara inti dan apeks fungsional sel ini.
Ameloblas berfungsi menghancurkan lamina basal yang memisahkan sel-sel ini dari odontoblas dan
dentin. Juluran pendek berbentuk kerucut dari ameloblas (prosesus Tomes) merupakan tempat
sekresi dari matriks email. Permukaan lateral prosesus Tomes menghasilkan matriks organik dari
email antar-batang, sedangkan permukaan apikal berfungsi meletakkan matriks dari batang email.
Peranan ameloblas dalam mineralisasi belum jelas, tetapi kristal hidroksiapatit dibentuk pada
matriks organik. Matriks ini hampir seluruhnya dibuang oleh ameloblas. Setelah pembentukan email
selesai, organ email terdiri atas epitel berlapis gepeng yang cepat terkikis habis bila gigi muncul
dalam rongga mulut.

C. Perkembangan Akar Gigi


Setelah perkembangan korona selesai dan sebelum erupsi, lengkung servikal bertumbuh ke apikal
membungkus papila dentis dan membentuk selubung akar Hertwig, yang terdiri atas penyatuan
epitel email luar dan dalam. Lapis dalam menginduksi pembentukan odontoblas yang menghasilkan
dentin dari akar gigi. Bila dentin telah dibentuk, selubung akar hancur dan dentin yang baru dibentuk
ini menginduksi perkembangan sementoblas dari sel mesenkim sakus dentis di sekitarnya.
Sementoblas menghasilkan sementum, yaitu jaringan mirip tulang yang membungkus akar gigi.

D. Gigi Tetap (permanen)


Pada sisi labial setiap lamina dentis terjulur ke luar suatu massa sel ektodermal dan membentuk
lamina suksesional. Sel-sel lamina dentis menggali ke belakang dan bakal gigi molar permanen
berturut-turut terlepas. Bakal gigi molar kedua dan ketiga tidak dibentuk sampai sesudah lahir.

Esofagus

Merupakan sebuah tabung lurus yang ada pada orang dewasa panjangnya sekitar 25 cm, berfungsi
memindahkan makanan dari mulut ke dalam lambung. Sebagian besar terdapat dalam mediastinum,
setelah melalui diaphragma masuk dalam cavum abdominalis untuk bermuara dalam gaster. Ia
dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Dalam submukosa terdapat kelompokan
kelenjar penghasil mukus kecil, yaitu kelenjar esofageal. Pada lamina propria dekat lambung
terdapat kelompokan kelenjar yang disebut kelenjar kardia esofagus yang juga menghasilkan mukus.
Pada ujung distal esofagus, lapisan ototnya terdiri atas serat otot polos, pada bagian tengah terdapat
campuran serat otot bergaris (rangka) dan serat otot polos, pada ujung proksimal terdapat serat
otot rangka. Hanya bagian esofagus dalam rongga peritoneum yang ditutupi oleh serosa. Sisanya
ditutupi lapisan jaringan ikat longgar yang disebut adventisia.

A. Tunica mucosa

Karena kontraksi otot-otot stratum circulare tunica muskular maka tunica mukosa membentuk
lipatan-lipatan memanjang.

1. Epitil, tebalnya mencapai 300 mikron dan berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa keratinasi
dengan kira-kira 25 lapis sel.
2. Lamina propria, merupakan jaringan pengikat longgar yang tidak banyak mengandung sel-sel.
Bentuk tubuler dan saluran keluarnya melalui puncak papila untuk bermuara dalam lumen.
Bentuknya mirip glandula cardiaca maka disebut sebagai glandula oesophagea cardiaca.
3. Lamina muskularis mucosa, merupakan lapisan otot polos yang tebal. Hanya memiliki lapisan
serabut-serabut yang tersusun longitudinal.

B. Tunica submukosa
Lapisan sangat longgar hubungannya dengan lapisan dibawahnya hingga dapat membentuk lipatan-
lipatan memanjang. Tebalnya sekitar 300-700 mikron. Di dalam tunica submukosa terdapat kelenjar
yang berbentuk tubulo alveolar kompleks dan menghasilkan mukus. Saluran keluarnya menembus
muscularis mukosa kemudian melalui diantara papila untuk bermuara ke dalam lumen. Kelenjar ini
dinamakan glandula oesophagea propria.

C. Tunica muskularis
Terdiri atas dua lapisan masing-masing sebagai:
Stratum circulare : disebelah dalam
Stratum longitudinale : disebelah luar

Di bagian atas stratum circular menebal membentuk m. Sphincter oesophageus superior. Pada ¼
bagian sebelah oral, seluruhnya terdiri atas otot bercorak. Pada ¼ bagian tengah terdiri atas
campuran otot bercorak dan otot polos. Pada ½ bagian anal terdiri seluruhnya stas otot polos. Pada
perbatasan dengan ventrikulus terdapat m. Sphincter oesophageus inferior.

D. Tunica adventitia
Pada bagian terluar dari lapisan ini merupakan jaringan pengikat longgar. 2-3 cm sebelum
ventrikulus terdapat banyak serabut-serabut elastis yang melekat pada diaphragma. Fungsi
oesophagus terutama untuk menyalurkan makanan dari pharynx ke ventrikulus.

GASTER

Gaster merupakan pembesaran tractus digestivus yang berbentuk sebagai kantong. Dalam keadaan
kosong ruang di dalamnya tidak jauh lebih besar daripada ruang usus. Makanan dan minuman dari
eosophagus akan bermuara dalam cardia. Disebelah kiri cardia, dinding ventriculus sedikit lebih
membesar, dimana terdapat fundus ventriculi. Sisi yang melengkung di sebelah kanan dan kiri
masing-masing disebut sebagai curvatura minor dan curvatura mayor. Kedua sisi ini membatasi
permukaan facies anterior dan fascies pesterior. Bagian terbesar yaitu corpus ventriculi yang
melanjutkan diri dengan menyempit disebut pylorus ventriculi. Selanjutnya pylorus akan bermuara
dalam duodenum.

A. Tunica mucosa
Pada keadaan hidup biasanya terlihat merah muda kecuali pada daerah cardia dan pylorus agak
pucat. Tampak pada permukaan lipatan-lipatan yang disebut rugae karena longgarnya tunica
submucosa di bawahnya. Terdapat gambaran yang lebih menetap yaitu tonjolan-tonjolan yang
membentuk bulat dipisahkan oleh alur-alur disekitarnya yang dinamakan areola gastrica. Sebagian
besar tunica mucosa terisi oleh kelenjar lambung yaitu : glandula cardiaca, glandula fundica, dan
glandula pylorica.

o Epitel
Dilapisi oleh epitel silindris selapis. Didaerah cardia terdapat peralihan dari epitel oesophagus.
Semua sel epitel merupakan sel yang menghasilkan mucus. Sel-sel epitel tersebut dijumpai adanya
terminal bars. Dengan mikroskop elektron tampak microvili pada permukaan dengan lapisan
karbohidrat pada membran plasma. Pada sitoplasma terdapat butir musigen, bentuk bintang dengan
warna gelap dan homogen. Dalam keadaan normal sel-sel epitel ini selalu diperbarui setiap 3 hari.
Tanda-tanda regenerasi tampak pada bagian dasar foveola gastrica. Sel-sel yang terbentuk baru akan
mendorong ke atas utuk menggantikan sel-sel yang dilepaskan.

o Lamina propria
Jaringan pengikat pada lamina propria ini sangat sedikit karena terdesak oleh kelenjar-kelenjar yang
begitu rapat, yaitu jaringan ikat kolagen dan retikuler. Infiltrasi limfosit tersebar secara difusi dan
kadang-kadang ditemukan lymphanodulus solitarius.

Ventriculi terdapat 3 macam kelenjar :

· Glandula cardiaca
Kelenjar ini terdapat disekitar muara oesophagus di dalam gaster. Glandula cardiaca merupakan
kelenjar tubuler kompleks yang bermuara pada dasar foveola gastrica. Pada kelenjar ini hanya
ditemukan satu jenis sel yaitu sel mukosa yang mirip dengan sel mukosa pada glandula pylorica atau
sel mukosa leher dari glandula fundica.

· Glandula fundica/glandula gastrica propria


Merupakan kelenjar utama pada dinding ventriculus yang menghasilkan getah lambung. Bentuk
masing-masing kelenjar ialah tubuler simplex bercabang, bermuara pada dasar foveola. Ujung-
ujungnya sedikit membesar dan bercabang menjadi 2—3 buah. Ujung-ujung kelenjar mencapai
lamina muscularis mucosa. Dalam sebuah lambung terdapat sekitar 15 juta kelenjar.
Dalam kelenjar ini dibedakan 4 macam sel :
1) Sel principal = sel zimogen atau sel utama (chief cell)
§ Bentuk sel : silindris pendek atau kuboid, tersusun selapis pada ½ atau 1/3 bagian distal dari
kelenjar
§ Mudah rusak, tapi jika tidak ada asam lambung kerusakan dapat dihambat
§ Menghasilkan pepsinogen yang akan berubah menjadi enzim pepsin
§ Dengan mikroskop elektron terlihat :
- Pada permukaan terdapat microvili yang tidak teratur
- Kompleks golgi yang berkembang menghasilkan protein
- Granular reticulum endoplasmic lebih banyak
- Ribosom bebas atau menempel lebih banyak, merupakan penyebab warna basofil

2) Sel parietal
§ Terdapat tersebar diantara sel utama sepanjang dinding kelenjar
§ Bentuk sel seperti pyramid atau agak bulat pada dasarnya yang terdesak ke basal oleh sel utama
§ Inti bulat, sitoplasma tampak asidofil serta adanya canaliculi secretori yang tampak sebagai
bangunan intraseluler
§ Diduga menghasilkan asam HCl dalam getah lambung
§ Dengan mikroskop elektron terlihat :
- Permukaan sel yang mengadakan invaginasi membentuk canalikuli
- Microvili panjang
- Hubungan dengan sel utama diperkuat oleh zenula occluden dan desmosom
- Mitokondria tampak asidofil
- Kompleks golgi terdapat antara inti dan basal

3) Sel mukosa leher


§ Relatif sedikit dan terletak antara sel-sel parietal di daerah leher kelenjar
§ Pada pewarnaan biasa mirip sel utama, tapi inti di basal agak pipih
§ Untuk membedakan dengan sel parietal, diwarnai dengan past/mucicarmine
§ Dengan mikroskop elektron terlihat :
- Microvili pendek pada permukaan sel
- Dengan sel di dekatnya dihubungkan dengan desmosom interdigitasi
- Kompleks golgi diatas inti sel
- Mitokondria tersebar diseluruh sitoplasma
- Granular reticulum endoplasma lebih sedikit

4) Sel argentafin (sel enterokromatin)


§ Sel-sel kecil yang bergranula, tersebar diantara dasar sel utama
§ Merupakan tempat sintesa dan penimbunan serotonin
§ Menghasilkan gastrin, serotonin, dan enteroglukogen

· Glandula pylorica
Kelenjar ini terdapat di dalam lamina propria daerah pylorus. Glandula pylorica berbentuk tubuler
bercabang simpleks, ujungnya bercilia hingga pada sediaan tampak terpotong melintang.
Sifat-sifat lain :
§ Lumen besar
§ Terdapat satu macam sel saja
§ Sel-selnya berbentuk silindris dengan sitoplasma pucat yang mengandung butir-butir tidak jelas,
inti terdesak ke basal sel
§ Tampak kapiler sekretori di antara sel-sel kelenjar
§ Dengan pewrnaan HE tampak sebagai sel zymogen atau sel mucosa leher
§

o lamina muskularis mucosa gaster


terdiri atas serabut-serabut otot polos sirkuler sebelah dalam dan longitudinal sebelah luar. Kadang-
kadang terdapat lagi serabut sirkuler di luar.

B. Tunika submucosa
Merupakan jaringan ikat padat yang mengandung sel-sel lemak, mast cells, sel limfoid

C. Tunika muscularis
Terdiri dari 3 lapisan berturut-turut dari dalam keluar, yaitu:
a. Stratum oblique
Terutama pada facies ventralis dan dorsalis di daerah fundus dan corpus ventriculi.

b. Stratum circulare
Merupakan lapisan yang paling merata di seluruh bagian ventriculus, di pylorus membentuk
muskulus sphincter pylori.
c. Stratum longitudinal
Banyak pada daerah curvatura minor dan curvatura major.

D. Tunika serosa
Merupakan jaringan pengikat biasa yang sebelah luar dilapisi oleh mesotil sebagai lanjutan dari
peritoneum viscerale yang meneruskan sebagai omentum majus. Pada perlekatan sepanjang
curvatura minor dan major tidak dilapisi oleh mesotil.

Fungsi Gaster
Ø Tempat penimbunan sementara makanan dan minuman, dan tempat mengadakan pencernaan
yang dilaksanakan secara kimia dan mekanik
Ø Menghasilkan getah lambung yang mengandung mucus air, electrolit, pepsin, rennin
Ø Sel parietal diduga menghasilkan gastric intrinsic factor untuk absorbsi vit B12

Di dalam pilorus lambung segera sebelum peralihannya menjadi duodenum disebut sfingter pilorus,
dibentuk terutama oleh penebalan hebat dari lapisan sirkuler muskularis eksterna.
Ketika pilorus mendekati duodenum, pematang-pematang mukosa yang mengelilingi sumur-sumur
lambung menjadi lebih luas dan tidak beraturan batasnya. Kelenjar-kelenjar tubuler berkelok-kelok
pilorus masih terdapat di dalam lamina propria yang sebenarnya, dan bermuara ke dalam sumu-
sumur lambung. Nodulus limfatikus sering terlihat pada daerah peralihan.
Di dalam duodenum evaginasi mukosa vili mulai terlihat. Setiap vilus berbentuk daun dengan ujung
agak membulat. Di antara vili ada ruang intervili, lanjutan dari lumen intestinum. Epitel sekresi
mukus lambung membentuk peralihan mendadak menjadi epitel intestin, yang terdiri dari sel goblet
dan sel silindris dengan batas berstrip-strip (mikrovili) yang terus-menerus terlihat sepanjang
intestin.
Kelenjar tubuler pendek tidak bercabang yang disebut kelenjar intestinal kriptus Liberkhun. Di dalam
lamina propria yang sebenarnya menggantikan kelenjar pilorus. Kriptus ini terutama dibatasi oleh sel
goblet dan sel dengan permukaan bersrip meneruskan diri dengan epitel permukaan. Satu atau lebih
kelenjar intestinal bermuara ke dalam ruang intervilus.
Kelenjar duodenal (kelenjar Brunner) memenuhi hampir seluruh bagian atas duodenum dan sering
meluas melewati muskularis mukosa. Muskularis mukosa terputus dan berkas muskularis mungkin
tersebar diantara tubulus kelenjar mukosa. Bersama dengan kelenjar (submukosa) oesofagus,
kelenjar duodenum adalah satu-satunya kelenjar submukosa yang sebenarnya di dalam saluran
pencernaan.

INTESTINUM TENUE

Intestinum tenue merupakan bagian tractus digestivus di antara ventriculus dan intestinum crassum,
seluruhnya ada sekitar 6 meter panjangnya. Intestinum tenue atau usus halus ini dibedakan dalam 3
segmen berturut-turut yaitu :

· Duodenum
Panjang sekitar 30cm, letak retroperitoneal yang tertutup oleh peritoneum parietale di sebelah
ventralnya.
· Jejunum
· Ileum
Jejunum dan ileum dibungkus seluruhnya oleh peritoneus viscerale.

Dindingnya :
A. Tunika mucosa
Untuk memenuhi fungsi utama yaitu absorbsi makanan, maka perlu perluasan dari permukaan
tunika mucosa. Perluasan tersebut dilaksanakan dalam beberapa tingkat :
· Lipatan-lipatan tunika mucosa sampai tunika submucosa, yang melingkar-lingkar yang disebut plica
circularis atau valvula kerckingi (mirip lipatan).
Lipatan ini merupakan bangunan yang tetap yang tidak berubah karena pembesaran usus. Lipatan
tersebut dimulai 5cm distal dari pylorus yang makin membesar dan paling besar pada akhir
duodenum dan awal jejunum dan makin merendah sampai pada pertengahan ileum menghilang.
· Vili intestinalis
Merupakan penonjolan tunika mukosa dengan panjang 0,5 – 1,5 mm. Yang meliputi seluruh
permukaan tunica mucosa. Di daerah ileum agak jarang, tersusun sebagai jari-jari, pada dasar vili
terdapat muara kelenjar usus yang disebut glandula intestinalis liberkuhn atau crypta lieberkuhn.

· Microvili
Dengan adanya microvili, maka luas permukaan diperbesar sekitar 30x. Pada permukaan sel-sel
epitel gambaran bergaris-garis yang disebut striated border, yang merupakan tonjolan sitoplasmatis
diliputi membrane sel.

o Epitel
Bentuk epitel silindris selapis
Oleh vili intestinalis dan glandula dibagi 4 sel, yaitu :
a) Sel absorbtif
- Berbentuk silindris dengan tinggi 20 – 26 μ
- Bentuk inti ovoid pada basal sel
- Pada permukaan bebas terdapat microvili
- Enzim pencernaan amylase dan protease diserap oleh selubung glukoprotein hingga pencernaan
dapat terjadi dalam lumen usus dan permukaan microvili
- Dalam microvili terdapat filamen-filamen halus yang penting dan sintesa trigliseride untuk proses
absorbsi lemak.
b) Sel piala/goblet sel
- Merupakan sel uniseluler yang menghasilkan mucin.
- Sitoplasma merupakan lapisan yang tipis untuk melindungi lapisan secret tersebut sebagai plica.
- Ruangan yang dibatasi oleh plica tersebut berisi tetes-tetes mucigen.

c) Sel argentafis
- Sangat umum ditemukan dalam epitel duodenum
- Sangat banyak pada epitel appendix

d) Sel paneth
- Berkelompok dalam jumlah kecil di dasar crypta lieberkuhn
- Bentuk sel seperti pyramid, inti bulat pada dasarnya.
- Sitoplasma terlihat basofil, granular reticulum endoplasma lebih banyak.
- Menghasilkan peptidase, losozim

o Lamina propria
- Merupakan jaringan pengikat yang mengisi celah-celah di antara crypta lieberkuhn
- Mengandung serabut reticuler dan elastis
- Terdapat sel makrofag, limfosit, plasmosit, dan leukosit
- Nodus limfaticus lebih banyak, sebesar 0,6 – 3 mm sepanjang usus.
- Pada ileum sebagai nodus limfaticus paling besar plaques peyeri.

o Lamina muscularis
Terdiri atas 2 lapisan, yaitu :
- Stratum circulare di sebelah dalam
- Stratum longitudinal di sebelah luar

B. Tunika submucosa
Merupakan jaringan ikat padat yang banyak mengandung serabut elastis. Di dalamnya terdapat pula
kelompok-kelompok sel lemak. Terdapat anyaman saraf sebagai plexus nervosus, submucosa
meisseri.

Gambaran khusus tunika submucosa ada 2, yaitu:

a. Plica circularis
- Merupakan lipatan yang diikuti oleh lapisan dinding usus sampai tunika submucosa untuk
memperluas permukaan usus.
- Terdapat 800 lipatan melingkar sabagai cincin yang tidak sempurna di sepanjang intestinum.

b. Glandula duodenalis bruneri


- Pars terminalis berbentuk tubuler yang bercabang dan bergelung.
- Ductus excretorius akan menembus lamina muscularis dan bermuara pada crypta lieberkuhn.
- Pada 2/3 distal duodenum kelenjar tersebut akan berkurang kemudian menghilang.

C. Tunika muscularis
Terdiri atas 2 lapisan serabut otot polos :
· Stratum circulare di sebelah dalam
· Stratum longitudinal di sebelah luar
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat plexus myentericus aurbach

D. Tunika serosa
Merupakan jaringan pengikat longgar sebagai lanjutan peritoneum viscerale
INTESTINUM CRASUM

Saluran usus ini mempunyai panjang sekitar 1,5 m, diameternya dua kali lipat intestinum tenue.
Tidak ada plica circularis dan juga vili intestinalis, sehingga permukaan dalamnya tampak lebih halus.
Glandula intestinal lebih panjang dan rapat. Epitel yang melapisi tunika mucosanya pada umumnya
sejenis.
Berdasarkan letak dan struktrunya, dibedakan dalam beberapa segmen, yaitu:

i. Colon, yang meliputi :


· caecum dan appendix vermiformis
· colon ascendes
· colon tranversum
· colon descendens
· colon sigmoideum

ii. Rectum, yang meliputi :


· pars empularis recti
· pars analis recti
· anus

1. Colon

Kecuali appendix, seluruh colon dan caecum mempunyai struktur yang sama. Dari luar colon tampak
segmen yang melintang menggelembung yang disebut haustra. Disamping itu tampak adanya tiga
jalur sebagai pita yang memanjang mengikuti sumbu panjang colon yang disebut taenia coli.
Di antara colon, yang terletak intraperitoneal ialah caecum dengan appendia, colon transversum dan
colon sigmoideum. Sedang yang terletak retro peritoneal ialah conon ascendens dan colon
descendens.

Appendix vermicularis

Bangunan ini merupakan tonjolan sebagai jari atau cacing, yang berpangkal pada caecum.
Dindingnya relatif tebal dibandingkan lumennya. Adanya lipatan tunica mucosa kedalam dinding
menyebabkan bentuk lumen yang tidak teratur. Pada orang dewasa lumen agak membulat. Kadang-
kadang lumennya berisi sisa-sisa sel sampai tersumbat. Appendix ini berakhir buntu.

Dindingnya berstruktur sebagai berikut :

A. Tunica mucosa
Tidak mempunyai villi intestinalis.
1. Epitel, berbentuk silindris selpais dengan sel piala. Banyak ditemukan sel argentafin dan kadang-
kadang sel paneth.
2. Lamina propria, hampir seluruhnya terisi oleh jaringan limfoid dengan adanya pula nodulus
Lymmphaticus yang tersusun berderet-deret sekeliling lumen. Diantaranya terdapat crypta
lieberkuhn
3. Lamina muscularis mucosa, sangat tipis dan terdesak oleh jaringan limfoid dan kadang-kadang
terputus-putus

B. Tunica submucosa
Tebal, biasanya mengandung sel-sel lemak dan infiltrasi limfosit yang merata. Di dalam jariangan
tunica submucosa terdapat anyaman pembuluh darah dan saraf.

C. Tunic muscularis
Walaupun tipis, tapi masih dapat dibedakan adanya lapisan dua lapisan.

D. Tunica serosa
Tunica serosanya mempunyai struktur yang tidak berbeda dengan yang terdapat pada intestinum
tenue. Kadang-kadang pada potongan melintang dapat diikuti pula mesoappendix yang merupakan
alat penggantung sebagai lanjutan peritoneum viscerale.

Valvula Ilecoececalis
Merupakan lipatan tunica mucosa dan tunica mucosa yang terdapat pada muara ileum dalam
caecum. Dalam lipatan ini terdapat serabut otot polos memperkuat struktur tersebut. Serabut-
serabut tersebut berasal dari stratum circulare tunica muscularis. Tapi bebas lipatan tersebut
membatasi suatu celah tempat muara ileum.

Caecum
Struktur histologisnya tidak berbeda dengan colon yang lain.

Colon Ascendens, Colon Tranversum, Colon Descendens dan Colon Sigmoideum


A. Tunica mucosa
Tidak membentuk lipatan, plica atau villa sehingga permukaan dalamnya halus. Adanya lekukan ke
dalam oleh incisura di luar menyebabkan di dalam terdapat bangunan sebagai lipatan yang diikuti
seluruh lapisan dinding, yang disebut plica semilunaris.
1. Epitil
Epitil permukaan berbentuk silindris selapis dengan striated border yang tipis. Diantara sel-sel epitel
ini terdapat sel piala. Kelenjar-kelenjarnya lebih panjang dari yang terdapat di usus halus, maka
tunica mucosa lebih tebal. Kelenjar-kelenjar tersebut tersusun teratur dan sangat rapat. Hampir
seluruhnya sel-sel kelenjar terdiri atas sel piala. Kadang-kadang terdapat sel argentafin. Sedang sel
paneth sangat jarang.
2. Lamina propria
Susunan jaringan pengikat seperti pada intestinum tenue. Lebih banyak pula nodulus lymphaticus
soliterius yang kadang-kadang meluas ke tunica submucosa.
3. Lamina muscularis mucosae
Jelas adanya dua lapisan
B. Tunica submucosa : Tidak ada keistimewaan
C. Tunica muscularis
D. Tunica serosa

Seperti juga pada intestinum tenue maka colon yang terdapat intraperitoneal akan dibungkus
seluruhnya oleh tunica serosa dengan mesotil. Pada beberapa tempat terdapat bangunan sebagai
kantung kecil yang berisi lerik yang disebut appendix epiepitionea

2. Rektum
Dibedakan 2 bagian :

Pars ampullaris recti


Sebagian besar tidak banyak berbeda strukturnya dengan colon. Glandula intestinalis merupakan
yang terpanajang diantara kelenjar usus. Kemudian makin jarang, memendek dan menghilang pars
analis recti.
Jaringan limfoid lebih sedikit daripada digeolony. Tunica muscularisnya terdiri dari dua lapisan tetapi
tidak terdapat taenia lagi.
Tunica serosa diganti oleh tunica adventitia, hingga tidak dilapisi oleh mesotil.

Pars analis recti


Tunica mucosa membentuk lipatan longitudinal, sebanyak sekitar 8 buah. Lipatan longitudinale ini
disebut Columna rectalis Norgagni.
Ujung lipatan-lipatan tersebut bersatu membatasi lubang anus. Maka terbentuk sebagai katup
valvula analis dan ruang yang disebut sinus analis. Pada apeks katup anus, epitel silindris rektum
digantikan langsung oleh epitel gepeng berlapis tanpa kornifikasi dari saluran anus. Kelenjar
intestinal berakhir di sini, lamina propria rektum digantikan oleh jaringan ikat padat ireguler dalam
lamina propria saluran anus. Submukosa rektum bersatu dengan lamina propria saluran anus.
Lamina propria dan submukosa keduanya amat vaskular pada daerah ini. Plexus haemoroidalis
interna yang terdiri dari vena terletak di dalam mukosa saluran anus dan pembuluh darah meluas
dari sini ke dalam submukosa rektum. Hemoroid interna adalah hasil dilatasi patologik dari
pembuluh-pembuluh ini. Hemoroid eksterna berkembang dari pembuluh-pembuluh plexus venosum
eksterna pada bibir anus.
Stratum circulare tunica musculoaris pada akhirnya akan menebal membentuk m.spincter ani
internum. Sedangkan diluarnya terdapat bekas-bekas otot yang bergerak melingkar membentuk
m.spincter ani externus.
Pada akhir pars analis recti terdapat perubahan epitil, dari epitil silindris selapis menjadi epitil
gepeng berlapis tanpa keratinisasi. Daerah perubahan tersebut melingkar, disebut liner anorectale.
Lebih lanjut epitil gepeng terlapis tadi akan mengalami keratinisasi dan batasnya yang membentuk
lingkaran disebut liniaanucutanea.
Di daerah ini mulai muncul folikel-folikel rambut dengan glandula sebacea.
Galndula suderifera bersifat apokrin seperti di axilla, disebut glndula circum-anale yang berbentuk
tubuler.

Histofisiologi Intestinum Crasum


Adanya sel piala yang makin banyak menghasilkan mukus yang berguna untuk melicinkan. Disamping
itu mucus akan mengikat air sehingga isi colon makin memesat.
Terjadi pula absorbsi air dan vitamin.
Didalam colon terdapat banyak sekali bakteri pembusuk sehingga dapat menghancurkan selulosa
yang tadinya belum tercerna.
HEPAR

Anatomi Hepar
Hepar merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia. Pada vertebra rendah gambaran
strukturnya memang benar-benar sebagai kelenjar. Pada manusia dan juga pada vertebra tinggi
sudah berubah strukturnya sebagai susunan sel-sel dalam lempeng-lempeng.
Hepar pada manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma, di kedua sisi
kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan.
Berat organ ini pada orang dewasa sekitar 1,5 kg.
Permukaan hepar sebagian ditutupi peritoneum yang merupakan Capsula Glissoni.

Hepar terdiri atas :


· lobus dexter
· lobus sinister
· lobus caudatus
· lobus quadratus

Jika hepar segar diiris maka tampak warna merah tua dengan gambaran bulat-bulat yang tersebar
rata dan di sekelilingnya terdapat pembuluh darah besar

Struktur Histologis
Hepar dibagi menjadi unit-unit berbentuk prisma polygonal yang disebut lobulus, terdiri atas
parenchyma hepar dengan diameter 0,7—2 mm. pada potongan terlihat bahwa lobulus berbentuk
sebagai segi enam dengan pembuluh darah yang terdapat di tengah,yang disebut vena sentralis.
Batas-batas lobulus pada hepar manusia tidak jelas dipisahkan oleh jaringan pengikat. Pada sudut
pertemuan antara lobuli yang berdekatan terdapat bangunan jaringan pengikat berbentuk segi tiga
berisi saluran-saluran yang disebut Canalis Portalis yang terdiri dari pembuluh darah, pembuluh
limfe, saluran empedu dan serabut saraf. Bangunan segitiga ini disebut Trigonum Kiernanni.

Jika mengingat hepar sebagai kelenjar maka apa yang disebut lobulus tadi tidak sesuai dengan
lobulus pada kelenjar yang pada umumnya mempunyai saluran keluar yang terdapat di tengah-
tengah lobulus.
Pembagian lobulus hepar tersebut merupakan pembagian cara klasik yang mendasarkan atas aliran
darah yang mengalir dari tepi lobulus yang kemudian berkumpul di tengah Vena Sentralis. Jika
terjadi gangguan peredaran darah akan terjadi perubahan-perubahan di daerah perifer lobulus yang
meluas ke pusat lobulus.

Elias pada tahun 1949 meyatakan bahwa parenchyma hepar terdiri atas masa sel yang saling
berhubungan dan ditempati oleh suatu anyaman sinusoid. Sinusoid ini membagi rangkaian sel-sel
parenchyma hepar menjadi lembaran atau lempeng-lempeng setebal satu sel.
Sel-sel hepar disebut pula hepatosit yang berbentuk polyhedral. Sepanjang permukaan terdapat
anyaman canaliculi biliferi di seluruh lobuli hepatic yang pada sediaan biasa tidak dapat dilihat
dengan mikroskop karena canaliculi tersebut sangat halus. Semua canaliculi akan bermuara di
cabang Duktus Biliferus di perifer lobulus hepatis.

Histofisiologi Hepar

Hepar merupakan alat yang vital terutama dalam proses bahan-bahan makanan yang diabsorbsi dari
saluran usus untuk nantinya dapat diergunakan oleh jaringan dalam tubuh.

Beberapa fungsinya adalah:

1. Kelenjar eksokrin
Hepar menghasilkan sekrei empedu sebanyak 1000 cc setiap hari.
Dalam cairan empedu terdapat:
· pigmen empedu, sebagai hasil pemecahan Hb eritrosit dalam lien dan medulla osseum (bilirubin
yang tidak mengandung Fe akan masuk darah ke hepatosit)
· garam empedu yang penating untuk pencernaan
· protein
· kolesterol
· kristaloid dalam air
· hormon steroid yang mengikuti peredaran entahepatik. Hormon steroid masuk hepatosit
mengalami perubahan atau tidak kemudian masuk enzim yagn disalurkan dalam intestinum. Di
intestinum diserap masuk ke dalam darah lagi untuk kembali hepatosit. Demikian pula peredaran
untuk bilirubin

2. Penimbunan bahan makanan atau vitamin


Misal; karbohidrat (glikogen), lemak vitamin B12 dan vitamin A

3. Transformasi
Protein menjadi karbohidrat atau lemak menjadi fosfolipid atau lipid menjadi lipoprotein serum yang
dilepaskan dalam spatium dise. Konjugasi misalnya untuk detoksikasi amonia mnjadi ureum

4. Sintesa protein dalam plasma darah


Misal; albumin, globulin dan protein untuk pambekuan darah

5. Mengatur kadar beberapa zat dalam darah


Misal; glukosa yang dibantu oleh beberapa enzim dan hormon

6. Sel Kuffer
Termasuk dalam sistim retikuloendotelial membantu dalam pemecahan eritrosit

7. Fagosit

VESICA FELLEA
Anatomi Vesica Fellea
Vesica fellea merupakan kantung berbentuk labu yang melekat pada bagian bawah lobulus kanan
hati; ujung buntunya atau fundus menonjol di bawah pinggir inferior hati.
Vesica fellea berukuran 10x4 cm. Dengan bagian-bagiannya yaitu: corpus, fundus, dan collum yang
meneruskan sebagai duktus cysticus. Cairan empedu yang dihasilkan oleh hepar berasal dari ducti
biliferi akan berkumpul dalam ductus hepaticus communis yang melanjutkan menjadi ductus
cysticus yang bermuara dalam vesica fellea. Cairan empedu yang dibutuhkan untnuk pencernaan
akan disalurkan melalui ductus choledochus dan bermuara dalam duodenum.
Histologi Vesica Fellea

Dinding Vesica Fellea

1. Tunica Mucosa
Bagian dinding ini mudah mengalami kerusakan post mortem, maka pembuatan sediaan vesica
fellea sangat sulit. Tunica mucosa melipat-lipat membentuk rugae pada permukaan. Pada liatan yang
besar akan terdapat lipatan-lipatan yang lebih kecil. Lipatan-lipatan tersebut akan mendatar apabila
vesica fellea berisi penuh.
· Epitel
Terdiri atas selapis sel silindris tanpa sel piala. Sel-selnya mempunyai inti oval dengan bbutir-butir
kromatin halus. Inti terdapat di bagian basal sel. Pada permukaan sel terdapat banyak microvilli.
· Lamina Propria
Sebagai jaringan pengikat di bawah pitel. Tidak diketemukan kelenjar kecuali pada collum yang
berbentuk tubulo alveolar dengan sel-sel yang berbentuk kuboid jernih, dengan inti gelap terdesak
ke basal. Kelenjar ini menghasilkan mucus

2. Tunica Muscularis
Terdiri atas anyaman serabut-serabut otot polos yang berjalan sirkuler, longitudinal dan menyerong
dengan disertai serabut-serabut elastis.

3. Tunica Perimuscularis
Merupakan jaringan pengikat agak padat yang membungkus seluruh vesica fellea dan melanjutkan
diri kedalam jaringn interlobular hepar. Di dalamnya banyak mengandung serabut-serabut elastis
dengan beberapa fibroblast, sel lemak, sel limfoid, pembuluh darah, pembuluh limfe dan serabut-
serabut saraf.

4. Tunica Serosa
Bagian vesica fellea yang tidak menempel pada permukaan hepar dibungkus oleh peritoneum yang
melanjutkan diri membungkus hepar. Peritoneum yang menutupi vesica fellea merupakan tunica
serosa.

Vesicsa fellea pada collumnya melanjutkan diri sebagai ductus cysticus. Pada permukaan dalamnya
terlihat lipatan-lipatan yang disebut valvula spiralis heister yang disebabkan karena penebalan
sebagian dari tunica mucularis luarnya.
Histofisiologi Vesica Fellea

1. Vesica fellea dipergunakan untuk menampung dan menyimpan empedu yang dihasilkan oleh
hepar terutama pada waktu pencernaan lemak. Cairan empedu disalurkan dari vesica fellea melalui
ductus cholodochus ke dalam duodenum. Hal ini disebabkan kontraksi otot-otot vesica fellea yang
dipengaruhi oleh hormon cholecystokinin yang ikeluarkan oleh tunica mucosa usus dibawa melalui
darah ke otot-otot vesica fellea.

2. Terdapat pengangkutan aktif ion Na ke dalam celah-elah iantara sel epitel vesica fellea yagn diikuti
transpor air dari cairan empedu ke dalam celah interseluler. Akibatnya cairan empedu akan lebih
pekat.

3. Sekresi mukus oleh kelenjar-kelenmjar yang terdapat dalm collum.

PANCREAS

Anatomi Pankreas
Pancreas merupakan kelenjar campuran pada system digestive yang tarbesar setelah hepar.

Terdiri atas dua bagian, yaitu:


- Kelenjar eksokrin
- Kelenjar endokrin

Pankreas terdapat retro peritoneal yang melintang dari bagian kanan menyerong ke kiri atas
diantara duodenum. Ujung kiri yang disebut cauda pankreatis menempel pada lien.

Ukuran pada prang dewasa yaitu:


· Panjang 20—30 cm
· Berat 60—160 cm

Bagian-bagiannya yaitu:
· Caput pankreatis
· Corpus pankreatis
· Caudal pankreatis

Kelenjar Eksokrin

Kelenjar ini terdiri dari gabungan kelenjar acinus yang membentuk lobulus dan digabungkan masing-
masing oleh jaringan pengikat longgar yang dilalui oleh pembuluh darah, pembuluh limfe, serabut
dan saluran keluar kelenjar-kelenjarnya.
Tiap asiunus dibentuk oleh selapis sel yang berbentuk piramidal yang pada bagian basalnya
bertumpu pada anyaman retikuler. Bagian puncaknya membatasi lumen membesar berisi sekret.
Diantara sel asini tadi terdapat kapiler sekretoris yang bermuara dalam lumen kelenjar.
Di daerah basal terlihat gambaran bergaris-garis yang merupakan granular endoplasmik retikulum
yang saling beranyaman tampak basofil. Daerah supranuklear terlihat butir-butir sekresi yang
asidofil, butir-butir sekresi ini berisi enzim-enzim proteolitik, lipolitik dan penghancur karbohidrat.
Diantara butir-butir terlihat celah-celah yang sebenarnya adalah kompleks golgi.

Struktur Halus
Nukleus tampak dibatasi oleh membrana nuklearis yang rangkap dengan di sana-sini terdapat porus
nuklearis. Di dalamnya terdapat 1—2 nukleoli yang jelas dengan di tengah-tengahnya kurang padat
(ini yang menyebabkan warna eosinofil pada sediaan biasa)
Pada bagian basal sel asiner terdapat banyak sekali granular endoplasmik retikulum yang berjalan
sejajar dan saling berhubungan.
Dalam sitoplasma terdapat pula ribosom yang bebas. Riboson tersebut yang menyebabkan warna
basofil.
Mitokondria tidak begitu banyak terdapat. Sebagian besar terdapat di bagian basal sel di antara
granular endoplasmik retikulum. Kompleks golgi terletak di daerah supranuklear yang bermacam-
macam bentuknya.
Butir-butir sekresiu yagn telah terbentuk berkumpul di puncak sel. Butir-butir sekresi ini diliputi
membran yang permukaannya halus.

Saluran Keluar

Saluran keluar dimulai dalam asinus sebagai sel-sel sentreasiner yaitu sel saluran kelenjar yang
masuk ke dalam asinus. Dapat pula dimulai dari duktus ternalatus yang kemudian menjadi duktus
interlobularis.
Duktus interlobularis mempunyai dinding berepitel silindris pendek selapis yang bertumpu pada
bagian retikulum di bawahnya.
Duktus pankreatikus warsungi merupakan saluran keluar utama pankreas. Duktus ini dimulai dari
cauda pankreatis berjalan melintang sepanjang pankreas dan menerima saluran-saluran yang lebih
kecil sepanjang perjalanannya. Kadang-kadang saluran utama ini bermuara sendiri di dalam
duodenum pada ampula vateri. Sebelah cranial dari duktus ini terdapat duktus accessorius Santorini.
Saluran ini mempunyai epitel silindris selapis yang diperkuat oleh jaringan pengikat padat.

Anda mungkin juga menyukai