Dosen Pembimbing :
Dewi Puspasari,S.E.,M.Si
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Alhamdulillah Syukur Kehadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan hidayah,
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini, dengan baik tanpa halangan dan
rintangan. Selanjutnya shalawat serta salam, semoga senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah mengeluarkan manusia dari kebodohan, lalu menjadi penuh
dengan ilmu pengetahuan.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai
data dan fakta pada makalah ini. Kami ucapakan terima kasih kepada Ibu Dewi
Puspasari,S.E.,M.Si. Sebagai dosen pengajar mata kuliah Islam dan Ilmu Ekonomi yang telah
membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami mengaku bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karna itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sempurna. Begitu
pula dengan makalah ini yang telah kami selesaikan.
Maka dari itu kami menerima kritik dan saran dari pembaca. Kami akan menerima
semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki tugas makalah
di masa datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Qur’an, surat At-Taubah ayat 34: “orang-orang yang menyimpan emas dan perak
(tidak mengeluarkan zakat), dan tidak dibelanjakan pada jalan Allah, sampaikanlah kepada
mereka kabar dukacita yaitu siksaan yang pedih.
2
3. Zakat Pertanian (Zira’ah)
1) Biji makanan yang mengenyangkan
Makanan yang mengenyangkan ialah beras, padi, jagung, gandum, adas, dan lain-lain.
Makanan yang tidak mengenyangkan dan biasanya tidak menjadi makanan anak negeri seperti
beras, ialah kacang panjang, buncis, kacang tanah dan lain-lain.
Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 141 : Keluarkanlah zakat biji-bijian pada hari
memotongnya. Syarat-syarat wajib zakat :
Islam
Merdeka
Milik yang sempurna
Cukup senisab
Biji makanan itu mengenyangkan dan makanan anak negeri serta tahan lama
disimpan.
2) Buah-buahan
Zakat buah-buahan hanya kurma dan anggur. Hadits At-turmudzi : “Rasul SAW telah
menyuruh supaya menaksir buah anggur itu berapa buahnya, seperti menaksir buah kurma
dan Rasulullah menyuruh supaya memungut zakat anggur sesudah kering, sepertti mengambil
zakat buah kurma, juga sesudah kering”.
Syarat-syarat wajib zakat buah-buahan :
Islam
Merdeka
Milik yang sempurna
Sampai senisab
3
Zakatnya
Nisab Umumnya
Jumlah jenis zakat
5-9 1 ekor kambing biasa / 1 ekor domba 2 tahun lebih/
1 tahun lebih
10-14 2 ekor kambing biasa / 2 ekor domba 2 tahun lebih/
1 tahun lebih
15-19 3 ekor kambing biasa / 3 ekor domba 2 tahun lebih/
1 tahun lebih
20-24 4 ekor kambing biasa/ 4 ekor domba 2 tahun lebih/
1 tahun lebih
25-35 1 ekor anak unta 1 tahun lebih
36-45 1 ekor anak unta 2 tahun lebih
46-60 1 ekor anak unta 3 tahun lebih
61-75 1 ekor anak unta 4 tahun lebih
76-90 2 ekor anak unta 2 tahun lebih
91-120 2 ekor anak unta 3 tahun lebih
121 3 ekor anak unta 2 tahun lebih
Jika si pemilik mempunyai unta lebih dari 121 ekor , maka setelah dihitung 5 sampai
121 ekor unta tadi, ternyata si pemilik masih mempunyai unta lagi maka perhitungan yang
lebih dari 121 ekor ini ialah :
Zakatnya
Nisab Umumnya
Jumlah jenis zakat
40 1 ekor anak unta 2 tahun lebih
50 1 ekor anak unta 3 tahun lebih
130 2 ekor anak unta 2 tahun lebih
1 ekor anak unta 3 tahun lebih
140 1 ekor anak unta 2 tahun lebih
2 ekor anak unta 3 tahun lebih
150 3 ekor anak unta 3 tahun lebih
Zakatnya
Nisab Umumnya
Jumlah jenis zakat
30-39 1 ekor anak sapi / 1 ekor kerbau 1 tahun lebih
40-59 1 ekor anak sapi / 1 ekor kerbau 2 tahun lebih
4
60- 69 2 ekor anak sapi / 2 ekor kerbau 1 tahun lebih
70 1 ekor anak sapi / 1 ekor kerbau dan 1 tahun lebih
1 ekor anak sapi / 1 ekor kerbau 2 tahun lebih
Setelah 70 ekor :
30 1 ekor sapi / 1 ekor kerbau 1 tahun lebih
40 1 ekor anak sapi / 1 ekor anak kerbau 2 tahun lebih
80 2 ekor anak sapi / 2 ekor anak kerbau 2 tahun lebih
100 2 ekor sapi / 2 ekor kerbau 1 tahun lebih
1 ekor sapi / 1 ekor kerbau 2 tahun lebih
Zakat ternak sapi dan kerbau ini telah dilaksanakan pada pesan Nabi SAW sewaktu
mengutus Mu’adz di negeri Yaman.
Zakatnya
Nisab Umumnya
Jumlah jenis zakat
40-120 1 ekor anak kambing betina / 2 tahun lebih
domba betina 1 tahun lebih
121-200 2 ekor anak kambing betina / 2 tahun lebih
domba betina 1 tahun lebih
201-399 3 ekor kambing betina / 3 ekor 2 tahun lebih
domba betina 1 tahun lebih
400 4 ekor kambing betina / 4 ekor 2 tahun lebih
domba betina 1 tahun lebih
Perserikatan Ternak
Perserikatan ternak, baik dua atau lebih, ternak mereka dianggap dalam zakat sebagai
milik seorang saja. Maksudnya ternak syarikat wajib dikeluarkan zakatnya sebagai
mengeluarkan zakat seorang saja. Jika ternak syarikat ini telah cukup senisab wajib
dikeluarkan zakatnya, tetapi jika tidak cukup senisab tak wajib dikeluarkan zakatnya. Cara
mengeluarkan zakat ini ialah dari ternak perserikatan itu.
Syarat-syarat perserikatan ternak ialah :
a. Satu bibitnya
b. Satu tempat minumnya
c. Satu kandangnya
d. Satu tempat pengembalaannya
e. Satu tukang pengembalanya
5
f. Satu jalan ke tempat pengembalaannya
g. Satu orang memerah susunya dan tempat memerah susunyaserta tempat susunya.
2) Zakat Piutang
Zakat piutang atau tagihan jika telah sampai senisab wajib zakat dan telah cukup
setahun. Piutang ini emas atau perak atau harta perniagaan, wajib membayar zakatnya kapan
telah dibayar oleh orang yang berhutang.
b. Zakat buah-buahan
Menurut pendapat Imam Maliki dan Syarfi’I, zakat buah-buahan itu segala buah-
buahan yang mengenyangkan ; termasuk diantaranya kurma, anggur. Nisab buah-buahan
sama dengan biji-bijian.
8
Untuk menentukan siapa yang sebenarnya yang memiliki rikaz apabila ada keraguan,
maka soalnya dapat diselesaika hakin (kadhi).
Perbedaan yang paling fundamental antara ekonomi islam dengan ekonomi kapitalis
yaitu dimensi spiritualnnya. Sesuai dengan firman Allah dalah (Q.S Taha:6) berbunyi bahwa
"Kepunyaan-Nyalah semua di langit, semua yang ada di bumi, semua diantara keduannya dan
9
semua yang ada di bawah tanah". Oleh sebab itu, segala muamalah berlandaskan pada
paradigma spiritual untuk mencapai kehidupan yang sejahtera secara hakiki. Di samping itu,
ekonomi islam mempunyai empat prinsip dalam presepktif operasionalnya, yaitu: (1)
Khalifah, (2) Tazkiyah, (3) masuliyah, dan (4) Ukhuwah. Berbeda dengan sistem kapitalis
yaitu to kill atau to be killed yang maksudnya seseorang atau kelompok hanya mementingkan
kepentingan kelompok atau individu dalam memenuhi kebutuhannya. Dari dinamika tersebut
ekonomi islam adalah alat untuk memberikan kesejahteraan umat karena prinsipnya tidak
mengenal istilah kelangkaan. Hal ini dibuktikan dengan firman Allah SWT dalam Q.S Hud
Ayat 6.
10
Berdampingan dengan perkembangan ekonomi islam global pada tahun 1992
Indonesia mempunyai lembaga keuangan syariah pertama yaitu Bank Muamalat Indonesia.
Hal ini sebagai strategi pemerintah untuk ikut berperan dalam perkembangan ekonomi islam
di seluruh dunia tidak terkecuali di kawasan Association of Southeast Asian Nations
(ASEAN). Walapun demikian Indonesian dianggap terlambat dalam pengambilan keputusan
mendirikan BMI karena Filipina lebih awal mendirikan Philippine Amanah Bank pada tahun
1973 di susul Bank Islam di Malaysia pada tahun 1983. Maka dari itu, perkembangan
ekonomi islam indonesia stagna pada angka 4 persen yang mulai merangkak naik sebesar 6,79
persen pada tahun 2017. Peluang pangsa pasar ekonomi syariah begitu potensial yang
menyebabkan beberapa Bank konvensional mempunyai Unit Usaha Syariah (UUS) untuk
menjadikan perusahaanya kompetitif yang pada akhirnya memutuskan spin off atau
pemisahan menjadi Bank Umum Syariah (BUS) contohnya Bank Syariah Mandiri (BSM) dan
Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS).
Akan tetapi asumsi masyarakat terhadap bank syariah belum sepenuhnya absolut
dipercayai menggunkan prinsip islam. Bahkan berdasarkan survey kecil-kecilan Muhammad
Akhyar Adnan yaitu anggota Dewan Pengawas Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)
menyebutkan sekitar 70 persen masyarakat menganggap bahwa sistem operasionalnya persis
dengan perbankan konvensional. Hal ini sangat ironi karena Indonesia adalah negara muslim
terbesar di dunia tetapi partisipasi masyarakatnya terhadap perbankan syariah tidak demikian.
Oleh sebab itu, pemerintah dari zaman presiden Susiolo Bambang Yudoyono (SBY) pada
tahun 2013 mendirikan Gerakan Ekonomi Syariah (Gress) dan Joko Widodo (Jokowi) pada
tahun 2016 mendirikan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) dengan melibatkan
beberapa kementrian seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Menteri Agama serta melibatkan Majelis Ulama
Indonesia (MUI).
Sayangnya kedua lembaga tersebut hanya sebagai gagasan dan tidak ada tindakan
yang lebih konkrit. Selain itu, keduanya didirikan persis saat mendekati masa pemilihan
umum (Pemilu). Hal ini dikhawatirkan rencana pembangunan ekonomi islam hanyalah
sebagai alat politik untuk mempertahankan eksistensinya. Di sisi lain seharusnya pemerintah
memanfaatkan potensi perkembangan ekonomi islam. Jumlah dana publik di Indonesia seperti
zakat, wakaf, infaq, dan shadaqoh apabila di gunakan dengan bijak bisa sebagai sumber
pengelolaan infrastruktur dan lainnya bagi pemeritah. Berdasarkan data dari Kepala Divisi
Pengelolaan & Pemberdayaan Badan Wakaf Indonesai (BWI) penghimpun wakaf di
11
Indonesia sebesar Rp 400 miliar dan diproyeksikan akan mencapai 180 trliun. Selain itu, pada
tahun 2016 Badan Zakat Nasional (Baznas) mencatat pemasukan dana zakat menacapai 5
triliun. Hal ini diproyeksikan akan meningkat berkali-kali lipat sebesar 217 triliun. Akselerasi
penghimpunan dana umat diakrenakan adanya teknologi informasi dalam alat inovasinya.
Oleh sebab itu, seharusnya pemerintah mengoptimlakan dana kebajikan ini dalam
pengembangan ekonomi dibandingkan harus terus berhutang ke bank dunia dan negara lain.
Yang terakhir adalah pemerintah harus melakukan integrasi dalam upaya untuk
perkembangan ekonomi islam. Salah satunya adalah tidak memfokuskan pada sektor
keuangan saja di pasar modal, tetapi sektor riil harus diperhatikan juga karena sektor riil
mempunyai potensi dalam perkembangan ekonomi islam. Sebagai contoh perbankan syariah
harus mengkaji lagi regulasi dalam penyaluran dananya melalui produk-produk yang
ditawarkan. Dalam portofolio bank syariah pembiayaan murabahah adalah yang paling
familiar dan besar porsinya padahal mudharabah sekitar pada porsi 5 persen saja padahal
mudharabah adalah produk yang bisa mendapatkan porsi keuntung yang lebih baik. Hal ini
disebabkan banyaknya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) potensial yang
kekurangan modal, tetapi bank syariah tidak berani menyalurkan dananya. Akibatnya lahirlah
beberapa lembaga keungan yang virtual ataupun fisik yang sanggung membiayai mereka
contohnya dalam skema crowdfunding inovasi dari Financial Techonlogy (Fintech).
Selanjutnya MUI dan menteri agama harus melakukan sosialisasi dan edukuasi kepada anak-
anak muda bahwa mereka berpeluang besar menjadi aktor dalam ekonomi islam. Contohnya
profesi sebagai Dewan Pengawas Syariah (DPS) di lembaga keuangan syariah. Hal ini
disebabkan karena DPS terpaksa harus dari orang-orang yang tidak muda lagi dan besar
kemungkinan background pendidikannya sebatas tentang fiqih muamalah. Padahal seorang
DPS harus mempunyai tiga kualifikasi yang fundamenatal yaitu audinting, accounting, dan
fiqih muamalah. Selain itu, satu orang DPS bisa bekerja lebih dari satu lembaga keuangan,
maka akibatnya kinerja dalam lembaga keuangan tidak akan maksimal. Oleh sebab itu, upaya
dalam meningkatakan ekonomi islam harus adanya kerja sama dari berbagai sektor supaya
Indonesia menjadi negara yang diperhitungkan di pasar global.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Zakat adalah satu lembaga sosial dalam masyarakat Islam. Tujuan zakat meratakan
jurang antara si kaya dan si miskin, dimana yang punya berkewajiban memberikan bantuan
kepada yang tidak punya. Sebaliknya yang tidak punya berhak menerima harta atau bantuan
dari yang punya.
Hal ini berlaku sejak zaman Rasulullah SAW sampai masa kini. Di abad modern ini
sebagaimana kita ketahui di Indonesia ini mulai bertiup topan modernisasi dengan adanya
zakat dalam pasar globar melalui ekonomi syari’ah.
3.2 Saran
Islam adalah suatu aturan yang menjadi keberuntungan, kebahagiaan umatnya didalam
kehidupan dunia dan akhirat dan menjamin mereka akan persamaan soasial dengan
mewajibkan zakat atas orang kaya dan yang berkesanggupan guna kebaikan orang-orang fakir
dan lemah.
13
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Ibrahim.1995. Ekonomi Islam Sutau Pengantar II. Jakarta: Kalam Mulia.
14