Anda di halaman 1dari 8

Ilmu Kelautan. Desember 2004. Vol.

9 (4) : 230 - 237 ISSN 0853 - 7291

Analisis Regresi Poisson untuk Menduga Hubungan Kelimpahan


Makrobenthos dengan Parameter Kualitas Perairan

Dwi Haryo Ismunarti*, Subagyo, Ria Azizah TN


Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Kampus Tembalang,
Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Abstrak
Fungsi peluang poisson merupakan standar model untuk variabel cacah. Sebagai contoh banyaknya
makrobenthos dan faktor-faktor oseanografi yang mempengaruhinya dapat didekati dengan model regresi
poisson. Model regresi poisson dapat diduga menggunakan fungsi GLM (generalized linear models) dari
program S-PLUS. Faktor-faktor oseanografi yang berpengaruh terhadap jumlah makrobenthos adalah salinitas,
kecerahan, kecepatan arus, DO dan suhu.
Kata kunci : peluang poisson, variabel cacah, makrobenthos

Abstract
The poisson probability provides the standard models for count variable. As an example, the number of
makrobenthos and oceanograpy factors could be approach a poisson regression model. The poisson
regression can be fitted using the function GLM, which fits Generailized Linear Models in S-PLUS program.
Oceanography factors as having an effect on the number of makrobenthos are salinity, kecerahan, kecepatan
arus,DO dan suhu.
Key words : poisson probability, count variable, makrobenthos

Pendahuluan Keberadaan suatu individu E di luasan tertentu


dapat dipandang sebagai kejadian ‘ada’ dan ‘tidak
Pengalaman membangun sumberdaya pesisir
ada’. Peluang E ‘ada’ adalah p(E)=p sedangkan
dan laut selama kurun PJP I selain menghasilkan
peluang E ‘tidak ada’ adalah komplemen E’ yaitu
keberhasilan juga menimbulkan permasalahan
q=p(E’)=1-p. Kelimpahan adalah jumlah individu E
ekologis dan sosial ekonomis. Secara ekologis banyak
ada di setiap sampling unit (ne). Jika keberadaan
kawasan pesisir dan laut, antara lain Pantai Utara Jawa
individu-individu di suatu luasan tertentu dapat
terancam kapasitas keberlanjutannya karena
dianggap independen dan peluang keberadaan
pencemaran, degradasi fisik habitat, over eksploatasi
individu p(E) kecil maka fungsi peluang dari
sumberdaya alam dan konflik penggunaan lahan
kelimpahan p(x = ne) yang merupakan variabel cacah
(Bengen,2002).
akan mengikuti fungsi peluang kejadian Poisson
Timbulnya pencemaran pada suatu perairan (Casella & Berger, 1990, Bain & Engelhardt, 1992).
dapat berakibat menurunnya kualitas air yaitu Model regresi yang tepat untuk jenis data ini adalah
berubahnya sifat fisika dan kimia air. Kualitas perairan model regresi poisson.
sungai dapat diketahui dengan metode kuantitatif
Jika peubah y adalah jumlah makrobentos pada
menggunakan kelimpahan spesies sebagai
pengamatan ke-i pada luasan A maka ¼i merupakan
indikatornya. Salah satu pendekatan dapat digunakan
nilai tengah dari yi. Kemudian ¼i dimodelkan sebagai
makrobenthos melalui monitoring jumlah populasi,
fungsi dari k peubah bebas sehingga diperoleh
komposisi komunitas maupun fungsi ekosistemnya.
Organisme benthos merupakan jenis hewan yang µ i = A µ ( x i ; β ); i = 1, 2 ,... k dengan i menyatakan
hidup melekat atau relatif tidak bergerak dengan pola pengamatan ke-i.
penyebaran yang khas. Struktur komunitasnya akan
Fungsi dapat dipilih fungsi yang
berubah karena perubahan lingkungan yang antara
lain disebabkan oleh pencemaran perairan. tidak negatif misalkan e | β > 0 . Model regresi
x

* Corresponding Author Analisis Regresi Poisson untuk Menduga Hubungan Kelimpahan Makrobenthos
230 ( Dwi/Haryo
Diterima Ismunarti,
Received dkk)
: 06-09-2004
c Ilmu Kelautan, UNDIP Disetujui / Accepted : 17-10-2004
Ilmu Kelautan. Desember 2004. Vol. 9 (4) : 230 - 237

ditemukan per stasiun per waktu pengamatan



x| β x| β .
poisson dengan e >0 adalah µ = Ae sedangkan variabel bebas : suhu, salinitas, kecerahan,
kedalaman, kecepatan arus, nitrat dan DO (Ismunarti
Nilai ² diduga dengan menggunakan metode at all, 2003)
kemungkinan maksimum sebagai berikut :
k Model regresi poisson diturunkan dengan fungsi
L ( y , β ) = ∏ p (y i ; β ) GLM (Generalize Linear Models) dalam program S-
i =1
PLUS 2000 dengan mendefinisikan formula
k [A µ (x i , β )]yi e − [ A µ ( x i , β )] modelnya, fungsi peluang dan fungsi linknya.
= ∏
i =1 yi ! Pengambilan keputusan dalam pemodelan
k
statistika bergantung pada kevalidan dari model.
k yi − ∑ A µ (x i , β ) Kehati-hatian dalam mengevaluasi data dengan
∏ [ A µ ( x i , β )] e i =1 model merupakan bagian terpenting dalam
i =1
= k pemodelan data statistika. Empat hal yang
∏ yi! memungkinkan ketidak -tepatan suatu pemodelan
i =1
adalah: tidak adanya fungsi peluang yang spesifik dari
k k k variabel tak bebas y, tidak ada fungsi link yang
lnL( y, β ) = ∑ yi ln Aµ(xi , β ) − ∑ Aµ(xi , β ) − ∑ln yi! spesifik, tidak ada bagian sistematik yang spesifik dari
dan i =1 i =1 i =1 model dan adanya penyimpangan data observasi.

∂ ln L ( y , β ) Evaluasi terhadap model digunakan sisaan


kemudian = 0 (residual). Sisaan didefinisikan sebagai selisih amatan
∂β
(data) dan nilai ramalan(dugaan) yang diperoleh dari
sehingga diperoleh hasil

   ∧  model e = y − y i = 1,2, … n. Pemeriksaan
   ∂µ  xi , β  i i i
k  
 y    = 0
∑  i
∧ 
− A
∧  sisaan bermanfaat dan berlaku pada keadaan yang
i = 1    
µ x i , β  ∂ β melibatkan pendugaan model seperti regresi linear
     
maupun nonlinear dan model analisis ragam (Draper
& Smith, 1992). Pemeriksaan terhadap sisaan melalui
Nilai penduga ² diperoleh dari persamaan di atas
grafik dengan lebih seksama kemungkinan akan
dengan menggunakan metode Poisson Iteratively
membawa ke arah model yang lebih baik atau metode
Reweighted Least Squares (PIRLS) (Peterson,1997).
pendugaan yang lebih sesuai. Keefektifan analisis data
Pengujian terhadap penduga ² digunakan statistik tergantung pada kegigihan dalam mendapatkan
Ç2 dengan hipotesis model yang relevan dan menyingkap hal-hal yang
masih tersembunyi dalam sisaan.
Ho : ² j = 0 dan H1 : ² j ‘“ 0; Sisaan Pearson dapat digunakan untuk menguji
b 2j kesesuain model regresi poisson. Sisaan ini
2
χ hitung = j = 0, 1, …, p mendekati simpangan baku respon dengan nilai
c jj
tengah nol dan varian mendekati satu (McCulagh &
dengan p jumlah peubah bebas dan bj penduga y−µ
² untuk peubah bebas ke-j Nelder, 1989). Sisaan Pearson adalah : r p = V (µ )
∧ Jumlah kuadrat dari sisaan pearson adalah statistik
− ∂ 2 ln L  β 
c jj =   , j = 0 ,1,..., p  ∧  2
2  yi − µ i 
∂β j n  
χ 2 = ∑  
Chi-squared yaitu  ∧ 
i =1
Materi dan Metode V  µ i 
 
Materi yang digunakan adalah hasil penelitian
terhadap kualitas perairan Sungai Banjir Kanal Barat Dalam analisis statistika untuk mengevaluasi
pada bulan Juli 2003. Lokasi penelitian terdapat pada adanya penyimpangan data pengamatan ke-i
lampiran 1. Variabel yang dipergunakan adalah sehingga berpengaruh terhadap pendugaan
variabel terikat : kelimpahan makrobenthos yang parameter digunakan beda antara pendugaan dengan

Analisis Regresi Poisson untuk Menduga Hubungan Kelimpahan Makrobenthos ( Dwi Haryo Ismunarti, dkk) 231
Ilmu Kelautan. Desember 2004. Vol. 9 (4) : 230 - 237

melibatkan pengamatan ke-i dan pendugaan dengan (Draper & Smith, 1992). Plot Di dengan observasi
tanpa melibatkan pengamatan ke-i. Statistik tersebut akan memudahkan dalam analisis.
2
hi rpi Hasil dan Pembahasan
adalah Cook’s Distance yaitu Di = hi
d (1 − hi ) Hasil pengamatan menunjukkan kelimpahan
adalah diagonal matriks hat, r pi sisaan pearson populasi makrobenthos di Banjir Kanal Barat rendah
dengan kisaran nilai 0 sampai 145 individu, rata-rata
terbakukan dan d banyaknya variabel penjelas. kelimpahan 24,56 individu dengan simpangan baku
Selanjutnya nilai Di dibandingkan dengan nilai tabel 37.59 individu. Nilai simpangan baku yang lebih besar
F(d, n-d, 1-a) untuk a yang ditentukan. Di yang besar dari rataan menunjukkan terjadi pengelompokan dari
menandakan pengamatan ke-i sangat berpengaruh pola distribusi spasialnya.

Gambar 1. Histogram Kelimpahan makrobenthos

15
frekuensi(stasiun)

10

0 100 200
k e lim p a h a n ( in d iv id u )

yang berarti ada beberapa stasiun pengamatan tidak > salinitas<-kualitas[,”V3"]


ditemukan sama sekali makrobenthos. Populasi > kecerahan<-kualitas[,”V4"]
makrobenthos agak tinggi (28-108 individu) di sekitar
> kedalaman<-kualitas[,”V5"]
muara kemudian menurun dan terendah (0-14
individu) di daerah sekitar jembatan Jalan Arteri. > arus<-kualitas[,”V6"]
Fenomena yang menarik adalah populasi > nitrat<-kualitas[,”V8"]
makrobenthos agak tinggi (17-118 individu) di sekitar > DO<-kualitas[,”V10"]
daerah kawasan industri (Kelurahan Ngemplak > benthos.fit<glm(benthos~suhu+salinitas
Simongan).
+kecerahan+kedalaman+arus+nitrat+DO,family
Histogram merupakan salah satu metode untuk =poisson (link=log), data=kualitas)
menduga pola sebaran. Gambar 1 adalah histogram > summary(benthos.fit)
kelimpahan makrobenthos pada setiap pengamatan
menunjukkan ciri khas dari variabel cacah dengan Fungsi summary akan menginformasikan model
kemencengan (skewed) negatif dan tailed yang yang diperoleh, parameter yang diduga dan
panjang. Pola sebaran ini merupakan typical dari pengujian hipotesis terhadap parameter. Hipotesis
fungsi peluang Poisson (Anonim,1993). yang diujikan adalah :
H0 : ßi = 0, i = 1,2 .. 6 dengan hipotesis
Pendefinisian variabel dan model regresi Poisson
dalam S-PLUS alternatif H1 : ßi ‘“ 0. Statistik uji adalah t value.
H0 ditolak jika nilai t value lebih besar dari t tabel
> benthos<-kualitas[,”V13"]
pada nilai ± tertentu.
> suhu<-kualitas[,”V2"]

232 Analisis Regresi Poisson untuk Menduga Hubungan Kelimpahan Makrobenthos ( Dwi Haryo Ismunarti, dkk)
Ilmu Kelautan. Desember 2004. Vol. 9 (4) : 230 - 237

Tabel 1. Pendugaan Model 1

(Dispersion Parameter for Poisson family taken to be > benthos.fit<glm(benthos~suhu+salinitas+


1) kecerahan+arus+DO,family=poisson(link=log),
Null Deviance: 1475.6 pad 44 derajad begon
data=kualitas)
Residual Deviance: 871.8557 pada 37
Number of Fisher Scoring Iterations: 4 > anova(benthos.fit,test=”Chi”)
> summary(benthos.fit)
Nilai t value dari Tabel 1 menunjukkan bahwa
variabel kedalaman dan nitrat tidak berperan besar Nilai-nilai statistik chi-square dari tabel 2 yang
dalam menentukan keberadaan makrobenthos di hampir mendekati nol menunjukkan penambahan
perairan. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata variabel suhu sangat signifikan menurunkan sebesar
terhadap peluang keberadaannya berturut-turut 31.9523 keragaman variabel benthos. Hal ini berarti
adalah salinitas, kecerahan, kecepatan arus, DO dan variabel suhu sangat diperlukan dalam model.
suhu. Faktor-faktor tersebut berpengaruh secara Meskipun demikian model dengan hanya melibatkan
bersama-sama. Selanjutnya akan diturunkan model satu variabel suhu belum merupakan model yang
baru dengan tidak menyertakan kedua variabel terbaik. Penambahan variabel salinitas, kecerahan, arus
tersebut. Untuk memperoleh model dugaan yang dan DO secara berturut-turut ke dalam model ternyata
terbaik selanjutnya akan dilakukan pengujian parsial sangat signifikan dalam menurunkan simpangan/
secara beruntun dengan menambahkan satu per satu sisaan dengan demikian variabel-variabel tersebut
variabel-variabel suhu, salinitas, kecerahan, arus dan sangat diperlukan dalam model dan variabel tersebut
DO ke dalam model. Pengujian dilakukan dengan secara bersama-sama menentukan peluang
fungsi anova. keberadaan makrobenthos di perairan.

Tabel 2. Analisis Devian Poisson model]


Response: benthos
Terms added sequentially (first to last)

Analisis Regresi Poisson untuk Menduga Hubungan Kelimpahan Makrobenthos ( Dwi Haryo Ismunarti, dkk) 233
Ilmu Kelautan. Desember 2004. Vol. 9 (4) : 230 - 237

Tabel 3. Pendugaan Model 2

(Dispersion Parameter for Poisson family taken to be 1) win.graph dan plot.


Null Deviance: 1475.6 on 44 degrees of freedom > psisaan<-residuals(benthos.fit, type=”pearson”)
Residual Deviance: 879.705 on 39 degrees of > win.graph
freedom function(width = 10.5, height = 8,
Number of Fisher Scoring Iterations: 4 pointsize = 16, density,
units.per.inch = 1)
Tabel 3 menunjukkan penduga koefisien regresi val <- graphsheet(width = width,
dari model. Tanda negatif pada koefisien arus berarti height = height, pointsize
semakin tinggi kecepatan arus semakin kecil peluang = pointsize,
keberadaan makrobenthos ditemukan. Sedangkan units.per.inch =
tanda positif dari variabel suhu, salinitas, kecerahan units.per.inch)
dan DO menunjukkan semakin tinggi variabel-variabel par(pch = 16)
tersebut semakin besar peluang keberadaan invisible(val)
makrobenthos ditemukan pada kondisi perairan yang > par(mfrow=c(4,1)
seperti ini. > plot(benthos.fit)
Pemeriksaan terhadap sisaan (residual) sangat Gambar 2a plot sisaan dengan penduga dan 2b
bermanfaat untuk mengevaluasi kebaikan model simpangan baku sisaan dengan penduga tidak
penduga. Sisaan yang akan digunakan dalam model menampakkan adanya pola kenaikan keragaman
regresi poisson adalah sisaan Pearson. Sisaan ini dengan demikian tidak perlu dilakukan transformasi
mendekati simpangan baku respon dengan nilai terhadap variabel. Gambar sisaan terhadap normal
tengah nol dan varian mendekati satu (McCulagh & baku terkadang sangat bermanfaat terutama pada
Nelder, 1989). Jumlah kuadrat dari sisaan pearson model regresi linear yang mengasumsikan sebaran
adalah statistik Chi-squared. Sisaan Pearson diperoleh sisaannya normal. Tetapi dalam model regresi poisson
dengan menggunakan fungsi residuals dalam S- karena tidak adanya asumsi sebaran normal maka plot
PLUS. Grafik diperoleh menggunakan fungsi ini kurang bisa diinterpretasikan.
Deviance Residuals

Fitted : suhu + salinitas + kecerahan + arus + DO

234 Analisis Regresi Poisson untuk Menduga Hubungan Kelimpahan Makrobenthos ( Dwi Haryo Ismunarti, dkk)
Ilmu Kelautan. Desember 2004. Vol. 9 (4) : 230 - 237

Pengaruh besar terhadap pendugaan parameter > benthos.hat<-lm.influence(benthos.fit)$hat


model, untuk itu perlu dilakukan evaluasi apakah > D<-benthos.hat*Zsisaan*Zsisaan/(3*(1-
pengamatan tersebut perlu dikeluarkan ataukah tidak benthos.hat))
sehingga diperoleh model penduga yang terbaik. > plot(1:45,D,xlab=”sampling ke”,ylab=”Cook’s
Distance”)
Statistik Cook’s Distance dihitung dengan
> title(“Plot Cook’s Distance”)
memanfaatkan fungsi lm.influence
> D
> Zsisaan<-psisaan/sqrt(1
lm.influence(benthos.fit)$hat)

CookDistance

Gambar 3. Plot Statistik Cook’s Distance hal yang khusus dari kedua pengamatan untuk
selanjutnya akan dilakukan pemodelan kembali
Plot gambar 3 menunjukkan terdapat 2 dengan tidak menyertakan kedua amatan tersebut.
pengamatan yang ganjil yang jauh dari tipikal data Hasil pada tabel di bawah menunjukkan sisaan
lainnya. Pengamatan tersebut dengan nilai D11 = Deviance 527.1748/37=14.287 dari 879.705/
20.4916 dan nilai D41= 7.293822. Nilai-nilai tersebut 39=22.559
lebih besar dari F(5, 40, 95%) = 4.46. Tidak adanya

Tabel. 4 Analisis Model 3

(Dispersion Parameter for Poisson family taken to be 1)


Null Deviance: 926.2559 on 42 degrees of freedom
Residual Deviance: 527.1748 on 37 degrees of freedom
Number of Fisher Scoring Iterations: 4

Analisis Regresi Poisson untuk Menduga Hubungan Kelimpahan Makrobenthos ( Dwi Haryo Ismunarti, dkk) 235
Ilmu Kelautan. Desember 2004. Vol. 9 (4) : 230 - 237

Tabel 5. Analysis of Deviance Table Poisson model Terms added sequentially (first to last)

Kesimpulan dan Saran MathSoft.Inc. Washington.


Hasil pengamatan menunjukkan kelimpahan Aunuddin. 1989. Analisis Data. PAU Ilmu Hayat
makrobenthos di Banjir Kanal Barat rendah dengan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
keragaman tinggi. Faktor-faktor yang berpengaruh Bain, L.J. and M.Engelhardt. 1992. Introduction to
nyata terhadap peluang keberadaannya berturut-turut Probability and Mathematical Statistics. Duxbury
adalah adalah salinitas, kecerahan, kecepatan arus, Press Belmont, Calofornia.
DO dan suhu. Faktor-faktor tersebut berpengaruh Bengen, D.G. 2002. Konsep Pengelolaan Wilayah
secara bersama-sama. Model terbaik diperoleh Pesisir Secara Terpadu dan Berkelanjutan.
log (m) = - 14.33 + 0.46 Suhu + 0.038 salinitas + Makalah Pelatihan Pengelolaan Sumberdaya
0.053 kecerahan - 0.215 kec.arus + 0.52 DO Wilayah Pesisir dan Lautan Semarang, 4-8 Maret
Hal yang paling mendasar dalam pendugaan 2002
model adalah menelusuri fungsi peluang yang spesifik Casella, G and R.L.Berger. 1990. Statistical Inference.
dari variabel tak bebas y. Tidak terpenuhinya asumsi- Wadsworth & Brooks/Cole Publishing Company,
asumsi pada metode pendugaan optimum model California
akan mengakibatkan ketidaktepatan pendugaan dan
model yang diperoleh tidak dapat diandalkan. Selain Draper N. and Smith H.1992. Analisis Regresi
itu keefektifan analisis data juga tergantung pada Terapan. Ed. Kedua Terjemahan Bambang
kegigihan dalam mendapatkan model yang relevan Sumantri. PT Gramedia, Jakarta.
dan menyingkap hal-hal yang masih tersembunyi Everitt B. 1994. A Handbook of Statistical Analyses
dalam sisaan. Penelusuran pola sisaan dan cook’s using S-PLUS. Champman & Hall , London.
distance bermanfaat untuk mendapatkan model
terbaik. McCullagh,P. and J.A.Nelder. 1989. Generalized Linear
Model. Chapman & Hall. London
Ucapan Terima kasih Myers,R.H. 1990. Clasical and Modern Regression
with Application. PWS-Kent Publishing Comp.
Ucapan terima kasih kepada Proyek Peningkatan
Boston
Penelitian Pendidikan Tinggi Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, Nasution,A.H. dan A.Rambe. 1984. Teori Statistika.
Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Ed. Ke-2. Bhratara, Jakarta.
Dosen Muda Nomor : 028/P4T/DPPM/PDM/III/2003 Peterson, L.E. 1997. PIRLS:Poisson Iteratively
tanggal 28 Maret 2003 yang telah membiayai Reweighted Least Squares Computer Program
penelitian ini. Kepada mahasiswa Jur. IK FPIK UNDIP for Aditive, Multiplicative, Power, and Non-Linear
sdr. Widodo, Rudiono, Rahmat dan Edy Yusuf Models. Center for Cancer Control Research
Hamzah atas kerja samanya. Baylor College of Medicine Houston, Texas.
Daftar Pustaka Purnomo, K. 1989. Struktur Komunitas Makro-
Aitkin M., Anderson D., Francis B. and Hinde J. 1990. zoobentos dalam Kaitan Pemantauan Dampak
Statistical Modelling in GLM. Oxford Science Aktifitas Manusia di Daerah Sungai Cikao Kab.
Publishing, New York Purwakarta Jawa Barat. Tesis. Pasca Sarjana
Anonim. 1993. S-PLUS Guide to Statistical and Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Mathematical Analysis. Stat Sci Adivision Of Retnaningdyah,C. 1997. Kepekaan Makroinver-

236 Analisis Regresi Poisson untuk Menduga Hubungan Kelimpahan Makrobenthos ( Dwi Haryo Ismunarti, dkk)
Ilmu Kelautan. Desember 2004. Vol. 9 (4) : 230 - 237

tebrata Bentos Terhadap tingkat Pencemaran Rosenberg, D.M. and Resh V.H. 1993. Fresh Water
Deterjen di Kali Mas Surabaya. Tesis. Program Biomonitoring and Benthic Macroinvertebrates.
Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta. Chapman & Hall Inc. New York.

Analisis Regresi Poisson untuk Menduga Hubungan Kelimpahan Makrobenthos ( Dwi Haryo Ismunarti, dkk) 237

Anda mungkin juga menyukai