Abstrak
Permasalahan yang dijumpai pada penyediaan air bersih daerah Sambutan, Kelurahan Samarinda Ilir,
Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, adalah sumber air sumur buatan warga yang sering berubah
kualitasnya. Mengingat daerah pemukiman mempunyai lapisan akuifer tertutup antara batulempung dan
batupasir maka kondisi ini bisa menjadi pengaruh berubahnya kualitas air sumur. Data penelitian terdiri
dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari data geologi permukaan dan pengukuran
langsung di tempat penelitian menggunakan alat geolistrik. Akuifer daerah Sambutan, Kelurahan
Samarinda Ilir, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur mempunyai 2 (jenis) akuifer yakni akuifer
bebas dengan tebal 0,163 m pada VES 1 dan 0,13 pada VES 2. Akuifer tertekan dengan tebal 6,71 m
kedalaman 22,96-29,67 m pada VES 1 dan 6,1 m kedalaman 22,79 -28,89 m pada VES 2.
Abstract
The problem found in the supply of clean water in the Sambutan area, Samarinda Ilir District, Samarinda
City, East Kalimantan Province, is a source of well water from residents that often changes in quality.
Since the residential area has a closed aquifer layer between claystone and sandstones, this condition can
be an effect of changing the quality of well water. The research data consisted of primary data and
secondary data. Primary data obtained from surface geological data and measurements directly at the
research site using geoelectric devices. The Sambutan regional aquifer, Samarinda Ilir sub-district,
Samarinda city, East Kalimantan Province have 2 (types) aquifers namely free aquifer with a thickness of
0.163 m on VES 1 and 0.13 in VES 2. Aquifer is depressed at 6.71 m depth 22.96 -29.67 m on VES 1 and
6.1 m depth of 22.79 -28.89 m on VES 2.
Keywords : Aquifer, Geoelectric, Rock layer
1
2. Mengetahui kedalaman akuifer pada daerah Gravel (kerikil) 100-600
Sambutan, Kelurahan Samarinda Ilir, Kota
Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. 2.3. Geolistrik Metode Tahanan Jenis
3. Mengetahui jenis akuifer pada daerah
Sambutan, Kelurahan Samarinda Ilir, Kota Dengan mengetahui arus yang diinjeksikan dan
Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. mengukur beda potensial di sekitar tempat arus
diinjeksikan, maka nilai tahanan jenis tanah
2. Dasar Teori dapat diperoleh. Nilai tahanan jenis yang
diperoleh dari hasil pengukuran disebut sebagai
2.1. Akuifer apparent resistivity atau resistivitas semu.
Metode ini mengasumsikan bahwa bumi
Kruseman dan De Ridder (1991) membagi mempunyai sifat homogen isotropis. Dalam
akuifer menjadi 5 macam (gambar 2), yaitu: kondisi yang sesungguhnya, tanah bersifat tidak
a. Akuifer tertekan (Confined aquifer), yaitu homogen karena bumi terdiri atas lapisan-
akuifer yang bagian atas dan bawahnya lapisan dengan p yang berbeda beda, sehingga
dibatasi oleh akuiklud, sehingga seluruh nilai resistivitas yang kita peroleh merupakan
ketebalannya terisi oleh air. nilai resistivitas yang mewakili nilai resistivitas
b. Akuifer bebas (Unconfined aquifer), yaitu seluruh lapisan yang terlalui oleh garis
akuifer dengan batas bawah berupa lapisan ekipotensial. Metode resistivitas ini sering
akuiklud dan bagian atasnya dibatasi oleh dimanfaatkan dalam dunia eksplorasi untuk
muka airtanah dalam akuifer itu sendiri. beberapa keperluan antara lain untuk pencarian
c. Akuifer bocor (Leaky aquifer) Tipe I, yaitu reservoir geothermal dan ekplorasi air tanah
akuifer yang bagian bawahnya dibatasi oleh (Telford, 1982).
akuiklud sedangkan bagian atasnya dibatasi
oleh akuitar. Terdapat beberapa macam susunan konfigurasi
d. Akuifer bocor (Leaky aquifer) Tipe II, yaitu elektroda untuk akuisisi data pada resistivitas.
dua lapisan akuifer yang dipisahkan oleh Secara umum konfigurasi elektroda pada
akuitar, dan bagian bawahnya dibatasi oleh akuisisi data adalah:
akuiklud, sedangkan bagian atasnya dibatasi
oleh muka airtanah bebas.
e. Akuifer berlapis banyak (Multilayer aquifer),
yaitu perlapisan dari beberapa akuifer utama
yang berseling dengan akuitar.
2
2.5. Konfigurasi Elektroda Metode 3.1.2. Satuan Batupasir Kasar
Schlumberger Sambutan
Elektroda M, N digunakan sebagai elektroda Satuan menempati 66.24%. dari seluruh satuan
potensial dan elektroda A, B sebagai elektroda batuan dipeta geologi daerah Sambutan,
arus. Pada konfigurasi ini, nilai MN < nilai AB. Kelurahan Samarinda Ilir, Kota Samarinda,
Diperoleh persamaan resistivitas metode Kalimantan Timur.
Schlumberger yaitu :
3.1.3. Satuan Endapan Aluvial
C C
1 2
P P Satuan aluvial menempati 18.95% dari
2
keseluruhan satuan batuan di peta geologi
L daerah Sambutan, Kelurahan Samarinda Ilir,
M N Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
L
3.2. Resistivity (Tahanan Jenis) Batuan
Skema konfigurasi schlumberger (Telford, 1982)
3.2.1. Line 1
Diperoleh persamaan resistivitas metode
Schlumberger yaitu: Dimana hasil pengukuran dengan nilai error
V (𝐿4 −𝐿2 )
1,41 % dipadukan dengan data geologi
=K I
dengan .K=
2l(𝐿4 +𝐿2)
permukaan maka dapat diinterpretasi bahwa
resistivitas 6, 399-18,44 m adalah
Keterangan: batulempung, 13,13-23,07 m adalah batupasir
= Resistivitas (ohm-m) sedang (jenuh), 85,14-204,6 m adalah
K =Faktor Geometri batupasir kasar, 33,59-94,54 m adalah
V =Beda Potensial (volt) batubara. Diprediksi jenis akuifer bebas pada
I =Kuat Arus (Ampere) kedalaman 1,358-1,521 m dan akuifer tertekan
a =Tahanan Jenis Semu (ohm-m) pada kedalaman 22,96-29,67 m dari titik
=3,14 pengukuran.
L =setengah jarak elektroda arus AB (m)
3.2.2. Line 2
3. Pembahasan Dimana hasil pengukuran dengan nilai error
1,35 % dipadukan dengan data geologi
3.1 Stratigrafi Daerah Penelitian permukaan maka dapat diinterpretasi bahwa
Berdasarkan litodemik resmi dan tidak resmi resistivitas 6,186-20,79 m adalah
pada Sandi Statigrafi Indonesia, 1996. Satuan batulempung, 11,95-22,99 m adalah batupasir
batuan pada daerah Sambutan, Kelurahan sedang (jenuh), 78,14-211 m adalah batupasir
Samarinda Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan kasar dan 22,96-97,53 m adalah batubara.
Timur dibagi dan dinamakan berdasar ciri fisik Diprediksi jenis akuifer bebas pada kedalaman
dominasi litologi pada daerah penelitian yang 1,381-1,511 m dan akuifer tertekan pada
dapat dipetakan berskala 1 : 25.000 serta kedalaman 22,79-28,89 m dari titik pengukuran.
penentuan berdasarkan pengamatan petrologi
untuk menentukan mineral dalam satuan batuan
maupun anggota satuan batuan. Adapun satuan
batuan di kelompokan menjadi 3 bagian dari
yang tua sampai ke yang muda, yakni:
3
3.3 Pengukuran Measuring Section
Pengukuran Measuring Section pada line 1 didapatkan pada bagian atas didapat bahwa lapisan tersebut
merupakan lapisan dari akuifer tertekan pada VES 1 dan pada singkapan bagian bawah merupakan
lapisan yang lebih muda namun belum terindentifikasi jenis akuifernya.
4
Pengukuran Measuring Section pada line 2 didapatkan pada bagian atas didapat bahwa lapisan tersebut
merupakan lapisan dari akuifer tertekan pada VES 1 yang dibatasi oleh lapisan batulempung yang juga
merupakan akuiklud pembatas akuifer tertekan dan pada singkapan bagian bawah merupakan lapisan
yang lebih muda namun belum terindentifikasi jenis akuifernya.
5
3.4. Analisa Hidrologi
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan data survei permukaan dengan
metode pemetaan dan survei bawah permukaan
dengan metode geolistrik tahanan jenis
Schlumberger disimpulkan beberapa
pembahasan berikut:
6
Daftar Acuan