2 Pleuritis Tuberkulosis
3.2.1 Definisi
Pleuritis adalah radang pada pleura, yaitu lapisan tipis yang membungkus
paru-paru. Radang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, tuberkulosis,
kanker, atau kondisi lainnya. Pleuritis ditandai dengan rasa sakit di bagian
dada, terutama saat menarik napas panjang atau batuk. Pleuritis tuberkulosis
adalah infeksi Mycobacterium tuberculosis pada pleura yang sering
bermanisfestasi sebagai efusi pleura. 6,7
b. Gejala sistemik
- Keringat malam
- Demam
- Penurunan berat badan
- Nafsu makan menurun
A. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan pertama terhadap keadaan umum pasien pasien TB
mungkin ditemukan konjungtiva mata dan kulit yang pucat karena anemia,
subfebris, badan kurus (berat badan turun). Pada pleuritis, penderita sering
tampak sakit, nyeri ketuk pada perkusi, suara napas menurun dan
terdengar bising gesek pleura. Bila tuberkulosis mengenai pleura, sering
terbentuk efusi pleura, maka paru-paru yang sakit agak terlihat tertinggal
saat pernafasan, perkusi memberikan suara pekak, auskultasi memberikan
suara nafas yang lemah sampai menghilang.
B. Pemeriksaan Penunjang
Pada daerah-daerah dimana frekuensi tuberkulosis paru tinggi dan
terutama pada pasien usia muda, sehingga besar efusi pleura karena
pleuritis TB. Permulaan pleuritis TB terlihat sebagi efusi. Adapun
pemeriksaan penunjang pada pleuritis TB adalah sebagai berikut :
- Foto Thoraks (X-Ray)
Tampak permukaan cairan yang terdapat dalam rongga pleura dan
membentuk bayangan seperti kurva, dengan permukaan daerah lateral
lebih tinggi daripada medial. Cairan dalam pleura bisa juga tidak
membentuk kurva, karena terperangkap aatau terlokalisasi, keadaan ini
sering terdapat pada daerah bawah paru-paru yang berbatasan dengan
permukaan atas diafragma.
- Analisa Cairan Pleura
a. Warna Cairan
Biasanya cairan pleura berwarna agak kekuning-kuningan
(serous-santokrom), pleuritis TB terlihat sebagi efusi yang
sero-santokrom. Bila kemerah-merahan bisa terjadi trauma,
infark paru, keganasan dan adanya kebocoran aneurisma aorta.
Bila kuning kehijauan dan agak purulen, maka menunjukkan
empiema. Bila merah coklat, makan menunjukkan adanya
abses karena amoeba.
b. Biokimia
-Transudat-eksudat
Secara biokimia, efusi pleura terbagi atas transudat dan eksudat
yang perbedaannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
-Glukosa
Kadar glukosa < 30mg/100cc : pleuritis reumatoid
<60mg/100cc : tuberculosis, keganasan,
atau empiema.
-Enzim
Kadar ADA (adenosin diaminase) > 50 IU, oleh karena
tuberkulosis.
-pH
Jika pada analisis pleura didapatkan pH rendah PCO2 tinggi
biasanya disebabkan tuberculosis.
c. Sitologi
Pemeriksaan sitiologi terhadap cairan pleura amat penting
untuk diagnostik penyakit pleura, terutama bila ditemukan sel-
sel patologis atau dominasi sel-sel tertentu.
1. Sel neutrolif, menunjukkan adanya infeksi akut
2. Sel limfosit, menunjukkan adanya infeksi kronik
seperti pleuritis tuberkulosa atau limfoma maligna
3. Sel mesosel, bila jumlahnya meningkat maka
menunjuukan adanya infark paru dan biasanya juga
banyak ditemukan eritrosit
4. Sel-sel besar dengan banyak inti, pada artritis
rematoid
5. Sel L.E, pada lupus eritematosus sistemik
6. Sel maligna, pada paru atau metastase
d. Bakteriologi
Biasanya cairan pleura steril, tapi kadang-kadang dapat
mengandung mikroorganisme, apalagi bila cairannya purulen
(menunjukkan empeima). Efusi purulen bisa mengandung
kuman-kuman aerob maupun anaerab. Jenis kuman yang sering
ditemukan dalam cairan pleura adalah Pneumokokkus, E.Colli,
Klebseilla, pseudomonas, dan anterobacter. Pleuritis
tuberkulosis, biakan cairan terhadap kuman taham asam hanya
dapat menunjukkan positip 20-30%.
e. Biopsi Pleura
Pemeriksaan histopatologisatu atau beberapa contoh jaringan
pleura dapat menunjukkan 50-70% diagnosis kasus-kasus
pleuritis tuberculosis dan tumor pleura. Bila ternyata hasil
biopsy tidak memuaskan, dapat dilakukan beberapa biopsy
ulangan. Komplikasi biopsi adalah pneumotoraks, hemotoraks,
penyebaran infeksi atau pada tu,or pada dinding dada.