Anda di halaman 1dari 5

2.

Dari aloaamnesis, sejak 1 minggu yang lalu pasien menglami demam tinggi,
batuk pilek dan sakit tenggorokan. Pasien juga sering mengalami diare,
frekuensi 4-6 kali/hari, tanpa disertai darah dan lendir. Dalam beberapa bulan
terakhir pasien juga sering gugup, keluar keringat banyak, mudah cemas, sulit
tidur dan bila mengerjakan sesuatu selalu terburu-buru.
d. Bagaimana mekanisme diare pada kasus?

Pengaruh hormon tiroid yang meninggi menyebabkan tonus traktus


gastrointestinal meninggi, hiperperistaltik, sehingga sering terjadi diare.
Hormon tiroid merangsang motillitas usus, yang dapat menimbulkan
peningkatan motilitas terjadi diare pada hipertiroidisme. Hal ini juga
menyumbang pada timbulnya penurunan berat badan yang sedang pada
hipertiroidisme. Diare tanpa darah dan lendir karena bukan disebabkan
oleh virus.

e. Bagaimana mekanisme erring gugup, keluar keringat banyak, mudah


cemas, sulit tidur dan bila mengerjakan sesuatu selalu terburur-buru pada
kasus?

 Sering gugup , mudah cemas dan bila mengerjakan sesuatu sering


terburu-buru

Hypertiroid T3 dan T4 akan meningkatkan kepadatan B andregenik, yg


selanjutnya akan mengaktifkan reseptor B adregenik yg merangsang
kelenjar adrenal dan ujung syaraf melepas katekolamine (epinephrine,
norepinephrine) yg membuat syaraf simpatik lebih peka. Syaraf yg lebih
peka menyebabkan hyperaktivitas syaraf anxious (meningkatnya tonus
otot) yg berdampak pada tremor, selalu terburu-buru dan mudah cemas

 Keluar keringat banyak :

Tingginya hormon tiroid menyebabkan terjadinya hipermetabolisme pada


pasien yang menyebabkan produksi panas yang berlebihan sehingga
pasien mengeluarkan banyak keringat.

Hipertiroid -> metabolisme meningkat -> peningkatan jumlah reseptor


adrenergik beta otot skelet-> vasodilatasi perifer -> keluar keringat
banyak.

 Sulit tidur :

Sulit tidur yang dialami Nn.A terjadi karena terjadinya hipersekresi dari
hormone tiroid yang akibtanya adalah meningkatnya metabolism seluler
sehingga tubuh menjadi panas. Thermoregulator di hipotalamus merespon
dengan berusaha menurunkan suhu dengan mengeluarkan keringat. Selain
itu, hipersekresi dari hormone tiroid ini juga meningkatkan katekolamin
dan aktivitas dari CNS sehingga menyebabkan gugup dan mudah cemas.

Jantung yang berdebar dan pernafasan yang meningkat juga menyebabkan


gangguan sirkulasi . Hal-hal inilah yang menyebabkan Nn.a suah untuk
tidur.

f. Apa hubungan gejala dengan penyakit pada kasus?

Sulit tidur yang dialami Nn.A terjadi karena terjadinya hipersekresi dari
hormone tiroid yang akibatnya adalah meningkatnya metabolism seluler
sehingga tubuh menjadi panas. Thermoregulator di hipotalamus merespon
dengan berusaha menurunkan suhu dengan mengeluarkan keringat.

Selain itu, hipersekresi dari hormone tiroid ini juga meningkatkan


katekolamin dan aktivitas dari CNS sehingga menyebabkan gugup dan
mudah cemas dan suka terburu-buru.

Jantung yang berdebar dan pernafasan yang meningkat juga menyebabkan


gangguan sirkulasi . Hal-hal inilah yang menyebabkan Nn.A suah untuk
tidur.

g. Apakah perlu diberikan terapi simptomatik? Jika perlu, bagaimana


terapinya?

Perlu untuk mengatasi takikardi dan mencegah fibrilasi atrium. Obat beta-
blocker seperti propanolol dapat digunakan. Akan tetapi pada skenario
terjadi hipotensi sehingga propanolol diberikan setelah pemberian obat
antitiroid dan TD kembali normal.

h. Bagaimana teknik anamnesis pada pasien yang diduga hipertiroid?

Teknik Anamnesis
Anamnesis dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada
pasien atau keluarga pasien mengeneai identitas pasien, keluhan utama,
riwayat penyakit sekarang, keluhan tambahan, riwayat penyakit dahulu,
dan riwayat kebiasaan
1. Identitas pasien
Tanyakan nama, usia, alamat, status pernikahan, agama, pekerjaan dan
pendidikan terakhir
2. Keluhan utama
Tanyakan
a. Apa yang membuat ibu datang kesini? (berat badan turun drastis)
b. Sejak kapan merasa berat badan turun?
c. Berapa pnurunan brat badan?
3. Penyakit sekarang
a. Bagaimana keadaan ibu sebelum BB turun? (sehat,banyak bergerak)
b. Tanyakan program diet?
c. Bagaimana dengan nafsu makan? (biasanya meningkat)
d. Sering haus? Dan jumlah?
e. Tanyakan hal terkait kecurigaan dengan penyakit lain
f. Sering letih dan lelah?
g. Merasa sulit tidur?
h. Tidak tahan udara panas?
i. Tangan mudah bergetar?
j. Mudah berkeringat?
k. Mata seperti menonjol?
l. Kerontokan rambut?
m. Diare?
n. Pertanyaan sekitar tonjolan dileher
o. Sesak nafas?
4. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan tentang penyakit yang dulu pernah dialami
5. Riwayat pengobatan
6. Riwayat kebiasaan
Tanyakan tentang kehidupan pasien sehari-hari
7. Riwayat keluarga
Tanyakan tentang penyakit yang sama dikeluarga pasien

3. Pada pemeriksaan fisik, kesadaran: delirium; TD 90/60 mmHg, nadi 120x


menit/reguler, RR 24 x/menit, suhu 39,6 C. Kepala : exophthalmos (+),
mulut: faring hiperemis, oral hygiene buruk. Leher: strumadiffusa (+),
kakukuduk (-). Jantung: takikardia; paru: bunyi napas normal. Abdomen:
dinding perut lemas; hati dan limpa tak teraba, bising usus meningkat.
Ekstremitas: telapak tangan lembab, tremor (+), reflex patologis (-).(V)
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik?

Pemeriksaan Fisik Normal Interpretasi


Kesadaran Compos mentis Abnormal, delirium,
penurunan kesadaran
Tekanan Darah 120/80 mmHg TD 90/60 mmHg hipotensi
Nadi dan jantung 60-85x per menit nadi 120x permenit
takikardia
Paru dan respiratory rate 16-24x/menit Borderline, 24x/menit
Suhu 36,5-37,5 0C 39,60C febril
Mata Exoftalmus (-) Abnormal, exfoltamus (+)
Faring hiperemis Faring hiperemis (-) Faring hiperemis (+)
abnormal
Leher Tiroid tidak nampak, tidak Struma difusa (+) abnormal
teraba
Kaku kuduk (-) (-) normal
Abdomen Dinding hati dan limpa tidak Dinding hati dan limpa tidak
teraba, bising usus 3x per teraba, bising usus abnormal
menit
Ekstremitas Tremor (-) Tremor (+)
keringat dan lembab tidak Tangan lembab : abnormal
berlebihan

b. Bagaimana mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik tersebut?

Kesadaran Delirium
Hormon tiroid meningkatkan kecepatan berpikir, tetapi juga sering menimbulkan
disosiasi pikiran, pasien cenderung cemas dan paranoid.
Hipertiroid  Sekresi hormon tiroid berlebihan  tirotoksikosis  peningkatan
metabolisme secara berlebihan, peningkatan sekresi hormon katekolamin 
neurological dysfunction  agitasi, penurunan kesadaran

Tekanan darah
Peningkatan metabolisme jaringan  pemakaian oksigen meningkat, pelepasan
produk akhir metabolisme meningkat vasodilatasi aliran darah darah jaringan
 penurunan resistensi  hipotensi

Nadi dan jantung


Sekresi berlebihan hormon tiroid sekresi berlebihan hormon katekolamin 
aktivitas simpatis meningkat  takikardia

Paru dan RR
Peningkatan metabolisme  peningkatan pemakaian oksigen dan pengeluaran
karbondioksida  peningkatan kecepatan pernapasan

Suhu
Peningkatan metabolisme basal  produksi panas meningkat  suhu tubuh
meningkat

Mata exoftalmus disebabkan oleh infiltrasi sel sel limfosit, plasma dan sel darah
putih lain di mata

Faring hiperemis kemungkinan besar disebabkan karena oral hygiene buruk,


sehingga pasien rentan terhadap infeksi, terjadilah peningkatan vaskularisasi di
daerah faring sebagai kompensasi infeksi

Leher
Adanya struma atau pembesaran kelenjar tiroid dapat oleh karena ukuran sel-
selnya bertambah besar atau oleh karena volume jaringan kelenjar dan
sekitarnya yang bertambah dengan pembentukan struktur morfologi baru.

Abdomen
Hormon tiroid berlebihan  peningkatan kecepatan sekresi getah pencernaan
dan motilitas saluran cerna  diare, bising usus meningkat
Ekstremitas 
Hormon tiroid berlebihan  sekresi katekolamin meningkat, atau bertambahnya
kepekaan sinaps saraf di daerah medula yang mengatur tonus otot  tremor
halus, kulit lembab

c. Bagaimana teknik pemeriksaan fisik pada pasien yang diduga hipertiroid?

Pemeriksaan fisik dapat dimulai dengan pemriksaan pada bagian kepala


dan leher. Pemeriksaan diawali dengan melakukan inspeksi pada kelenjar
tiroid pada leher bagian depan dan samping dengan posisi pasien duduk.
Setiap bekas luka, massa, dan distensi vena yang terlihat haruslah dicatat.
Setelah itu, dilakukan palpasi pada kelenjar tirod dengan meminta pasien
untuk memfleksikan leher supaya otot di leher agak mengendur sehingga
kelenjar tiroid dapat dipalpasi dari hadapan pasien maupun dari belakang
pasien, dengan menggunakan kedua ibu jari untuk mengpalpasi lobus pada
kelenjar tiroid. Apabila nodul masih kecil adalah lebih baik seandainya
kelenjar tiroid dipalpasi dari kedua arah. Saat melakukan palpasi, haruslah
dimulai dengan mencari kartilago krikoid terlebih dahulu. Kemudian
dilanjutkan dengan meraba isthmus, dan agak ke lateral untuk meraba dari
kedua lobus (biasanya lobus pada bagian dextra sedikit lebih besar
berbanding lobus sinistra). Lalu pasien diminta untuk menelan air, untuk
menilai adakah kelenjar tiroid akan ikut bergerak seiring dengan
pergerakan menelan itu tadi (Harrison, 2004).

Anda mungkin juga menyukai