Anda di halaman 1dari 23

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.D DENGAN


GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN : STRUMA
MULTINODULAR TOKSIK

NURWAHIDAH.A

2004018
DEFENISI
Struma adalah pembesaran
kelenjar gondok yang
disebabkan oleh
penambahan jaringan
kelejar gondok yang
menghasilkan hormon tiroid
dalam jumlah banyak
sehingga menimbulkan
keluhan seperti berdebar-
debar, berkeringat, dan
berat badan menjadi turun.
KLASIFIKASI STRUMA
1. Berdasarkan Fisiologis
a. Eutiroidisme, Suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang disebabkan
stimulasi kelenjar tiroid yang dibawah normal, sedangkan pada kelenjar
hipofisis menghasilkan peningkatan jumlah TSH
b. Hipotiroidisme, Hipotiroidisme adalah kelainan struktural atau fungsional
kelenjar tiroid sehingga sintesis dari hormon tiroid menjadi berkurang
c. Hipertiroidisme , Dikenal juga sebagai tirotoksikosis atau Graves yang dapat
didefenisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik
hormon tiroid yang berlebihan.
2. Berdasarkan Klinisnya
a. Goiter Toxic , Jika tidak diberikan tindakan medis sementara, nodusa akan
memperlihatkan benjolan yang secara klinik teraba satu atau lebih benjolan (goiter
multinoduler toksik).
b. Goiter Non Toxic , Goiter ini disebut sebagai simple goiter, goiterendemik, atau goiter
koloid yang sering ditemukan di daerah yang air minumya kurang sekali mengandung
yodium dan goitrogen yang menghambat sintesa hormon oleh zat kimia.
ETIOLOGI
a) Kekurangan yodium
b) Faktor keturunan, yakni jika seseorang memiliki
orang tua atau anggota keluarga yang menderita
nodul atau kanker tiroid
c) Usia, orang yang berusia kurang dari 30 tahun atau
lebih dari 60 tahun beresiko mengalami penyakit ini
d) Jenis kelamin, wanita lebih beresiko mengalami
nodul tiroid daripada pria
e) Paparan radiasi di kepala dan leher
TANDA DAN GEJALA
Nodul tiroid jarang sekali menimbulkan gejala, terutama ketika
benjolan masih berukuran kecil. Umumnya benjolan ini hanya
terdeteksi saat seseorang menjalani pemeriksaan kesehatan umum.
Keluhan biasanya baru timbul ketika benjolan sudah semakin besar,
gejalanya meliputi :
 Merasa sulit bernafas dan menelan
 Batuk
 Perasaan sesak di dalam tenggorokan
 Suara serak
 Sakit dan pembengkakan di leher
PENATALAKSANAAN
• Pembedahan (Tiroidektomi)
• Yodium Radioaktif, Yodium radioaktif
memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi
pada kelenjar tiroid sehingga menghasilkan
ablasi jaringan
• Pemberian Tiroksin dan Anti-Tiroid, Tiroksin
digunakan untuk menyusutkan ukuran struma,
selama ini diyakini bahwa pertumbuhan sel
kanker tiroid dipengaruhi hormon TSH
LAPORAN KASUS

• Pasien perempuan suku Makassar, usia 58 tahun, datang dengan keluhan panas badan. Panas
badan dikatakan muncul mulai 2 hari sebelum masuk rumah sakit, terkadang hingga menggigil.
Selain panas pasien juga mengeluh batuk dengan dahak berwarna kekuningan sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit, disertai nafas terasa sesak, tidak dipengaruhi oleh aktivitas dan
tidak membaik dengan istirahat. Pasien juga mengatakan dadanya terasa berdebar debar sejak
sebelum masuk rumah sakit. Selain keluhan tersebut pasien juga dikeluhkan mengalami
penurunan nafsu makan sejak 1 minggu, dan badan yang terasa semakin lemas. Pasien
mengatakan tidak tahan akan lingkungan yang panas, dan lebih nyaman berada di tempat dingin.
• Terdapat benjolan di leher yang sudah pasien alami sejak muda, kurang lebih 25 tahun yang lalu
yang dirasakan semakin membesar. Riwayat darah tinggi, kencing manis, disangkal oleh pasien,
riwayat TB paru sudah tuntas pengobatan kurang lebih 10 tahun yang lalu. Tidak ada riwayat
keluarga dengan kelainan tiroid.
• Pada pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan keadaan umum sakit sedang, kesadaran pada saat
diperiksa compos mentis, tampak gelisah, tekanan darah 180/90 mmHg, dengan temperatur
axilla 38,7oC, denyut nadi 88x/menit, frekuensi respirasi 24x/menit, dengan saturasi O2 98%.
Pada pemeriksaan fisik kepala dalam batas normal, pemeriksaan leher, pada inspeksi didapatkan
kesan pembesaran pada kelenjar tiroid, pada palpasi didapatkan pembesaran kelenjar tiroid
teraba nodul multipel dengan diameter terbesar 10cm, dengan konsistensi lunak. Pada auskultasi
didapatkan ronkhi pada seluruh lapangan paru, wheezing tidak didapatkan. Pada pemeriksaan
abdomen tidak ditemukan kelainan. Ekstremitas teraba hangat dan lembab oleh karena keringat,
tidak didapatkan tremor.
• Dari pemeriksaan darah lengkap awal didapatkan hitung
leukosit 20,88 x 10³/μL, hemoglobin 13,1 gram/dl,
hematokrit 40,4 %, trombosit 154 x 10³/μL. Pada
pemeriksaan kimia darah didapatkan SGOT 91 U/L, SGPT
34 U/L, BUN 21 mg/dl, kreatinin 0,5 mg/dl, FT4 7.67 ng/dL
(0.93-1.70 ng/dL), TSHs <0,01μU/ml (0,27-4,2μU/ml),
natrium 139 mmol/L, kalium 4,2 mmol/L, chlorida 106
mmol/L. Dari data-data yang didapatkan pada anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien
kemudian didiagnosis awal dengan struma multinodular
toksik yang dipicu oleh infeksi Pneumonia Komunitas.
IDENTITAS
• Nama : Ny.D
• Umur : 58 Tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Makassar
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Diagnosa Medis : Struma multinodular toksik
PEMERIKSAAN FISIK
Tingkat kesadaran : Compos mentis, tampak
gelisah, GCS :15 E:4 V:5 M:6
 TD: 180/90 mmHg
 S : 38,7oC,
 N : 88x/menit
 RR: 24x/menit, Nasal Kanul dengan saturasi
oksigen 98%, 2-4 liter/menit
PEMERIKSAAN CEPALO CAUDAL
1. Leher
a. inspeksi : Tampak pembesaran pada kelenjar tiroid
b. Palpasi : Pembesaran kelanjar tiroid terababa nodul

multipel dengan diameter terbesar 10cm,dengan


konsistensi lunak.
2. Dada
a. Auskultasi : ronkhi pada seluruh lapangan paru,
wheezing tidak didapatkan.
Terapi Farmakologi
• obat Ceftriaxone 2x1
gram • methimazole 2 x
• Hidrocortison 2 x 10mg
100mg • bisoprolol 1x2,5 mg
• Azithromycin 1 x
500mg
• Paracetamol 3x500
mg
• N-Ace 3 x 200mg
Klasifikasi Data
Data Subjektif Data Objektif

1. Pasien mengatakan terdapat benjolan di 1. keadaan umum : sakit sedang,


leher yang sudah pasien alami sejak muda, 2. Tingkat kesadaran : compos mentis
kurang lebih 25 tahun yang lalu yang 3. Tampak pembesaran pada kelenjar tiroid
dirasakan semakin membesar. 4. pembesaran kelenjar tiroid teraba nodul
2. Pasien mengatakan tidak tahan akan multipel dengan diameter terbesar 10cm,
lingkungan yang panas, dan lebih nyaman dengan konsistensi lunak.
berada di tempat dingin 5. Pasien tidak mampu batuk
3. Pasien mengeluh panas badan, terkadang 6. Ronkhi pada seluruh lapangan paru
hingga menggigil. 7. Pasien tampak gelisah
4. Pasien mengeluh batuk dengan dahak 8. Kulit teraba hangat
berwarna kekuningan 9. TTV
5. Pasien mengeluh nafas terasa sesak, dada TD : 180/90 mmHg
terasa berdebar-debar Suhu : 38,7oC,
6. Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan Nadi : 88x/meni
sejak 1 minggu, dan badan yang terasa RR : 24x/menit, Nasal Kanul dengan saturasi
semakin lemas. oksigen 98%, 2-4 liter/menit
7. Pasien merasa lemah
 
 
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d
sekresi yang tertahan
Data Subjektif :
• Pasien Mengeluh Nafas Terasa Sesak, Dada Terasa Berdebar-Debar
• Pasien mengeluh batuk disertai dahak kekuningan
• Pasien tidak mampu batuk
Data Objektif :
• Terdapat Bunyi Nafas Tambahan (Ronkhi)
• Pasien tampak gelisah
• Tampak pembesaran pada kelenjar tiroid
• Pasien tidak mampu batuk
• pembesaran kelenjar tiroid teraba nodul multipel dengan diameter terbesar
10cm, dengan konsistensi lunak.
• Hasil TTV : TD : 180/90 mmHg, Suhu : 38,7oC, Nadi: 88x/meni
RR: 24x/menit, dengan saturasi O2 98%.
HIPERTERMI
Data Subjektif :
• Pasien Mengatakan Terdapat Benjolan Di Leher Yang Sudah Pasien Alami
Sejak Muda, Kurang Lebih 25 Tahun Yang Lalu Yang Dirasakan Semakin
Membesar.
• Pasien Mengeluh Panas Badan, Terkadang Hingga Menggigil.
• Pasien Mengeluh Batuk Dengan Dahak Berwarna Kekuningan
Data Objektif :
• Kulit teraba hangat
• Hasil TTV
• TD : 180/90 mmHg
• Suhu : 38,7oC,
• Nadi : 88x/menit
• RR: 24x/menit, dengan saturasi O2 98%.
Intoleransi Aktivitas
Data Subjektif :
• Pasien Merasa Lemah
Data Objektif :
• TTV
• TD : 180/90 mmHg
• Suhu : 38,7oC,
• Nadi : 88x/menit
• RR : 24x/menit, dengan saturasi O2 98%.
DIAGNOSA
• Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang
tertahan
• Hipertermi b.d proses penyakit (Infeksi)
• Intoleransi aktifitas b.d kelemahan
No Diagnosa Tujuan Dan
INTERVENSI
Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
1 Bersihan Setelah di berikan 1. Kaji fungsi 1. Penurunan bunyi nafas atelaktasis,
jalan nafas asuhan pernafasan ronkhi
tidak keperawatan 2. Catat kemampuan akumulasisecret/ketidakmampuanme
efektif b.d selama 3x24 jam untuk mbersihkan jalan nafas otot
sekresi bersihan jalan mengeluarkan aksesoridigunakan pernafasan
yang nafas menjadi secret meningkat
tertahan efektif, dengan 3. Anjurkan klien 2. Pengeluaran sulit bila tebal, sputum
kriteria hasil : untuk batuk efektif berdarah kerusakan paru
- Sesak nafas dan nafas dalam 3. Batuk efektif mengeluarkan secret
berkurang 4. Anjurkan klien 4. Meningkatkan ekspansi membuka
- RR :18x/m untuk posisi semi area atelaktasis
- Secret hilang fowler 5. Membantu suplai oksigen
5. Berikan terapi 6. Mengetahui perkembangan
oksigen 7. Diperlukan untuk melanjutkan dalam
6. Pantau TTV proses penyembuhan
7. Kolaborasi dengan
tim medis untuk
membantu terapi
2 Hipertermi NOC 1. Monitor suhu 1. suhu , menunjukkan proses penyakit
b.d proses Thermuregulation sesering mungkin infeksi akut.
penyakit Setelah di berikan 2. Monitor tekanan 2. peningkatan denyut nadi, penurunan
(Infeksi) asuhan darah, nadi, dan tekanan vena, dan penurunan tekanan
keperawatan RR darah dapat mengindikasi Hipovolemi,
selama 3x24 jam, 3. Kompres pasien yang mengarah pada penurunan
diharapkan pada lipat paha dan perfusi jaringan
menunjukan suhu aksila 3. Dapat membantu mengurangi demam.
tubuh pasien 4. Berikan antipiretik 4. digunakan untuk mengurangi demam
dalam batas dengan aksisentralnya pada
normal dengan hipotalamus
3 Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan asuhan 1. Tentukan penyebab 1. Untuk mngindari
b.d kelemahan keperawatan selama 3x24 jam keletihan terjadinya letih
diharapkan pasien membaik (misalnya, perawat 2. Untuk melatih
dengan kriteria hasil : an, nyeri klien melakukan
1. Mampu melakukan dan pengobatan) aktivitas secara
aktivitas sehari-hari (ADLs) 2. Pantau respon mandiri
secara mandiri oksigen pasien 3. Agar klien lebih
misalnya, denyut terjadwal dalam
nadi, irama jantung, pemenuha n
dan ADLs
frekuensi pernapas 4. Agar keluarga
an terhadap klien dapat
aktifitas perawatan membantu klien
diri atau aktifitas untuk
keperawatan pemenuha n
3. Bantu untuk aktifitas yang
mengidentifikasi tidak bisa
aktivitas yang dilakukan klien
disukai secara mandiri
4. Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan diwaktu
luang
5. Bantu
klien/keluarga
unuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
IMPLEMENTASI
1,2,3 Jum’at,5/01/2021 1. Monitoring TTV 13.25 S : Pasien mengatakan sudah
12.50
Hasil : Pasien mengatakan sudah tidak batuk lagi dan sesak
tidak batuk lagi dan sesak nafasnya nafasnya sudah mulai membaik .
sudah mulai membaik . O :. RR : 20x/m
o
TTV :TD : 130/90 mmHg, S:36,8 C, A : Masalah mulai teratasi
N: 88x/meni, RR: 20x/menit, dengan P : pertahankan intervensi
1 12.55 nasal kanul 2-4 liter/m 1. Monitor TTV
2. Mengkaji fungsi pernafasan 2. Anjurkan batuk efektif
Hasil : RR : 20 x/m, terpasang nasal 3. Pemberian obat injeksi
kanul 2-4 liter/m
1 13.00
3. Mencatat kemampuan
mengeluarkan secret
Hasil : klien sudah dapat
mengeluarkan secret
1 13.08
4. Menganjurkan klien untuk batuk
efektif dan nafas dalam
Hasil : klien mengerti dan
mempraktekkan batuk efektif dan
1,2 13.10 nafas dalam
5. Memberikan obat injeksi
Ceftriaxone 2x1 gram Hidrocortison
2 x 100mg, Azithromycin 1 x
500mg, N-Ace 3 x 200mg,
methimazole 2 x 10mg, bisoprolol
1x2,5 mg
Hasil :tidak alergi terhadap obat
yang di berikan
2 Kamis,4/01/2021 1. Memantau suhu tubuh 12.35 S : Pasien mengatakan badannya
12.00
Hasil : S:36,8oC sudah tidak panas lagi
12.05 2. Menganjurkan pasien untuk O : S : 36,8OC
minum 2 liter dalam 24 jam A : Masalah hipertermi teratasi
Hasil : pasien sering minum sedikit P : Hentikan Intervensi
tapi sering, di bantu dengan
keluarganya
12.15
3. Memberikan kompres hangat
pada dahi
Hasil : Keluarga rutin mengompres
pasien
3 Jum’at,5/01/2021 1. Mendekatkan benda-benda yang 13.20 S : Pasien mengatakan sudah
12.38
dibutuhkan klien bisa melakukan beberapa
Hasil : benda-benda yang di aktivitas ringan secara mandiri
butuhkan di dekatkan dengan klien O : pasien tampak lebih baik dari
13.05 2. Mengajarkan pasien untuk sebelumnya
beraktivitas sedang di atas tempat A : Masalah mulai teratasi
tidur. P : pertahankan intervensi 1,2,3
Hasil : klien sudah bisa melakukan
beberapa aktivitas secara mandiri
namun masih ada keluarga yang
mendampingi
13.10
3. Melibatkan keluarga dalam
memenuhu kebutuhan
Hasil : keluarga klien bersedia untuk
membantu aktifitas klien

Anda mungkin juga menyukai