Anda di halaman 1dari 2

Sebagaimana dipahami, dalam beradaptasi dengan lingkungan, masyarakat memperoleh dan

mengembangkan suatu kearifan yang berwujud pengetahuan atau ide, norma adat, nilai budaya,
aktivitas, dan peralatan sebagai hasil abstraksi mengelola lingkungan. Seringkali pengetahuan mereka Commented [P1]:
tentang lingkungan setempat dijadikan pedoman yang akurat dalam mengembangkan kehidupan di
lingkungan pemukimannya. Commented [P2]: Pengantar

Berdasarkan penelusuran berbagai literatur, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sebagai kearifan
lokal adalah nilai-nilai, norma, hukum-hukum dan pengetahuan yang dibentuk oleh ajaran agama,
kepercayaan-kepercayaan, tata nilai tradisional dan pengalaman-pengalaman yang diwariskan oleh
leluhur yang akhirnya membentuk sistem pengetahuan lokal yang digunakan untuk memecahkan
permasalahan-permasalahan sehari-hari oleh masyarakat. Commented [P3]: Pengertian kearifan lokal

Sasi dapat diartikan sebagai larangan untuk mengambil hasil sumberdaya alam tertentu sebagai
upaya pelestarian demi menjaga mutu dan populasi sumberdaya hayati (hewani maupun nabati)
alam tersebut. Karena peraturan-peraturan dalam pelaksanaan larangan ini juga menyangkut
pengaturan hubungan manusia dengan alam dan antar manusia dalam wilayah yang dikenakan
larangan tersebut, maka sasi, pada hakikatnya, juga merupakan suatu upaya untuk memelihara
tata-krama hidup bermasyarakat, termasuk upaya ke arah pemerataan pembagian atau pendapatan
dari hasil sumberdaya alam sekitar kepada seluruh warga/penduduk setempat. Saat ini, sasi
memang lebih cenderung bersifat HUKUM ADAT bukan tradisi, dimana sasi digunakan sebagai cara
mengambil kebijakan dalam pengambilan hasil laut dan hasil pertanian. Namun, secara umum, sasi
berlaku di masayarakat sebagai bentuk etika tradisional. Sasi tidak berhubungan dengan ritus
kelahiran, perkawinan, kematian dan pewarisan, melainkan lebih cenderung bersifat tabu dan
kewajiban setiap individu dan masyarakat dalam mengelola sumber daya alam yang dimiliki. Seperti
yang kita tahu, bahwa taboo atau tabu berfungsi untuk menjaga kestabilan hidup masyarakat. Tabu
seringkali dikaitkan dengan sesuatu yang terlarang, karena akan mengakibatkan dampak buruk bagi
orang yang melanggar tabu.
Lokollo (1925) menjelaskan bahwa terdapat enam tujuan falsafah yang mempengaruhi pelaksanaan
adat sasi, yakni sebagai berikut:

1. Memberikan petunjuk umum tentang perilaku manusia, untuk memberikan batasan tentang
hak-hak masyarakat;
2. Menyatakan hak-hak wanita, untuk memberikan definisi status wanita dan pengaruh mereka
dalam masyarakat:
3. Mencegah kriminalitas, untuk mengurangi tindakan kejatahan seperti mencuri;
4. Mendistribusikan sumber daya alam yang mereka miliki secara merata untuk menghindari
konflik dalam pendistribusian sumber daya alam, yakni antara masyarakat dari desa atau
kecamatan yang berbeda;
5. Menentukan cara pengelolaan sumber daya alam yang di laut dan di darat guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
6. Untuk penghijauan/pelestarian alam (konservasi).

Potensi Kearifan Lokal Dalam Pembangunan Hukum Nasional Karl Mannheim menyatakan bahwa
pembangunan di bidang hukum berarti mengusahakan keserasian yang lebih mantap antara ketertiban
dengan ketentraman. Commented [P4]: Tujuan kearifan lokal
Kearifan Lokal: Menjawab Tantangan dan Permasalahan Kehidupan Berbagai studi, penelitian dan
pemberitaan media beberapa waktu terakhir telah mengungkap praktek-praktek kearifan lokal yang
ternyata berjalan efektif sebagai mekanisme penjaga harmonisasi sosial dan memecahkan berbagai
permasalahan kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Commented [P5]: Kelebihan kearifan lokal

Jika kesadaran tersebut dapat ditingkatkan, maka hal itu akan menjadi kekuatan yang sangat besar dalam
pengelolaan lingkungan. Commented [P6]: Sebelum penutup

Dalam pendekatan kebudayaan ini, penguatan modal sosial, seperti pranata sosialbudaya, kearifan lokal,
dan norma-norma yang terkait dengan pelestarian lingkungan hidup penting menjadi basis yang utama.
Seperti kita ketahui adanya krisis ekonomi dewasa ini, masyarakat yang hidup dengan menggantungkan
alam dan mampu menjaga keseimbangan dengan lingkungannya dengan kearifan lokal yang dimiliki dan
dilakukan tidak begitu merasakan adanya krisis ekonomi, atau pun tidak merasa terpukul seperti halnya
masyarakat yang hidupnya sangat dipengaruhi oleh kehidupan modern. Maka dari itu kearifan lokal
penting untuk dilestarikan dalam suatu masyarakat guna menjaga keseimbangan dengan lingkungannya
dan sekaligus dapat melestarikan lingkungannya. Berkembangnya kearifan lokal tersebut tidak terlepas
dari pengaruh berbagai faktor yang akan mempengaruhi perilaku manusia terhadap lingkungannya. Commented [P7]: Kesimpulan terakhir

Anda mungkin juga menyukai