Anda di halaman 1dari 4

A.

JUDUL PRAKTIKUM
Menyiapkan Sediaan Obat Padat

B. TUJUAN PRAKTIKUM

C. MATERI DAN METODE


1. Alat dan Bahan
1) Alat
a. Alu
b. Mortar
c. Kertas perkamen
2) Bahan
2. Cara Pembuatan
1) Pulvis
Menyiapkan alu, mortar, salcylic acid, talc, dan ethanol 96%

3. Rencana Pembuatan

D. HASIL PRAKTIKUM
1. Soal kaus dalam praktikum
1) Pada tanggal 12 September 2019, Mimin yang beralamat di Jalan Kehidupan,
membawa anjing domestik betina berumur 3 tahun bernama Kuki (BB=2,5 kg) ke
klinik hewan Kristal Vet yang ada di Bantul Yogyakarta (No. Telp 08095555). Anjing
Cinta langsung ditangani oleh dokter hewan Yugi (SIP 57585758). Melihat hasil
anamnesa, pemeriksaan klinis diketahui anjing mengalami gangguan pencernaan.
Kemudian dokter hewan memberikan rancangan pengobatan dengan memberikan
Ampicillin, Thiamine HCl, dan Dexamethason bertutut-turut dengan dosis 20 mg/Kg
BB, 10 mg/Kg BB, dan 0,6 mg/Kg BB. Dengan sedian masing-masing obat antara lain
Ampicillin tablet 500 mg, Dexamethason 5 mg dan Thiamine HCl 150 mg. Obat akan
diberikan dalam bentuk kapsul sehari dua kali untuk pemberian selama 5 hari setelah
makan. Hitung dosis yang digunakan dan tuliskan resep secara lengkap untuk anjing
Kuki.
2) Pada tanggal 2 November 2018, Ponim yang beralamat di Jalan Setaman no. 7,
membawa kucing munchkin betina berumur 2 tahun bernama Suki (BB= 4 kg) ke klinik
hewan Bucu Vet yang ada di Kota Yogyakarta (No. Telp 087788909). Kucing Suki
langsung ditangani oleh dokter hewan Abadi (SIP 429078). Melihat hasil anamnesa,
pemeriksaan klinis diketahui anjing mengalami gangguan pernafasan. Kemudiaan
dokter hewan memberikan rancangan pengobatan dengan memberikan Amoxicillin,
Thiamine HCl, dan Ambroxol bertutut-turut dengan dosis 20 mg/Kg BB, 12,5 mg/Kg
BB, dan 2,5 mg/Kg BB. Dengan sedian masing-masing obat antara lain Amoxicillin
tablet 500 mg, Ambroxol 50 mg dan Thiamne HCl 150 mg. Obat akan diberikan dalam
bentuk kapsul sehari tiga kali untuk pemberian selama 5 hari setelah makan. Hitung
dosis yang digunakan dan tuliskan resep secara lengkap untuk Kucing Suki.
3) Pada tanggal 3 Agustus 2019, Mutti yang beralamat di Jalan Cendana no. 110,
membawa anjing French bulldog jantan berumur 4 tahun bernama Cuncun (BB= 15
kg) ke klinik hewan Lombi Vet yang ada di Yogyakarta (No. Telp 087766589). Anjing
Cuncun langsung ditangani oleh dokter hewan Supi (SIP 525317392). Melihat hasil
anamnesa, pemeriksaan klinis diketahui anjing mengalami gangguan pencernaan. Dan
berdasarkan hasil laboratorium ditemukannya koksidiosis +++. Kemudiaan dokter
hewan memberikan rancangan pengobatan dengan memberikan Cotrimoxazole,
Cyanocobalamine, dan CTM bertutut-turut dengan dosis 12 mg/Kg BB, 8 mg/Kg BB,
dan CTM dosis 2 mg/Kg BB (total dosis sekali pemberian). Dengan sedian masing-
masing obat antara lain Cotrimoxazole tablet 500 mg, CTM tablet 4 mg dan
Cyanocobalamine tablet 100 mg. Obat akan diberikan dalam bentuk kapsul sehari dua
kali pagi dan malam untuk pemberian selama 5 hari setelah makan. Hitung dosis yang
digunakan dan tuliskan resep secara lengkap untuk anjing Cinta.
2. Hitung jumlah obat untuk masing-masing kasus
1) Diketahui: BB = 2,5 Kg Frekuensi = 2x1 Hari = 5, setelah makan
D Ampicilin = 20 mg/kg BB S Ampicilin = 500 mg
D Thiamine HCl = 10 mg/kg BB S Thiamine HCl = 5 mg
D Dexamethason = 0,6 mg/kg BB S Dexamethason = 150 mg
Jawab:
Jumlah Tablet Ampicilin = BB x dosis x frekuensi x hari
sediaan
= 2,5 x 20 x 2 x 5
500
= 1 tablet
Jumlah Thiamin HCL = 2,5 x 10 x 2 x 5
500
= 250
5
= 50 tablet
Jumlah Dexamethason. = 2,5 x 0,6 x 2 x 5
500
= 15
150
= 1 tablet
10
2) Diketahui: BB = 4 Kg frekuensi = 3x1 hari = 5, setelah makan
D Amoxicilin = 20 mg/kg BB S Amoxicilin = 500 mg
D Thiamine HCl = 12,5 mg/kg BB S Thiamin HCl = 150 mg
D Ambroxol = 2,5 mg/kg BB S Ambroxol = 50 mg
Jawab:
Jumlah Amoxicilin = BB x dosis x frekuensi x hari
sediaan
= 4 x 20 x 3 x 5
500
= 2 2/5 tablet
Jumlah Thiamin HCL = 4 x 12,5 x 3 x 5
500
= 750
150
= 5 tablet
Jumlah Ambroxol = 4 x 2,5 x 3 x 5
500
= 150
50
= 3 tablet
3) Diketahui: BB = 15 Kg frekuensi = 2x1, pagi malam hari = 5, setelah makan
D Cotrimoxazole = 12 mg/kg BB S Cotrimoxazole = 500 mg
D Cyabocobalamine = 8 mg/kg BB. S Cyanocobalamine = 100 mg
D CTM = 2 mg/kg BB S CTM = 4 mg
Jawab:
Jumlah Cotrimoxazole = BB x dosis x frekuensi x hari
sediaan
= 15 x 12 x 2 x 5
500
= 3 3/5 tablet
Jumlah Cyanocobalamine = 15 x 8 x 2 x 5
100
= 1200
100
= 12 tablet
Jumlah CTM . = 15 x 2 x 2 x 5
4
= 300
4
= 75 tablet
3. Resep untuk masing-masing kasus
1) R/ Ampicilin mg500 tab No. I
Thiamin HCl mg5 tab No. L
Dexamethason mg150 No 1/10
m.f.l.a. pulv da in caps. No. X
s.b.d.d. caps No. I p.c.
2) R/ Amoxicilin mg500 tab No. II 2/5
Thiamin HCl mg150 tab No. V
Ambroxol mg50 tab No. III
m.f.l.a. pulv da in caps No. XV
s.t.d.d. caps No. I p.c.
3) R/ Cotrimoxazole mg500 tab No. III 3/5
Cyanocobalamin mg100 tab No. XII
CTM mg4 tab No. LXXV
m.f.l.a pulv da in caps No. X

4. Etiket untuk masing-masing kasus


1)

E. PEMBAHASAN
1. PULVIS
Pulvis merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan
untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.(Anief, 2000)
2. PULVERES
Pulveres merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus
menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum (Anief, 2000).
3. KAPSUL
Kapsul merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut. (Anief, 2000)
Keuntungan dari penggunaan kapsul:
a. Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
b. Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang
d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan
pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukkan
bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
e. Mudah ditelan. (Anief, 2000)
4. TABLET
Tablet merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat
atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan. (Anief, 2000)
Penggolongan tablet:
a. Tablet Kempa, paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta
penandaannya tergantung design cetakan.
b. Tablet Cetak, dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam
lubang cetakan.
c. Tablet Trikurat, tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. Sudah jarang
ditemukan
d. Tablet Hipodermik, dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam
air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
e. Tablet Sublingual, dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan
meletakkan tablet di bawah lidah.
f. Tablet Bukal, digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi.
g. Tablet Efervescen, tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah tertutup rapat
atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis “tidak untuklangsung ditelan”.
h. Tablet Kunyah, cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak di rongga
mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak. (Anief, 2000)

5. PENJELASAN OBAT YANG TERDAPAT DALAM KASUS

F. KESIMPULAN

G. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai