Anda di halaman 1dari 15

SOSIOLOGI 1

PROSES SOSIAL

Proses sosial adalah cara cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan dan
kelompok kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk bentuk
hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila perubahan perubahan yang
menyebabkan goyahnya pola pola kehidupan yang telah ada.Atau dengan kata lain proses
sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama ,misalnya
pengaruh antara sosial dengan politik,politik dengan ekonomi,ekonomi dan hukum,dan lainnya.

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial.Interaksi sosial adalah bentuk bentuk yang
tampak apabila orang-orang perorangan ataupun kelompok-kelompok manusia mengadakan
hubungan satu sama lain terutama dengan mengerahkan kelompok serta lapisan sosial sebagai
unsur pokok struktur sosial.Dengan cara iti diharapkan akan diperoleh,baik aspek dinamis
maupun statis dari masyarakat.

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial,tak
akan mungkin ada kehidupan bersama.Bertemunya orang perorangan secara badaniah tidak
akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial.Pergaulan hidup seperti itu
baru akan terjadi apabila orang-orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia bekerja
sama,saling berbicara,dan seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama,mengadakan
persaingan,pertikaian,dan lain sebagainya.Maka,dapat dikatakan bahwa interaksi sosial
merupakan dasar proses sosial,yang menunjuk pada hubungan hubungan sosial yang dinamis.

Apabila dua orang bertemu,interaksi sosial dimulai pada saat itu.Mereka saling
menegur,berjabat tangan,saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi.Aktivitas semacam
itu merupakan bentuk bentuk interaksi sosial.Walaupun orang orang yang bertemu muka
tersebut tidak saling berbicara,interaksi sosial telah terjadi karena masing masing sadar akan
adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan perubahan dalam perasaan maupun syaraf
orang orang yang bersangkutan yang disebabkan oleh bau keringat,minyak wangi,suara
berjalan dan sebagainya.Semuanya itu menimbulkan kesan dalam pikiran sesorang yang
kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya.

Berlangsungnya proses interaksi sosial didasarkan pada berbagai faktor,yaitu faktor


imitasi,sugesti,identifikasi,dan simpati :

1.Faktor Imitasi

Positif : dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah kaidah dan nilai nilai yang
berlaku.
Negatif : meniru tindakan tindakan yang menyimpang,dapat melemahkan atau bahkan
mematikan pengembangan daya kreafi sesorang.

2.Faktor Sugesti

Berlangsung apabila sesorang memberi pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya
yang kemudian diterima oleh pihak lain.Jadi,proses ini hampir sama dengan imitasi tapi titik
tolaknya berbeda.Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima dilanda
oleh emosi yang menghambat daya berpikirnya secara rasional.

3.Faktor Identifikasi

Merupakan kecenderungan kecenderungan atau keinginan keinginan dalam diri sesorang untuk
menjadi sama dengan pihak lain.Identifikasi sifatnya lebih mendalamm daripada imitasi karena
kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.

4.Faktor Simpati

Merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain.Dorongan pada
simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.

Syarat Syarat terjadinya Interaksi Sosial

1.Adanya kontak sosial

Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama sama.Dan tango
artinya menyentuh.Jadi secara harfiah artinya bersama sama menyentuh.Secara fisik,kontak
sosial terjadi apabila terjadi hubungan badaniah.Sebagai gejala sosial itu tidak perlu terjadi
karena orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa menyentuhnya seperti
berbicara dengan pihak lain.Apalagi dengan perkembangan teknologi kita dapat berhubungan
melalu telepon ataupun sosial media lainnya yang tidak memerlukan suatu hubungan
badaniah.Sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah tidak perlu menjadi syarat
utama terjadinya kontak.

Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk ;

1.Antara orang perorangan

Seperti anak kecil mempelajari kebiasaan kebiasaan dalam keluarganya

2.Antara perorangan dengan kelompok

Seperti apabila suatu partai politik memaksa anggota anggotanya untuk menyesuaikan diri
dengan ideologi dan programnya.
3.Antara kelompok dengan kelompok

Seperti dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan partai politik yang ketiga
dalam pemilihan umum.

Terjadinya suatu kontak semata mata tidak tergantung dari tindakan tetapi juga tanggapan
terhadap tindakan tindakan tersebut.

Kontak sosial dapat bersifat :

1.Kontak sosial yanh bersifat positif mengarah oada suatu kerja sama.Contohnya seorang
pedagang sayut menawarkan dagagannya kepada pemilik rumah serta diterima dengan baik
sehingga memungkinkan terjadinya jual beli.

2.Kontak sosial bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan.Contohnya juga seorang
pedagang sayut menwarkan dagangannya tetapi sang pemilik rumah yang ditawarkan sayuran
bersungut sungut sehingga kemungkinan tidak akan terjadi jual beli.

Suatu kontak ada pula bersifat primer dan sekunder :

1.Kontak primer terjadi apabila mengadakan hubungan langsung bertemu dan bertatapan
muka seperti orang tersebut berjabat tangan,,saling senyum dan sebagainya.

2.Kontak sekunder terjadi dengan memerlukan suatu perantara.Seperti jika A berkata kepada B
kalau dia mengagumi permainan peran si C ketika drama kelas.

2.Adanya komunikasi

Komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang
berwujud pembicaraan,gerak gerak badaniah atau sikap).

Misalnya seorang gadis mendapatkan bunga di depan rumah sehingga ia tidak tau pengirimnya
siapa.Jadi selama ia tidak tau maka komunikasi belum terjadi.Dengan adanya komunikasi,sikap
sikap dan perasaan perasaan suatau kelompok manusia atau orang perorangan dapat diketahui
oleh kelompok kelompok lain atau orang orang lainnya.

Contoh :

Jika sesorang Indonesia bertemu dan berjabat tangan dengan seseorang Jerman,Lalu dia
bercakap cakap dengan bahasa Indonesia dengan orang Jerman tersebut padahal orang Jerman
itu tidak mengerti bahasa indonesua sehingga dalam contoh ini untuk kontak sosialnya telah
terjadi tetapi untuk komunikasi tak terjadi karena mereka berdua tidak mengerti perasaan
masing masing sehingga interaksi sosial pun tak terjadi karena kontak tanpa komunikasi tidak
mempunyai arti apa apa.

BENTUK INTERAKSI

Menurut ahli:

1. Gillin dan gillin


-proses yang asosiatif (akomodasi, asimilasi, dan akulturasi)
-proses yang disosiatif (persaingan, pertentangan)

2. Kimball young
-oposisi (persingan dan pertentangan)
-kerjasama yang menghasilkan akomodasi
-diferensiasi (tiap individu mempunyai hak dan kewajiban atas dasar perbedaan usia,
seks, dan pekerjaan)

3. Tomatsu Shibutani
-akomodasi dalam situasi rutin
-ekspresi pertemuan dan anjuran
-interaksi strategis dalam pertentangan
-pengembangan perilaku massa

Secara keseluruhan bentuk interaksi social adalah berupa kerjasama, persaingan, akomodasi
dan bahkan pertikaian/pertentangan

A. Kerja sama = timbul apabila orang-orang memiliki kepentingan yang sama disaat
bersamaan dan melakukan nya agar saling mendapat manfaat/lebih tepat nya
mempermudah kepentingan tersebut
Bentuk-bentuk kerjasama :
- kerukunan : → gotong royong
- bargaining : pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-
jasa antara dua organisasi atau lebih
→ proses jual beli
-kooptasi : proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan/pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sbagai salah
satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas
organisasi tsb
→ pemerintah menyetujui penerapan hukum islam di NAD yang masih
pro kontra untuk mencegah disintegrasi bangsa

-koalisi : kombinasi antara 2 organisasi atau lebih yg mempunyai tujuan yang


sama

→Koalisi antara 2 partai politik dalam menyusung tokoh yang dicalonkan


dalam pilkada

-joint venture : kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu

→ kerjasama PT.Exxon mobil dengan PT.Pertamina dalam mengelola


proyek pertambangan minyak

→ pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dll

Tujuan akomodasi

Mengacu pada pengertian akomodasi di atas, tujuan utama dari akomodasi adalah
untuk mengurangi atau menyelesaikan masalah yang terjadi antar individu atau kelompok.
Tidak jarang konflik yang terjadi sulit ditangani sehingga diperlukan adanya pihak ketiga sebagai
perantara.

Tujuan akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya,yaitu:

a) Mengurangi pertentangan antarindividu atau kelompok sebagai akibat perbedaan paham


b) Mencegah meledaknya pertentangan secara temporer
c) Memungkinkan terjadinya kerjasama antarkelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat
faktor sosial psikologis dan kebudayaan
d) Mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah

Timbulnya asimilasi

1. adanya kelompok manusia yang berbeda kebudayaan


2. pergaulan antar individu yang terjadi secara langsungdan intensif dalam waktu yang sama
sehingga kebuayaan dari kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling
menyesuaikan diri

Asimilasi

Asimilasi adalah suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan,yang ditandai dengan adanya
usaha mengurangi perbedaan yang terdapat pada individu atau kelompok dan juga meliputi
usaha untuk mempertinggi satuan tindak,sikap dan proses mental dengan memperhatikan
kepentingan dan tujuan bersama .
Dengan kata lain asimilasi adalah penggabungan atau pembauran antara dua kebudayaan
yang berbeda disertai dengan hilangnya ciri khas dari masing-masing kebudayaan sehingga
menghasilkan kebudayaan yang baru.

Asimilasi memiliki beberapa syarat yaitu:

1. interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain,dimana pihak lain
tadi juga berlaku sama.
2. Tidak adanya halangan dan pembatas dalam interaksi sosial
3. Interaksi sosial bersifat langsung dan primer.
4. Frekuensi interaksi sosial tinggi dan tetap,serta ada keseimbangan antara pola-pola
asimilasi.

Faktor-faktor yang mempermudah proses asimilasi

1. Toleransi

Toleransi terhadap kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang berbeda dengan


kebudayaan sendiri hanya mungkin tercapai dalam suatu akomodasi. Apabila akomodasi dapat
mendorong adanya komunikasi,faktor ini dapat mempercepat asimilasi.

2. Kesempatan yang seimbang dibidang ekonomi

Dari berbagai golongan masyarakat yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda
dapat mempercepat proses asimilasi,dimana setiap individu memiliki kesempatan yang sama
untuk mencapai kedudukan tertentu atas dasar kemampuan dan jasa-jasanya. Hal ini dapat
menetralisasi perbedaan-perbedaan kesempatan yang diberikan sebagai peluang oleh
kebudayaan-kebudayaan yang berlainan tersebut.

3. Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya

Dimana masing-masing saling menghargai kelemahan dan kelebihannya akan


mendekatkan masyarakat-masyarakat yang menjadi pendukung kebudayaan-kebudayaan
tersebut. Apabila ada prasangka ,maka hal ini menjadi penghambat berlangsungnya proses
asimilasi.

4. Sikap terbuka dari golongan berkuasa dalam masyarakat

Hal ini dapat diwujudkan dengan memerikan kesempatan yang sama bagi golongan minoritas
untuk memperoleh pendidikan,pemeliharaan kesehatan,penggunaan tempat-tempat
rekreasi,dan seterusnya.

5. Persamaan kebudayaan

Pemikiran mengenai persamaan unsur pada kebudayaan yang berbeda akan lebih
mendekatkan masyarakat pendukung kebudayaan yang satu dengan yang lainnya. Sebuah
penelitian mendalam dan luas bahwa akan menghilangkan prasangka-prasangka yang semula
mungkin ada antara pendukung-pedukung kebudayaan tersebut.

6. Perkawinan campuran

Hal ini sangat menguntungkan bagi lancarnya proses asimilasi,dimana menggabungkan dua
kebuyaan yang berbeda meskipun memerlukan jangka waktu yang sangat lama. Ini sudah
terjadi sejak zaman penjajahan dahulu.

7. Adanya musuh bersama dari luar

Dengan adanya musuh dari luar semakin memperkuat kesatuan masyarakat atau golongan
masyarakat yang mengalami ancaman musuh tersebut. Dalam keadaan demikian golongan
mayoritas mencari suatu kompromi agar dapat secara bersama-sama menghadapi ancaman-
ancaman luar yang membahayakan seluruh masyarakat.

Faktor-faktor yang Menghambat Asimilasi

Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas
kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru.

Hasil dari proses asimilasi yaitu semakin tipisnya batas perbedaan antarindividu dalam suatu
kelompok, atau bisa juga batas-batas antarkelompok. Selanjutnya, individu melakukan
identifikasi diri dengan kepentingan bersama. Artinya, menyesuaikan kemauannya dengan
kemauan kelompok. Demikian pula antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.

Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut:

1. Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda


2. Terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif
lama
3. Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri

Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok.
Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan
tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.

Syarat-Syarat Terbentuknya Asimilasi


Asimilasi terbentuk melalui tiga syarat antara lain sebagai berikut

1. Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda


2. Terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dalam waktu relatif lama
3. Kebudayaan dari setiap kelompok saling berubah dan menyesuaikan diri
Faktor-Faktor Pendorong/Mempermudah Asimilasi
Adapun faktor-faktor pendorong/mempermudah terjadinya asimilasi antara lain sebagai
berikut

1. Toleransi antarkelompok yang memiliki perbedaan kebudayaan


2. Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi
3. Adanya sikap yang saling menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang
dibawanya
4. Memiliki sikap yang terbuka terhadap golongan yang sedang berkuasa dalam masyarakat
5. Adanya persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
6. Terjadinya perkawinan antarkelompok dengan berbeda kebudayaan
7. Memiliki musuh yang sama dan meyakini kekuatan masing-masing untuk menghadapi musuh
tersebut.

Faktor-Faktor Penghalang/Penghambat Asimilasi


Sementara itu, terdapat faktor-faktor umum yang menjadi penghalang/penghambat terjadinya
asimilasi antara lain sebagai berikut.

1. Kelompok yang terisolasi atau terasing, biasanya minoritas


2. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang akan dihadapi
3. Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru. 4. Kekhawatiran ini dapat diatasi
dengan meningkatkan fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan
5. Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi dari pada kebudayaan kelompok
lain. Kebanggaan berlebih seperti ini mengakibatkan kelompok kebudayaan yang satu tidak
mau mengakui keberadaan kelompok lain.
6. Adanya perbedaan ciri-ciri fisik, misalnya tinggi badan, warna kulit ataupun rambut.
7. Memiliki perasaan yang kuat bahwa individu terikat dengan kebudayaan kelompok masing-
masing
8. Golongan minoritas mengalami gangguan terhada kelompok penguasa. 9. Seperti
pembantaian suku minoritas di bekas negara Yugoslavia dan Rwanda.

Contoh Asimiliasi
Contoh sederhana asimilasi :

A adalah orang Indonesia yang menyukai tarian Bali. Ia berteman baik dengan B yang
merupakan orang Amerika Latin dan bisa tarian tradisionalnya Amerika Latin (Tango). Karena
keduanya terus menerus berinteraksi, maka terjadilah percampuran budaya yang menghasilkan
budaya baru. Maksudnya.. si A akhirnya punya tarian baru yang merupakan hasil penyatuan
tarian Bali dan tarian Tango, tetapi tarian barunya ngga mirip sama tarian Bali atau tarian
Tango.

PERSAINGAN/KOMPETISI
Persaingan atau kompetisi adalah suatu proses sosial dimana orang secara perorangan atau
kelompok-kelompok manusia bersaing mencari keuntungan untuk mencapai tujuan tertentu
tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.
Suatu persaingan dapat bersifat pribadi ataupun tidak bersifat pribadi. Persaingan yang bersifat
pribadi di sebut juga rivalry, yakni apa bila orang perorangan secara langsung bersaing untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Misalnya di kelasmu ada dua orang,sebut saja Ahmad dan
Hamid,yang sama-sama pandai. Mereka bersaing untuk memperoleh rangking pertama secara
jujur tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Contoh persaingan antara Ahmad dan
Hamid ini adalah contoh persaingan yang bersifat pribadi.

Sementara itu dalam persaingan yang tidak bersifat pribadi yang langsung bersaing adalah
kelompok-kelompok manusia. Dalam persaingan ini orang perorangan pun terlibat pula,tetapi
sebagai anggota kelompok yang bersaing tersebut. Kita ambil contoh misalnya, persaingan
antara kontestan pemilihan umum yang bersaing untuk memperoleh dukungan rakyat dengan
sebanyak-banyaknya.

Persaingan juga memiliki beberapa bentuk yakni:

a). Persaingan di bidang ekonomi.


Persaingan di bidang ekonomi biasanya timbul karena terbatasnya persediaan bila di
bandingkan dengan jumlah konsumen. Produsen biasanya bersaing untuk memperoleh
konsumen sebanyak-sebanyaknya.

b). Persaingan di bidang kebudayaan.


Persaingan di bidang kebudayaan misalnya, persaingan untuk mendapat pengaruh di
masyarakat antara kebudayaan barat dengan kebudayaan nasional Indonesia.

c). Persaingan untuk mencapai suatu kedudukan dan peranan tertentu dalam masyarakat.
Misalnya, persaingan untuk menjadi pemimpin dalam masyarakatnya atau persaingan untuk
memperoleh status sosial yang lebih tinggi.

d). Persaingan karena perbedaan ras.


Hal ini terjadi atas dasar perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, dan ciri-ciri fisik lainnya.

Sebagai suatu proses sosial yang disosiatif persaingan dalam batas-batas tertentu dapat
mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

a). Persaingan dapat menyalurkan keinginan-keinginan yang bersifat kompetitif dari orang
secara perorangan atau kelompok manusia. Manusia terkadang mempunyai sifat ingin memiliki
kelebihan dari yang lain sehingga ia terdorong untuk bersaing.

b). Persaingan sebagai jalan dimana keinginan-keinginan dan kepentingan-kepentingan yang


menjadi sifat perhatian tersalurkan dengan sebaik-baiknya, oleh mereka yang bersaing.

c). Persaingan sebagai alat untuk mengadakan seleksi sosial. Misalnya berfungsi untuk memilih
pemimpin di masyarakat yang benar-benar mampu.

d. Persaingan sebagai alat untuk menempatkan seseorang pada bidang-bidang kerja yang
sesuai dangan kemampuannya.

Suatu persaingan dapat membawa akibat-akibat yang disosiatif yang dapat menjurus menjadi
pertentangan atau pertikaian. Namun di sisi lain dapat juga bersifat Asosiatif atau positif jika di
lakukan secara jujur, sehingga masing-masing pihak dapat meningkatkan diri dan tidak mesti
memecahkan persatuan.

Hasil-hasil persaingan dapat berhubungan erat dengan beberapa faktor,antara lain:

a). Kepribadian seseorang.


Apa bila persaingan di lakukan secara jujur, maka persaingan akan dapat mengembangkan rasa
sosial dalam diri seseorang terhadap lawannya. Persaingan dapat memperluas pandangan
seseorang, pengertian, pengetahuan, dan juga perasaan simpatinya.

b). Kemajuan masyarakat.


Persaingan dapat mendorong seseorang untuk bekerja keras agar dapat memberikan
sumbangannya bagi pembangunan masyarakat. Dengan persaingan tersebut suatu masyarakat
dapat menjadi lebih maju.

c). Solidaritas kelompok.


Selama persaingan di lakukan secara jujur, solidaritas kelonpok tidak akan goyah. Persaingan
yang jujur akan menyebabkan individu-individu akan saling menyesuaikan diri dalam hubungan-
hubungan sosial dan berusaha menjaga keserasian.

d). Disorganisasi Masyarakat.


Persaingan dan perubahan yang terlalu cepat dapat menimbulkan perpecahan (disorganisasi)
masyarakat apa bila masyrakat belum bisa menyesuaikan diri. Akibat persaingan dan juga
perubahan yang cepat itu bisa berpengaruh terhadap sistem nilai, sistem norma, dan lembaga-
lembaga kemasyarakatan.

Bentuk dan Fungsi Persaingan Dalam Inte

Persaingan terjadi ketika orang perorangan atau kelompok manusia bersaing mencari
keuntungan melalui bidang-bidang tertentu, dengan cara menarik perhatian publik tanpa
mempergunakan ancaman atau kekerasan.

Ada dua macam tipe persaingan, yaitu sebagai berikut.

1. Persaingan yang bersifat pribadi, yaitu persaingan masing-masing orang secara langsung
bersaing, misalnya untuk memperoleh kedudukan tertentu dalam organisasi.
2. Persaingan yang bersifat kelompok, yaitu persaingan antara kelompok yang satu dengan
kelompok lainnya. Misalnya dua kelompok perusahaan yang bersaing untuk
memperebutkan mendapatkan monopoli pemasaran di suatu wilayah tertentu.

Bentuk-bentuk Persaingan
Ada beberapa bentuk persaingan, yaitu sebagai berikut.
1.Persaingan di Bidang Ekonomi
Ditinjau dari persaingan di bidang ekonomi, persaingan timbul karena terbatasnya penawaran
dibandingkan dengan permintaan. Persaingan adalah salah satu cara untuk memilih produsen-
produsen yang baik. Bagi masyarakat sebagai keseluruhan persaingan ini membawa
keuntungan sebab produsen-produsen yang terbaik memenangkan persaingan dengan cara
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang lebih baik mutunya, dengan harga yang cukup
rendah.

2. Persaingan untuk Mencapai Suatu Kedudukan Tertentu Dalam Masyarakat

Dalam diri seseorang maupun dalam kelompok manusia terdapat keinginan-keinginan yang
diakui sebagai seseorang atau kelompok yang mempunyai kedudukan tersebut. Keinginan
tersebut dapat terarah pada suatu persamaan derajat, kedudukan, dan peranan dengan pihak
lain atau lebih tinggi dari pada itu.

3.Persaingan Dalam Bidang Kebudayaan

Persaingan dalam bidang kebudayaan misalnya pada waktu orang-orang Barat berdagang di
pelabuhan Jepang maka para pendeta-pendeta agama Kristen berusaha untuk menyebarkan
agama tersebut di Jepang. Hal yang sama juga terjadi sewaktu kebudayaan Barat, yang mula-
mula dibawa oleh orang-orang Belanda pada akhir abad ke-15, berhadapan dengan kebudayaan
Indonesia. Persaingan dalam bidang kebudayaan dapat menyangkut misalnya bidang
keagamaan, institusi sosial, dan lain-lain.
4.Persaingan Karena Perbedaan Ras
Persaingan karena perbedaan ras juga merupakan persaingan di bidang kebudayaan.
Perbedaan ras karena perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, corak rambut, dan sebagainya
hanya merupakan suatu perlambang dari suatu kesadaran dan sikap atas perbedaan dalam
kebudayaan. Hal ini disebabkan karena ciri-ciri badaniah lebih mudah terlihat daripada unsur-
unsur kebudayaan lain.

Fungsi-fungsi Persaingan
Fungsi-fungsi persaingan, yaitu sebagai berikut.

1. Persaingan mempunyai fungsi sebagai suatu proses sosial dan membentuk interaksi
dalam masyarakat. Ia menyusun suatu cara pembagian atau distribusi komoditi yang
terbatas dalam masyarakat.
2. Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat menuntut pengaturan tingkah laku individu
supaya terjadi persaingan yang sehat. Hal ini disebabkan karena persaingan yang tidak
diatur, akan mengarah kepada konflik yang merugikan.
3. Persaingan dapat mendorong dan merangsang individu dan grup untuk lebih maju. Dalam
bidang niaga, persaingan dapat mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja.
4. Persaingan dapat mempunyai daya rangsang dan daya dorong yang terbatas. Orang yang
telah memutuskan untuk tidak mau terlibat dalam usaha yang berdasarkan persaingan,
tidak dapat dirangsang lagi untuk masuk ke dalam persaingan.
HASIL PERSAINGAN

1.Perubahan kepribadian seseorang

Seperti yang dikemukakan oleh Charles H. Cooley, apabila persaingan dilakukan secara
jujur,persaingan akan dapat mengembangkan rasa sosial dalam diri seseorang. Seseorang
hampir tak mungkin bersaing tanpa mengenal lawannya dengan baik.

2.Kemajuan

Dalam masyarakat yang maju dan berkembang dengan cepat, para individu perlu
menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut.

3.Solidaritas Kelompok

Selama persaingan dilakukan secara jujur, solidaritas kelompok tak akan goyah.

4.Disorganisasi

Perubahan yang terjadi terlalu cepat dalam masyarakat akan mengakibatkan


disorganisasi pada struktur sosial.

KONTRAVENSI

Kontaravensi pada hakikatnya merupakan bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan atau pertikaian.

Bentuk Kontravensi menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker, ada lima yaitu :
yang umum, yang sederhana, yang intensif, yang rahasia, dan yang taktis.

Tipe – tipe kontravensi :

 Kontravensi antara masyarakat setempat


 Antagonisme keagamaan
 Kontravensi Intelektual
 Oposisi moral

Kontravensi, apabila di bandingkan dengan persaingan dan pertentangan- pertentangan


atau pertikaian, bersifat agak tertutup atau rahasia.

BENTUK KONTRAVENSI

 Perbuatan penolakan, perlawanan,dll


 Menyangkal pernyataan orang lain di muka umum
 Melakukan penghasutan
 Berkhianat
 Mengejutkan lawan
 Dan lain-lain

PERTENTANGAN

Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan – perbedaan misalnya dalam


ciri- ciri badaniah, emosi, unsur-unsur kebudayan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan
pihak lain.

Suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan
jalan menantang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.

Sebab-musabab atau akar- akar dari pertentangan antara lain:

a) Perbedaan antara individu-individu

b) Perbedaan kebudayaan

c) Perbedaan kepentingan

d) Perubahan sosial

Suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan
jalan menantang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan

Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus, yaitu:

a) Pertentangan pribadi
b) Pertentangan rasial
c) Pertentangan antara kelas-kelas soaial
d) Pertentangan politik
e) Pertentangan yang bersifat internasional

Akibat pertentangan:

1.Tambahnya solidaritas in-group

Apabila suatu kelompok bertentangan dengan kelompok lain, solidaritas antar warga- warga
kelompok biasanya akan bertambah erat
2.Apabila pertentangan antara golongan- golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu,
akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.

3.Perubahan kepribadian para individu

Pertentangan yang berlangsung di dalam kelompok atau antara- kelompok, selalu menaruh
simpati kepada kedua belah pihak.

4.Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia

Kiranya cukup jelas betapa salah-satu bentuk pertentangan yang terdahsyat, yaitu peperangan
telah menyebabkan penderitaan yang berat, baik bagi pemenang maupun bagi yang kalah, baik
dalam bidang kebendaan maupun bagi jiwa-raga manusia.

5.Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak

Apabila kekuatan pihak-pihak yang bertentangan seimbang, maka mungkin timbul akomodasi.
Ketidakseimbangan antara kekuatan-kekuatan pihak-pihak yang mengalami bentrokan akan
menyebabkan dominasi oleh satu pihak terhadap lawannya. Kedudukan pihak yang didominasi
tadi adalah sebagai pihak yang takluk terhadap kekuatan-kekuatan lawannya secara terpaksa.

Anda mungkin juga menyukai