Anda di halaman 1dari 27

Pekanbaru, 9 November 2020

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

“MITOSIS”

OLEH :
NAMA : INDIRA RAHMANA RAZAK
NIM : 1903110004
KELAS/KELOMPOK : A/2
HARI/TANGGAL : SELASA/3 NOVEMBER 2020
NAMA ASISTEN : ANA FITRIANI, S.Si

LABORATORIUM GENETIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS RIAU
2020
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Siklus sel merupakan kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup.

Sebagai kesatuan yang struktural berarti makhluk hidup terdiri atas sel-sel, makhluk

hidup yang tersusun atas satu sel disebut makhluk hidup bersel tunggal (uniseluler =

monoseluler) dan makhluk hidup yang terdiri dari banyak sel disebut makhluk hidup

multiseluler. Sel sebagai unit fungsional berarti seluruh fungsi kehidupan atau

aktivitas kehidupan pada makhluk hidup bersel tunggal dan bersel banyak

berlangsung didalam tubuh yang dilakukan oleh sel. Kemampuan organisme untuk

memperbanyak diri adalah merupakan salah satu ciri yang membedakan organisme

hidup dan benda mati. Setiap organisme terdiri dari sel-sel. Setiap sel terdiri atas

sebuah sel keberlanjutan dari kehidupan organisme yang berdasar pada pembuahan

dan untuk tumbuh serta berkembang menjadi suatu keberlanjutan pembelahan sel.

Kehidupan suatu sel dimulai dari asal usulnya dalam pembelahan sel induk hingga

pembelahan dirinya sendiri menjadi dua bagian anakan. Pada organisme uniseluler,

cara ini digunakan sebagai alat reproduksi, sedangkan pada organisme multi seluler

cara ini digunakan sebagai alat reproduksi memperbanyak sel somatis untuk

pertumbuhan pada sel gamet untuk proses pewarisan keturunan hingga akhirnya

membantu membentuk individu baru (Sugeng 2013).

Sel dibagi menjadi dua kelas utama, yaitu sel eukaryot dan sel prokaryot.

Perbedaan utama diantara keduanya terletak pada ada atau tidaknya membran inti
yang membatasi inti sel dan sitoplasma. Organisme prokaryot tidak memiliki

membran inti sedanhkan organime eukaryot memiliki membran inti. Semua sel

hewan dan tumbuhan adalah eukaryot dan bakteri, sedangkan cyanobacteria dan

mycoplasma adalah prokaryot. Organisme prokaryot tidak mengalami pembelahan sel

berupa mitosispada sel somatisnya dan meiosis pada sel gametnya. Sedangkan

organisme eukaryot membutuhkan kemampuan untuk tumbuh, dan proses ini melalui

pembelahan sel dan pertumbuhan sel. Pertumbuhan terkadang merupakan hasil dari

satu atau komponen lain saja. Tetapi seiring terjandinya juga bahwa pertumbuhan sel

dan perkembangan sel tergantung dalam satu proses yang dinamakan siklus sel

(Kimball 2009).

Mitosis mendapatkan hasil utama berupa pembagian genom sel awal kepada

dua sel anakan. Genom terdiri dari sejumlah kromosom yaitu kompleks DNA yang

berpilin rapat yang mengandung informasi genetic vital untuk menjalankan fungsi sel

secara benar. Karena itu, setiap sel anakan harus identik dengan sel awal dan harus

mengendalikan tiap kromosom sebelum melakukan mitosis. Proses penggandaan

DNA terjjadi pada pertengahan interfase, yaitu fase sebelum fase mitosis pada

pembuahan sel (Suryo 2008).

Oleh karena itu, dilakukanlah praktikum dengan judul mitosis ini agar praktikan

lebih mengetahui bahaimana tahapan siklus sel terutama pada pembelahan mitosis.
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengamati tahapan yang terjadi pada

siklus sel organisme eukaryot.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah dapat mengetahui proses-proses

tahapan pada siklus sel organisme eukaryot.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Setiap makhluk hidup mempunyai siklus dalam hidupnya. Siklus sel adalah

kegiatan yang terjadi dari satu pembelahan sel ke pembelahan berikutnya. Siklus sel

sendiri meliputi pertambahan massa, duplikasi bahan genetis yang dikenal sebagai

interfase dan pembelahan sel. Apabila sel sedang tidak dalam proses pembelahan diri,

kromosom-kromosom tidak tampak dengan bantuan mikroskop cahaya. Pada banyak

sel, termasuk bawang, satu atau lebih kromosom itu mempunyai nukleous. Hal ini

dapat diamati dengan mikroskop biasa. Keadaan yang amat lembut ini pada

kromosom selama masa antara pembelahan sel tidak seharusnya menggambarkannya.

Mereka justru aktif dalam sintesis RNA dan sejenak sebelum pembelahan sel

berikutnya, juga DNA. Sebenarnya kandungan DNA menjadi dua kali diantara

pembelahan-pembelahan sel (Imaniar 2015).

Siklus sel meliputi pertambahan massa, duplikasi bahan genetis yang dikenal

sebagai interfase dan pembelahan sel. Interfase meliputi 3 tahapan, yaitu G1 (periode

pertumbuhan), S (sintesis) dan G2 (persiapan pembelahan). Sedangkan pembelahan

sel sendiri terdiri dari dua tahap, yaitu mitosis dan kariokinesis. Tahap kariokinesis

disebut juga siklus kromosom dan sitokinesis disebut juga dengan siklus sitoplasma

(Nugroho 2016).

Interfase ada kalanya disebut juga sebagai fase intirahat, tetapi bukan berarti

tidak ada aktifitas apapun, istirahat yang dimaksud adalah sel berhenti membelah

tetapi tetap melakukan aktivitas non pembelahan. Dalam bidang geneika, interfase ini
merupakan tahap yang paling penting dari mitosis, karena terjadinya sintesis AND

menuju pada replikasi kromosom dan sintesis protein. Interfase merupakan periode

diantara dua mitosis yang berurutan dan terdiri atas 3 fase, yaitu :

a. Tahap G1 (periode pertumbuhan).

Tahap G1 adalah tahapan pertama, pada tahap G1 ini sel anakan akan

tumbuh menjadi dewasa. Pada tahan ini terjadi sintesis protein, karbohidrat,

lipid, insilasi replikasi DNA dan duplikasi organela, tahap G1 ini berlangsung

paling lama selama siklus sel berlangsung (Sugeng 2013).

b. Tahap S (sintesis).

Tahapan yang kedua adalah fase S dimana terjadi replikasi DNA dan

sintesis satu sel lengkap dengan protein kromosional kiston dan nonkiston.

Selain itu, juga terjadi duplikasi kromosom yang terjadi selama 9 jam (Sugeng

2013).

c. Tahap S (sintesis).

Pada tahap yang ketiga, yaitu tahapan persiapan pembelahan (G2) sel

mulai mempersiapkan diri untuk membelah. Fase ini berlangsung selama

kurang lebih 2 jam (Sugeng 2013).

Mitosis adalah pembelahan duplikasi dimana sel memproduksi dirinya sendiri

dengan jumlah kromosom sel anak yang sama dengan jumlah kromosom sel

induknya. Hasil utama dari mitosis adalah pembagian genom sel awal kepada dua sel

anakan. Fase mitosis ini diawali dengan aktivasi MPF (Mitosis Promoting Factor)
yang memicu proses fosforilasi protein dan diakhiri dengan fosforilasi. Fosforilasi ini

akan menyebabkan perubahan-perubahan morfologi sel, misalnya kondensasi

kromatin berubah menjadi kromosom dan menghilangnya selubung nukleous.

Mikrotobula sama artinya dengan gelondong pembelahan. Mikrotobula berperan

dalam mengatur letak kromosom selama proses pembelahan (Vas 2017).

Fase kariokinesis (mitosis) meliputi 4 tahap, yaitu :

a. Profase, ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

- Terjadinya perubahan sentrosoma benang-benang kromatin

menduplikasikan diri dan berkondensasi menjadi kromatid yang

terikat pada sentromer.

- Sentrosoma membelah menjadi mikrotobula aster yang terpisah.

Ujungnya memanjang, dan sentrosoma menjauh.

- Sentrosomer diikat konektor.

- Kromosom mengerut dan menjadi lebih tebal, pemendekan ini adalah

akibat dari memilinnya kromosom sehingga tampak nyata.

- Nukleolus menjadi kabur dan hilang pada akhir profase.

- Selaput inti mulai terbentuk.

- Benang gelondong mulai terbentuk.

- Kromosom mulai bergerak ketengah atau ke equator sel (Wulandari

2015).
b. Metaphase, ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

- Pengaturan letak dan arah kromosom oleh mikrotobula kinektor.

- Kromosom tertata dibidang equator karena adanya gaya tarik yang

sama kuat dari masing-masing kutub tanpa melekat pada sentromer.

- Sentromer melekat pada benang gelondong, namun ada juga beberapa

benang gelondong yang mencapai kutub tanpa melekat pada

sentromer.

- Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi

kromosom tunggal. Benang-benang ini seperti kumparan tang terdiri

dari serabut protein halus yang terbuat dari mikrotobul yang sangat

kecil. Benang gelondong dibentuk dalam sentriol (badan yang

menandai kutub dari mekanisme benang gelondong). Benang

gelondong ini berperan penting dalam penyebaran kromosom secara

teratur (Wulandari 2015).

c. Anaphase, ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

- Terbelahnya kromosom menjadi dua kromatid, masing-masing dengan

sebuah kinetokor.

- Kromatid bergerak kearah kutub pembelahan masing-masing

(bergerak ke kutub yang berlawanan).

- Kromatid berkumpul dikutub pembelahan tersebut.


- Sentromer membelah mengikuti panjang kromosom dan kromatid

mulai bergerak pada serabut gelondong menuju ke kutub-kutub sel

terdekatnya, dengan sentromer yang memimpin pergerakan itu.

- Terjadinya penyebaran kromosom dan ADN yang seragam didalam

sel.

- Fase ini merupakan fase terpendek dari semua fase-fase mitosis

(Wulandari 2015).

- Pada akhir anaphase, sekat sel mulai terbentuk dekat bidang equator.

d. Telofase, ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

- Benang-benang gelondong menghilang.

- Terakitnya kembali selubung nukleous di sekeliling tiap kromosom

baru.

- Mikrotobulus kinektekor sudah menghilang tetapi mikrotubul kutub

masih ada.

- Mikrotubula kutub masih panjang.

- Sekat sel terbentuk kembali dan sel membelah menjadi dua sel anakan.

- Struktur kromosom itu istirahat dan dianggap proses selesai

(Wulandari 2015).
Sitokinesis adalah proses pembelahan sitoplasma yang ditandai dengan

pelekukan pada sel. Pelekukan terjadi ditengah bidang pembelahan sel karena

aktivitas cincin kontraktil. Pelekukan itu menyebabkan mikrotubula kutub menjadi

timpang tindih dan membentuk mid body yang berfungsi sebagai tambahan dua sel

anakan. Selanjutnya cincin kontraktil akhirnya menghilang dengan terurai menjadi

komponen-komponen penyusunnya. Akhirnya, selubung inti dan nukleolus terbentuk

lengkap. Hal ini menandakan selesainya proses pembelahan sel. Pada sel hewan,

proses sitokinesis berlangsung dengan sitoplasma sel hewan yang terbagi menjadi dua

melalui terbentuknya cincin kontraktil. Cincin ini menyebabkan terbentuknya

pembelahan yang akhirnya akan menghasilkan dua sel anakan. Sedangkan pada sel

tumbuhan terjadi sintesis keping sel diantara dua anak sel untuk membentuk dinding

sel. Materi dinding sel yang dibawa oleh vesikula berkumpul membentuk plat sel

yang nantinya akan membesar hingga membran disekelilingnya bergabung dengan

membrane plasma disekeliling sel. Maka dari itu, dua sel anak terbentuk dengan

membran plasmanya masing-masing (Muhlisyah 2016).


III. METODE

1.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 03 November 2020 pada pukul

13.30 WIB dan berakhir pada pukul 16.30 WIB. Praktikum mengenai Mitosis ini

dilakukan secara daring melalui aplikasi WhatsApp Group dengan cara asisten

memberikan video tutorial dan melakukan diskusi dengan praktikan melalui chat lalu

di tutup dengan pemberian soal respon yang akan di lampirkan pada laporan

praktikum.

1.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop cahaya,

pinset, gelas objek, gelas penutup (cover glass), jarum bertangkai, alat pengetuk

(pensil kayu atau pensil mekanik, gelas arloji, cawan petri, kertas penghisab, lampu

spiritus, water bath, pensil merah, stabilo serta kertas warna merah dan hijau.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah akar bawang merah,

preparat permanen ujung akar bawang, HCl 1 N dan aceto-orcein 2%.

1.3 Cara Kerja

Adapun cara kerja yang dilakukan untuk melakukan percobaan mengenai

mitosis adalah sebagai berikut :

a. Pembuatan Preparat Mitosis.


Bawang dikecambahkan dalam cawan yang diberi kertas merah atau kapas basah.

Lalu akar dari bawang tersebut dipilih yang panjangnya antara 1,5 – 2 cm. Gelas

arloji yang berisi HCl 1 N disiapkan, setelah itu akar dipotong dan diambil ujungnya

dengan tebal sekitar 0,5 mm – 1,0 mm. Fiksasi atau pelunakan dilakukan dengan cara

ujung akar bawang dimasukkan atau direndam selama 15 menit dalam gelas arloji

berisi HCl 1 N agar spesimen terfiksasi dan menjadi lunak). Spesimen dipindahkan

pada gelas objek bersih yang sudah ditetesi aceto-orcein 2% untuk dilakukan

pewarnaan. Spesimen sekitar 1 mm dari sisanya dibuang kemudian dicacahkan

menggunakan ujung jarum. Selanjutnya spesimen ditutup dengan penutup dan

dipanaskan diatas lampu spiritus namun tidak sampai mendidih. Gelas objek

diletakkan diatas gelas penghisab lalu dilakukan sedikit penekanan pada tutup gelas.

Selanjutnya, sudut gelas penutup diketuk-ketuk dengan bagian ujung kayu kecil atau

pensil kayu dari arah tengah ke pinggir. Preparat diamati dibawah mikroskop dari

perbesaran lensa objektif 10x s/d 100x. hasil gambar pengamatan dibuat pada laporan

praktikum.

b. Pengamatan Preparat Permanen.

Preparat permanen ujung akar bawang diminta kepada asisten. Preparat diamati

dengan mikroskop pada perbesaran 10x40 dan 10x100. Lalu, fase-fase mitosis yang

ditemukan dicatat dan digambar, serta bagian-bagian yang dianggap perlu diberikan

keterangan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan

titik tumbuh (meristem). Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada

sel-sel somatis (sangat aktif pada jaringan meristem) yang menghasilkan dua sel anak

dengan komponen yang sama dan identik dengan komponen induknya. Pada saat sel

aktif membelah, kromosom akan relatif mudah diamati dengan hanya

memperlakukan sel-sel tersebut dengan metode fiksasi dan pewarnaan yang

sederhana (Andre 2008).

Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke

dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti oleh

sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua

sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang sama,

serta bertujuan untuk mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui

pembelahan inti secara berturut-turut. Proses mitosis terjadi di dalam sel somatik

yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang

tumbuh (ujung akar dan ujung batang) (Muhlisyah 2016).

Mitosis berlaku pada pembelahan inti sedangkan pembelahan sitoplasma

disebut sitokinesis. Pembelahan inti terdapat pada embrio seluruh jaringan. Semua sel

somatik dalam suatu organisme multiselular berasal dari satu sel, yaitu zigot, melalui

proses pembelahan yang disebut mitosis. Fungsi mitosis mula-mula membentuk

salinan yang sama dari tiap kromosom dan kemudian melalui pembelahan sel induk

(asal), mendistribusikan suatu set kromosom yang identik kepada kedua sel anak.
Kemampuan organisme untuk memproduksi jenisnya merupakan salah satu

karakteristik yang paling bisa membedakan antara makhluk hidup dan makhluk mati.

Kemampuan yang unik untuk menghasilkan keturunan ini, seperti semua fungsi

biologis memiliki dasar seluler (Campbell et al. 2008).

Praktikum kali ini menggunakan akar bawang merah karena Allium

cepa mudah didapatkan, ukuran sel-selnya cukup besar, dan susunan sel-selnya

sederhana sehingga memudahkan pengamatan di bawah mikroskop. Jumlah

kromosom yang tidak terlalu banyak pada akar bawang merah yaitu 2n=16 serta fase

mitosis yang jelas terlihat menjadikan bawang merah ideal digunakan dalam

mempelajari kerusakan kromosom pada tanaman, selain itu kromosom bawang merah

memiliki ukuran yang besar dan cukup mudah untuk dibuat preparatnya. Dengan

adanya sifat meritematik atau aktif membelah pada akar bawang tersebut, praktikan

diharapkan mampu melihat adanya proses pembelahan sel (mitosis). Namun tidak

semua bagian akar bawang yang digunakan, hanya bagian ujungnya saja dengan

panjang 1 cm, karena sel-sel pada bagian ujung akar lebih aktif membelah

dibandingkan dengan bagian sel-sel akar lainnya (Abidin 2015).

Sel ujung akar bawang sebelumnya diberikan beberapa perlakuan, pertama

akar bawang merah direndam dengan larutan HCl 1 N selama 15 menit, hal ini

bertujuan untuk menghentikan aktifitas seluler dan mengawetkan proses yang terjadi

pada sel ujung akar ketika akar tersebut dipotong. Dengan demikian proses mitosis

yang mungkin terjadi pada waktu pemotongan dapat berhenti dalam keadaan

terfiksasi, sehingga pada saat pengamatan dibawah mikroskop akan dapat


menunjukkan aktivitas sel-sel meristem ujung akar. Diatasnya. Perendaman dengan

larutan HCl 1 N juga dapat memperjelas batas tudung akar dan sel-sel diatasnya.

Selain itu, perendaman dengan larutan HCl juga berguna untuk melunakkan dinding

sel agar mempermudah masuknya zat pewarna dan mempermudah saat proses

pemotongan. Sehingga tudung akar akan terlihat lebih putih dibandingkan dengan

bagian lain dari akar bawang merah. Penggunaan bawang merah juga memberikan

sebuah keunggulan, yaitu memiliki ukuran kromosom yag besar dan sudah diketahui

rentang waktu mitosisnya. Ujung akar bawang merah memiliki interval waktu fase

mitosis (fase M) yang terjadi kurang lebih selama 1 jam. Ujung akar bawang merah

dipotong-potong berguna untuk mempermudah penyerapan dan mempermudah

pengamatan dibawah mikroskop (Abidin 2015).

Perlakuan selanjutnya yaitu akar bawang merah diberi pewarna aceto orcein

2%. Hal ini bertujuan untuk mewarnai kromosom agar tampak jelas. Jika kelebihan

larutan aceto orcein, dapat dihisap menggunakan tissue. Kemudian akar bawang

merah diletakkan diatas kaca objek dan ditutup dengan cover glass dan ditekan

sambil didorong menggunakan ibu jari atau telunjuk guna mencegah adanya udara

dan memecah dinding sel dan nukleus agar kromosom dapat keluar dari sel dan

tersebar, sehingga dalam pengamatan mitosis pada akar bawang terlihat dengan jelas.

Sebelum diamati dibawah mikroskop, preparat tersebut dilewatkan diatas lampi

spritus yang disebut dengan fiksasi. Fiksasi berfungsi untuk menghentikan proses

metabolisme pada tanaman secara cepat, mencegah kerusakan jaringan dan dapat

mengawetkan komponen-komponen histologis dan sitologis pada akar bawang,

mengawetkan keadaan sebenarnya, mengeraskan materi-materi yang lembek


sehingga akan terjadi koagulasi protoplasma maupun elemen-elemen yang ada di

dalam protoplasma tersebut. Jaringan juga dapat diwarnai sehingga bagian-bagian

dari jaringan dapat muah dikenali. Secara ringkas, fiksasi terdiri dari dua proses yang

jelas yaitu mematikan dan menetapkan (Abidin 2015).

Preparat kemudian diamati pada mikroskop. Pengamatan fase mitosis lebih

mudah diamati saat pemotongan di pagi hari dibandingkan dengan pemotongan di

siang atau sore hari.

Tabel 4.1 Hasil pengamatan kromosom pada fase pembelahan mitosis sel akar

bawang merah.

No Fase Gambar Keterangan

1. Interfase Kromosom mulai kelihatan

(belum jelas) dan benang-benang

kromatin tidak berpilin.

Merupakan fase istirahat, karena

selama interfase tidak terjadi

pembelahan kromosom atau

sitoplasma.
2. Profase Kromatin memadat membentuk

kromosom, inisiasi pembentukan

benang-benang spindel diawali

dengan sentriol menuju kekutub

yang berlawanan, membran

nukleus mulai menghilang.

1. Dinding sel

2. Protoplasma

3. Kromatin

3. Metafase Kromatid berjejer dibidang

ekuator sel, sentriol menjulurkan

benang-benang spindel yang

berikatan dengan kinetokor tiap

kromatid.

1. Dinding sel

2. Benang spindel

3. Sentriol

4. Sentromer
4. Anafase Tiap pasangan kromosom

memisah dan bergerak ke arah

yang berlawanan akibat tarikan

benang-benang spindel.

1. Dinding sel

2. Kromatid

3. Kutub

4. Benang spindle

5. Telofase Pembentukan kembali membran

Awal nukleus, terjadi proses sitokenesis

dan untuk menghasilkan 2 sel anakan

Telofase (2n). Telofase awal terlihat mulai

Akhir ada sekat yang memisahkan antara

sel-sel anak. Sedangkan pada

telofase akhir terlihat sel-sel anak

sudah benar-benar terpisah.

1. Dinding sel

2. Kromatid

3. Benang spindel
Hasil yang didapat pada sel akar bawang merah (Allium cepa) adalah

ditemukannya fase interfase, profase, prometafase, metafase, anafase, telofase awal

dan telofase akhir. Pada fase interfase kromosom mulai terlihat (belum jelas) dan

benang-benang kromatin tidak berpilin. Interfase merupakan fase istirahat, karena

selama interfase tidak terjadi pembelahan kromosom atau sitoplasma. Fase profase

menunjukkan kromatin memadat membentuk kromosom, inisiasi pembentukan

benang-benang spindel diawali dengan sentriol menuju ke kutub yang berlawanan,

membran nukleus mulai menghilang. Pada tahap prometase terlihat selaput nukleus

akan terframentasi, dimana mikrotubulus yang menjulur dari masing-masing

sentrosom akan memasuki wilayah nukleus sehingga kromosom akan menjadi

terkondensasi. Pada metafase terlihat kromatid berjejer dibidang ekuator sel, sentriol

menjulurkan benang-benang spindel yang berikatan dengan kinetokor tiap kromatid.

Pada tahap anafase tiap pasangan kromosom memisah dan bergerak ke arah yang

berlawanan akibat tarikan benang-benang spindle kemudian terjadi pembentukan

kembali membran nukleus, terjadi proses sitokenesis untuk menghasilkan 2 sel

anakan (2n). Telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel

anak. Sedangkan pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah

(Muhlisyah 2016).

Penggunaan HCl 1 N pada praktikum ini berfungsi untuk proses lisis.

Penggunaan acetokarmin berfungsi untuk memberikan warna pada kromosom-

kromosom di dalam sel agar lebih jelas terlihat fase-fase pembelahannya. Keuntungan

fiksatif dengan menggunakan asam asetat 45 %, HCl 1 M dan asetokarmin adalah

merendamnya dapat secepat mungkin karena jaringan atau sel akan segera mengeras,
penetrasi dalam jaringan sangat cepat, kalau dimasukkan dalam jaringan

mempertahankan afinitasnya. Fungsi dari gliserin adalah untuk mengawetkan sel

sedangkan fungsi kutek untuk merekatkan kaca penutup mengatakan bahwa metode

yang umum digunakan dalam membuat preparat mitosis yaitu dengan squash.

Metode squash yaitu suatu metode untuk mendapatkan suatu preparat dengan cara

meremas suatu potongan jaringan atau suatu organisme secara keseluruhan, sehingga

didapatkan suatu sediaan yang tipis yang dapat diamati di bawah mikroskop. Secara

umum tahapan dalam pembuatan preparat mitosis dengan metode squash yaitu

diawali dengan pemilihan bahan, kemudian memfiksasi, hidrolisis, pemulasan, dan

yang terakhir pembuatan preparat dengan meremas (squash) (Abidin 2015).

Fase profase merupakan fase dimana pada gambar terlihat fase pemadatan

untuk melakukan pembelahan. Sedangkan fase telofase merupakan fase dimana

terjadi pembelahan kromosom menjadi dua bagian yang sama. Telophase awal

merupakan tahapan pembelahan inti dari sel tersebut atau kariokinesis dan telophase

akhir merupakan tahapan pembelahan diding sel yang siap menjadi sel yang baru atau

sering kali disebut tahap sitokinesis (Muhlisyah 2016).

Keterlatihan dalam membuat preparat merupakan salah satu penentu dalam

kemudahan untuk menentukan fase yang dilihat. Pada praktikum ini fase yang dilihat

begitu jelas karena preparat yang dilihat warnanya tipis, perlu teknik khusus untuk

membuat pewarnaan yang baik pada preparat. Jika praktikan tidak dapat membuat

preparat setipis mungkin maka fase yang dicari tidak dapat ditemukan karena selnya

masih belum terlihat jelas dan masih bertumpuk.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah pada organisme eukaryotik

siklus sel terdiri dari 4 fase diskrit yaitu G1, S, G1 dan M. S atau sintesis fase adalah

ketika replikasi DNA terjadi, dan fase M atau mitosis adalah fase ketika sel

membelah sebenarnya. Dua tahapan lain yaitu G1 dan G2 yang disebut kesenjangan

fase kurang dramatis, namun sama pentingnya. Selama G1, sel melakukan

serangkaian pemeriksaan sebelum memasuki fase S (sintesis). Kemudian selama G2,

sel sama-sama memeriksa kesiapannya untuk melanjutkan ke tahapan mitosis.

Bersama-sama dengan G1, S dan G2 membentuk periode yang dikenal sebagai

interfase. Sel biasanya menghabiskan jauh lebih banyak waktu di interfase dari pada

yang dilakukan di mitosis. Dari 4 fase ini, fase G1 lah yang paling variable dalam hal

durasi.

5.2 Saran

Adapun saran dari praktikum ini adalah sebaiknya praktikum dilakukan secara

langsung oleh praktikan, namun karena kondisi pandemi yang belum membaik dan

keterbatasan alat yang dimiliki oleh praktikan sehingga hanya dapat mengamati

melalui video membuat praktikan kurang mengerti proses-proses pada setiap tahapan

siklus sel, untuk itu sebaiknya asisten menjelaskan lebih rinci mengenai fungsi-fungsi

dari alat, bahan serta proses pengerjaan praktikum seperti pada saat melakukan
praktikum offline agar praktikan dapat lebih mengerti. Diharapkan juga kepada

praktikan dapat mengikuti semua pengamatan yang dilakukan saat praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Abidin, A. Z. 2015. Studi Indeks Mitosis Bawang Merah untuk Pembuahan Media

Pembelajaran Preparat Mitosis. Jurnal Bio Edukasi. 3 (7) : 571-579.

Andre, M. B. 2008. Bengkel Genetika. Jakarta : Erlangga.

Campbell, N. A. 2008. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Imaniar, E. 2015. Preparasi Kromosom Fase Mitosis Markisa Ungu Variaset Edulis

Sulawesi Selatan. Jurnal Biologi. 2 (1) : 48-55.

Kimball. 2009. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Muhlisyah, N. 2016. Preparase Kromosom Fase Mitosis. Jurnal Ilmiah Biogenesis. 3

(1) : 487-493.

Nugroho, T. 2016. Telaah Beberapa Fungsi Titik Uji Siklus Pembelahan Sel Fase G1

dan S dari Inhibitor Kinase Bergandung Siklin SIC. Jurnal Nature Indonesia.

11 (9) : 1-11.

Sugeng. 2013. Genetika Manusia. Yogyakarta : UGM Press.

Suryo. 2008. Pembelahan Sel Mitosis dan Meiosis. Yogyakarta : Erlangga.

Vas, A. C. 2017. Aurora B. Kinaset Restrict Chromosome Decondensation to

Telophase of Mitosis. Journal Genetic. 7 (3) : 1-4.

Wulandari, A. S. 2015. Analisasi Kromosom Tanaman Jati dengan Metode

Pewarnaannya. Jurnal Silvikultus Tropikasi. 6 (1) : 49-54.


POST TEST

1. Jelaskan tahapan mitosis !

Mitosis terdiri dari empat fase berurutan, profase, metafase, anafase, dan

telofase. Selama profase, tiap kromosom akan memendek dan menebal

melalui supercoiling secara berulang-ulang. Membran nukleus menghilang

dan terbentuk gelendong mikrotubulus dari satu kutub sel ke kutub lainnya.

Selama metafase, kromosom akan berjajar di bagian tengah gelendong

miktotubulus. Saat anafase, dua kromatid dari masing-masing kromosom yang

telah direplikasi akan ditarik kutub-kutub sel yang berbeda akibat adanya

depolimerisasi mikrotubulus pada apparatus gelendong yang menempel di

sentromer. Kromatid-kromatid saudara ini, akan menjadi kromosom-

kromosom baru. Mitosis merupakan pembelahan yang terjadi pada sel tubuh

atau sel somatis, yang diawali oleh siklus sel.

Tahap-tahap pembelahan mitosis adalah sebagai berikut :

a. Profase :

1. Benang kromatin memendek dan menebal membentuk kromatid

2. Kromatid berpasangan membentuk kromosom

3. Membran nukleus dan nukleoulus menghilang

4. Benang spindel mulai mengatur meyerupai pancaran

b. Metafase :

1. Benang spindel terlihat semakin jelas

2. Kromosom berada di daerah ekuator sel


3. Pada setiap sentromer ada 2 kinetokor yg masing-masing dikaitkan

dengan benang spindel

c. Anafase :

1. Benang spindel memendek

2. Kromatid menuju kutub yg berlawanan

3. Mulai terjadi sitokinesis

d. Telofase :

1. Kromatid telah sampai di kutub berlawanan

2. Kromatid menipis dan memanjang menjadi kromatin

3. Kumpulan kromatin membentuk anak inti

4. Terbantuk membran nukleus di luar anak inti

5. Sitokinesis selesai, terbentuklah dua sel anakan.

2. Jelaskan mengapa fase mitosis memiliki waktu pembelahan sel yang berbeda !

Fase mitosis memiliki waktu pembelahan yang berbeda disebabkan oleh

adanya beberapa tahapan pembelahan pada proses mitosis, maka dari itu pada

sel mitosis perlu mempersiapkan dirinya untuk pembelahan selanjutnya.

3. Gambarkan fase mitosis lengkap dengan keterangannya (Gambar di kertas

lalu difoto dan lampirkan untuk soal ke 3)


4. Jelaskan mengapa pewarnaan pada pengamatan menggunakan aceto orcein!

Apakah ada metode pewarnaan lainnya yang dapat digunakan?

Aceto orcein digunakan dalam pengamatan siklus sel pada praktikum ini

dikarenakan pewarna ini baik digunakan pada tanaman dengan jumlah


kromosom yang sedikit, sehingga kromosom akan terwarnai dengan jelas dan

sitoplasma tampak jelas. Selain itu, pewarna lain yang bisa digunakan yaitu

asetokarmin.

5. Jelaskan apa saja yang membedakan pembelahan mitosis dan meiosis!

Pembelahan mitosis yaitu pembelahan sel yang menghasilkan anakan dengan

jumlah kromosom sama dengan induknya. Proses pembelahan mitosis terjadi

pada semua sel tubuh makhluk hidup dan pembelahan mitosis menghasilkan 2

sel anakan dengan 2n kromosom induk. Sedangkan, pembelahan meiosis

disebut juga pembelahan reduksi, yaitu pengurangan jumlah kromosom pada

sel-sel kelamin (sel gamet jantan dan sel gamet betina), pembelahan meiosis

menghasilkan 4 sel anakan dengan n kromosom.

Anda mungkin juga menyukai