1. Pengertian Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek (Soekidjo Notoatmojo, 2010).
2. Komponen Sikap
Menurut Azwar (2008) komponen sikap terdiri atas 3 bagian yang saling menunjang yaitu
:
1) Komponen kognitif, merupakan representasi apa yang dipercaya oleh individu pemilik
sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai
sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila, menyangkut masalah
suatu problem yang kontroversial.
2) Komponen afektif, merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek
emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan
merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin
adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang
dimilki seseorang terhadap sesuatu.
3) Komponen konatif, merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan
sikap yang dimilki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk
betindak / bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkait dengan
objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap sesorang adalah
dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.
3. Tingkatan sikap
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yakni (syaifudin, 2008) :
1) Menerima (receiving)
2) Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (obyek)
3) Merespon (responding): Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena merupakan
suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas
pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.
4) Menghargai (valuting): Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga,
misalnya seorang mengajak ibu yang lain (tetangga, saudaranya, dsb) untuk menimbang
anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu
telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.
5) Bertanggung jawab (responsible): Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya
seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua
atau orang tuanya sendiri.
4. Sifat Sikap
Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif, antara lain (Purwanto,
2010):
1) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan
objek tertentu.
2) Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak
menyukai objek tertentu.
5. Ciri-ciri Sikap
Ciri – ciri sikap antara lain (Purwanto, 2010) :
1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat ini membedakan dengan
sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.
2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah
pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang
mempermudah sikap pada orang itu.
3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu dengan obyek
dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan
dengan suatu obyek tertentu yang daapt dirumuskan dengan jelas.
4) Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari
hal-hal tersebut.
5) Sikap mempunyai segi motivasi dan segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan
sikap kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki orang.
7. Bentuk Sikap
Terdapat dua bentuk sikap, yaitu :
1) Sikap pasif: Sikap yang sifatnya tertentu, terjadi dalam diri individu dan tidak bisa
diamati. Contoh : berfikir dan bernapas
2) Sikap aktif: Sikap yang sifatnya terbuka berupa tindakan yang nyata dan dapat diamati
secara langsung.
Setelah semua data terkumpul dari hasil kuesioner responden dikelompokkan sesuai
dengan sub variabel yang diteliti. Jumlah jawaban responden dari masing – masing
pernyataan dijumlahkan dan dihitung menggunakan skala likert :
Untuk mengetahui mean T(MT ) sebagai berikut :
MT = (∑T)/n
Keterangan :
MT : Mean T
∑T : Jumlah rata-rata
n : Jumlah responden
Kemudian untuk mengetahui kategori sikap responden dicari median nilai ( T mean T )
dalam kelompok maka akan diperoleh :
Sikap responden positif, bila T responden > T mean
Sikap responden negatif, bila T responden < T mean (Azwar, 2011)
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara
langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat/ pernyataan responden terhadap suatu
obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan – pernyataan hipotesis
kemudian ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner (Notoatmodjo, 2003).
DAFTAR PUSTAKA
1. Alimul, Aziz. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika.
Jakarta
2. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka
Cipka. Jakarta
3. Azwar, Saifuddin. 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta
4. Badriul, Hegar. 2005. Gumoh Bisa Mengganggu Pertumbuhan Bayi.
http://www.suaramerdeka.com diakses tanggal 15 April 2012
5. Donna. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. EGC. Jakarta
6. Erlina. 2008. Gumoh dan Muntah. http://kuliahbidan.wordpress.com diakses tanggal 15
April 2012
7. Khoirunnisa, Endang. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Nuha
Medika. Yogyakarta
8. Notoatmodjo, Soekitdjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta.
Jakarta
9. Nursalam. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan).
Salemba Medika. Jakarta
10. Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Salemba Medika. Jakarta
11. Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Mitra Cendikia. Yogyakarta
12. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Graha Ilmu. Yogyakarta
13. Sodikin. 2011. Asuhan Keperawatan Anak: Gangguan Sistem Gastrointestinal dan
Hepatobilier. Salemba Medika. Jakarta
14. Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung
15. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung
16. Wawan, A dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Salemba Medika. Jakarta