Anda di halaman 1dari 3

SASARAN DARI TIGA AGENDA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA SEKOLAH,

ANTARA LAIN :
1. Penguatan Pendidikan Karakter,
Nawa Cita yang merupakan visi dari Presiden Joko Widodo ingin meningkatkan
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang berfokus pada 5 nilai antara lain nasionalis,
integritas, mandiri, gotong royong, dan religius.

Masing-masing fokus Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dapat dijabarkan sebagai


berikut :

– Nasionalis : cinta tanah air, semangat kebangsaan, dan menghargai kebhinekaan.

– Nilai mandiri seperti; kerja keras, disiplin, kreatif, berani, dan pembelajar.

penjabaran dari nilai gotong royong seperti; kerjasama, solidaritas, saling menolong dan
kekeluargaan.

– Nilai religius seperti; beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, bersih, toleransi, dan
cinta lingkungan.

– Nilai integritas : kejujuran, keteladanan, kesantunan dan cinta pada kebenaran.

Diharapkan para orang tua, segenap guru, masyarakat dan para pemegang kebijakan
dapat mengembangkan nilai-nilai yang lain sepanjang relevan dengan limai nilai yang
menjadi fokus PPK.

2. Penguatan Literasi,
Data statistik UNESCO pada 2012 juga menyebutkan indeks minat baca di Indonesia
baru mencapai 0,001.

Artinya, dari 1.000 penduduk, hanya satu warga yang tertarik untuk membaca. Menurut
indeks pembangunan pendidikan UNESCO ini, Indonesia berada di nomor 69 dari 127
negara.

Keprihatinan kita makin bertambah jika melihat data UNDP yang menyebutkan angka
melek huruf orang dewasa di Indonesia hanya 65,5 persen.

Sebagai pembanding, di Malaysia angka melek hurufnya 86,4 persen (Republika,


15/12/2014).

Berdasarkan hal tersebut di atas, sejak tahun 2015 melalui penerbitan Permendikbud
Nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, Gerakan Literasi menjadi
salah satu bentuk penumbuhan budi pekerti di sekolah.
Salah satu bentuknya adalah pembiasaan membaca buku non pelajaran selama 15
menit sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
minat baca di kalangan siswa.

3. Pembelajaran Abad 21.


Pada kurikulum 2013 diharapkan dapat diimplementasikan pembelajaran abad 21. Hal
ini untuk menyikapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif.

Adapun pembelajaran abad 21 mencerminkan empat hal.

Pertama, kemampuan berpikir kritis (critical thinking skill).

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mewujudkan hal tersebut melalui penerapan


pendekatan saintifik (5M), pembelajaran berbasis masalah, penyelesaian masalah, dan
pembelajaran berbasis projek.

Guru jangan risih atau merasa terganggu ketika ada siswa yang kritis, banyak bertanya,
dan sering mengeluarkan pendapat. Hal tersebut sebagai wujud rasa ingin tahunya yang
tinggi.

Hal yang perlu dilakukan guru adalah memberikan kesempatan secara bebas dan
bertanggung bertanggung jawab kepada setiap siswa untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat.

Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan dan membuat refleksi bersama-sama.


Pertanyaan-pertanyaan pada level HOTS dan jawaban terbuka pun sebagai bentuk
mengakomodasi kemampuan berpikir kritis siswa.

Untuk informasi lebih lengkap mengenai Tiga agenda penting implementasi kurikulum 2013
anda dapat melihat pada lampiran di bawah ini :

Dengannya diharapkan memacu guru untuk terus mampu mengembangkan


kemampuannya secara mandiri. Mampu sebagai inspirasi dan keteladanan,
kreatif dan inovatif. Kita semua berharap para guru dan tenaga kependidikan
kita menjadi pembelajar dan pendidik sejati.

pendidikan, memiliki peran yang sangat sentral dalam mewujudkan sekolah dan
siswa yang akan menjadi bahan pokok utama terwujudnya generasi emas
Indonesia. Guru selalu dituntut untuk menyampaikan materi, juga dituntut
untuk menjadi guru yang digugu dan ditiru yang sebenarnya. Guru harus bisa
menanamkan moral, nilai-nilai etika, estetika, budi pekerti yang luhur, dan lain
sebagainya. Member penghargaan kepada yang berprestasi dan hukuman bagi
yang melanggar, menumbuhsuburkan nilai-nilai yang baik dan sebaliknya
mengecam dan mencegah (discowaging) berlakunya nilai-nilai yang buruk.
Inilah yang dimaknai dengan integritas dan keteladanan, suatu nilai yang ideal
yang semestinya melekat pada seorang guru.
Dalam pendidikan kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem
pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan.Salah satu tugas dari filsafat
pendidikan adalah memberikan arah bagi tercapainya tujuan pendidikan.Tujuan pendidikan yang hendak dicapai
harus direncanakan melalui kurikulum pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum merupakan faktor yang sangat penting
dalam proses pendidikan pada lembaga pendidikan. Dengan demikian, akan menjadi jelas dan terencana bagaimana
dan apa yang harus diterapkan dalam proses belajar-mengajar yang dilakukan pendidik dan anak didik. Dalam
kurikulum, tidak hanya dijabarkan serangkaian ilmu pengetahuan yang harus diajarkan oleh pendidik (guru) kepada
anak didik, tetapi juga segala kegiatan yang bersifat kependidikan yang dipandang perlu karena mempunyai
pengaruh terhadap anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

Guru sebagai ujung tombak penerapan kurikulum, diharapkan bisa menyiapkan dan membuka diri terhadap
beberapa kemungkinan terjadinya perubahan.Kesiapan guru lebih penting dari pada pengembangan kurikulum 2013.
Kenapa guru menjadi penting? Karena dalam kurikulum 2013, bertujuan mendorong peserta didik, mampu lebih baik
dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka
peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.Melalui empat tujuan itu diharapkan siswa
memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan
lebih produktif.Disinilah guru berperan besar didalam mengimplementasikan tiap proses pembelajaran pada
kurikulum 2013. Guru ke depan dituntut tidak hanya cerdas tapi juga adaptip terhadap perubahan. Kurikulum 2013
yang secara nasional mulai diberlakukan tahun ajaran lalu terus menjadi sorotan dan menuai beragam kritik.
Utamanya menyangkut implementasi yang dinilai masih banyak kekurangan. sulitnya mengubah mindset guru,
perubahan proses pembelajaran dari teacher centered ke student centered, rendahnya moral spiritual, budaya
membaca dan menelitimasihrendah.Kemudian, kurangnya penguasaan teknologi informasi, lemahnya penguasaan
bidang administrasi, dan kecenderungan guru yang lebih banyak menekankan aspek kognitif. Padahal, semestinya
guru juga harus memberikan porsi yang sama pada aspek afektif dan psikomotorik. banyak guru yang belum mau
menjadi manusia pembelajar. Padahal, seorang guru dituntut untuk terus menambah pengetahuan dan memperluas
wawasannya,terlebihsetelahdiberlakukannyakurikulum2013.

"Kurikulum 2013 ini menuntut guru untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif. Artinya, guru harus menjadi manusia
pembelajar," tegas Furqon. (Ferdinand)

Kesimpulan

Perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 ini memang merupakan suatu langkah maju dari pemerintah
Indonesia untuk menciptakan generasi yang lebih baik dan berkualitas. Baik dan berkualitas ini ditinjau dari segi
penguasaan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan juga dimilikinya karakter yang mampu memperbaiki citra
bangsa Indonesia yang bermartabat. Kurikulum 2013 diciptakan sebagai penyempurna dari kurikulum sebelumnya.
Dalam implementasi kurikulum 2013 ini tentunya guru dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Pengetahuan,
keterampilan, dan sikap dari pendidik ini sangat diperlukan agar dapat melaksanakan kurikulum 2013 sesuai dengan
amanat kurikulum. Bukankah untuk menciptakan generasi berpengetahuan tinggi, berketerampilan, dan berkarakter
bagus diperlukan guru yang pengetahuan, keterampilan, dan karakternya dapat diandalkan. Rasanya akan menjadi
mustahil jika guru yang berpengetahuan terbatas, tidak memiliki keterampilan mengajar yang baik, dan berkarakter
negatif akan dapat menciptakan generasi yang baik. Untuk ini, implementasi kurikulum 2013 ini menuntut guru untuk
mengubah paradigma negatif tentang kurikulum sehingga dengan terbuka melaksanakan kurikulum 2013 ini sesuai
dengan yang seharusnya. Di samping itu, guru juga perlu meningkatkan kualitas dirinya agar pengetahuan,
keterampilan, dan karakter yang dibutuhkan dapat berkembang sesuai dengan perkembangan profesionalismenya.

Kurikulum merupakan hal yang sangat penting karena setelah kurikulum tersebut diperoleh dan dipahami akan
dilanjutkan dalam mencari sumber bahan yang relevan untuk membuat silabus. kurikulum merupakan alat pencapai
tujuan pendidikan maka guru harus mencermati tujuan pendidikan yang akan dicapai.

Anda mungkin juga menyukai