Anda di halaman 1dari 47

INDEX

1. Umum ........................................................................................................................................................ 2
2. Drainase ................................................................................................................................................... 16
3. Pekerjaan Tanah dan Geosintetik .......................................................................................................... 17
4. Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen .............................................................................. 25
5. Perkerasan Aspal ..................................................................................................................................... 27
6. Struktur.................................................................................................................................................... 30
7. Pekerjaan Harian .................................................................................................................................... 44
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN


PEKERJAAN : PENGGANTIAN JEMBATAN SEI SEKUNDUR KECIL I
LOKASI : KABUPATEN LANGKAT
LINGKUP PEKERJAAN : DRAINASE, PEKERJAAN TANAH dan GEOSINTETIK, PERKERASAN
BERBUTIR, PERKERASAN ASPAL, STRUKTUR, PEKERJAAN HARIAN

I. PENDAHULUAN
Pada pelaksanaan jembatan diperlukan suatu panduan pelaksanaan atau acuan pelaksanaan
yang menjadi patokan bagi para pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya. Spesifikasi
yang merupakan bagian dari dokumen kontrak merupakan bagian yang sangat penting dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan.

Hubungan antara spesifikasi dengan pelaksanaan adalah sebagai berikut:


 Bagian dalam dokumen kontrak
 Memuat segala ketentuan teknik tentang pekerjaan yang harus dilaksanaan sesuai dengan
perjanjian dalam dokumen kontrak
 Mengandung perintah dan larangan serta ketentuan teknik lainnya yang harus dilakukan,
dilaksanakan dan dipenuhi oleh pelaku jasa konstruksi
 Bila tidak dicermati dan dilaksanakan sesuai dengan perintah maka akan berdampak
kesalahan dalam pelaksanaan atau kerugian pada saat menyusun
 Analisa harga satuan
 Menentukan kebutuhan jumlah dan komposisi peralatan
 Perhitungan volume pekerjaan yang salah

Jadi, spesifikasi teknik dalam bidang pekerjaan struktur jembatan adalah dengan
maksud:
 Persyaratan teknis yang disusun oleh perencana untuk mencapai mutu bangunan sesuai
dengan yang diinginkan oleh Pemilik
 Bagian dari perjanjian kerja antara Pemilik dan Pelaksana
 Acuan pelaksana untuk menyusun strategi dalam penyusunan harga penawaran pada proses
tender
 Acuan prosedur kerja untuk mewujudkan rencana perencana, pelaksana dan pengawas
untuk mencapai mutu, waktu pelaksanaan dan dana yang telah disepakati bersama
dalam perjanjian kontrak.
 Acuan pokok pelaksana, memberikan batas-batas bagi usahanya yang kreatif untuk
melakukan penghematan sumber daya, pengehemata waktu pelaksanaan dan meningkatkan
keuntungan bagi pelaksana.

Sebagai seorang pelaksana, yaitu penyedia jasa dapat dikatakan wajib memahami spesifikasi sebagi
dokumen resmi kesepakatan bersama, mengerti bagian-bagian yang harus dicapai dan dipatuhi,
selalu mengusahakan cara-cara dan alternatif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan
pekerjaan tanpa menyalahi ketentuan yang tertera di dalam spesifikasi. Menyusun usulan
kesepakatan baru (change order) yang akan mendukung pekerjaan secara efektif dan efisien.

Juga pelaksana harus dapat melakukan pekerjaan dengan pedoman spesifikasi atau dengan cara lain
yang lebih baik dan disepakati bersama. Pelaksana juga harus mempunyai visi mewujudkan
bangunan sesuai persyaratan minimum yang diminta oleh spesifikasi, namun selalu berusaha untuk
bekerja lebih capat, efektif dan efisien, mampu menghemat sumber daya dan berusaha meningkatkan
keuntungan dengan cara-cara yang sehat.
2
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

Pelaksana secara logik memang harus berpihak kepada kepentingan kontraktor apabila terjadi
perbedaan pendapat. Tetapi secara mutu tidak boleh diabaikan, karena mutu adalah sesuatu yang
harus dicapai. Definisi mutu dapat disebutkan sebagai berikut:
o Kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan
o Kecocokan dengan pemakaian
o Bebas dari kerusakan/cacat
o Pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat
o Sesuatu yang membahagiakan pelanggan

Spesifikasi Dan Budaya


 Spesifikasi adalah budaya hukum, masyarakat kita umumnya masih belum menerima
hukum sebagai ukuran dan nilai kehidupan, karenanya sering timbul masalah yang sulit
dijelaskan dan diselesaikan
 Seharusnya dimata hukum kedudukan pimpro sejajar dengan kontraktor, demikian juga
kedudukan pengawas, perencana dan pelaksana, kenyataannya tidak demikian
 Atasan sering memberi petunjuk tersamar yang tidak dapat diikat secara hukum namun
diturut setara dengan hukum itu sendiri
 Aturan/kesepakatan hanya dianggap sebagai proforma, yang berlaku adalah kebiasaan yang
penuh basa basi, rasa sungkan, kesopanan dan menjaga hubungan antar manusia, rasa
ketakutan kepada penguasa masih terasa kental megalahkan ketentuan bersifat legal.
 Hubungan antar manusia (keluarga, pertemanan, rasa setia kawan) masih sangat sulit
untuk dikalahkan dengan kepatuhan terhadap hukum atau konsekwen dengan
keputusan yang telah diambil.

Beberapa Hal Yang Perlu Dihindari pada Spesifikasi adalah:


 Pembayaran tumpang tindih : hasil kerja yang sudah dihitung dan dibayar di satu pasal
pembayaran dihitung kembali pada pembayaran lain.
 Metoda disyaratkan, hasil akhir juga disyaratkan : menimbulkan rancu mana yang dipilih
atau kalu dua-duanya dipilih pasti akan terjadi pemborosan
 Menetapkan batasan yang tidak jelas, misalnya tentang batas pekerjaan yang membolehkan
menggunakan tenaga manusia dan harus menggunakan mesin.
 Ketidak pastian petunjuk: akan ditetapkan oleh Direksi, memberikan biaya tambahan berupa
cadangan untuk menanggung resiko
 Menyebutkan produk yang hanya dipasok oleh satu sumber : akan terkadi monopoli pasokan,
biaya tinggi, kecuali ada alasan khusus untuk itu dan yang telah disepakati bersama.

SISTEMATIKA SPESIFIKASI

Spesifikasi secara umum mempunyai suatu struktur penulisan atau sistematika penulisan yang
digunakan untuk semua divisi kecuali pad divisi 1.

Sistematika penulisan spesifikasi adalah sebagai berikut:


 Umum
 Persyaratan
 Pelakasanaan
 Pengendalian mutu
 Pengukuran dan Pembayaran

3
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

II.1. Umum
Dalam bagian umum ini menjelaskan tentang ruang lingkup yang tercakup dalam seksi yang
bersangkutan, yang akan ada hubungannya dengan analisa harga satuan yang harus dipahami
pengguna jasa dalam melakukan penawaran. Karena tanpa hal ini penawaran akan menjadi salah
dan kemungkinan besar penyedia jasa dapat mengalami kerugian yang cukup besar.

II.2. Persyaratan
Dalam bagian persyaratan dijelaskan tentang standar rujukan atau acuan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, serta toleransi-toleransi yang diizinkan atau yang menjadi acuan dalam
hasil pelaksanaan untuk pengukuran dan penerimaan hasil kerja. Demikian juga dengan bahan
yang harus digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan serta persyaratan-persyaratan kerja sebelum
pelaksanaan pekerjaan tersebut dimulai.

II.3. Pelaksanaan
Pada pasal pelaksanaan dijelaskan tentang tata cara pelaksanaan pekerjaan yang mengacu pada
pedoman pelaksanaan atau standar-standar yang ada.
Pada pasal ini dijelaskan tahapan pelaksanaan pekerjaan yang mencakup penggunaan
bahan sampai dengan persyaratan pernggunaan peralatan atau manajemen peralatan yang harus
digunakan dan tata cara pelaksanaannya.
Jadi bagi seorang penyedia jasa wajib memahami permasalahan pelaksanaan ini agar produk yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan mutu sesuai dengan spesifikasi atau persyaratan pengguna
jasa.

II.4. Pengendalian mutu


Di dalam pasal pengendalian mutu tercakup hal-hal persyaratan penerimaan hasil pekerjaan dan
tata cara pengendalian mutunya, dalam pelaksanaan pekerjaan. Pasal pengendalian mutu ini
sangat penting, bagi penyedia jasa yang ingin maju dan sukses dalam produk yang dihasilkan serta
memuaskan pelanggan. Pengendalian mutu ini mencakup masalah penerimaan bahan, jaminan
mutu, perbaikan dan pemeliharaan selama pekerjaan berlangsung.

II.5. Pengukuran dan pembayaran


Pengukuran dan pembayaran merupakan bagian yang terakhir atau tahap terakhir setelah hasil
pekerjaan selesai dilaksanakan dan kemudian dilakukan pengukuran hasil kerja, tetapi perlu diingat
bahwa pengukuran ini baru dapat dilaksanakan setelah hasil pekerjaan diterima.
Permasalahan pengukuran juga merupakan bagian yang penting bagi penyedia jasa, karena tanpa
mengetahui cara pengukuran, maka penyedia jasa tidak mudah atau tidak dapat membuat analisa
harga satuan atau penawaran yang akan diajukan pada saat lelang.
Pembayaran sangat berhubungan erat dengan pengukuran. Dalam pembayaran dijelaskan
tentang dasar pembayaran yang akan dilaksanakan sesuai dengan seksi yang bersangkutan. Jadi hal
inipun sangat penting untuk dipahami oleh penyedia jasa dalam pelaksanaan tugasnya.

Lingkup Pekerjaan
Mengenai lingkup pekerjaan pada proyek ini terdiri dari:
Drainase, pek. tanah dan geosintetik, perkerasan berbutir dan perkerasan beton semen, perkerasan
aspal, struktur, rehabilitasi jembatan, pekerjaan harian, pekerjaan pemeliharaan.

1.1. Site Plan


Dalam menempatkan barang dan material kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di
4
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

halaman terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga:


 Tidak mengganggu kelancaran kegiatan lalu lintas darat dan keamanan lingkungan di sekitar
pembangunan jembatan.
 Memudahkan pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh konsultan pengawas.
 Memudahkan pelaksanaan tahap lanjutannya.
 Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
 Terjamin kebersihannya.
Untuk penerangan lokasi kerja akan digunakan daya listrik dari Genset terutama untuk pekerjaan
lapangan. Kebutuhan air bersih akan diambil dari sumber sumber air di sekitar lokasi pekerjaan.
Lalu lintas kendaraan proyek atau jalan kerja akan diatur sedemikian rupa sehingga tertutup
kemungkinan terhadap gangguan keamanan, ketertiban maupun gangguan yang lain. Barang-
barang dan material yang tidak akan digunakan lagi untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan
sesegera mungkin akan dikeluarkan dari site.

1.2. Rencana Schedule Pelaksanaan


Pekerjaan yang direncanakan untuk pekerjaan ini adalah 300 (Tiga ratus) hari kalender. Secara
detail tahapan pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada lembar kerja schedule pelaksanaan di
lembar tersendiri.

1.3. Struktur Organisasi


Sebelum pakerjaan dimulai kami akan memilih dan menyediakan tenaga-tenaga profesional di
dalam proposal tim kerja yang telah mempunyai pengetahuan, kemampuan dan pengalaman di
dalam pekerjaan-pekerjaan dengan teknis sejenis dalam kurun waktu sesuai dengan yang
dipersyaratkan. Terlampir pada Data Personel Manajerial.

5
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

1.4. Pekerjaan Persiapan


1.4.1. Serah Terima
Yang dimaksud dalam Serah Terima pada poin ini adalah Serah Terima Lapangan. Setelah serah
terima lahan, akan dilakukan Kerja sama survey bersama dengan direksi serta membuat
dokumentasi terhadap titik referensi yang sudah ada dan dibuat gambar site layout berikut
koordinat batas-batas tanah sesuai dengan hasil pengukuran bersama untuk mendapatkan
pengesahan sehingga semua penyimpangan (bila ada) dapat diketahui sejak awal proyek.
1.6.2 Sarana Penunjang
Sarana penunjang meliputi:
1. Site office/Barak Kerja/Base Camp
2. Gudang bahan dan peralatan
3. Toilet pekerja, dengan perkiraan 3 toilet untuk 30 pekerja
4. Kebutuhan listrik kerja lapangan akan digunakan genset.
1.6.3. Sarana P3K
Sarana dan prasarana P3K akan dipersiapkan sebagai sarana pertolongan pertama apabila ada
kecelakaan ringan. Apabila terjadi kecelakaan berat sebagai tindakan akan langsung dibawa ke
Rumah Sakit terdekat dari lokasi Pekerjaan yang sudah terlebih dahulu sudah ada koordinasi
dengan pihak Rumah Sakit agar mendapat pelayanan yang cepat.
1.6.4. Uji/Tes Material
Pengajuan material akan dilakukan sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak dan untuk material
yang membutuhkan pengetesan/pengujian dilakukan melalui laboratorium independen yang telah
terlebih dulu disepakati/disetujui Pemberi Tugas.

1.7. Engineering
1.7.1. Pengajuan Material
Untuk Pengajuan material yang akan digunakan sebelumnya kami akan mengumpulkan seluruh
data material dan contoh material yang digunakan dalam Pekerjaan ini sesuai dengan ketentuan
spesifikasi teknis pada kontrak untuk diajukan kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan
(Approval).
1.7.2. Pengadaan Material
Persiapan Bill of Quantity dengan kelengkapan spesifikasi teknis, merek dan tipe sesuai dengan
kontrak dan membuatkan list priority pendatangan material sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
1.7.3. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan
Demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Shop Drawing (Gambar Kerja) yang telah diajukan dan disetujui oleh Wakil Pemberi Tugas.
2. Harus ada koordinasi antara Kontraktor, Wakil Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana agar
masalah yang ada dapat diputuskan segera.
3. Membuat Jadwal Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Schedule) secara berkala seperti rencana
kerja minggua dan mengadakan monitoring kemajuan prestasi kerja yang telah dicapai, serta
melakukan klarifikasi bilamana terjadi keterlambatan kepada Wakil Pemberi Tugas berikut
dengan usaha yang akan ditempuh untuk mengejar ketinggalan tersebut.

6
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

1.7.4. Pembuatan As-Built Drawing


Gambar As-Built Drawing ini dibuat setelah pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan progress
100%.

1.8. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan


1.8.1. Tahapan Pekerjaan Persiapan
Tahapan pekerjaan Persiapan antara lain mobilisasi peralatan yang dilakukan sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan. Pekerjaan lain yang termasuk pekerjaan persiapan antara lain:
 Pembuatan Direksi Keet, persiapan untuk tempat pekerja, Ruang K3, dan lain-lain
 Pengukuran dan Pembuatan Patok
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus membuat patok-patok untuk membentuk
garis-garis dan kemiringan jalan sesuai dengan gambar, dan harus memperoleh persetujuan
Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu Konsultan Pengawas
dapat merevisi garis-garis dan kemiringan jalan, dan meminta Kontraktor untuk membetulkan
patok-patok. Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan mengenai pematokan atau
penentuan permukaan (level) dari bagian pekerjaan tertentu, tidak kurang dari 48 jam, agar
susunan patok itu dapat diperiksa. Kontraktor harus dapat membuat pengukuran atas pekerjaan
pematokan, dan Konsultan Pengawas akan memeriksa pengukuran itu. Pengukuran yang sudah
disetujui akan menjadi dasar pembayaran.
2. Penyedia/Kontraktor juga harus menyediakan peralatan, instrumen, personil dan tenaga survai,
dan lain-lain material yang mungkin dibutuhkan untuk memeriksa pemasangan/pematokan
(setting out) atau untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait. Peralatan dan personil survai
meliputi, tetapi tidak hanya terbatas pada:
3. Surveyor dan pekerja surveyor
4. Peralatan Survei meliputi:
a. Total station elektrik yang dapat dibaca minimum 1 (satu) detik, dengan akurasi ≤ 5 (lima)
detik, buatan setelah 2013, dan memiliki sertifikat kalibrasi yang masih berlaku ketika
digunakan.
b. Auto Level
c. Tripod Aluminium (Flat Head)
d. Program Card, termasuk perangkat lunak dan data cable Min 1 MB SRAM,Card
reader/Writer Model Card.
e. Single prism set
f. Pole Tripod Type PPS,Telescopic Prism Pole dengan nivo
g. Walkie-talkie
h. Meteran pita baja dengan panjang 50m; batang baja pengukur (4m);
5. Penyedia/Kontraktor harus mengadakan survei dan pengukuran tambahan yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan, seperti patok kemiringan (slope stakes), temporary grade stakes,
lay out dari jembatan dan gorong-gorong, offset line, dan lain-lain, selain pengukuran ini
Kontraktor wajib melaksanakan pematokan rinci (stake-out) sesuai dengan Gambar Rencana
sebelum pekerjaan dimulai.
6. Pengukuran penampang melintang (cross section) setiap interval 25 meter atau lebih rapat
sesuai dengan kebutuhan lapangan. Setelah pekerjaan pembersihan tempat kerja (clearing and
grubbing) Kontraktor harus melakukan pengukuran potongan melintang (cross section)
kembali untuk mendapatkan kondisi terakhir lapangan. Kontraktor harus mengajukan satu set
salinan gambar beserta perangkat lunak penampang melintang (cross section) kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

7
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

1.9 Mobilisasi
1.9.1 Jenis dan Penyimpanan Material
Ketentuan Umum
Sebelum pemesanan material atau barang-barang manufaktur yang termasuk dalam pekerjaan
tetap, penyedia harus menyampaikan rincian lengkap untuk persetujuan dari Direksi, mengenai
butir-butir material itu, nama-nama perusahaan yang memperoleh marerial itu, dan daftar material
yang akan dipesan dari perusahaan itu. Kontraktor harus mengajukan sample dan dokumen-
dokumennya untuk meminta persetujuan Konsultan Pengawas.
Penempatan/Penyimpanan Material
 Penyimpanan Material yang sudah dipesan dan didatangkan oleh pemasok harus disimpan
sedemikian rupa untuk menjaga kualitas agar sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakan.
Material harus diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras dan bila diminta, harus
ditutupi.
 Bangunan Gudang atau Bangunan untuk penempatan dan penyimpanan Material harus
dibersihkan (clearing) dan diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
 Tempat penyimpanan Material Bagian tengah penempatan material harus ditinggikan dan
dimiringikan ke samping sesuai kebutuhan sehingga berguna untuk memberikan
drainase/pematusan dari kandungan air/cairan yang berlebihan.
 Lapangan (Site) berarti tempat di mana Pekerjaan Permanen akan dilaksanakan termasuk
tempat penyimpanan dan tempat kerja di mana bahan dan instalasi (bukan peralatan
konstruksi) akan didatangkan.
1.9.2 Retribusi
Sebagai Kontraktor pelaksana juga harus bertanggungjawab untuk segala kompensasi dan retribusi
material galian (Retrebusi Galian C). Untuk kompensasi dan retribusi ini, tidak akan diadakan
pembayaran terpisah, tetapi sudah harus termasuk ke dalam Harga Satuan dan Harga Total yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang diajukan Kontraktor dalam dokumen lelang.
1.9.3. Ruang Milik Jalan (RMJ)
Rumija adalah bidang tanah yang diperoleh dan diperuntukkan untuk jalan. Lebar Rumija seperti
tampak pada Gambar hanya merupakan perkiraan, lebar sesungguhnya akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
1.9.4. Tempat Kerja (Working Area)
Kontraktor pelaksana harus melakukan segala tata cara, termasuk pembayaran bila perlu, untuk
memakai bidang tanah yang dibutuhkan untuk tempat kerja di luar Rumija, dan Pengguna Jasa
tidak bertanggungjawab atas pemakaian tanah tersebut.
1.9.5. Tempat Untuk Jalan Sementara Dan Perumahan/Barak Pekerja dan Gudang
Apabila diperlukan Kontraktor harus memilih, menata dan bila perlu membayar atas pemakaian
bidang tanah untuk jalan sementara, bangunan tempat pengolahan beton dan material aspal
(bitumen), tempat penyimpanan peralatan, bangunan Kantor, atau keperluan lain selama
pelaksanaan kerja. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara rumah-rumah untuk pekerja
dan gudang-gudang yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan, dan harus mengaturnya
sendiri dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan pemilik tanah yang bersangkutan serta bila
perlu membayar kepada pemilik tersebut.
1.9.6. Kantor dan Fasilitas Lapangan
Kontraktor harus melengkapi, memelihara selama masa Kontrak, semua tempat barak dan gudang
yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan, dan harus melakukan pengaturannya sendiri
8
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

dengan pemilik tanah yang akan ditempati, sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas, dan
jika perlu, membayar untuk penggunaanya.
1.9.7. Laboratorium
Penyedia harus menyediakan, melengkapi dan memelihara, selama berlaku Kontrak, laboratorium
yang memadai, dan bisa dipindah-pindah lengkap dengan fasilitas, furniture, peralatan, personil,
perlengkapan dan instalasinya; untuk melaksanakan pengujian pengendalian mutu yang
disyaratkan dalam Kontrak ini.
Melengkapi Laboratorium dengan peralatan dan material yang dibutuhkan untuk melakukan
pemeriksaan dan Pengujian (tes) sesuai standar yang ditentukan dalam Spesifikasi.
Melengkapi juga Peralatan dan bahan/material lain-lainnya yang diperlukan untuk pemeriksaan
dan pengujian yang sesuai dan ditentukan dalam Kontrak harus disediakan oleh Kontraktor dan
letakan dan berada dalam Laboratorium. Dalam jangka waktu tidak lebih dari 30 hari setelah
dikeluarkannya Tanggal Mulai Kerja (Commencement Date) Kontraktor harus mengajukan daftar
semua peralatan yang akan disediakan dan rinciannya, untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Semua peralatan untuk pemeriksaan/testing harus bertipe standar dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan disimpan secara benar oleh Kontraktor.
Setiap penunjukan AASHTO Test and Material dalam Spesifikasi inj merujuk pada "AASHTO
Specification for Highways Material and Methods of Sampling and Testing" dan harus merujuk pada
revisi terakhir spesifikasinya pada saat pelelangan, kecuali sudah dinominasikan dengan yang lain.

1.10. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas sangat diperlukan untuk penunjang keberhasilan
pelaksanaan kegiatan proyek dari kecelakaan kerja di lapangan. Petugas managemen lalu lintas
harus selalu berada di lokasi kerja dengan menempatkan petugas untuk mengatur lalu lintas demi
keselamatan pekerja dan pengguna jalan mengingat pekerjaan ini adalah penggantian jembatan,
yang mana lalu lintas tidak tertutup. Pekerjaan ini meliputi;
1.10.1. Persiapan Personil
Personil petugas pengatur lalu lintas masing-masing 2 orang untuk mengatur arus lalu lintas di
setiap lokasi kegiatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Koordinator keselamatan
lalu lintas 1 orang, untuk mengatur petugas, memantau kerja petugas, dan membuat laporan
keselamatan lalu lintas.
1.10.2. Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:
 Bendera tangan
 Lampu Kedip Portabel
 Peluit
 Alat Komunikasi
 Rambu-rambu peringatan
1.10.3. Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan secara berkala tentang kondisi keselamatan lalu lintas di lokasi kerja yang
dilaporkan kepada Safety Engineer sebagai bahan monitoring dan evaluasi. Setiap penutupan jalan
akan dikoordinasikan dengan apparat setempat dan kepolisian wilayah di mana lokasi pekerjaan.

9
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

1.11. Jembatan Sementara


Lingkup pekerjaan ini mencakup pengadaan material jembatan, pembuatan jalur jalan baru,
perakitan jembatan.
1.11.1. Persiapan Pekerjaan
 Mengirim program kerja termasuk metode kerja, schedule, peralatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari konsultan dan direksi
sebelum pekerjaan dimulai.
 Mengajukan persetujuan penggunaan bahan material
 Memberi tahu konsultan secara tertulis sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
(Request for Work).
1.11.2. Uraian Pekerjaan
 Pemasangan bowplank
 Membuka jalan masuk baru, untuk digunakan sebagai jalur masuk ke jembatan sementara.
 Pemadatan jalur masuk ke jembatan sementara dengan agregat kelas B dan A.
 Mendatangkan Material jembatan yang akan digunakan.
 Bila jembatan sementara jenis Bailley, maka hanya perlu dimobilisasikan dan perakitan
sederhana pada lokasi pekerjaan
 Merakit Jembatan Sementara

1.12. Pengujian Lingkungan


Pengujian lingkungan dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali pada masing-masing jembatan, yaitu pada
saat sebelum, sedang, dan setelah proyek berlangsung. Pengambilan sample, pengujian sample, dan
penerbitan hasil pengujian dilakukan oleh instansi yang berwenang dan diakui.
Sample yang diambil dan diuji antara lain adalah ambience udara, air, tanah, suhu, getaran, dan
lain-lain.

1.13. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1.13.1. Uraian Pekerjaan
 Penanganan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi kepada setiap orang yang berada
di tempat kerja yang berhubungan dengan Kegiatan dan lingkungan sekitar tempat kerja.
 Yang termasuk penanganan K3 yaitu mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja
dan perlindungan kesehatan kerja maupun penyediaan personil yang kompeten dan terlatih
dengan pengendalian K3 Konstruksi yang sesuai dengan tingkat resiko yang ditetapkan oleh
Pengguna Jasa.
 Penanganan K3 harus mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manjemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Pedoman
Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan No.004/BM/2006 serta peraturan terkait
lainnya.
1.13.2. Sistem Manajemen K3 Konstruksi
 Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya, penilaian risiko
dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K)
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh tahapan pekerjaan

10
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

 Mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi (PCM) untuk
disahkan dan ditanda tangani oleh Pengguna Jasa sesuai ketentuan Permen PU No.
05/PRT/M/2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
 Melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 tinggi atau sekurang-
kurangnya Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil. Ahli
K3 Konstruksi atau Petugas K3 bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
1.13.3. K3 Kantor Lapangan dan Fasilitasnya
Kontraktor/Penyedia harus menyediakan toilet yang memadai untuk staf dan pekerja yang
diperkerjakan di dalam atau di sekitar tempat kerja serta tempat sampah dengan kapasitas yang
memadai.
Dalam segala hal toilet harus menyediakan sekurang-kurangnya air bersih dengan debit yang
cukup dan lancar, plumbing system yang memisahkan air bersih dan air kotor serta
pembuangannya melalui saluran drainase dengan sanitasi baik.
1.13.4. Pembersihan Selama Pelaksanaan
1. Penyedia Jasa harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat
kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan
bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat kerja
dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.
2. Penyedia Jasa harus menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan bebas dari kotoran dan
bahan yang lepas dan berada dalam kondisi operasional pada setiap saat
3. Penyedia Jasa harus menjamin bahwa rumput yang tumbuh pada berm lama atau yang baru
dikerjakan dan pada talud samping dipangkas dan dipelihara sedemikian rupa sehingga
ketinggiannya maksimum 5cm.
4. Bilamana dianggap perlu, Penyedia Jasa harus menyemprot bahan dan sampah yang kering
dengan air untuk mencegah debu atau pasir yang beterbangan.
5. Penyedia Jasa harus menjamin bahwa rambu jalan dan sejenisnya dibersihkan secara teratur
agar bebas dari kotoran dan bahan lainnya.
6. Penyedia Jasa haruis menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan,
kotoran dan sampah sebelum dibuang.
7. Penyedia Jasa harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang telah
ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan Undang-undang Pencemaran
Lingkungan yang berlaku.
8. Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi
kegiatan tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
9. Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya, seperti cairan kimia, minyak
atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.
10. Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam sungai atau
saluran air.
11. Bilamana Penyedia Jasa menemukan bahwa saluran drainase samping atau bagian lain dari
sistem drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap jenis bahan selain dari pengaliran air
permukaan, baik oleh pekerja Penyedia Jasa maupun pihak lain, maka Penyedia Jasa harus
segera melaporkan kejadian tersebut kepada Direksi Pekerjaan, dan segera mengambil tindakan
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan untuk mencegah terjadinya pencemaran
lebih lanjut.

11
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

1.13.5. Pembersihan Akhir


1. Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih dan siap
untuk dipakai Pengguna Jasa. Penyedia Jasa juga harus mengembalikan bagian-bagian dari
tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi semula.
2. Pada saat pembersihan akhir, semua perkerasan, kerb, dan struktur harus diperiksa ulang untuk
mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir. Lokasi yang
diperkeras di tempat kerja dan semua lokasi diperkeras untuk umum yang bersebelahan
langsung dengan tempat kerja harus disikat sampai bersih. Permukaan lainnya harus digaru
sampai bersih dan semua kotoran yang terkumpul harus dibuang.

1.14. Pengeboran, Termasuk SPT dan Laporan


1.14.1. Penyelidikan dengan alat bor
Pengeboran berguna untuk mengetahui struktur lapisan tanah, ke dalaman muka air tanah, dan
mengambil sampel tanah untuk diselidiki sifatnya. Cara kerja pengeboran tanah dijelaskan sebagai
berikut:
1. Menentukan titik boring, yaitu pada lokasi yang dianggap kritis untuk dikaji.
2. Pada permukaan tanah yang di bor, dilubangi sedikit dengan linggis sebagai pertolongan
masuknya mata bor.
3. Mata bor disambung dengan pipa bor 1 meter dan stang pemutar dipasang.
4. Mata bor diletakkan di muka tanah yang sudah dilubangi kemudian stang diputar searah jarum
jam dan kedudukan pipa bor selalu tegak lurus dengan permukaan tanah.
5. Apabila mata bor sudah penuh, maka bor diangkat kemudian diamati warna dan ketika
pengeboran mencapai muka air tanah, diukur ke dalamannya.
6. Pengeboran dilakukan sampai dengan ke dalaman 3 meter, di mana setiap interval 1 meter
diadakan pengambilan sampel.
1.14.2. Penyelidikan dengan alat sondir
Penyelidikan ini berguna untuk mengetahui kepadatan relatif dan daya dukung tanah. Berikut ini
adalah cara kerja dari penyelidikan dengan alat sondir:
1. Pemasangan angkur dengan cara diputar dan ditekan dengan stang pemutar di mana akan
didirikan alat sondir. Angkur yang dipasang sebanyak 4 buah.
2. Alat sondir didirikan pada tempat yang telah ditentukan dengan posisi tegak lurus.
3. Kanal dipasang untuk menjepit kaki sondir, diamati dengan cermat sampai kedudukan sondir
tegak lurus dengan permukaan tanah.
4. Manometer dan conus dipasang pada pipa yang seluruhnya telah dikontrol sambungan-
sambungan kesatuan konusnya.
5. Oli dimasukkan ke dalam ruangan hidrolis sampai penuh, sehingga tekanan dapat sempurna.
6. Setelah semua siap maka stang pemutar diputar sehingga conus bergerak ke bawah, pemutaran
dilakukan sampai semua pada casing tidak bekerja. Jadi, hanya besi penekannya saja. Pada
penekanan conus dilakukan tiap 20 cm dan tiap ke dalaman 20 cm penekanan pipa sondir
dihentikan sebentar dan dilanjutkan dengan menekan isi pipa. Pada waktu penekanan isi pipa,
jarum manometer tersebut kemudian dibaca dan dicatat.
Pada pembacaan manometer ada 2 macam gerak:
1. Gerakan jarum pertama (relatif kelihatan), pada waktu berhenti dibaca dan dicatat, ini
dinamakan pembacaan conus.
2. Gerakan jarum kedua pada waktu penekanan masih tetap dilakukan jarum manometer
bergerak (berjalan dan seolah-olah berhenti). Pada waktu pembacaan dicatat, ini dinamakan
hambatan/geseran (friction). Grafik sondir yang didapat dari data dalam praktek ada 3 macam
12
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

yaitu grafik conus resistance, grafik local friction, dan grafik total friction. Ordinat dari ketiga
grafik tersebut menyatakan ke dalaman tanah di mana sondir dimasukkan.

1.15. Manajemen Mutu


1.15.1. Umum
Penyedia Jasa harus bertanggungjawab atas semua Pengendalian Mutu selama pelaksanaan
Pekerjaan. Pekerjaan Pengendalian Mutu (QC) termasuk memantau, mengispeksi dan menguji cara,
metoda, bahan, kecakapan-kerja, proses dan produk dari semua aspek Pekerjaan sebagaimana
diperlukan untuk memastikan kesesuaian dengan Kontrak.
Penyedia Jasa harus menyiapkan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) sesuai dengan ketentuan-
ketentuan Kontrak dan harus menyerahkan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) yang lengkap
kepada Direksi Pekerjaan minimum dua minggu sebelum dimulainya setiap elemen Pekerjaan yang
dicakup oleh perencanaan.
Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) harus tersusun sebagaimana program ISO 9001:2000/SNI
19-9001-2001 (meskipun registrasi ISO tidak diperlukan), dan dapat menunjukkan pemahaman
dan komitmen Penyedia Jasa terhadap delapan prinsip manajemen mutu dari ISO:
1. Organisasi yang berfokus pada Pelanggan
2. Kepemimpinan
3. Penyertaan manusia
4. Pendekatan proses
5. Pendekatan sistem terhadap manajemen
6. Peningkatan yang berkesinambungan
7. Pendekatan berdasarkan fakta untuk mengambil keputusan
8. Hubungan pemasok yang saling menguntungkan.
Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) harus juga termasuk seksi-seksi yang merinci metodologi
Penyedia Jasa yang berhubungan dengan masing-masing seksi yang relevan dari ISO
9001:2000/SNI 19-9001-2001 sebagai berikut:
1. Sistem Manajemen Mutu
a. Ketentuan-ketentuan Umum
b. Ketentuan-ketentuan Dokumentasi
2. Tanggungjawab Manajemen
a. Komitmen Manajemen
b. Berfokus pada Pelanggan
c. Kebijakan Mutu
d. Perencanaan
e. Administrasi
f. Telaah Manajemen
3. Manajemen Sumber Daya
a. Ketentuan-ketentuan sumber daya
b. Sumber daya manusia
c. Fasilitas-fasilitas
d. Lingkungan kerja
4. Realisasi Produk
a. Perencanaan proses-proses realisasi
b. Proses-proses yang berhubungan dengan pelanggan
c. Rancangan dan/atau pengembangan
d. Pembelian
e. Operasi produksi dan jasa pelayanan
13
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

f. Pengendalian dan pemantau alat-alat pengukur


5. Pengukuran, Analisa dan Peningkatan
a. Perencanaan
b. Pengukuran dan Pemantauan
c. Pengendalian ketidaksesuaian
d. Analisa Data
e. Peningkatan
Tidak ada Pekerjaan yang akan dilakukan pada setiap elemen dari Pekerjaan (termasuk mata
pembayaran dan pekerjaan sementara, atau pengajuan untuk peninjauan ulang) di mana terdapat
ketentuan-ketentuan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) yang perlu disampaikan sedemikian
hingga Direksi Pekerjaan dapat menerima bagian prinsip dari Rencana Pengedalian Mutu (QC Plan)
dan detil-detil khusus untuk elemen dari Pekerjaan.
Rencana Jaminan Mutu (QC Plan) harus mencakup Pekerjaan secara keseluruhannya, termasuk
tanpa pembatasan terhadap semua bahan yang dipasok Penyedia Jasa dan Sub-Penyedia Jasa, dan
semua jenis dan tahap pelaksanaan pada kegiatan.
Rencana itu dapat dioperasikan seluruhnya atau sebagian oleh Sub-Penyedia Jasa atau
badan/organisasi mandiri yang memenuhi syarat (qualified). Akan tetapi, administrasi perencanaan
(termasuk kesesuaian dengan rencana dan perubahan-perubahannya) dan mutu dari Pekerjaan
tetap menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.
Program Pengendalian Mutu Penyedia Jasa dan Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan
Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) dan harus dikelola dengan baik, dengan hasil pengujian
yang mewakili operasi yang aktual. Hasil-hasil tersebut akan dilaporkan dengan akurat dan dalam
suatu waktu tertentu.
Penyedia Jasa juga harus memastikan bahwa semua pekerja terbiasa dengan Rencana Pengendalian
Mutu, tujuannya, dan peran mereka menurut Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan), demikian
juga dengan spesifikasi Kontrak yang berhubungan dengan Pekerjaan yang mereka kerjakan.
1.15.2. Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan)

Kontraktor harus menyediakan semua sumber daya dan melakukan semua kegiatan yang perlu
untuk memastikan:
 Ketentuan-ketentuan dari staf inspeksi atau penguji yang memadai, dengan peralatan yang
memadai dan dukungan teknis untuk melaksanakan semua fungsi-fungsi Pengendalian Mutu
dengan cara dan waktu yang akurat.
 Yang dilakukan Staf Kendali Mutu itu hanya inspeksi dan pengujian sesuai dengan ketrampilan
mereka.
 Semua peralatan pengujian dikalibrasi dan dipelihara dengan sebagaimana semestinya agar
dapat dioperasikan dalam kondisi baik.
 Semua pengujian dan inspeksi dilaksanakan sesuai dengan standar yang memadai dari Kontrak.
 Penyerahan kepada Direksi Pekerjaan, dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam, untuk laporan
harian untuk semua pengujian dan inspeksi yang menunjukkan ketidaksesuaian dari bahan
yang diuji.
 Produksi, dalam 48 (empat puluh delapan) jam, untuk laporan harian untuk semua pengujian
dan inspeksi yang menunjukkan kesesuaian bahan yang diuji dan keter-sediaan dokumentasi
pendukung untuk memperkuat hail pengujian jika diperlukan.
 Pengorganisasian, kompilasi dan penyerahan semua dokumentasi Pengendalian Mutu (QC)
kegiatan dalam 14 hari sejak penerbitan Sertifikat Penyelesaian.

14
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

Penyedia Jasa harus menetapkan satu orang sebagai Manajer Kendali Mutu (Quality Control
Manager, QC Manager) yang harus bertanggungjawab untuk implementasi Rencana Pengendalian
Mutu (QC Plan). Manajer Kendali Mutu (QC Manager) haruslah seorang Professional Engineer
yang memenuhi syarat, bersertifikat Teknisi Rekayasa, atau Ilmu Teknologi Terapan, atau orang lain
dengan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Manager Kendali Mutu (QC Manager) haruslah berada di luar dari bagian produksi dalam
organisasi Penyedia Jasa dan terutama tidak boleh merangkap Manager Kegiatan atau Pelaksana
Kegiatan.
Direksi Pekerjaan mengenali Manajer Kegiatan dan Pelaksana Kegiatan sebagai orang yang
bertanggungjawab untuk membuat produk memenuhi ketentuan-ketentuan secara kontraktual,
tetapi tugas Manager Kendali Mutu (QC Manager) mencakup tanggungjawab untuk mengukur
kesesuaian dan untuk memastikan mutu tersebut tidak dikompromikan oleh tekanan-tekanan
produksi.
Manajer Kendali Mutu (QC Manager), atau seseorang pengganti yang ditunjuk dan diterima oleh
Direksi Pekerjaan, diberdayakan dan mampu untuk melaksanakan semua tugas-tugas Manajer
Kendali Mutu yang relevan, harus tinggal di Lapangan pada setiap saat selama Penyedia Jasa sedang
melaksanakan Pekerjaan di mana Pekerjaan tersebut harus diuji dan diinspeksi sesuai proses, dan
harus siap dihubungi dan dapat kembali ketika keluar dari Lapangan.
Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) akan mencakup informasi berikut:
 nama Manajer Kendali Mutu (QC Manager) dan kualifikasi yang menunjukkan kemampuan
yang dapat dibuktikan untuk menyediakan jasa pelayanan khusus untuk Kegiatan;
 nama dari badan penguji Pengendalian Mutu dan kemampuan yang dapat dibuktikan untuk
menyediakan jasa pelayanan khusus untuk Kegiatan;
 daftar staf Kendali Mutu (termasuk nama, kualifikasi dan pengalaman yang relevan) dan peran
yang mereka lakukan dan penjadwalan pekerjaan dalam melaksanakan tugas-tugas
Pengendalian Mutu;
 daftar peralatan penguji yang digunakan dalam Pekerjaan.
Rencana Pengendali Mutu (QC Plan) harus termasuk struktur organisasi yang menunjukkan rincian
dari aliran informasi, titik-titik tunggu (holding point) sebagaimana yang terdaftar di bawah ini,
perbaikan kekurangan dan hubungan dan tanggungjawab lain yang perlu untuk memastikan
ketentuan-ketentuan mutu dari Kegiatan dapat dipenuhi.
Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) harus menjelaskan bagaimana staf Kendali Mutu
ditempatkan terhadap kebutuhan-kebutuhan kegiatan, tugas dari masing-masing staf, dan
bagaimana pekerjaan mereka dikoordinasikan.
Tanpa pembatasan, Manajer Kendali Mutu Penyedia Jasa harus:
 melakukan implementasi Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) Penyedia Jasa;
 bertanggungjawab untuk mengukur kesesuaian dengan semua aspek dari mutu kontrak;
 menghentikan pekerjaan ketika bahan, produk, proses atau pengajuan tidak mencukupi;
 mengembangkan rencana inspeksi dan pengujian untuk masing-masing elemen Pekerjaan;
 memastikan semua survei, pengujian, audit teknis, dsb harus menggunakan perlengkapan GPS
untuk memperoleh koordinat yang tepat (garis lintang - garis bujur).
 mengembangkan laporan diterima atau tidaknya dan daftar simak pengendalian mutu untuk
masing-masing lemen dari Pekerjaan dalam rincian yang mencukupi untuk mengukur
kesesuaian dengan semua ketentuan-ketentuan kontrak yang penting;

15
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

 memastikan ketentuan-ketentuan untuk manajemen mutu (termasuk penelaahan bagaimana


Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) beroperasi, peran pekerja dalam manajemen mutu,
spesifikasi kontraktual dari Pekerjaan, dan prosedur kerja) diketahui untuk, dipahami oleh, dan
dipatuhi oleh semua pekerja di Lapangan;
 memastikan bahwa semua daftar simak Pengendalian Mutu dikerjakan oleh pihak-pihak yang
kompeten dan bertanggungjawab sedemikian hingga mendekati pekerjaan aktual dan sesuai
dengan sifat alami dari Pekerjaan (misalnya oleh para pekerja atau seorang mandor yang aktual
untuk hampir semua jenis pekerjaan; oleh seorang Professional Engineer untuk pemasangan
pekerjaan penyangga; dsb.)
 menelaah, menandatangani, dan bertanggungjawab untuk semua laporan (bahan dan hasil
pengujian);
 berkonsultasi dengan inspektor lapangan berkenaan dengan masalah bahan dan pengujian;
 menerima pemberitahuan oleh inspektor tentang kekurangan-sempurnaan dan memastikan
pengujian ulang atau penolakan;
 menyediakan ringkasan laporan mingguan dan bulanan untuk hasil-hasil pengujian dan
inspeksi;
 memaraf proses ketidaksesuaian ketika bahan atau produk tidak memenuhi spesifikasi yang
disyaratkan dan, memberitahu Direksi Pekerjaan atas ketidaksesuaian ini;
 berkonsultasi dengan Wakil dari Penyedia Jasa dan mengawali tidakan perbaikan atas
ketidaksesuaian tersebut;
 menanggapai setiap Laporan Ketidaksesuaian (Non-Conformance Report, NCR) yang diterbitkan
oleh Direksi Pekerjaan dalam waktu yang disebutkan dalam NCR;
 jadwal pengujian dan pelayanan inspeksi dalam koordinasi dengan pelaksana dan mandor
Penyedia Jasa;
 memantau prosedur pengujian dan inspeksi Pengendalian Mutu termasuk prosedur-prosedur
dari sub-Penyedia Jasa;
 bekerja langsung dengan dengan Direksi Pekerjaan dalam hal-hal yang berhubungan dengan
Pengendalian Mutu;
 memastikan persetujuan dan ijin yang diperlukan dari Direksi Pekerjaan dan pihak lainnya
diperoleh dan ketika diperlukan;
 melakukan verifikasi semua peralatan pengujian dipelihara sebagaimana mestinya dan
disimpan di tempat kerja yang baik;
 menyimpan dalam sistem pengarsipan yang terorganisir untuk memastikan catatan-catatan
mutu mudah diperoleh sedemikian para auditor dapat memperoleh informasi yang diperlukan;
 menerbitkan peninjuan untuk gambar konstruksi, perhitungan, dan gambar kerja dan
memastikan bahwa semua staf Penyedia Jasa yang terkait mempunyai dokumen versi terbaru
yang diterapkan pada bagian dari Pekerjaan;
 memberitahu Direksi Pekerjaan atas setiap perubahan dalam tata letak survey, lokasi, garis,
ketinggian, dsb untuk persetujuan;
 memberitahu kepada para pengambil keputusan perusahaan atas setiap masalah yang
berkompromi dengan intergritas atau fungsi dari Sistem Manajemen Mutu, dan
 menyediakan jejak yang dapat diaudit untuk perhitungan hasil survei kepada Direksi Pekerjaan.
1.15.3. Rencana Jaminan Mutu
Direksi pekerjaan akan menyiapkan dan melaksanakan Rencana Jaminan Mutu, yang merupakan
bagian dari keefektifan dan kepercayaan dari Rencana Pengendalian Mutu Penyedia Jasa. Direksi
Pekerjaan mungkin juga melakukan inspeksi acak dan sistematis dari Pekerjaan dan dokumentasi
Pengendalian Mutu Penyedia Jasa.

16
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

Tujuan Rencana Jaminan Mutu dan kegiatan-kegiatan inspeksi adalah untuk memastikan bahwa
pembayaran yang dibuat hanya untuk pekerjaan yang telah diterima di lapangan, dan dapat
berdasarkan pengambilan benda uji dan pengujian dalam jumlah yang terbatas.
Direksi Pekerjaan akan memantau operasi Penyedia Jasa dan program Pengendalian Mutu untuk
memastikan bahwa standar tersebut telah dipenuhi dan untuk mengakses pembayaran apa yang
telah diperoleh menurut ketentuan-ketentuan dalam Kontrak.
Setiap kejadian dari tidak diterimanya pekerjaan yang ditemukan akan menghasilkan Laporan
Ketidaksesuaian (NCR) yang diterbitkan untuk Penyedia Jasa.
Kegiatan program Pengendalian Mutu tidak akan melepaskan tanggungjawab Pengendalian Mutu
Penyedia Jasa menurut ketentuan-ketentuan dalam Kontrak.
Frekwensi inspeksi dan pengujian Jaminan Mutu umumnya sekitar 0-10% (nol sampai sepuluh
persen) dari frekwensi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa dalam Rencana Pengendalian Mutunya
dan pada awalnya akan ditetapkan pada tingkat yang setaraf dengan keyakinan Direksi Pekerjaan
dalam keefektifitan yang diantisipasi dari program Pengendalian Mutu Penyedia Jasa.
Direksi Pekerjaan dapat menaikkan atau menurunkan frekwensi dari inspeksi dan pengujian
Jaminan Mutu selama pelaksanaan Pekerjaan, yang merupakan bagian dari keefektifan aktual dari
Rencana Pengendalian Mutu Penyedia Jasa.
1.15.4 Titik-titik Tunggu (Holding Points)
Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan, dan Direksi Pekerjaan atau yang didelegasikan
akan menginspeksi dan menyetujui tahapan-tahapan pekerjaan berikut sebelum melaksanakan
pekerjaan di atasnya:
1. Penetapan Titik Pengukuran
2. Ketinggian Lapangan
3. Pengujian Tiang Pancang
4. Galian Pondasi Jembatan
5. Penulangan Baja dan Cetakan sebelum pengecoran beton
6. Permukaan Tanah Dasar
7. Permukaan Pondasi Kelas B yang telah dipadatkan
8. Permukaan Pondasi Kelas A yang telah dipadatkan termasuk proof rolling, impact hammer atau
pengujian lain yang dinominasi oleh Direksi Pekerjaan
9. Setiap lapisan aspal
10. Gorong-gorong pipa, strukur drainase
11. Saluran tanah dasar, saluran buangan udara dan timbunan yang rembes
12. Utilitas di bawah tanah
Direksi Pekerjaan dapat menominasi kegiatan lain bilamana inspeksi diperlukan, dan juga
menominasi setiap pengujian yang harus disediakan sebelum memberikan persetujuan untuk
melaksanakan pekerjaan di atasnya.
Untuk masing-masing dari tahap dan kegiatan yang disebutkan, Direksi Pekerjaan dan Penyedia
Jasa harus menyepakati prosedur, tempat dan waktu pemberitahuan untuk menginspeksi. Penyedia
Jasa tidak terikat untuk menunda pekerjaan jika Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir pada
jam yang ditentukan asalkan pemberitahuan telah diberikan dengan tepat, dan asalkan semua
ketentuan pelaksanaan telah dipenuhi
1.15.5. Audit Mutu
Sebagai bagain dari keseluruhan manajemen kegiatan, Pengguna Jasa boleh memiliki satu auditor
atau lebih pada Kegiatan, melengkapi pekerjaan dari staf Jaminan Mutu Direksi Pekerjaan. Jika

17
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

diterapkan, auditor (auditor-auditor) akan melaporkan kepada Pengguna Jasa dan menyediakan
akses yang sistematis dan mandiri dari bahan dan kegiatan Proyek dan hasil-hasil yang terkait
apakah memenuhi Kontrak, Rencana Pengendalian Mutu Penyedia Jasa, dan Rencana Jaminan Mutu
Direksi Pekerjaan, atau tidak. Para auditor ini mungkin karyawan Pengguna Jasa atau orang lain
yang tidak mempunyai keterlibatan dengan Pekerjaan yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.
Tujuan Audit Mutu adalah adanya suatu pendapat yang mandiri baik kegiatan Pengendalian Mutu
maupun Jaminan Mutu dan menjadi proaktif untuk menghindari atau mengurangi mutu terkait
dengan isu-isu yang memerlukan proses verifikasi kesesuaian menjadi sistematis.
Auditor (auditor-auditor) akan diijinkan memasuki Lapangan tanpa pembatasan dan semua
kegiatan di dalamnya, terhadap semua pengujian dan dokumentasi dari pekerjaan yang dikerjakan
oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa dan perwakilan dan pemasoknya.
1.15.6. Laporan Ketidaksesuaian (NCR)
Ketidaksesuaian yang ditemukan harus ditindak lanjuti sebagai berikut:
a. Laporan Ketidaksesuaian Internal Kontraktor
Laporan Pengendalian Mutu Penyedia Jasa harus mengindikasikan Pekerjaan tersebut tidak dalam
kesesuaian, Manajer Kendali Mutu (QC Manager) harus menerbitkan Laporan Ketidaksesuaian
(NCR) secara internal kepada Penyedia Jasa, dengan tembusan kepada Direksi Pekerjaan, termasuk
waktu untuk menanggapi.
Penyedia Jasa kemudian harus menanggapi Manajer Kendali Mutu (QC Manager), dengan
tembusan kepada Direksi Pekerjaan, berkenaan dengan Laporan Ketidaksesuaian (NCR), dalam
waktu yang ditentukan, dengan usulan pemecahan dan tindakan perbaikan. Penyedia Jasa dan/atau
Manajer Kendali Mutu (QC Manager) dapat berkonsultasi dengan Direksi Pekerjan tentang usulan
pemecahan tersebut tetapi tidak disyaratkan untuk melakukannya.
Pembayaran untuk Manajemen Mutu tidak akan dipengaruhi oleh Laporan Ketidaksesuaian (NCR)
internal, selama masalah-masalah tersebut dicarikan jalan keluarnya dan dipecahkan.
Pembayaran untuk Pekerjaan itu sendiri dapat ditahan sampai masalah Laporan Ketidaksesuaian
(NCR) tersebut dipecahkan.
b. Laporan Ketidaksesuaian yang Diterbitkan Konsultan Pengawas
Laporan Jaminan Mutu Direksi Pekerjaan mengindikasikan bahwa Pekerjaan tersebut tidak dalam
kesesuaian, Direksi Pekerjaan akan menerbitkan Laporan Ketidaksesuaian (NCR) kepada Penyedia
Jasa, termasuk waktu untuk menanggapi.
Penyedia Jasa kemudian akan menanggapi Laporan Ketidaksesuaian (NCR) tersebut, dalam waktu
yang ditentukan, dengan usulan pemecahan dan tindakan perbaikan. Direksi Pekerjaan akan
menerima atau menolak usulan pemecahan dan usulan tindakan perbaikan.
Jaminan pengujian dan inspeksi akan dilaksanakan untuk menentukan jika tindakan perbaikan
telah disediakan dan produk tersebut telah diterima. Penerimaan atau penolakan akan berlanjut
sampai Direksi pekerjaan menentukan bahwa mutu produk tersebut telah dicapai. Bagian
pembayaran untuk Manajemen Mutu dapat ditahan sampai masalah Laporan Ketidaksesuaian
(NCR) dipecahkan atau dapat ditahan secara permanen. Pembayaran untuk Pekerjaan itu sendiri
dapat ditahan sampai masalah Laporan Ketidaksesuaian (NCR) tersebut dipecahkan.

18
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

2. DRAINASE
2.1 Saluran Berbentuk U Type DS 1
2.1.1 Penetapan Titik Pengukuran pada Saluran
Lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran dan kelandaian dan pengaturan pembuangan dari
semua selokan dan semua lubang penampung (catch pits) dan selokan pembuang yang
berhubungan, harus ditandai dengan cermat oleh Penyedia Jasa sesuai dengan Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus disetujui atau diubah oleh
Direksi Pekerjaan sebelum pelaksanaan tersebut dimulai.
2.1.2. Pelaksanaan Pekerjaan Selokan
Penggalian, penimbunan dan pemangkasan harus dilakukan sebagaimana yang diperlukan untuk
membentuk selokan baru atau lama sehingga memenuhi kelandaian yang ditunjukkan pada gambar
yang disetujui dan memenuhi profil jenis selokan yang ditunjukkan dalam gambar atau bilamana
diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
Setelah formasi selokan yang telah disiapkan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pelapisan selokan
pasangan batu dengan mortar harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan.
Seluruh bahan hasil galian harus dibuang dan diratakan oleh Penyedia Jasa sedemikian rupa sehingga
dapat mencegah setiap dampak lingkungan yang mungkin terjadi, di lokasi yang ditunjukkan oleh
Direksi Pekerjaan.
2.1.3. Perlindungan Terhadap Saluran Air Lama
Sungai atau kanal alam yang bersebelahan dengan Pekerjaan dalam Kontrak ini, tidak boleh diganggu
tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.
Bilamana penggalian atau pengerukan dasar sungai tidak dapat dihindarkan, maka setelah pekerjaan
ini selesai Penyedia Jasa harus menimbun kembali seluruh galian sampai permukaan tanah asli atau
dasar sungai dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan.
Bahan yang tertinggal di daerah aliran sungai akibat pembuatan pondasi atau akibat galian lainnya,
atau akibat penempatan cofferdam harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan selesai.
2.1.4. Relokasi Saluran Air
Bilamana terdapat pekerjaan stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanen lainnya dalam Kontrak ini
yang tidak dapat dihindari dan akan menghalangi sebagian atau seluruh saluran air yang ada, maka
saluran air tersebut harus direlokasi agar tidak mengganggu aliran air pada ketinggian air banjir
normal yang melalui pekerjaan tersebut. Relokasi yang demikian harus disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi Pekerjaan.
Relokasi saluran air tersebut harus dilakukan dengan mempertahankan kelandaian dasar saluran lama
dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan terjadinya penggerusan baik
pada pekerjaan tersebut maupun pada bangunan di sekitarnya.
Penyedia Jasa harus melakukan survei dan mengambar penampang melintang dari saluran air yang
akan direlokasi dan harus mengambarkan secara detail penampang melintang yang diajukan untuk
keperluan pekerjaan tersebut. Direksi Pekerjaan akan menyetujui atau merevisi usulan Penyedia Jasa
sebelum relokasi pekerjaan dimulai.

19
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK


3.1 Galian Biasa
3.1.1 Uraian
Yang termasuk Galian Biasa mencakup semua pekerjaan penggalian dalam batas ruang milik jalan
kecuali galian struktur dan galian batu, pemindahan, pemuatan, pengangkutan, penimbunan dan
penyempurnaannya atau pembuangan, pembentukan bidang galian, dan penyempurnaan bidang
galian yang terbuka (exposed), sesuai dengan Spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran
dan penampang melintang yang tercantum dalam Gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.
(exposed), sesuai dengan Spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang
melintang yang tercantum dalam gambar.
3.1.2. Pembuangan Material yang Tidak Memenuhi Persyaratan
Apabila dari penggalian diperoleh material baik yang memenuhi syarat maupun yang tidak,
Kontraktor harus melaksanakan penggalian sedemikian rupa sehingga material yang memenuhi
syarat digali secara terpisah tanpa tercampur dengan material lain yang tidak memenuhi syarat,
untuk digunakan dalam pekerjaan.
Bila material yang tidak memenuhi syarat berada di bawah subgrade pada daerah galian atau di
bawah dasar timbunan diperintahkan oleh Konsultan Pengawas untuk dibuang, maka tanah bekas
galian tersebut harus dipadatkan, sampai ke dalaman 20 cm, terhadap 100 persen dari kepadatan
kering maksimum menurut AASHTO T99.
3.1.3. Pembuangan Material Hasil Pembersihan
Bahan/material yang tidak terpakai dibuang sejauh 1 Km kecuali yang akan dipergunakan, dan
semua semak-semak, tunggul, akar, batang kayu dan material tak terpakai lainnya hasil operasi
pembersihan dan pembongkaran harus dibuang di lokasi yang sudah disediakan oleh Kontraktor.
Jalan dan daerah-daerah di sekitarnya harus dijaga kerapihannya. Tidak boleh terdapat puing-
puing di atau di sekitar daerah milik jalan.

20
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

3.2. Galian Struktur


Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dalam hal ini penentuan ke
dalaman galian.Tanah yang digali oleh Excavator langsung dimuat ke Dump Truck, kemudian
diangkut keluar lokasi proyek.
Tahapan Pekerjaan

Mulai

Persiapan Alat & Material

Pengukuran dan Pemasangan Bowplank

Penggalian dengan Alat

Memuat Hasil Galian Ke dalam Truk

Membuang Hasil Galian

Perapihan Hasil Pekerjaan

Selesai

Flow Chart Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah

Uraian Pekerjaan
1. Permukaan galian digali dengan menggunakan alat Excavator, Jack Hammer Compressor dan
dibantu dengan alat bantu berupa cangkul, singkup, belincong dan lain sebagainya.
2. Tanah lunak (Cadas) digali menggunakan alat, lalu dimuat ke dalam truk untuk diangkut ke
lokasi yang telah ditentukan.
3. Sisa hasi galian dibersihkan dengan menggunakan Air Compressor.
4. Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja sesuai dengan ukuran gambar rencana.
Kebutuhan Jasa, Alat, dan Material
1. Tenaga yang dibutuhkan
 Pekerja: 8 orang
 Mandor: 1 orang
2. Peralatan yang dibutuhkan
 Dump Truck: 1 unit
 Excavator: 1 Unit
 Alat Bantu: 1 Ls

21
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

Analisa K3
1. Personil
 Pelaksana
 Petugas K3L
 Tenaga Kerja
2. Aspek K3
 Memasang Rambu Peringatan: “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
 Menggunakan Alat Pelindungan diri (APD)
 Sarung Tangan
 Helm
 Sepatu Safety

3.3. Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine


Uraian pekerjaan
 Menentukan titik dan luasan yang akan digali lalu demarking
 Melakukan pengerukan dengan alat cold milling machine
 Hasil galian diangkut dengan dump truck dibuang ke lokasi yang telah ditentukan
 Hasil galian dibersihkan dan dirapikan.
Kebutuhan Tenaga dan Peralatan
1. Tenaga yang dibutuhkan
 Pekerja: 2 orang
 Mandor: 1 orang
2. Peralatan yang dibutuhkan
 Dump Truck: 1 unit
 Cold Milling: 1 Unit
 Alat Bantu: 1 Ls

3.4. Galian Perkerasan Berbutir


Lingkup pekerjaan untuk galian perkerasan berbutir ini meliputi semua pekerjaan galian
(pengerukan) pada badan jalan, hasil galian diangkut pada lokasi yang telah ditentukan,
pembersihan hasil galian.
Persiapan pekerjaan meliputi pengajuan program kerja termasuk metode kerja, schedule, peralatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan untuk memperoleh persetujuan dari
Konsultan dan Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
Uraian pekerjaan meliputi penentuan titik dan luasan yang akan digali lalu ditandai pada
perkerasan berbutir jalan lama, pengerukan dilakukan dengan alat Jack Hammer atau Ganco. Hasil
galian diangkut dengan Dump Truck dibuang ke lokasi yang telah ditentukan, kemudian lokasi
galian dibersihkan dengan compressor dan dirapikan.

3.5. Timbunan Biasa dari Sumber Galian


Timbunan biasa merupakan material timbunan yang telah disetujui Direksi Pekerjaan untuk
pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan
umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis kelandaian dan
elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

22
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

3.5.1. Tahapan Pelaksanaan:


1. Menyiapakan DMF dan JMF agregat
2. Mengajukan Request pekerjaan kepada direksi
3. Penyiapan Tempat Kerja
Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus
dibuang sebagaimana diperintahkan oleh direksi pekerjaan.
Kecuali untuk derah tanah lunak atau tanah yang tidak dapat dipadatkan atau tanah rawa, dasar
pondasi timbunan harus dipadatkan seluruhnya (termasuk penggemburan dan penggeringan atau
pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar atas pondasi memenuhi
kepadatan yang disyaratkan.
Bilamana timbunan akan dibangun atas permukaan tanah dengan kelandaian lereng lebih dari
10%, ditempatkan di atas permukaan lama atau pembagunan timbunan baru, maka lereng lama
akan dipotong sampai tanah yang keras dan bertangga dengan lebar yang cukup sehingga
memungkinkan perlaratan pemadat dapat beroperasi. tangga-tangga tersebut tidak boleh
mempunyai kelandaian lebih dari 4% dan harus dibuatkan sedemikian dengan jarak vertikal tidak
lebih dari 30 cm untuk kelandaian yang kurang dari 15% dan tidak lebih dari 60cm untuk
kelandaiannya yang sama atau lebih besar dari 15%.
Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan sedemikian hingga memungkinkan
pengoperasian peralatan pemadat yang efektif.
1. Penghamparan Timbunan
Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang
merata yang bila di padatkan akan memenuhi toleransi tebal yang disyaratkan. Bilamana timbunan
dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin di bagi rata sehingga sama
tebal.
Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah
disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan,
terutama selama musim hujan. biasanya tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan.
Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan
sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan drainase
sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan
memakai acuan sementara dari pelat baja tipis yaag sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian
timbunan dan drainase porous dilaksanakan.
Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang stsuktur harus dilaksanakan dengan sistematis
dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan
kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 3 jam setelah pemberian adukan pada
sambungan pipa atau pengecoran struktur beton gravity, pemasangan pasangan batu gravity atau
pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum penimbunan kembali di skitar struktur penahan
tanah dari beton, pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang
dari 14 hari
Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, Iereng timbunan lama harus disiapkan dengan
membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan harus dibuat bertangga
(atau dibuat bergerigi) sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbuan lama sedmikian
sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya timbunan yang diperlebar harus dihampar
horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar, yang kemudian harus ditutup secepat
mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga

23
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan demikian
pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan
Lapisan penopang di atas tanah lunak termasuk tanah rawa harus dihampar sesegera mungkin dan
tidak lebih dari tiga hari setelah persetujuan penggalian atau pembersihan dan pengupasan oleh
Direksi Pekerjaan. Lapisan penopang dapat dihampir satu lapis atau beberapa lapis dengan tebal
antara 0,5 sampai 1,0 meter sesuai dengan kondisi lapangan dan sebagaimana diperintahkan atau
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
2. Pemadatan Timbunan
Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan dengan
peralatan pemadat yang memandai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan
yang disyaratkan
Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam
rentang 3% di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air optimum
harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana
tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari bahan
bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta mampu mengisi
rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu tersebut lapis penutup ini harus dilalsanakan
sampai mencapai kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan.
Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji
kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar.
Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan
sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama.
Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjan
timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh
usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
Dalam menempatkan timbunan di atas gorong-gorong dan bilamana disyaratkan, dalam Kontrak
atau pada jembatan, harus membuat timbunan tersebut sama tinggi pada kedua sisinya. Jika
kondisi-kondisi memerlukan penempatan timbunan kembali atau timbunan pada satu sisi lebih
tinggi dari sisi lannya, penambahan bahan pada sisi yang lebih tinggi tidak boleh dilakukan sampai
persetujuan diberikan oleh Direksi Pekerjaan dan tidak melakukan penimbunan sampai struktur
tersebut telah berada di tempat dalam waktu 14 hari, dan pengujian-pengujian yang dilakukan di
laboratorium di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa struktur tersebut telah
mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan apapun yang ditimbulkan oleh metoda
yang digunakan dan bahan yang dihampar tanpa adanya kerusakan atau regangan yang di luar
faktor keamanan.
Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh alat pemadat normal harus
dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan seluruhnya
dipadatkan dengan menggunakan pemadat mekanis.
Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas harus
dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan dipadatkan
dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper).

24
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

3.6. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian


3.6.1. Lingkup Pekerjaan
Pekejaan ini meliputi persiapan lokasi pekerjaan, penghamparan, pemadatan, pengujian, dan perapihan
hasil pekerjaan.
3.6.2. Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja, dan
gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan dimulai.
Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
3.6.3. Uraian Pengerjaan
1. Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa pengukuran dan pemasangan marking pada area
pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan, di mana harus bebas dari material organik dan
anorganik.
2. Melakukan request material dan pekerjaan kepada direksi, konsultan, dan pengawas.
3. Memuat material timbunan pilihan dari hasil galian pada lokasi pekerjaan dengan dum truk,
dan ditumpuk dengan jarak tertentu pada lokasi pekerjaan.
4. Timbunan pilihan dihampar dengan menggunakan Motor Grader.
5. Hasil hamparan timbunan pilihan disiram air dengan menggunakan Water Tanker lalu
dipadatkan dengan Vibratory Roller sampai mencapai ketabalan dan kepadatan sesuai dengan
spesifikasi teknik.
6. Melakukan pengujian timbunan, pengujian testpit dan cbr untuk menentukan ketebalan dan
kepadatan dari timbunan.
7. Perapihan hasil pekerjaan, setiap material sisa diangkut utuk dibuang pada area yang telah
ditentukan.

25
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

Tahapan Pekerjaan

Mulai

Persiapan Alat dan Bahan

Persiapan Lokasi Pekerjaan

Pengangkutan Material Galian

Penghamparan Material

Penyiraman Dengan Water Tanker

Pemadatan dengan Vibratory Roller

Pengujian

Perapihan Hasil Pekerjaan

Selesai

Kebutuhan Jasa, Material, dan Alat


1. Tenaga yang dibutuhkan
 Pekerja
 Mandor
2. Bahan Material
 Bahan Timbunan Pilihan
3. Peralatan yang dibutuhkan
 Whell Loader
 Dump Truck
 Motor Grader
 Vibratory Roller
 Water Tanker
 Alat Bantu
Analisa K3
1. Personil
 Pelaksana
 Petugas K3L
 Tenaga Kerja
2. Aspek K3
26
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

 Memasang Rambu Peringatan: “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”


 Menggunakan Alat Pelindungan diri (APD)
 Sarung Tangan
 Helm
 Sepatu Safety
Penyiapan Badan Jalan
Penyiapan badan jalan pada pekerjaan pelebaran jalan meliputi pekerjaan pembersihan,
pembentukan tanah dasar agar elevasinya sesuai degan yang ditunjukkan gambar rencana atau
sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan, dan termasuk pekerjaan pemadatan tanah dasar.
Berikut adalah tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan:
Tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan
 Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat mengganggu pekerjaan seperti semak-
semak, pepohonan, batu besar, dan material lainnya.
 Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan alat berat seperti excavator
maupun dengan cara manual untuk membentuk tanah dasar sesuai Gambar atau sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan
 Pemadatan Tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat vibratory roller atau
menggunakan Combination Vibratory Roller pada daerah pelebaran yg tidak terlalu luas atau
tidak memungkinkan pengunaan Vibratory Roller.
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemadatan
 Pemadatan dilakukan segera setelah dilakukan penggalian.
 Pemadatan harus dilakukan dengan menggunakan alat yang memadai agar kepadatan yang
diinginkan dapat tercapai
 Apabila diperlukan lakukan penyiraman terhadap material tanah dasar Untuk mencapai kadar
air optimum sehingga didapatkan kepadatan yang sesuai dengan spesifikasi.
 Kecepatan alat harus diperhatikan agar tidak membahayakan pengguna jalan eksisting.

27
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

4. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN


4.1 Lapis Fondasi Agregat Kelas A
Lapisan pondasi Agregat Klas A, biasa kita kenal dengan LPA, digunakan sebagai lapis pondasi atas,
dilaksanakan menyebar sepanjang jalan yang dilebarkan dan di atas permukaan lapis pondasi
bawah (LPB) yang telah dipersiapkan sebelumnya.
4.1.1. Persiapan
1. Pembuatan DMF (Design Mix Formula) dilaksanakan Laboratorium atau di UMPKL Dinas
Pekerjaan Umum setempat, bila dianjurkan oleh Direksi pengawas, contoh semua jenis material
diambil dari sumber quarry dengan lokasi sketsa terlampir, pengambilan contoh material (batu,
abu batu, pasir) dilaksanakan bersama-sama dengan Pengawas Lapangan dan konsultan
Pengawas.
2. Setelah DMF selesai kontraktor akan membuat JMF (Job Mix Formula) di Laboratorium
Kontraktor itu sendiri, didampingi konsultan dan Direksi teknis.
3. Penyediaan material di stock pile atau lokasi pengadukan khususnya pemecahan batu
dilaksanakan segera setelah hasil uji kekerasan memenuhi syarat, termasuk penyediaan pasir.
4. Percobaan pelaksanaan: menyangkut komposisi masing-masing jenis material (mengacu JMF),
tebal hamparan gembur sehingga dihasilkan tebal padat yang disyaratkan (diketahui faktor
gembur), kadar air optimal, jumlah lintasan pemadatan sehingga dihasilkan kepadatan maksimal
sesuai spesifikasi teknis. Hasil percobaan pelaksanaan dilakukan pengujian: ketebalan
(pengukuran manual), uji kepadatan (Sand Cone), uji gradasi lapangan (analisa saringan) dan PI
lapangan (atterberg) dan uji CBR Lapangan (DCP).
5. Staking-out, menentukan lebar dan tebal hamparan sebagai gambar rencana.
4.1.2. Pelaksanaan
1. Pengadukkan material LPA: dilaksanakan di stock pile (lokasi pengadukan) dengan komposisi
berdasarkan JMF dan hasil percobaan lapangan, pengadukan dilaksanakan setiap maksimal ≤ 50
m3 agar menghasilkan campuran yang homogen, digunakan peralatan excavator dan Wheel
Loader.
2. Material LPA diangkut dengan menggunakan dump truk, pemuatan menggunakan wheel
Loader, jarak hauling diatur sedemikian rupa (memeprhatikan faktor gembur dari hasil
percobaan pelaksanaan) sehingga penghamparan dapat dilaksanakan efektif dan efisien.
3. Penghamparan menggunakan Motor Grader, tebal hamparan sesuai hasil percobaan
pelaksanaan, dilaksanakan selebar rencana, perapian hamparan dilaksanakan dengan tenaga
manusia dengan peralatan sesuai keperluan lapangan. Selama proses penghamparan dilakukan
control kadar air, sehingga akan dihasilkan kadar air optimal pada saat pemadatan dilaksanakan.
Dimensi dan kelandaian permukaan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
4. Pemadatan menggunakan Vibrator Roller (berat 8-12 ton), dilaksanakan mulai dari bagian yang
rendah berangsur-angsur menuju bagian yang lebih tinggi, jumlah lintasan sesuai dengan hasil
percobaan pelaksanaan. Pemadatan dihentikan jika diyakini tercapai kepadatan yang
disyaratkan.
4.1.3. Pengujian dan Pengukuran
1. Pengujian mutu: uji gradasi dan PI (di laboratorium), uji kepadatan (sand cone di lapangan), uji
CBR Lapangan (DCP).
2. Pengukuran: dimensi (panjang, lebar dan tebal dilaksanakan secara manual), kelandaian
(menggunakan pesawat waterpass atau theodolit) dan kerataan permukaan (menggunakan
mistar ukur).

28
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

4.1.4. Pemeliharaan
Pemeliharaan menyangkut kerataan permukaan, keutuhan dan kekokohan dilaksanakan sampai
pekerjaan tahap selanjutnya (perkerasan dengan aspal) akan dilaksanakan, sedemikian rupa
sehingga dimensi, permukaan dan mutu LPA tetap sesuai spesifikasi teknis.

4.2. Lapis Pondasi Agregat Klas S


Lapisan Pondasi Agregat Klas S, yang biasa kita singkat dengan LPS biasa digunakan untuk bahu
jalan tanpa penutup aspal, dilaksanakan menyebar sepanjang jalan.
4.2.1. Persiapan
1. Pembuatan DMF DMF (Design Mix Formula) LPS dilaksanakan di Laboratorium atau di UMPKL
Dinas Pekerjaan Umum setempat, bila dianjurkan oleh Direksi pengawas, contoh semua jenis
material diambil dari sumber quarry dengan lokasi sketsa terlampir, pengambilan contoh
material (batu, debu batu, pasir, tanah pilihan) dilaksanakan bersama-sama dengan Pengawas
Lapangan dan konsultan Pengawas.
2. Setelah DMF selesai kontraktor akan membuat JMF (Job Mix Formula) di Laboratorium
Kontraktor itu sendiri, didampingi konsultan dan Direksi teknis.
3. Staking-out untuk menentukan lebar dan kelandaian permukaan bahu jalan sebagaimana
gambar rencana, dilaksanakan bersama-sama dengan Pengawas Lapangan dan Konsultan
Pengawas.
4.2.2. Pelaksanaan
1. Pemotongan dan pengurugan digunakan motor grader, sehingga didapat permukaan sebagai
staking-out yang telah dilaksanakan.
2. Pemadatan dilaksanakan menggunakan vibrator roller (berat 8-12 Ton), pemadatan dihentikan
jika sudah didapatkan kepadatan yang disyaratkan.
4.2.3. Pengujian dan Pengukuran
1. Pengujian mutu berupa uji kepadatan menggunakan Sand Cone.
2. Pengukuran hasil pekerjaan dilaksanakan pada lokasi-lokasi yang mutunya memenuhi syarat,
menggunakan alat ukur optik (waterpass atau theodolit) dan manual (meteran).
4.2.4. Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan sampai FHO, dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga bentuk dan dimensi tetap dalam kondisi sesuai dengan gambar rencana, tetap berfungsi
sebagaimana mestinya.

29
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

5. PERKERASAN ASPAL
5.1. Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair
Pekerjaan lapis resap pengikat terdiri dari pekerjaan penyiapan permukaan dan penghamparan
bahan aspal yang dihampar di atas permukaan pondasi tanpa bahan pengikat aspal atau semen
(dalam hal ini Lapis Pondasi Agregat Klas A), dengan komposisi sebesar 0,4-1,3 Liter per meter
bujur sangkar.
Pekerjaan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih memungkinkanlalu lintas satu lajur tanpa
merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan hanya menimbulkan gangguan yang minimal
bagi lalu lintas. Bangunan dan benda- benda lain di samping tempat kerja (struktur, kerb lantai dan
lain-lain) harus dilindungi agar tidak menjadi kotor karena percikana aspal. Bahan yang digunakan
untuk pekerjaan ini adalah aspal semen pen 60/70 atau 80/100 (memenuhi standar AASHTO
M20) yang diencerkan dengan minyak Tanah (kerosene), dengan membandigngkan pemakaian
minyak tanah pada rentang 80 -85 bagian minyak perseratus bagian aspal semen (80 pph 85 pph)
kurang ekivalen dengan viskovitas aspal cair hasil kilang jenis MC-30.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut:
1. Menyiapkan permukaan yang akan dihampar dengan menggunakan mesin kompresor yang
dibantu dengan alat manual seperti: sikap dan sapu lidi. Menyiapkan material yang digunakan
dengan mencampur Aspal dan Korosene sesuai komposisi yang ditentukan, dan kemudian
dipasnaskan sehingga menjadi aspal cair. Penghamparan dilakukan dengan menggunakan Aspal
Sprayer secara seksama, dengan mengacu pada rentang suhu yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
Perapihan dilakukan setelah penyemprotan selesai dilakukan.
2. Peralatan yang digunakan adalah Compressor, Asphalt Sprayer yang digandeng Dump Truck dan
alat bantu.
3. Volume pekerjaan ini = 5575,00 lt

5.2. Lapis Perekat - Aspal Cair


Pekerjaan lapis perekat terdiri dari pekerjaan penyiapan permukaan dan penghamparan bahan
Perkerasan Beton/Lantai Jembatan Beton, Lapis Penetrasi Macadam, Laston, Lataston, dan lain-lain
dengan komposisi seperti disyaratkan dalam Spesifikasi untuk setiap jenis bahan Asphalt dan kondisi
permukaan yang sesuai.
Pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan hanya menimbulkan gangguan yang minimal bagi lalu
lintas. Bangunan dan benda- benda lain di samping tempat kerja (struktur, kerb lantai dan lain-
lain) harus dilindungi agar tidak menjadi kotor karena percikan aspal. Bahan yang digunakan
untuk pekerjaan ini adalah aspal semen pen 60/70 atau 80/100 (memenuhi standar AASHTO
M20) yang diencerkan dengan minyak Tanah (kerosene), dengan membandingkan pemakaian
minyak tanah pada rentang 25 - 30 bagian minyak per 100 bagian aspal (25 pph 30 pph).
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut:
1. Menyiapkan permukaan yang akan dihampar dengan menggunakan mesin kompresor yang
dibantu dengan alat manual seperti sikap dan sapu lidi. Menyiapkan material yang digunakan
dengan mencampur Aspal dan Korosene sesuai komposisi yang ditentukan, dan kemudian
dipanaskan sehingga menjadi aspal cair. Penghamparan dilakukan dengan menggunakan aspal
Sprayer secara seksama, dengan mengacu pada rentang suhu yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
Perapihan dilakukan setelah penyemprotan selesai dilakukan.
2. Peralatan yang digunakan adalah compressor, asphalt Sprayer yang digandeng Dump Truck dan
alat bantu.
3. Volume pekerjaan ini = 5627,63 ltr
30
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

5.3. Laston Lapis Aus (AC-WC)


Campuran beraspal panas dengan Asbuton Lapis Aus (AC-WC AsbP) adalah campuran panas antara
Agregat dengan bahan pengikat asphalt keras pen 60 yang campurannya menggunakan asboton
butir dengankelas penetrasi 15 (0,1 mm) dan kadar abutmen 20%, yang dicampur diunit
pencampuran Asphalt (UPA), dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperatur
tertentu, dengan ketebalan padat 4 cm.
Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semua usulan agregat
dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujuian material dan campuran di
Laboratorium dan hasil percobaan penghamparan dan pemadatan campuran (Trial Mix) yang
dibuat diinstansi pencampuran aspal, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam Spesifikasi
Teknik, mulai dari pengusulan DMF hingga persetujuan JMF.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut:
1. Wheel Loader memuat dari Stock File ke Hot Bin, kemudian bersama-sama dengan Asphalt
Asbuton butir di campur diunit pencampuran asphalt dengan komposisi yang telah disetujui
dump truck membawa campuran asphalt panas kelokasi pekerjaan. Campuran dihampar dengan
menggunakan Asphalt Finisher, kemudian pemadatan awal oleh Tandem Roller, pemadatan
utama oleh Type Roller dan pemadatan akhir kembali dengan Tandem Roller. lintasan
pemadatan dilakukan sesuai jumlah lintasan yang telah disetujui. Semua rentang suhu yang
disyaratkan selama proses ini harus tetap dijaga untuk mendapatkan kepadatan yang optimum.
Selama penghamparan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepid an sambungan hamparan
secara manual, sebagian lagi bertugas mengatur lalu lintas yang lewat.
2. Peralatan yang digunakan adalah: Wheel Loader, Asphalt Mixing Plant + Genset, Asphalt
Finisher, Tandem Roller, Pneumatic Type Roller, Dump Truck, dan alat bantu.
3. Volume pekerjaan ini = 1033,62 Ton

5.4. Laston Lapis Antara (AC-BC)


Campuran berasphalt panas dengan Asbuton Lapis Aus (AC-BC AsbP) adalah campuran panas
antara agregat dengan bahan pengikat asphalt keras pen 60 yang campurannya menggunakan
Asbuton butir dengan kelas penetrasi 15 (0,1 mm) dan kadar abutmen 20%, yang dicampur diunit
pencampuran asphalt (UPA), dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperature
tertentu, dengan ketebalan padat 5 cm.
Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semua usulan agregat
dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujuian material dan campuran di
Laboratorium dan hasil percobaan penghamparan dan pemadatan campuran (Trial Mix) yang
dibuat diinstansi pencampuran aspal, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam Spesifikasi
Teknik, mulai dari pengusulan DMF hingga persetujuan JMF.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut:
1. Wheel Loader memuat agregat dari Stock File ke Hot Bin, kemudian bersama-sama dengan
Asphalt Asbuton butir di campur diunit pencampuran asphalt dengan komposisi yang telah
disetujui dump truck membawa campuran asphalt panas kelokasi pekerjaan. Campuran
dihampar dengan menggunakan Asphalt Finisher, kemudian pemadatan awal oleh Tandem
roller, pemadatan utama oleh Type Roller dan pemadatan akhir kembali dengan Tandem Roller.
lintasan pemadatan dilakukan sesuai jumlah lintasan yang telah disetujui. Semua rentang suhu
yang disyaratkan selama proses ini harus tetap dijaga untuk mendapatkan kepadatan yang
optimum. Selama penghamparan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepid dan sambungan
hamparan secara manual, sebagian lagi bertugas mengatur lalu lintas yang lewat.

31
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

2. Peralatan yang digunakan adalah: Wheel Loader, Asphalt Mixing Plant + Genset, Asphalt
Finisher, Tandem roller, Pneumatic Type Roller, Dump Truck, dan alat bantu.
3. Volume pekerjaan ini = 1449,43 ton

5.5. Laston Lapis Fondasi (AC-Base)


Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penghamparan
Laston Lapis Pondasi (AC-Base) setebal 6 cm atau sesuai gambar dan petunjuk direksi. Lapisan ini
digunakan sebagai lapisan penutup permukaan pada struktur lapis pondasi agregat. Untuk bahan
perekatannya dengan lapis pondasi agregat dengan menggunakan Lapis Resap Pengikat.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki
untuk disetujui.
 Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –Lapis Pondasi
(AC-Base) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik yang disyaratkan.
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-Base dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan dan
density-nya.
 Pencampuran maretial hotmix AC-Base di olah menggunakan AMP.
 Material hot mix AC-Base dimuat langsung ke dalam dump truck dan diangkut ke lokasi
pekerjaan.
 Material AC-Base dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat tandem
roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian dipadatkan kembali dengan
menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan
finishing dengan alat tandem roller.
 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan
alat bantu.
 Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample dengan core
driil untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan density-nya.

5.6. Bahan Anti Pengelupasan


Aditif kelekatan dan anti penglupasan ditambahkan ke dalam bahan aspal yang ukurannya disetujui
Direksi. Jenis aditif haruslah jenis yang disetujui Direksi termasuk persentase aditif yang diperlukan
harus dicampurkan ke dalam bahan aspal sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya, dan Waktu
yang diperlukan untuk menghasilkan campuran yang homogen harus sesuai petunjuk. Waktu yang
digunakan sesuai schedule pelaksanaan terlampir.

32
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

6. STRUKTUR
6.1. Beton Struktur fc’30 MPa
Beton mutu sedang (30 MPa) merupakan beton mutu sedang yang bersifat structural. Dalam
kegiatan ini beton mutu sedang diperuntukkan untuk abutmen dan lantai jembatan. Pekerjaan ini
juga sudah termasuk pembuatan perancah dan bekisting untuk acuan pengecoran.
Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu ditunjukkan semen usulan agregat dan campuran
yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan campuran di laboratorium berdasarkan
kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama, yaitu
kelecakan (Workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan (Durability). Penyedia jasa akan
membuat gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan
direksi pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
Tahap pelaksanaan:
 Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar, dan air)
 Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concerete pan
mixer.
 Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pembesian dan bekisting. Pembesian, bekisting dan
benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran
 Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.
 Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.
 Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan Trowel dan
dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.
 Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan karung basah.
 Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.
Kebutuhan Jasa, Material, dan Alat
1. Tenaga yang dibutuhkan
 Pekerja Biasa
 Tukang
 Mandor
2. Bahan/Material
 Semen
 Pasir Beton
 Agregat Kasar
 Bekisting
 Paku
3. Peralatan yang dibutuhkan
 Batching Plant
 Truck Mixer
 Concrete Vibrator
 Water Tanker
 Alat Bantu

33
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

6.2. 7.1.(5d) Beton Struktur, fc’30 Mpa untuk Bangunan Bawah


Beton mutu sedang (30 MPa) merupakan beton mutu sedang yang bersifat structural. Dalam
kegiatan ini beton mutu sedang diperuntukkan untuk abutmen dan lantai jembatan. Pekerjaan ini
juga sudah termasuk pembuatan perancah dan bekisting untuk acuan pengecoran.
Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu ditunjukkan semen usulan agregat dan campuran
yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan campuran di laboratorium berdasarkan
kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama, yaitu
kelecakan (Workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan (Durability). Penyedia jasa akan
membuat gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan
direksi pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
Tahap pelaksanaan:
 Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)
 Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concerete pan
mixer.
 Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pembesian dan bekisting. Pembesian, bekisting dan
benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.
 Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.
 Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.
 Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan Trowel dan
dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.
 Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan karung basah.
 Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.
Kebutuhan Jasa, Material, dan Alat
1. Tenaga yang dibutuhkan
 Pekerja Biasa
 Tukang
 Mandor
2. Bahan/Material
 Semen
 Pasir Beton
 Agregat Kasar
 Bekisting
 Paku
3. Peralatan yang dibutuhkan
 Batching Plant
 Truck Mixer
 Conc. Vibrator
 Water Tanker
 Alat Bantu

34
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

6.3. Beton Fc’15 Mpa


Tahap pelaksanaan:
 Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)
 Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concerete pan
mixer.
 Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pmbesian dan bekisting. Pembesian, bekisting dan
benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.
 Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.
 Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.
 Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan Trowel dan
dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.
 Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan karung basah.
 Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.
Kebutuhan Jasa, Material, dan Alat
1. Tenaga yang dibutuhkan
 Pekerja
 Tukang
 Mandor
2. Bahan/Material
 Semen
 Pasir Beton
 Aggregat Kasar (Kerikil)
 Kayu Perancah
 Paku
3. Peralatan yang dibutuhkan
 Conc. Mixer
 Water Tanker
 Conc. Vibrator
 Alat Bantu

6.4. Beton Fc’10 MPa


Tahap pelaksanaan:
 Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)
 Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concerete pan
mixer.
 Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pembesian dan bekisting. Pembesian, bekisting dan
benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.
 Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.
 Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.
 Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan Trowel dan
dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.
 Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan karung basah.

35
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

 Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.


Kebutuhan Jasa, Material, dan Alat
1. Tenaga yang dibutuhkan
 Pekerja Biasa
 Tukang
 Mandor
2. Bahan/Material
 Semen
 Pasir Beton
 Agregat Kasar (Kerikil)
 Katu Perancah
 Paku
3. Peralatan yang dibutuhkan
 Conc. Mixer
 Conc. Vibrator
 Water Tanker
 Alat Bantu

6.5. Penyediaan Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang 30 meter


Penyedia jasa memesan 10 unit gelagar pracetak tipe 1 bentang 30 meter dari pabrikan, sesuai
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan.

6.6. Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe 1 Bentang 30 meter


6.6.1. Penggunaan Balok Gelagar Pracetak
Struktur atas gelagar Jembatan menggunakan Gelagar Pracetak Tipe I dengan panjang 30 m yang
terbagi dalam beberapa segmen, pembagian ini mengingat kondisi lapangan yang tidak
memungkinkan untuk memindahkan balok girder tersebut secara utuh sesuai dengan panjang
bentang, dari lokasi pembuatan (pabrik) ke lokasi pemasangan. Selanjutnya dilakukan post-tension
dengan menggabungkan beberapa segmen balok untuk kemudian disatukan dengan menggunakan
perekat dan ditegangkan (stressing).
6.6.2. Stressing Girder
Hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan balok gelagar pracetak ini adalah elevasi
stressing bed. Lokasi post-tensioning harus diusahakan sedatar mungkin agar tidak menyebabkan
girder mengalami perpindahan dalam arah lateral. Setelah itu semua segmen balok girder yang
telah menjadi satu kesatuan dijajarkan sesuai bagiannya. Sebelumnya dipersiapkan terlebih dahulu
perletakan sementara untuk masing-masing segmen. Di bagian ujung pertemuan harus diberi oli
atau pelumas agar balok dapat bergerak mengimbangi gaya pratekan yang diberikan. Kabel strand
dipotong sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Berikutnya kabel strand dimasukkan ke dalam duct
secara manual pada tiap-tiap tendon sesuai dengan perencanaan. Lalu dipasang pengunci kabel
strand di ujung kabel. Penegangan (stressing) dilakukan sampai tegangan 8000 Psi dengan
dilakukan pengontrol tegangan dan perpanjangan kabel. Pencatatan dilakukan pada setiap
kenaikan tegangan 1000-2000 Psi. dan hasilnya dibandingkan dengan perhitungan teoritis yang
dilakukan sebelum penarikan.

36
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

6.7. Beton Pratekan untuk Diafragma Fc’45 Mpa termasuk Pekerjaan Pasca Tarik
(Post Tension)
6.7.1. Diafragma
Diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan ikatan antara girder sehingga
akan memberikan kestabilan pada masing-masing girder dalam arah horizontal. Sistem diafragma
yang digunakan pada Jembatan Sei Sekundur Kecil I adalah sistem pracetak. Pengikatan tersebut
dilakukan dalam bentuk pemberian stressing pada diafragna dan girder sehingga dapat bekerja
sebagai satu kesatuan.
6.7.2. Erection Girder
Metode pelaksanaan pemasangan dengan menggunakan crane. Panjang girder setelah terangkai
adalah 30 meter. Girder tersebut didesain hanya untuk menerima beban vertical dan tidak untuk
menerima beban horizontal. Hal ini menyebabkan proses pengangkutan girder tersebut dari lokasi
penyimpanan sampai ke lokasi pemasangan harus dibuat sedatar dan selurus mungkin. Ini untuk
menghindarkan terjadinya gaya horizontal akibat gerakan truk yang berlebihan yang dapat
menyebabkan balok girder patah. Tahapan pemindahan girder dimulai dengan pengangkatan
menggunakan dua crane dan diletakkan pada boogy. Girder tersebut kemudian diangkut dengan
boogy ke masing-masing pier. Proses selanjutnya adalah pemindahan boogy ke pile cap yang
dilaksanakan dengan metode yang berbeda antara sisi darat dan sisi tengah sungai.

6.8. Baja Tulangan Sirip - BjTP 280


Baja Tulangan polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata
tidak bersirip, biasa disingkat BjTP. Penyedia Jasa harus menyiapkan BjTP ini sesuai dengan yang
tertuang di dalam dokumen penawaran.

6.9. Penyediaan Baja Struktur Grade 250 (Kuat Leleh 250 MPa)
Penyedia jasa harus melakukan penyediaan baja struktur grade 250 (kuat leleh 250 MPa) sesuai
dengan yang tertera pada dokumen.

6.10. Pemasangan Baja Struktur Grade 250 (Kuat Leleh 250 MPa)
Sebelum melakukan pekerjaan pemasangan (erection) perlu diperhatikan metode pelaksanaan yang
akan dilaksanakan. Apabila metode pemasangan telah ditentukan, makan identifikasi alat angkat
dan angkut elemen struktur dapat dipilih sesuai dengan metodenya.
Demikian pula dengan struktur penopang sementara segera dipersiapkan. Kelengkapan dan kondisi
peralatan diperiksa untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diharapkan.
Setelah pabrikasi selesai dilaksanakan, dan sudah dilakukan pengepakan, perlu di-inventarisir alat-
alat yang diperlukan untuk pekerjaan di lapangan. Untuk material yang relative ringan bisa
diangkat oleh pekerja, sedangkan material yang cukup berat, kadang diperlukan crane dengan
kapasitas yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Alat angkut elemen struktur tergantung pada jarak angkut material dari workship menuju lokasi
proyek, mengingat jarak pada pekerjaan ini masi dapat dijangkau dengan menggunakan truk, maka
penyedia jasa cukup menggunakan truk yang sesuai dengan berat dan volume elemen struktur yang
akan diangkut.
Struktur baja akan berdiri kokoh setelah semua elemen struktur disatukan/dirakit. Namun, pada
saat pemasangan (erection) struktur kadangkala tidak stabil, sehingga sangat mungkin roboh.
Untuk mengatasi hal ini, perlu dipersiapkan struktur penopang sementara sehingga struktur
menjadi stabil dan mampu menahan beban akibat berat sendiri maupun beban mati.

37
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

Struktur penopang sementara yang juga sekaligus sebagai alat angkat elemen struktur baja dapat
menggunakan derek yang dioperasikan secara manual maupun menggunakan mesin.
Sebelum semua material dikirim ke lapangan, penyedia jasa juga harus sudah menyiapkan
perlengkapan untuk penyambungan dan perakitan di lapangan. Di antaranya adalah kunci
pas/kunci momen, palu, peralatan las untuk material yang perlu di-las di lapangan.
Sebelum memulai pemasangan struktur, penyedia jasa harus melakukan koordinasi dengan direksi
dan konsultan, setelah semua pengajuan disetujui, penyedia jasa dapat memulai pelaksanaan
pekerjaan pemasangan baja struktur.

6.11. Fondasi Cerucuk, Penyedian dan Pemancangan


Berikut ini akan dijelaskan mengenai Metode fondasi Cerucuk Penyediaan Dan Pemancangan,
sebagai berikut:
 Melakukan pekerjaan persiapan dengan mengecek lokasi bebas dari gangguan saat proses
pekerjaan.
 Mempersiapkan peralatan kerja.
 Ujung tiang kayu dipangkas berbentuk kerucut sedangkan bagian kepala tiang dipotong sesuai
dengan garis as pancang.
 Pekerjaan dimulai dengan melakukan pengukuran untuk menentukan titik titik pemancanngan.
 Hasil pengukuran dituangkan dalam dan diajukan kepada direksi/konsultan supervise untuk
mendapatkan persetujuan.
 Setelah mendapatkan persetujuan, pelaksanaan pemancangan dilakukan sesuai dengan gambar
konsultan yang disetujui konsultan supervisi.
 Kayu yang sudah disiapkan, diangkat dan dipancang pada titik-titik pemancangan yang telah
ditentukan.
 Selama pemancangan tetap dilaksanakan pengukuran untuk memonitor ketepatan titik-titik
pancang.
 Selesai pemancangan, dilakukan pengukuran untuk menentukan elevasi puncak tiang pancang.
 Tiang pancang ditandai dan dipotong/digergaji sesuai elevasi yang sudah ditentukan.
 Pastikan mengambil gambar dokumentasi pada saat proses pekerjaan.

6.12. Tiang Bor Beton, diameter 800 mm


Tata cara pelaksanaan tiang bor beton, sebagai berikut:
6.12.1 Pengukuran
Data mengenai ketinggian dan skema penempatan tiang tercantum dalam gambar. Penentuan lokasi
dan pekerjaan uitzet tiang dilaksanakan oleh Kontraktor, Kontraktor harus memelihara semua
ketinggian yang ditentukan, termasuk ketinggian dari ujung atas tiang sebelum tiang dipotong.
Semua patok harus diperiksa secara teratur untuk menjamin agar kegiatan pemancangan tiang
tidak sampai mengakibatkan patok itu bergerak. Pada Gambar Kerja, tiap tiang harus diberi nomor.
Patok-patok referensi, Bouwplank dan pengukuran. Semua ukuran ketinggian yang dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan dinyatakan terhadap Datum  0.00 LWS (Low Water Spring).
Pemborong harus membuat patok referensi, menara ketinggiannya terhadap Datum dengan
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas/Konsultan. Penentuan patok-patok
bouwplank dan lain-lain, harus dilakukan dengan peralatan Theodolith/Waterpass yang
sebelumnya harus diperiksakan/disetujui.
Ukuran-ukuran dinyatakan dengan metrik, kecuali bila dinyatakan lain.
38
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

Hasil pengukuran di lapangan harus dapat dikaitkan dengan patok-patok tetap (Bench Mark) yang
telah ada menurut petunjuk Pengawas/Konsultan di lapangan, dan bila diperlukan Pemborong
harus memasang patok-patok pembantu untuk menentukan ketinggian dan koordinat lokal. yang
harus dipelihara keutuhan letak dan ketinggiannya selama pekerjaan berlangsung. Sebelum
pekerjaan dimulai patok-patok pembantu/bouwplank harus diperiksa/disetujui oleh
Pengawas/Konsultan.
Kontraktor harus mengecek titik-titik as tiang pancang sesuai dengan letak titik-titik as kolom yang
akan dilaksanakan.
6.12.2. Pelaksanaan Pembuatan Tiang Bor
Setelah lokasi tiang bor yang akan dibuat ditentukan dan disetujui oleh Pengawas maka pekerjaan
pembuatan tiang bor dapat dimulai. Sebelum pekerjaan ini dimulai Kontraktor sudah harus
menyiapkan drilling record yang bentuk dan isinya sudah disetujui oleh Pengawas. Isi drilling
record antara lain tertulis dalam item pekerjaan.
Tahap pertama adalah pekerjaan pengeboran. Pekerjaan pengeboran harus dilakukan dengan
mempergunakan rotary drilling machine dengan dilengkapi buckets dan augers yang sudah
memperoleh persetujuan dari Pengawas.
Minimum harus disediakan 1 set alat bor cadangan, serta peralatan casing sementara (apabila
diperlukan). Alat alat ini harus dapat dipergunakan untuk melakukan pengeboran menembus air,
lapisan keras, batu besar, serpihan serpihan cadas, tanah liat yang keras, kerikil dan pasir.
Bila kekuatan dinding lubang bor diperkirakan tidak cukup kuat menahan longsor, perlu
dipergunakan steel casing sementara dengan ukuran panjang yang sesuai dengan kebutuhan.
Sambungan dari casing harus kedap air.
Kondisi lapisan tanah untuk proyek ini dapat dilihat pada Hasil Penyelidikan Tanah. Dari kondisi
tanah yang ada Kontraktor harus sudah mempertimbangkan dalam mengajukan penawaran bahwa
kemungkinan besar perlu atau tidak digunakannya steel casing sementara sedalam lubang bor.
Drilling record harus berisi antara lain ke dalaman dari pengeboran, waktu pelaksanaan ,
klasifikasi tanah dari ke dalaman yang berbeda dan gangguan gangguan/kesulitan kesulitan yang
mungkin terjadi pada saat pengeboran harus dibuat selengkap mungkin. Kontraktor diminta untuk
melampirkan drilling records yang biasa digunakan dalam penawaran.
Pengeboran harus dilakukan sampai mencapai lapisan tanah keras yang disyaratkan, dimana ciri
cirinya ditentukan berdasarkan Hasil Penyelidikan Tanah dan ke dalamannya bervariasi sekitar 14
18 meter di bawah muka tanah asli. Pada waktu pengeboran dilakukan harus dilakukan pencatatan
mengenai elevasi dan jenis lapisan lapisan tanah yang dijumpai. Selanjutnya harus diambil contoh
tanah dari setiap elevasi tersebut dan disimpan sedemikian rupa sehingga sifat asli dari tanah
tersebut tidak berubah. Contoh tanah tersebut harus dapat ditunjukkan kepada Konsultan
Perencana/Pengawas setiap saat jika diperlukan oleh Konsultan Perencana/Pengawas.
Untuk mencapai hasil pekerjaan yang maksimal Kontraktor diwajibkan untuk menempatkan
seorang Ahli Tanah yang sudah berpengalaman dengan pekerjaan tiang bor. Pengeboran baru
dihentikan setelah mendapat persetujuan dari Pengawas. Walaupun telah disetujui oleh Pengawas,
tetapi tanggung jawab atas mutu pekerjaan yang dihasilkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
Setelah pengeboran selesai harus dicatat ke dalaman yang dicapai. Tahapan kedua adalah pekerjaan
pembersihan dasar lubang bor dari longsoran dan lumpur yang terjadi pada dasar lubang bor.
Pekerjaan ini mutlak harus dilakukan oleh Kontraktor karena longsoran dan lumpur tersebut dapat
mempengaruhi daya dukung serta perilaku dari tiang bor. Pekerjaan pembersihan ini baru dapat

39
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

dihentikan setelah mendapat persetujuan dari Pengawas. Lama pembersihan dan ke dalaman dari
lubang bor setelah pembersihan dilakukan ini harus dicatat.
Tahap selanjutnya adalah penyetelan/pemasangan tulangan dari tiang bor. Tulangan dari tiang bor
harus sudah siap dimasukkan ke dalam lubang bor setelah pekerjaan pembersihan selesai
dilakukan. Apabila ternyata tulangan tersebut belum siap maka pekerjaan pembersihan lubang bor
harus dilakukan kembali sampai tulangan tersebut siap untuk dimasukkan. Apabila ternyata
diperlukan penyambungan tulangan maka di tempat pekerjaan harus disediakan mesin las yang
dapat digunakan setiap saat untuk me las tulangan. Pada sisi luar tulangan harus diberi beton tahu
setebal 7 cm pada beberapa tempat untuk mendapatkan selimut beton yang baik pada semua bagian
tiang bor.
Setelah tulangan tiang bor terpasang dilakukan kembali pengukuran ke dalaman lubang bor yang
dilakukan oleh Kontraktor dan diketahui oleh Pengawas. Apabila ternyata terjadi pengurangan ke
dalaman lubang bor dibandingkan dengan ke dalaman pada saat pembersihan selesai dilakukan,
maka tulangan terpasang tersebut harus dikeluarkan kembali dan harus dilakukan pekerjaan
pembersihan kembali. Tidak diperkenankan melanjutkan ke tahap pekerjaan selanjutnya sebelum
tahapan ini disetujui oleh Pengawas.
Tahapan selanjutnya adalah pekerjaan pengecoran beton ke dalam lubang bor. Setelah pekerjaan
pemasangan tulangan selesai dilakukan, maka adukan beton yang akan digunakan sudah harus siap
di tempat pekerjaan, sehingga pengecoran langsung dilakukan setelah pekerjaan pemasangan
tulangan disetujui oleh Pengawas. Pengecoran ini harus dilakukan sampai selesai, tidak
diperkenankan menunda pekerjaan pengecoran ini.
Apabila pengecoran ini tidak selesai karena sesuatu alasan maka tiang bor ini dianggap tidak
memenuhi syarat lagi dan Kontraktor harus mengganti tiang tersebut dengan tiang bor baru yang
letaknya berdekatan dengan tiang bor yang gagal tersebut. Semua risiko akibat hal ini adalah
tanggungan Kontraktor. Untuk mencegah hal tersebut maka Kontraktor sudah harus dapat
memperkirakan jumlah/volume adukan beton yang akan digunakan pada lubang bor yang sudah
disiapkan. Harus diadakan pencatatan volume yang diperkirakan akan digunakan dengan volume
adukan yang terpakai sesungguhnya. Waktu dan lama pengecoran harus dicatat.
Ada hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan tiang bor ini, yaitu apabila
tahapan pertama sudah dimulai maka pekerjaan ini harus diselesaikan sampai tahap yang terakhir
dan tidak boleh ada penundaan waktu di antara tahap-tahap pekerjaan.

6.13. Pengujian Crosshole Sonic Logging (CSL) pada Tiang Bor Beton Diameter
800mm
Konstruksi tiang bor, tiang barrette dan dinding diaphragma yang dicor ditempat (cast in-situ)
dapat mengalami beberapa kerusakan struktur berupa beton keropos, segregasi material beton
karena getaran yang terlalu kuat atau karena metode pengecoran yang tidak baik, tercucinya
material semen akibat aliran air tanah, retak akibat penyusutan beton, tercampurnya beton dengan
tanah/lumpur (bentonite) pengeboran, dan pengecilan penampang beton (necking) akibat
kelongsoran dinding bor. Kerusakan-kerusakan tersebut dapat dideteksi dengan teknik sonic
logging.
Pengujian sonic logging dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu Cross Hole Method dan Single Hole
Method. Transmitter dan receiver dimasukkan ke dalam pipa uji (pipa PVC atau pipa baja
berdiameter 25 mm, yang telah dicor bersama dengan proses pengecoran tiang) yang berbeda. Cara
ini disebut Cross Hole Method. Jarak maksimum antara dua pipa berkisar antara 1.0 m hingga 3.0
m. Sedangkan single hole method dilakukan dengan cara memasukkan tansmitter dan receiver ke
dalam pipa uji yang sama. Teknik ini biasanya diaplikasikan untuk tiang berdiameter kecil (kurang

40
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

dari 1.0m). Baik dalam cara cross hole ataupun single hole, pengujian dimulai dengan memasukkan
probe uji ke dasar pipa yang telah diisi air hingga penuh (air digunakan sebagai media penghantar
gelombang ultra sonic).
Kemudian, komputer sonic tester dihidupkan, gelombang ultra sonic dipancarkan oleh transmitter
dan diterima oleh receiver. Setelah didapatkan sinyal awal yang baik berupa garis-garis vertikal
yang kontinyu dalam tampilan komputer, kedua probe uji tersebut ditarik berbarengan ke atas
secara perlaha-lahan dengan kecepatan konstan hingga mencapai bagian teratas beton yang diuji.
Dalam metoda cross hole cara diatas diulangi dalam pipa/arah yang berbeda.

6.14. Pengujian Keutuhan Tiang dengan Pile Integrity Test (PIT)


Uji Integritas Tiang, yang populer dengan sebutan PIT, dikembangkan berdasarkan persamaan
gelombang satu dimensi. Alat ujinya terdiri dari: sebuah palu genggam yang terbuat dari bahan
khusus; sebuah akselerometer berpresisi tinggi yang dihubungkan dengan sebuah komputer yang
dilengkapi dengan penyesuai, penguat dan pen-digitasi-an sinyal. Pengujian dilakukan dengan
terlebih dahulu menghaluskan permukaan tiang yang akan diuji dengan jalan menggurinda kepala
tiang pada bagian di mana akselorometer akan ditempatkan dan di mana pukulan palu dilakukan.
Kemudian akselorometer dipasang/dilekatkan pada permukaan tiang dan pukulan palu dilakukan.
Pemukulan ini menimbulkan gelombang tekan atau gelombang akustik beregangan kecil (low strain
stress wave).
Rambatan gelombang tekan ini dibatasi oleh material tiang dan keadaan disekelilingnya (dalam hal
ini tanah). Kalau kedua media tersebut mempunyai karakteristik akustik yang sama, gelombang
yang timbul akan terpencar ke segala arah dan tidak akan menimbulkan rambatan gelombang
bidang/satu dimensi yang berarti. Untungnya, material tiang dan tanah pada umumnya
mempunyai sifat akustik yang sangat berbeda, karenanya gelombang tekan akan merambat di
sepanjang badan tiang menuju ke dasar tiang. Akselerasi gelombang tekan yang ditangkap oleh
akselerometer diteruskan ke komputer yang akan mengintegrasikan akselerasi terhadap waktu
untuk memperoleh sinyal kecepatan gelombang tekan. Hasilnya berupa grafik gelombang tekan
terhadap waktu (time domain). Amplitudo rambatan gelombang tekan disepanjang tiang akan
berkurang terhadap ke dalaman bila sifat tanah, keseragaman bahan dan ukuran penampang tiang
tetap dan gelombang datang (incident wave) tersebut hanya akan dipantulkan kembali ke kepala
tiang saat gelombang mencapai dasar tiang.
Dalam hal ini kecepatan berkurangnya amplitudo bersifat konstan dan disebabkan oleh dua hal:
redaman (damping) tanah dan perlemahan gelombang ketika merambat melalui material tiang
yang merupakan fungsi dari diameter tiang. Selain itu, amplitudo akan berkurang secara tiba-tiba
ketika dijumpai ke-tidak-seragaman pada material tiang, perubahan penampang dan perubahan
sifat kekerasan tanah. Tidak seperti penjelasan sebelumnya dimana berkurangnya amplitudo
disebabkan oleh sifat peredaman (absorption), disini disebabkan oleh pantulan gelombang tekan ke
arah kepala tiang.
Berdasarkan fenomena di atas, dengan memantau pantulan gelombang ke kepala tiang dapat
diperkirakan ada/tidak adanya kerusakan dan/atau perubahan penampang tiang. Setiap pantulan
gelombang disebabkan oleh perubahan impedansi (diterangkan kemudian) tiang. Semakin besar
perubahan impedansi tiang semakin besar pula gelombang pantul yang terpantau di kepala tiang.
Parameter impedansi ini merupakan kumpulan dari karakteristik tiang dan tanah. Pada prinsipnya
impedansi merupakan fungsi dari penampang tiang, kecepatan rambat gelombang yang merupakan
fungsi kualitas beton dan kondisi lekatan tanah pada ke dalaman tertentu.

41
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

6.15. Sambungan Siar Muai Tipe Trip Seal

6.16. Landasan Elastomerik Karet Sintetis Berlapis Baja Ukuran 400mm x 450mm x
73mm
Material dan peralatan disiapkan, Perletakan Elastomerik Sintetis ukuran 400mm x 450mm x 73
mm dipasang dengan seksama. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan. Adapun hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam perletakan elastometrik adalah sebagai berikut:
 Bahan harus cukup keras yaitu mempunyai hardness 55 ± 5 duro
 Untuk bantalan karet dengan ketebalan > 1”, menggunakan laminasi antara pelat baja dengan
karet
 Perlu uji kelekatan (geser) antara pelat baja dengankaret
 Perlu aging test bahan karet sesuai ASTM 573, dimana pemuluran sampai putus 50%,
perubahan kuat tarik max 15%, kekerasan max 10 Hs.
 Bahan polymer dalam campuran karet tidak boleh lebih dari 60% terhadap volume total
bantalan
 Tebal pelat baja minimum adalah 1/16”
 Ujung-ujung pelat baja tertanam tidak tajam.

6.17. Papan Nama Jembatan


Papan nama jembatan adalah papan monument yang berisi informasi mengenai nama jembatan,
nomor, tahun pembangunan, dan panjang jembatan, selain itu papan nama jembatan juga berupa
papan monument peresmian.

42
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

JEMBATAN SEI SEKUNDUR KECIL I


NO. JEMBATAN :
KM :
TAHUN :
SPAN :
PONDASI :
BANGUNAN ATAS :
BANGUNAN BAWAH :

Tahapan pemasangan papan nama jembatan:


1. Penyediaan papan nama jembatan
 Papan nama jembatan terbuat dari bahan marmer atau batu alam yang disetujui oleh
direksi.
 Bentuk dan dimensi papan nama sesuai dengan apa yang ditunjukkan dalam gambar
rencana.
 Papan nama diukir nama, nomor, tahun pembuatan dan lambang Kementerian Pekerjaan
Umum.
2. Pemasangan Papan Nama Jembatan
 Papan nama jembatan dipasang di tempat yang sesuai dengan apa yang ditunjukkan
gambar rencana, biasanya dipasang di parapet jembatan.
 Papan nama jembatan dipasang secara manual menggunakan alat bantu dan menggunakan
adukan semen sebagai perekat. Kemudian finishing dengan membersihkan papan nama
jembatan dari kotoran-kotoran seperti sisa adukan semen atau yang lainnya.

6.18. Pipa Drainase Baja Diameter 100mm


Material Pipa yang akan dipasang sudah disetujui oleh direksi, dan setelah request untuk memulai
pelaksanaan telah ditanda tangani oleh direksi maka mulai diturunkan pipa ke dalam parit galian
dengan bantuan alat-alat khusus yang telah disediakan. Semua pipa, assesories dan perlengkapan
lainnya harus dengan hati-hati diturunkan ke dalam parit galian sat per satu dengan derek tali-tali
dan peralatan yang sesuai agar terhindar dari kerusakan.
Setiap pipa yang telah dimasukkan ke dalam parit harus langsung dipasang dan distel
sambungannya kemudian diurug dengan pasir urug yang telah mendapatkan persetujuan direksi.
Semua ujung pipa yang terakhir harus ditutup sehingga kotoran tidak masuk ke dalam pipa.
Perubahan arah perletakan pipa harus dilaksanakan dengan penyambungan assesories begitu juga
untuk percabangan harus dengan assesories sesuai gambar dan instruksi Direksi. Dan pada waktu
perletakan pipa semua parit galian harus kering dan bersih.

43
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

Semua pipa dan perlengkapan yang akan dipasang serta alat-alat Bantu untuk pemasangan pipa
tersebut harus diperiksa dengan cermat dan hati-hati sesaat sebelum pipa-pipa/perlengkapan pipa
tersebut diturunkan pada lokasi yang akan dipasang.
Semua ujung pipa harus dipastikan lurus/tidak bengkok. Jika terdapat ujung pipa yang bengkok
maka harus dipotong sesuai petunjuk teknis dari direksi. Dan terakhir akan diperiksakan lagi pada
direksi sebelum pemasangan.
Pipa diturunkan setelah ke dalaman galian mendapatkan persetujuan dari direksi. Material pipa dan
asscesoriesnya diperiksa kembali sebelum menurunkan. Penurunan pipa ke dalam lobang galian
dilakukan dengan cara hati-hati, dilakukan dengan cara menurunkan satu persatu dengan batasan
diameter memakai crane, Derek dan tali. Bagian Luar dan dalam ujung pipa harus dinersihkan
dengan kain kering dan bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa
dipasang/disambungkan.
Tidakan pencegahan akan kami lakukan untuk menghindari benda asing masuk ke dalam pipa pada
saat pipa diletakkan pada jalur pipa. Dan semua ujung pipa sewaktu meninggalkan pekerjaan harus
ditutup rapat dengan plastic dan diikat erat dengan karet/benen.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap pipa harus dipasang berhadapan dengan pipa
sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa
dimantapkan ditempat dengan bahan urugan yang telah disetujui oleh direksi dan dipadatkan
dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa.
Sementara pemotongan pipa untuk menyisipkan "Tee", "Bend", atau "Valve" atau tujuan lain, harus
dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapi dan baik, tanpa menyebabkan
kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus
sudut tepat terhadap sumbu pipa.
6.18.1. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa "Fitting" harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan, pada saat di atas
galian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling mudah
mengalami kerusakan dalam penanganannya.
Pipa atau "fitting" yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh direksi yang
akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya.
6.18.2. Pembersihan Pipa dan Fitting
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih, dikeringkan
dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua profil pengaku
tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing lainnya dalam pipa.
6.18.3. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk ke dalam pipa pada
saat pipa diletakan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun benda-benda
lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan dengan pipa
yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa
dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan

44
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk
mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat dengan
bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh direksi.
6.18.4. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan "Tee", "Bend" atau "Valve" atau tujuan lainnya, harus
dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik, tanpa menyebabkan
kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus
pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun lapisan
pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut, harus dipotong serong
(Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada "fitting" seperti "Bend", "Tee", dan "flange dan spigot" dipotong untuk pekerjaan
pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada kontraktor dari direksi.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan diatas permukaan
tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
Semua bahan pelicin (lubricant) untuk sambungan "Push-On Rubbering" dan "solvencement" untuk
sambungan "Solvencement" untuk PVC kami sediakan dan menyerahkan data teknis dan contoh
untuk persetujuan untuk Direksi
Penyambungan pipa dengan sambungan "Push-On Rubbering" "Socket" dan "Spigot" pipa harus
dibersihkan dengan seksama sebelum cincing karet (rubbering) dipasang ditempatnya.
"Spigot" kemudian dilumuri secara merata dengan bahan pelicin yang telah disetujui dan pipa
ditekan masuk ke "Socket".
Penekanan pipa "Socket" harus dilakukan dengan menekan ujung lain pipa yang sedang dipasang.
Blok kayu atau alat lainnya yang memadai harus digunakan untuk mencegah kemungkinan
terjadinya kerusakan "Socket’ tersebut pada mana batang tersebut ditekan. Tidak boleh ada ganjal
dibawah pipa dan pipa harus terletak merata diatas bahan alasnya (Badding material).
Bila diperlukan sekali untuk pembelokkan pipa dengan sambungan "Push-on" agar membentuk
lengkungan dengan jari-jari yang panjang, besarnya belokan harus sesuai dengan petunjuk pabrik
dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
6.18.5. Penyambungan Pipa
 Solven semen dan dimensi ujung soket dan spigot harus memenuhi ketentuan yang berlaku
 Penyambungan dengan memotong pipa tegak lurus sumbunya dan ditirus pada ujungnnya
 Permukaan pipa yang disambungkan harus bersih, kering dan bebas dari lemak.
 Gunakan solven semen secara merata pada bagian yang akan disambung, seperti pada ujung
soket dan spigot yang sudah diberi tanda.
 Penyambungan pipa diameter ≥ 90mm, membutuhkan dua orang untuk menggunakan solven
semen pada ujung spigot dan soket secara bersamaan.
 Kelebihan solven semen harus dihilangkan sesegera mungkin, diamkan sampai kering selama
minimal 5 menit.
 Penyambungan dengan solven semen untuk diameter maksimum 160mm dengan tekanan kerja
3 bar.

45
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

6.18.6. Pemasangan sambungan Rubber Ring Joint (RRJ) PVC


Cara Penyambungan, kami berpegang pada buku petunjuk pemasangan pipa PVC, di antaranya:
 Ketentuan cincin karet harus sesuai SNI 06-4828-1998 spesifikasi cincin karet sambungan pipa
air minum, air limbah dan air hujan.
 Sambungan cincin karet tidak dapat menahan tekanan momen inersia, harus diperkuat dengan
anker blok yang memenuhi ketentuan yang berlaku.
 Pemasangan sambungan cincin karet membutuhkan ujung spigot yang telah ditirus dan diberi
pelumas sebelum dimasukkan ke dalam soket. Memasang cincin karet dengan membersihkan
alur, menghilangkan benda benda asing kemudian ditempatkan cincin karet secara tepat dalam
alur.
 Pelumas yang digunakan tidak beracun, tidak menimbulkan rasa atau bau pada air, tidak
menimbulkan pertumbuhan bakteri, tidak berbahaya pada pipa, fitting atau ring elastis.
 Pemasangan cincin karet harus sesuai dengan ketentuan pabrik.

46
BUKIT MITRA TAMA, KSO
PT BUKIT ZAITUN – PT MITRA TAMA NUSA MARGA
Jl. Guru Sinumba Raya Komp. Pondok Indah No. 15
Helvetia Timur - Medan – 20124
Tel/Fax: 061 80862012

7. PEKERJAAN HARIAN
7.1. Marka Jalan Termoplastik
Pekerjaan jalan termoplastik merupakan pembuatan marka lalu lintas dengan menggunakan bahan
cat berwarna putih atau kuning, yang mengacu pada SNI 06-4826-1998 (jenis padat, bukan
serbuk). Bahan tambahan berupa glass bead digunakan pada pekerjaan ini dengan mengacu pada
SNI 15-4839-1998 (type 20).
Pekerjaan ini dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai
berikut:
1. Bidang permukaan jalan yang akan di cat dibersihkan dari debu, kotoran, minyak dan
sebagainya.
Permukaan yang akan dicat ditandai sebelumnya dengan dimensi luasan pengecatan. Conpresor
menyemprotkan cat di atas mal yang diletakan di atas permukaan jalan dengan suhu tertentu.
Glass bead diteburkan setelah proses penyemprotan selesai dilakukan. Perapihan dilakukan
sekelompok pekerja dengan alat bantu.
2. Peralatan yang digunakan adalah: Compressor, Dump truck dan alat bantu.

7.2. Rambu Jalan dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade


Pekerjaan ini merupakan bagian pekerjaan pelengkap jalan dan pengatur lalu lintas berupa
pemasangan rambu jalan baru atau penggantian rambu jalan lama dengan yang baru
menggunakan plat rambu dengan lembaran pemantul atau scotlight jenis engineering grade.
Pekerjaan pemasangan dilakukan secara manual/peralatan dengan urutan pekerjaan sebagai
berikut:
1. Perakitan, pemasangan plat dan pipa untuk rambu dilakukan di basecamp, selanjutnya proses
pengecoran kaki rambu pada posisi yang disyaratkan dilakukan pada lokasi pekerjaan.
Perapihan dilakukan sekelompok pekerja dengan alat bantu
2. Peralatan yang digunakan adalah: Dump Truck dan alat bantu

7.3. Patok Pengarah


Pekerjaan patok pengarah patok yang terbuat dari beton bertulang pracetak dengan mutu K175 (15
MPa) yang diberi cat sedemikian rupa mengikuti Spesifikasi dan sesuai gambar dengan tinggi total
sesuai ditunjukkan dalam gambar.
Pekerjaan ini dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut:
1. Patok beton dicetak dilokasi pembuatan, kemudian patok-patok beton dimuat dari lokasi
pembuatan dengan Dump Truck menuju lokasi pemasangan. Patok dipasang dilokasi yang telah
digali yang ditentukan dengan jarak-jarak antara patok mengacu pada gambar rencana.
2. Peralatan yang digunakan adalah: Dump Truck dan alat bantu

7.4. Stabilisasi dengan Tanaman


Item pekerjaan ini dilakukan untuk mencegah longsor di sekitar lokasi jembatan.

7.5. Kebersihan
Pekerjaan Kebersihan akan selalu menjadi prioritas bagi perusahaan kami. Demikian metode
pelaksanaan ini kami buat.

47

Anda mungkin juga menyukai