Anda di halaman 1dari 15

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI

( PENGKAJIAN DOROTHEA OREM )


DENGAN GANGGUAN KARDIOMIOPATI

A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku Bangsa :
Status
perkawinan` :
Golongan darah
:
Alamat
:
No. CM :
Diagnosa medis :
Tanggal masuk
: Tanggal
pengkajian :

2) Identitas Penanggung
Jawab Nama

:
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku Bangsa :
Hubungan dg Klien :
Alamat :
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pada pasien dengan cardio miopati sering mengalami sesak nafas , pusing, dada
terasa berdebar-devar, dan mudah lelah
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pasien dengan Cardio Miopati sering mengeluh sesak pada saat kerja, letih,
edema perifer, palpitasi berlangsung secara perlahan, proximal nocturnal, eutopnea.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pasien dengan Cardio Miopati umumnya menderita hipertensi, infark miokard
dengan gejala jantung koroner sebelumnya, penyakit katup jantung.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Pada pasien dengan Cardio Miopati umumnya memiliki riwayat penyakit
sistemik (Hipertensi, Kardiovaskuler (penyakit jantung bawaan))
5) Riwayat Kesehatan
- Adakah penyakit keturunan? Hipertensi dan Kardiovaskuler
- Sebelumnya pernah masuk Rumah Sakit? Jika iya, menderita penyakit apa? Pasien
mengatakan sebelumnya tidak pernah masuk rumah sakit
- Bagaimana pengobatannya, tuntas atau tidak?
- Obat apa saja yang pernah digunakan?
- Riwayat anestesi dan operasi sebelumnya. Pasien tidak pernah menjalani
operasi
- Kebiasaan-kebiasaan pasien (Perokok berat, Mengkomsumsi alkohol, Konsumsi
lemak yang mengandung kolesterol tinggi)
- Riwayat alergi. (-)
c. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
1) Udara atau oksigenasi :
Pernafasan pasien yang tidak adekuat saat melakukan/tidak melakukan aktivitas ,
Bunyi nafas crakel/ whezzing, batuk dengan atau tanpa pembentukan sputum,
terjadi peningkatan respirasi, pucat/sianosis, vesikuler, sputum jernih/merah muda

- Gangguan pernafasan :ada


- Alat bantu pernafasan :tidak ada
- Sirkulasi udara :cukup
- Letak tempat tinggal :kota

2) Air
Konsumsi air pada pasien Cardio Miopati umumnya dibatasi supaya agar tidak terjadi
overload cairan
a) Sebelum sakit :
- Konsumsi air : 2L/hari
- Kondisi air : air putih
- Skala mandi : 1-2x/hari
b) Saat sakit :
Minum air
- Frekuensi : 8-12 gelas/hari
- Jenis : air putih
- Cara : enteral
- Keluhan : tidak ada keluhan
3) Nutrisi/ makanan
Pasien biasanya mengalami Anoreksia, mual/muntah, penambahan berat
badan secara signifikan, diet tinggi garam/makanan yang mengandung
kolesterol

a) Sebelum sakit :
- Frekuensi : 2-3x/hari
- Jenis : nasi putih, sayuran, daging
- Porsi : 1 porsi dihabiskan
- Diet khusus : tidak ada diet khusus
- Makanan yang disukai : makanan yang asin, berminyak dan gurih
- Pantangan : tidak ada
- Napsu makan : baik
b) Saat sakit :
- Frekuensi : 2-3x/hari
- Jenis : bubur, sayuran, dan daging
- Porsi : 1 porsi kadang dihabiskan
- Diet khusus : diet tinggi garam dan makanan yang
berkolestrol
- Makanan yang disukai : makanan yang berminyak seprti gorengan
- Pantangan : ada
- Napsu makan : baik
4) Eliminasi
Pasien biasanya mengalami Oliguria Intake cairan pada pasien Cardio
Miopati dibatasi supaya tidak terjadi overload cairan dan umumnya output cairan
sedikit.

a) BAB
- Sebelum sakit :
 Frekuensi : 1-2x/hari
 Konsistensi : padat
 Warna : warna khas feces (kuning)
 Bau : bau feces
 Cara : mandiri
 Keluhan : tidak ada keluhan saat BAB
- Saat Sakit
 Frekuensi : tidak menentu
 Konsistensi : kadang cair kadang padat
 Warna : warna khas feces (kuning)
 Bau : bau khas feces
 Cara : di bantu
 Keluhan : tidak ada kesulitan BAB

b) BAK
- Sebelum sakit :
 Frekuensi : 2-3 x/hari
 Konsistensi : tidak ada endapan
 Warna : jernih
 Bau : amoniak
 Cara : mandiri
 Keluhan : tidak ada keluhan

- Saat sakit :
 Frekuensi : 0 x/hari
 Konsistensi : ada endapan
 Warna : kuning pekat
 Bau : amoniak
 Cara : dibantu
 Keluhan : oliguri

5) Pola aktivitas dan istirahat


Pasien biasanya mengalami Kelemahan, Kelelahan/keletihan, Nyeri dada
saat beraktivitas, Dispnea pada istirahat atau pada pengerahan tenaga, Sesak
nafas, pusing, dada terasa berdebar-debar.

a) Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total
b) Istirahat Dan Tidur
 Sebelum sakit
- Apakah frekuensi waktu anda beraktivitas lebih banyak dari pada waktu anda
beristirahat? tidak
- Apakah anda pernah mengalami insomnia? ya
- Berapa jam anda tidur: malam 4, siang 1 jam
 Saat sakit
- Apakah anda pernah mengalami insomnia?
- Berapa jam anda tidur: malam 3 jam, siang 1 jam
6) Interaksi sosial
Pada pasien dengan Cardio Miopati dukungan dari keluarga maupun lingkungan
sangatlah berarti serta interaksi sosisal masih terjaga dengan baik.
- Kegiatan Lingkungan : Gotong royong
- Interaksi Sosial : BAik
- Keterlibatan Kegiatan Sosial : aktif

7) Pemeliharaan kesehatan
Pasien biasanya mengalami banyaknya stressor, masalah financial, ansietas,
takut, kuatir, gelisah, dukungan keluarga kurang dan Pada pasien dengan Cardio
Miopati konsumsi makanan sangat penting guna untuk menjaga kesetabilan kerja
jantung dan olahraga yang berat tidak disarankan pada pasien dengan Cardio Miopati

- Konsumsi vitamin : Tidak pernah


- Imunisasi : Lengkap
- Olahraga : Jarang bahkan tidak pernah
- Upaya keharmonisan keluarga : Baik
- Sters dan adaptasi: Baik
8) Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia
 Hubungan dengan lingkungan masyarakat, keluarga, kelompok, teman:
BAIK
 Pemanfaatan pelayanan kesehatan : berkunjung ke fasilitas pelayanan jika
sakit saja

A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : komposmetis
GCS : verbal:5 Psikomotor: 6 Mata : 4
Penampilan : tampak sakit ringan/sedang/berat
Tanda-tanda Vital : Nadi = 140x/menit, Suhu =36,5 0 C, TD =90/70mmHg, RR =
26x/menit
2. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi :
Bentuk kepala : kesimetrisan (+) hidrochepalus (-), Luka (-), darah (-), trepanasi (-).
Palpasi : Nyeri tekan (-)
3. Pemeriksaan Wajah :
Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah: tegang, Warna dan kondisi wajah: tampak
kemerahan, Struktur wajah : elastisitas wajah baik. Kelumpuhan otot-otot fasialis (-)
4. Pemeriksaan Mata
 Inspeksi :
a. Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( + )
b. Ekssoftalmus ( - ), Endofthalmus ( - )
c. Kelopak mata / palpebra : oedem ( - ), ptosis ( - ),
peradangan ( - ) luka ( - ), benjolan ( - )
d. Bulu mata : tidak rontok
e. Konjunctiva (merah muda) dan sclera (putih)
f. Warna iris hitam
g. Reaksi pupil terhadap cahaya : (miosis) isokor ( + )
h. Kornea : warna hitam
i. Nigtasmus ( - ), Strabismus ( - )
j. Pemeriksaan Visus
Dengan Snelen Card : OD 6 OS 6
Tanpa Snelen Card : Ketajaman Penglihatan ( Baik)
k. Pemeriksaan lapang pandang : normal

 Palpasi
Pemeriksaan tekanan bola mata
Dengan tonometri tidak, dengan palpasi taraba TN (tekanan normal)
5. Pemeriksaan Telinga
 Inspeksi dan palpasi
a. Amati bagian telinga luar : bentuk simetris Ukuran sama kiri dan kanan, Warna
kulit, lesi (- ), nyeri tekan (-), peradangan (-), penumpukan serumen ( - ).
b. Dengan otoskop periksa membran tympany amati, warna bening , transparansi
normal, perdarahan ( - ), perforasi ( - ).
c. Uji kemampuan kepekaan telinga :
- Tes bisik: sama kiri dan kanan baik
- Dengan arloji: sama kiri dan kanan
- Uji weber : seimbang
- Uji rinne : sama dibanding dengan hantaran udara
- Uji swabach : sama
6. Pemeriksaan Hidung
 Inspeksi dan palpasi
Amati bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi (tidak defisiasi)
Amati meatus : perdarahan (-), Kotoran (-), Pembengkakan (-), pembesaran / polip ( - )
5. Pemeriksaan Mulut dan Faring
a. Inspeksi dan Palpasi
- Amati bibir : tidak ada kelainan konginetal ( labioseisis, palatoseisis, atau
labiopalatoseisis ), warna bibir merah muda, lesi (-), Bibir pecah (+) tampak
kering,
- Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries (-), Kotoran (-), Gigi palsu (-), Gingivitis (-)
- Lidah : Warna lidah : merah muda, Perdarahan ( - ), Abses ( - ).
- Orofaring atau rongga mulut : Bau mulut : bau, uvula ( simetris), Benda
asing : ( tidak ada )
- Tonsil : Adakah pembesaran tonsil, T 0.
- Perhatikan suara klien : (tidak berubah )
6. Pemeriksaan Leher
 Inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
a. Bentuk leher (simetris), peradangan (-), jaringan parut (-), perubahan
warna (-), massa (-)
b. Kelenjar tiroid, pembesaran (-)
c. Vena jugularis : pembesaran (+), tekanan : +5 cmH2O
d. Pembesaran kelenjar limfe (-), kelenjar tiroid (-), posisi trakea (simetris)

7. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak


 Inspeksi
- Ukuran payudara normal, bentuk (simetris), pembengkakan (- ).
- Kulit payudara : warna sawo matang, lesi ( - ), Areola : perubahan warna (- )
- Putting : cairan yang keluar ( - ), ulkus ( - ), pembengkakan ( - )
 Palpasi
- Nyeri tekan ( - ), dan kekenyalan (kenyal), benjolan massa ( - )

8. Pemeriksaan Torak
a. Pemeriksaan Thorak dan Paru
 Inspeksi
 Inspeksi
- Bentuk torak (Normal chest), susunan ruas tulang belakang: normal, bentuk
dada (simetris), keadaan kulit elastis
- Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta (+), retraksi
suprasternal ( - ), Sternomastoid ( - ), pernafasan cuping hidung ( - ).
- Pola nafas : Takipnea
- Amati : cianosis ( +), tidak batuk.
 Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba
(sama).
 Perkusi
Area paru : ( sonor )
 Auskultasi
- Suara nafas
 Area Vesikuler : (bersih) , Area Bronchial : (bersih)
 Area Bronkovesikuler ( bersih )
- Suara Ucapan
 Terdengar : Bronkophoni ( - ), Egophoni ( - ), Pectoriloqy ( - )
- Suara tambahan
 Terdengar : Rales (+), Ronchi (-), Wheezing (-), Pleural fricion rub
(-)
b. Pemeriksaan Jantung
 Inspeksi
Ictus cordis (-), pelebaran tidak ada
 Palpasi
Pulsasi pada dinding torak teraba : (Tidak teraba )
 Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas : ICS II ( N = ICS II )
Batas bawah : ICS V ( N = ICS V)
Batas Kiri : ICS V mid clavicula sinistra ( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra)
Batas Kanan : ICS IV mid sternalis dextra ( N = ICS IV Mid Sternalis Dextra)
 Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal ), ( reguler)
BJ II terdengar (tunggal), (keras), (reguler )
Bunyi jantung tambahan : BJ III (), Gallop Rhythm (+), Murmur (+)

9. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : (datar)
- Massa/Benjolan ( - ), Kesimetrisan ( - ),
- Bayangan pembuluh darah vena (-)
b. Auskultasi
Frekuensi peristaltic usus 7x/menit ( N = 5 – 35 x/menit, Borborygmi ( - )
c. Palpasi
- Palpasi Hepar :
Nyeri tekan ( - ), pembesaran (+ ), perabaan (lunak), permukaan (halus), tepi hepar
(tumpul)
- Palpasi Lien :
Pembesaran lien : ( - )
- Palpasi Appendik :
 Titik Mc. Burney . nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), nyeri menjalar kontralateral (
- ).
 Acites atau tidak : Shiffing Dullnes ( - ) Undulasi ( - )
- Palpasi Ginjal :
Nyeri tekan( - ), pembesaran ( - )
10. Pemeriksaan Genetalia
a. Genetalia Pria
 Inspeksi :
Rambut pubis (bersih), lesi ( - ), benjolan ( - )
Lubang uretra : penyumbatan ( - ), Hipospadia ( - ), Epispadia ( - )
 Palpasi
Penis : nyeri tekan ( - ), benjolan ( - ), cairan tidak ada.
Scrotum dan testis : benjolan ( - ), nyeri tekan ( - ),
Kelainan-kelainan yang tampak pada scrotum :
Hidrochele ( - ), Scrotal Hernia ( - ), Spermatochele ( - ) Epididimal
Mass/Nodularyti ( - ) Epididimitis ( - ), Torsi pada saluran sperma ( - ), Tumor
testiscular ( - )
 Inspeksi dan palpasi Hernia :
Inguinal hernia ( - ), femoral hernia ( - ), pembengkakan ( - )
11. Pemeriksaan Anus
 Inspeksi
Atresia ani ( - ), tumor ( - ), haemorroid ( - ), perdarahan ( - )
Perineum : jahitan ( - ), benjolan ( - )
 Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus ( - ) pemeriksaan Rectal Toucher (-)

12. Pemeriksaan Ekstremitas


 Ekstremitas Atas
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-), fraktur (-) lokasi fraktur
…………………..,jenis fraktur …………………… kebersihan
luka…………………….., terpasang Gib ( - ), Traksi ( - )

Palpasi
Edema : Edema perifer
Lakukan uji kekuatan otat : ( 1 – 5 )
Akral teraba dingin

 Ekstremitas Bawah :
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-), fraktur (-) lokasi fraktur
………………….., jenis fraktur …………………… kebersihan
luka…………………….., terpasang Gib ( - ), Traksi ( - )

a. Palpasi
Edema : (1 – 4 )
Lakukan uji kekuatan otot : ( 1 – 5 )
Kesimpulan palpasi ekstermitas :

- Edema : (+)

- uji kekuatan otot


444 444
444 444

13. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS


a. Menguji tingkat kesadaran secara kuantitaif dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )
1. Menilai respon membuka mata ( 4 )
2. Menilai respon Verbal ( 5 )
3. Menilai respon motorik ( 6 )
Pemeriksaan tingkat kesadaran secara kualitatif : (Compos mentis)
Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Penigkatan suhu tubuh (-), nyeri kepala (-), kaku kuduk (-), mual-muntah (-)
kejang (-) penurunan tingkat kesadaran (-)
b. Memeriksa nervus cranialis
Nervus I , Olfaktorius (pembau ) membedakan bau (kopi, alcohol)
Nervus II, Opticus ( penglihatan )lapang pandang ( dapat melihat dengan jelas benda di
sekitar)
Nervus III, Ocumulatorius putaran bola mmata, refleks pupil kiri/kanan(+)
Nervus IV, Throclearis tatapan mata ke atas dan kebawah (+)
Nervus V, Thrigeminus : - Cabang optalmicus : sentuhan halus kornea (+)
- Cabang maxilaris : kemampuan mengatupkan gigi (+)
- Cabang Mandibularis : kemampuan mengatupkan gigi (+)
Nervus VI, Abdusen pandangan mata ke lateral/samping (+)
Nervus VII, Facialis senyum, mengerutkan dahi, mengangkat alis (+) dan simetris
Nervus VIII, Auditorius tes webber, rinne dan swabach (+)
Nervus IX, Glosopharingeal lidah ditekan kemudian mengucapkan a-a panjang (+)
Nervus X, Vagus, reflek menelan (+)
Nervus XI, Accessorius, melawan tahanan dengan mengangkat bahu (+)
Nervus XII, Hypoglosal, mampu menjulurkan lidah ke berbagai posisi dan
menggembungkan pipi kemudian ditekan dari luar (+)
c. Memeriksa fungsi motorik
Ukuran otot (simetris), atropi (-) kekuatan otot :
444 444
444 444
d. Memeriksa fungsi sensorik
Kepekaan saraf perifer : benda tumpul mampu membedakan, benda tajam :
mampu membedakan, Menguji sensasi panas / dingin: mampu membedakan
kapas halus : mampu membedakan. minyak wangi : mampu membedakan
e. Memeriksa reflek kedalaman tendon
1. Reflek fisiologis
a. Reflek bisep ( + )
b. Reflek trisep ( + )
c. Reflek brachiradialis ( + )
d. Reflek patella ( + )
e. Reflek achiles ( + )
2. Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus tertentu.
a. Reflek babinski (-)
b. Reflek chaddok (-)
c. Reflek schaeffer (-)
d. Reflek oppenheim (-)
e. Reflek gordon (-)

a. Data Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
2) Pemeriksaan Radiologi :
a) Rontgen dada : terlihat adanya kardiomegali, terutama ventrikel kiri. Juga
ditemukan adanya bendungan paru dan efusi pleura
b) Elektrokardiografi: ditemukan adanya sinus takikardia, aritmia atrial dan
ventrikel, kelainan segmen ST dan gelombang T dan gangguan konduksi
intraventrikular. Kadang-kadang ditemukan voltase QRS yang rendah, atau
gelombang Q patologis, akibat nekrosis miokard.
c) Ekokardiografi : Tampak ventrikel kiri membesar, disfungsi ventrikel kiri,
dan kelainan katup mitral waktu diastolik, akibat complience dan tekanan
pengisian yang abnormal. Bila terdapat insufisiensi trikuspid, pergerakan
septum menjadi paradoksal. Volume akhir diastolik dan akhir sistolik
membesar dan parameter fungsi pompa ventrikel, fraksi ejeksi (EF)
mengurang. Penutupan katup mitral terlambat dan penutupan katup aorta
bisa terjadi lebih dini dari normal. Trombus ventrikel kiri dapat ditemukan
dengan pemeriksaan 2 D-ekokardiografi, juga aneurisma ventrikel kiri
dapat disingkirkan dengan pemeriksaan ini.
b. Therapi
1. Diuretik: Furosemid 1 x 20-80mg (bila masih ada tanda kongesti) Spironolakton mulai
dari 1x 12,5mg
2. ACE-Inhibitor :Lisinopril mulai dari2,5 mg; atau Kaptopril mulai dari 2 x 6,25mg; atau
Ramipril mulai dari1 x2,5mg, atau
3. Angiotensin Receptor Blocker/ARB: Valsartan mulai dari 40 mg, atau Losartan mulai
dari 25 mg, atau Irbesartan mulai dari 150mg, atau Candesartan
4. Beta-blocker: Bisoprolol mulai dari 1 x 1,25 mg, atau Carvedilol mulai dari 2x 3,125
mg, atau Metoprolol mulai dari 2x25mg

Analisa Data

No Symptom Problem Etiologi


1 DS : Pasien mengatakan Penurunan Ekspansi Ketidakefektifan Pola Nafas
Paru/ pengembangan
sesak nafas, pasien
paru tidak optimal
mengatakan bila
pasien melakukan
aktivitas sehari-hari
sesak semakin
bertambah
DO : - Pasien tampak
terlihat sesak
- Pasien tampak
lemah
- Kesadaran Komposmentis

 TD: 90/70mmHg
 N: 120 x/menit
 RR: 28x/menit
 JVP: (+)
 JVD: (+)
 Bunyi jantung
tambahan : murmur
 Denyut dan irama
jantung berubah S3
dan S4 (+)
 Nadi perifer tidak
teraba
2 DS : Pasien mengatakan Perubahan Kontraktlitas Penurunan Cardiac Output
mudah untuk merasa Miokard
kelelahan, dada /Perubahan Inotropik
berdebar, pasien
mengeluh pusing
DO : CRT : >2 detik
Urine : < 500 ml/hari
- RR: 28x/menit
- Gelisah
 TD: 90/70mmHg
 N: 120 x/menit
 RR: 28x/menit

B. Masalah Kesehatan Anestesi


1. Ketidakefektifan Pola Nafas
2. Penurunan curah jantung

C. Metodologi Keperawatan Anestesi


Nama : Ny. A No. CM : 5674
Umur : 50th Dx : kardiomiopati
Jenis kelamin : laki-laki Ruang: anggrek

1. Intervensi
No Problem (Masalah Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
Kesehatan Anestesi)
1. Ketidakefektifan Setelah diberikan Asuhan Keperawatan 1. Observasi 1. Mengetahui
Anestesi selama 1 x 24 jam diharapkan Pola tanda-tanda vital tanda-tanda vital
Pola Nafas 2. Lakukan pengkajian 2. Mengetahui
nafas efektif dengan kriteria hasil :
kedalaman frekuensi perkembangan
1. Pasien tidak mengeluh sesak nafas
irama nafas keadaan pasien
lagi 3. Monitor suara nafas 3. Memudahkan
2. RR normal : 16-20 x/menit 4. Berikan posisi yang
pasien untuk
nyaman seperti
bernafas
posisi semi fowler 4. Memberikan
5. Kolaborasi dalam
kenyamanan
memberikan terapi
pada pasien
oksigen 5. Membantu
pemberian
oksigen pada
pasien dengan
nasal kanul
2. Penurunan Cardiac Setelah diberikan Asuhan Keperawatan 1. Observasi 1. Mengetahui
Output Anestesi selama 1 x 24 jam diharapkan Tanda-tanda vital tanda-tanda vital
Cardiac output adekuat dengan kriteria hasil : 2. Pantau Urine 2. Mengetahui

2. Ttv pada batas normal Output penurunan


3. Klien tidak mengeluh pusing 3. Kaji warna produksi urine.
4. CRT > 2 detik
5. Urine > 600 ml/hari kulit, sianosis, Memantau ketat
6. tugor kulit. produksi urine.
4. Pantau 3. Mengetahui
frekuensi dan derajat
irama jantung hipoksemia dan
peningkata
tahanan perifer.
4. Mengetahui
adanya
komplikasi
disritmea.

2. Implentasi

No Problem (Masalah Kesehatan Anestesi) Tindakan


1. Ketidakefektifan Pola Nafas 1. Melakukan pengkajian kedalaman frekuensi irama nafas
2. Mengobservasi tanda-tanda vital
3. Memonitor suara nafas
4. Memberikan posisi yang nyaman seperti posisi semi fowler
5. Delegatif pemberian O2 2 ltr/menit melalui nasal kanul

2. Penurunan Cardiac Output 1. Mengobsevasi tanda tanda vital


2. Memantau urine output
3. Mengakaji warna kulit dan tugor kulit
4. Memantau frekuensi dan irama jantung

3. Evaluasi

No Masalah Kesehatan Anestesi Evaluasi


1. Ketidakefektifan Pola Nafas S : Pasien mengatakan tidak mengeluh sesak nafas lagi
O:
- TD : 120/80 mmHg
- N : 88 x/menit
- S : 36,5oC
- RR : 18 x/menit
- SpO2 : 98%
A : Masalah Teratasi.
P : Pertahankan intervensi.
2. Penurunan Cardiac Output S : Pasien tidak mengeluh pusing
O : - Peningkatan curah jantung
-Ttv normal :
TD : 120/80 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36,5oC
RR : 18 x/menit
SpO2 : 98%
A : Masalah Teratasi
P : Pertahankan Intervensi

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Ny. A No. CM : 123456


Umur : 63 Tahun Ruang : Anggrek
RSUD Wangaya
Jenis Kelamin : Laki-laki Dx : Cardio Miopati

No Tanggal Masalah Kesehatan Catatan Perkembangan Pelaksana


Anestesi
1. 18/07/20 Ketidakefektifan S : Pasien mengatakan masih terasa sesak.
19 Bersihan Jalan Nafas O :
- TD : 120/80 mmHg
- N : 80 x/menit
- S : 36,5oC
- RR : 18 x/menit
- SpO2 : 98%
A : Tujuan 1,2,3,4,5,6 teratasi. Masalah Teratasi.
P : Pertahankan intervensi.

18/09/20 Penurunan Cardiac S : Pasien tidak mengeluh pusing


19 Output O : - Peningkatan curah jantung
-Ttv normal :
TD : 120/80 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36,5oC
RR : 18 x/menit
SpO2 : 98%
A : Masalah Teratasi
P : Pertahankan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai