Laporan Tutorial Skenario V
Laporan Tutorial Skenario V
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mampu menjelaskan rencana perawatan kasus
gingival enlargement dan resesi gingiva
2. Untuk mengetahui dan mampu menjelaskan tata laksana dari rencana
perawatan kasus enlargement dan resesi gingiva
3. Untuk mengetahui dan mampu menjelaskan fase pemeliharan beserta
instruksi dan kontrol dari perawatan yang telah diberikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pembesaran Gingiva
Pada hiperplasia gingiva terjadi pertambahan ukuran gingiva oleh
karena adanya peningkatan jumlah sel penyusunnya. Secara klinis
hiperplasi gingiva tampak sebagai suatu pembesaran gingiva yang
biasanya dimulai dari papila interdental menyebar ke daerah sekitarnya.
Kelainan ini tidak menimbulkan rasa sakit, dapat mengganggu oklusi dan
estetik serta dapat mempersulit pasien dalam melakukan kontrol plak.
Pembesaran gingiva dapat disebabkan oleh berbagai etiologi dan juga
diklasifikasikan berdasarkan faktor-faktor etiologi.
3.1.1 Gingivektomi
Gingivektomi adalah pemotongan jaringan gingival dengan membuang
dinding lateral poket yang bertujuan untuk menghilangkan poket dan
keradangan gingival sehingga didapat gingiva yang fisiologis, fungsional dan
estetik baik. Keuntungan teknik gingivektomi adalah teknik sederhana, dapat
mengeliminasi poket secara sempurna, lapangan penglihatan baik, morfologi
gingival dapat diramalkan sesuai keinginan.
1. Adanya poket supraboni dengan kedalaman lebih dari 4 mm, yang tetap
ada walaupun sudah dilakukan skaling dan pembersihan mulut yang
cermat berkali-kali, dan keadaan di mana prosedur gingivektomi akan
menghasilkan daerah perlekatan gingiva yang adekuat.
2. Adanya pembengkakan gingiva yang menetap di mana poket
‘sesungguhnya’ dangkal namun terlihat pembesaran dan deformitas
gingiva yang cukup besar. Bila jaringan gingiva merupakan jaringan
fibrosa, gingivektomi merupakan cara perawatan yang paling cocok dan
dapat memberikan hasil yang memuaskan.
3. Adanya kerusakan furkasi (tanpa disertai cacat tulang) di mana terdapat
daerah perlekatan gingiva yang cukup lebar.
4. Abses gingiva yaitu abses yang terdapat di dalam jaringan lunak.
5. Flap perikoronal.
1. Apabila kedalaman dasar poket berada pada atau lebih ke apikal dari
pertautan mukogingiva.
2. Apabila dinding jaringan lunak poket terbentuk oleh mukosaa alveolar.
3. Apabila frenulum atau perlekatan otot terletak di daerah yang akan
dibedah.
4. Apabila ada indikasi perawatan cacat infraboni.
5. Apabila gingivektomi tidak menghasilkan estetik yang baik.
6. Apabila gingiva cekat atau berkeratin tidak cukup tersedia (sehingga jika
gingivektomi dilakukan, tepi gingiva terbentuk dari mukosa alveolar).
Prinsip dan teknik gingivektomi yaitu setelah ditandai
dengan poket marker, jaringan gingiva kemundian dieksisi dengan
sudut 45o kemudian gingiva dibentuk sesuai kontur gingiva
normal. Gingivektomi selalu diikuti dengan gingivoplasti untuk
mendapatkan kontur dan bentuk ketajaman tepi gingiva yang
normal baik anatomis maupun fisiologis.
Anestesi lokal
Pisau Orban
5. Jaringan gingiva yang telah dieksisi dibuang.
12. Mengganti dresing dan membuang debris pada daerah luka setiap
minggu sampai jaringan sembuh sempurna dan dengan mudah
dibersihkan oleh pasien. Epitel akan menutupi luka dengan
kecepatan 0,5 mm per hari setelah hilangnya aktivitas mitosis awal
dari epitel, 24 jam setelah operasi.
Penyembuhan luka
13. Setelah dressing terakhir dilepas, poles gigi dan instruksikan pasien
untuk melakukan pengendalian plak dengan baik.
Pada prosedur flap konvensional, insisi flap fasial dan lingual atau
palatal mencapai ujung papilla interdental atau sekitarnya, dengan
demikian pembagian papilla menjadi setengah di fasial dan setengah
palatal atau setengah lingual.
Insisi
Flap periodontal menggunakan insisi horizontal dan vertical.
Insisi Horizontal
Insisi horizontal dilakukan disepanjang margin gingival dalam arah
mesial atau distal. Terdapat dua tipe insisi horizontal yang
direkomendasikan : insisi bevel internal, yang dimulai dari margin gingival
dan berakhir pada puncak tulang alveolar, dan insisi crevicular, yang
dimulai dari dasar poket dan diarahkan ke margin tulang. Sebagai
tambahan, insisi interdental yang dilakukan setelah pembukaan flap.
Insisi bevel internal adalah insisi paling dasar dari semua prosedur
flap. Ada tiga tujuan penting insisi ini yaitu : 1) Menghilangkan poket 2)
menghindarkan permukaan gingiva lain yang tidak terkait 3) menghasilkan
pinggiran flap yang tipis dan halus untuk adaptasi terhadap pertemuan
tulang dan gigi. Insisi ini juga disebut insisi pertama karena insisi ini
adalah inisisi awal dalam pembukaan flap periodontal, dan insisi bevel
terbalik karena bevelnya pada arah yang berkebalikan dengan insisi
gingivektomi. Pisau bedah nomour 15 sering digunakan untuk membuat
insisi. Bagian gingival yang ditinggalkan disekitar gigi mengandung
epithelium poket dan jaringan granulomatus yang berdekatan. Jaringan ini
dibuang setelah insisi crevicular (kedua) dan interdental (ketiga)
dilakukan.
Insisi bevel internal dimulai dari area gingival dan diarahkan ke area
pada atau dekat dengan puncak tulang. Titik awal pada gingival ditentukan
apakah flap dipindahkan secara apical atau tidak dipindahkan.
Insisi crevicular, disebut juga insisi kedua, dibuat dari dasar poket ke
puncak tulang. Insisi ini, bersama dengan insisi bevel terbalik awal,
membentuk irisan bentuk V berakhir pada atau dekat dengan puncak
tulang. Jaringan ini engandung hampir area terinflamasi dan granulomatus
yang merupakan dinding lateral poket. Bentuk paruh pisau nomor 12D
biasanya digunakan untuk insisi ini.
Elevator periosteal diinsersikan kedalam insisi bevel internal awal dan
flap dipisahkan dari tulang. Ujung paling apical insisi bevel internal
terlihat. Dengan akses ini, dokter bedah dapat membuat insisi ketiga atau
insisi interdental untuk memisahkan collar gingival yang ditinggalkan
disekitar gigi. Pisau Orban biasanya digunakan untuk insisi ini. Insisi
dibuat tidak hanya disekitar area radikular fasial dan lingual tetapi juga
interdental, menghubungkan segmen fasial dan lingual untuk
membebaskan secara lengkap gingival disekitar gigi.
Ketiga insisi ini dapat menghilangkan gingival di sekitar gigi (poket
epithelium, dan jaringan granulomatus). Kuret atau scaler luas (U15/30)
dapat digunakan dengan tujuan ini. Setelah penghilangan bagian jaringan
lunak, jaringan ikat pada lesi tulang ini sebaiknya dikuret sehingga
seluruh akar dan permukaan tulang yang berdekatan dengan gigi dapat
diobservasi.
Flap dapat dibuka menggunakan hanya dengan insisi horizontal jika
akses tertentu dapat dicapai dan jika perpindahan flap apical, lateral, atau
koronal tidak diantisipasi. Jika insisi vertical tidal dibuat, flap disebut
envelope flap.
Insisi Vertikal
Insisi vertikal atau oblique dapat digunakan dalam satu atau kedua
akhiran insisi horisontal, tergantung pada desain dan tujuan flap. Insisi
vertikal pada kedua akhiran dibutuhkan jika flap berpindah ke apikal.
Insisi vertikal harus diperluas melebihi garis mucogingival, mencapai
mukosa alveolar, untuk memberikan pelepasan flap agar dapat berpindah.
Ligasi
Ligasi Interdental
Dua tipe ligasi interdental yang dapat digunakan yaitu director loop
suture dan jahitan berbentuk angka delapan.
Gambar . Simple loop suture digunakan pada flap bukal dan lingual.
Pada jahitan angka delapan, terdapat benang diantara dua flap. Jahitan
ini digunakan pada saat flap tidak berada dalam posisi yang saling
menutup karena posisi flap apikal atau insisi yang tidak berlekuk-lekuk.
Gambar . Penjahitan angka delapan terputus digunakan pada flap
bukal dan lingual.
Ini mudah untuk dilakukan daripada ligasi langsung. Jahitan langsung
menghasilkan penutupan yang baik dari papila interdental dan sebaiknya
dilakukan saat bonegraft digunakan.
Sling ligation
Teknik lain untuk flap yang berdekatan pada daerah edentolous mesial
atau distal ke gigi terdiri dari ikatan jahitan langsung yang menutup flap
proksimal, mengangkat satu benang sepanjang gigi dan kemudian ikatan
dua benang
Periosteal Suture
Pasien diberi resep obat amoxicillin dan danalgin serta obat kumur
(bactidol). Amoxicillin merupakan antibiotik yang diperlukan untuk
mencegah terjadinya infeksi dan kontaminasi bakteri setelah operasi.
Amoxicillin diminum 3 kali sehari sampai habis. Sedangkan danalgin
merupakan analgetik untuk mengurangi rasa sakit pasien pasca operasi.
Obat ini diminum hanya pada saat pasien merasa sakit. Obat kumur
berguna untuk mengontrol plak sehingga akan menjaga daerah operasi
tetap bersih untuk membantu proses penyembuhan.
Kunjungan Periodik
Tahun pertama :
Kunjungan periodik tidak lebih 3 bulan
Tahun selanjutnya :
Dibedakan Klas A, B dan C
Tergantung keparahan periodontal
Dapat dilakukan GP atau Spesialis
4.1 Kesimpulan
1 Pembesaran gingiva pada kasus ini merupakan inflamasi kronis yang
disebabkan oleh akumulasi plak dan kalkulus serta kurangnya kontrol
perawatan selama penggunaan alat orthodontik cekat.
2 Pembesaran gingiva dapat dikoreksi dengan memperbaiki kondisi kebersihan
mulut, eliminasi faktor predisposisi lokal (deposit dan kalkulus), serta
gingivektomi untuk rekonturing gingiva. Dan untuk kasus resesi gingival,
dapat dilakukan bedah flap periodontal untuk mereposisikan gingival.
DAFTAR PUSTAKA
Fedi, P.F., Vernino, A.R., dan Gray, J.L., 2004, Silabus Periodonti, EGC, Jakarta
Harty, F.J., Ogston, R., 1995, Kamus Kedokteran Gigi (terj.), Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, h.139, 219
Manson, J.D. dan Eley, B.M., 1993, Buku Ajar Periodonti, ed 2, Hipocrates,
Jakarta.
Wolf, H.F., Rateitschak, K.H. dan Hassell, T.M., 2005, Color Atlas of Dental
Medicine: Periodontology, Thieme Stutgart, New York
Newman et al, 2012. Carranza’s : Clinical Periodontology 11th Edition. St. Louis
: Elsevier Saunders.