BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan bermutu atau berkualitas sering dikaitkan dengan biaya. Rosemary E. Cross
mengatakan bahwa secara umum pemikiran tentang kualitas sering dihubungkan dengan
kelayakan, kemewahan, kecantikan, nilai uang, kebebasan dari rasa sakitdan ketidaknyamanan,
usia harapan hidup yang panjang, rasa hormat, kebaikan. Pelayanan kesehatan adalah Setiap
upaya yang di selenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat.
Untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) perlu peningkatan standar dalam menjaga
mutu pelayanan kebidanan. Ujung tombak penurunan AKI tersebut adalah tenaga kesehatan ,
dalam hal ini adalah bidan. Untuk itu pelayanan kebidanan harus mengupayakan peningkatan
mutu dan memberi pelayanan sesuai standar yang mengacu pada semua persyaratan kualitas
pelayanan dan peralatan kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Fokus pembangunan kesehatan terhadap tingginya AKI masih terus menjadi perhatian yang
sangat besar dari pemerintah karena salah satu indikator pembangunan sebuah bangsa AKI dan
AKB. Maka dari itu seorang bidan harus bisa melakukan standart pelayanan kebidanan agar
dapat meningkatkan mutu pelayanan dan menurunkan AKI dan AKB.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami yang dimaksud indikator, standar, mutu pelayanan kebidanan.
2. Untuk mengetahui standar outcome yang diukur melalui kepuasan pelanggan, ketetapan
pelayanan kesehatan, efisiensi dan efektifitas pelayanan
3. Untuk mengetahui siklus PDCA
4. Untuk mengetahui metode yang digunakan pada Program Menjaga Mutu
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan indikator, standar, mutu pelayanan kebidanan
2. Apa yang dimaksud dengan standar outcome yang diukur melalui kepuasan pelanggan,
ketetapan pelayanan kesehatan, efisiensi dan efektifitas
3. Bagaimana siklus PDCA
4. Metode apa saja yang digunakan dalam program menjaga mutu
D. Manfaat
Untuk memberikan pengetahuan kepada siapa saja yang membacanya terutama pada
mahasiswa kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Indikator
Untuk mengukur tercapai tidaknya standar yang telah ditetapkan, maka digunakan indikator
(tolok ukur), yaitu yang menunjuk pada ukuran kepatuhan terhadap standar yang ditetapkan.
Makin sesuai sesuatu yang diukur dengan indikator, makin sesuai pula keadaannya dengan
standar yang telah ditetapkan. Sesuai dengan jenis standar dalam program menjaga mutu, maka
indikatorpun dibedakan menjadi :
Kriteria
Indikator dispesifikasikan dalam berbagai kriteria dari standar yang telah ditetapkan, baik
unsur masukan, lingkungan, proses ataupun keluaran. Berdasarkan uraian di atas mutu
pelayanan kesehatan suatu fasilitas pemberi jasa dapat diukur dengan memantau dan menilai
indikator, kriteria dan standar yang terbukti sahih dan relevan dengan : masukan, lingkungan,
proses dan keluaran.
B. Mutu
1. Mutu adalah lingkar kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang diamati
(Winston Dictionary, 1956).
2. Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program (Danabedian, 1980).
3. Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri suatu barang atau jasa yang didalamnya
terkandung pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para pengguna (Din ISO
8402, 1986).
4. Kualitas merupakan perwujudan atau gambaran hasil yang dipertemukan kebutuhan
dari pelanggan dan oleh karena itu memberikan kepuasan (J.M Juran: Juran's Quality
Control Handbook, 1988).
5. Mutu adalah sesuatu untuk menjamin pencapaian tujuan atau luaran yang diharapkan,
dan harus selalu mengikuti perkembangan pengetahuan profesional terkini (consist
with current professional knowledge). Untuk itu mutu harus diukur dengan derajat
pencapaian tujuan. Berpikir tentang mutu berarti berpikir mengenai tujuan. Mutu harus
memenuhi berbagai standar / spesifikasi.
C. Standar
Program menjaga mutu tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan standar, karena kegiatan
pokok program tersebut adalah menetapkan masalah, menetapkan penyebab
masalah,menetapkan masalah, menetapkan cara penyelesaian masalah, menilai hasil dan saran
perbaikan yang harus selalu mengacu kepada standar yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai
alat menuju terjaminnya mutu.
Pengertian standar itu sendiri sangat beragam, di antaranya:
1. Standar adalah sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu.
2. Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai,
berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan.
3. Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang
dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal, atau disebut pula sebagai kisaran variasi yang
masih dapat diterima (Clinical Practice Guideline, 1990).
D. Standar Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional terhadap
klien. Dapat berarti adanya perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun
negatif. Outcome jangka pendek adalah hasil dari segala suatu tindakan tertentu atau prosedur
tertentu. Outcome jangka panjang adalah status kesehatan dan kemampuan fungsional klien.
E. Siklus PDAC
PDCA merupakan rangkaian kegiatan mutu pelayanan yang terdiri dari perencanaan kerja,
pelaksanaan kerja, pengawasan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus dan
berkesinambungan. Siklus PDCA digunakan dalam pelayanan kesehatan untuk penyelesaian
masalah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Secara sederhana siklus PDCA
dapat digambarkan sebagai berikut :
Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu:
1. Perencanaan ( Plan )
Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan merupakan suatu upaya
menjabarkan cara penyelesaian masalah yang ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang
lengkap serta saling terkait dan terpadu sehingga dapat dipakai sebagai pedoman dalam
melaksanaan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dari perencanaan adalah
tersusunnya rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang akan diselenggarakan. Rencana
kerja penyelesaian masalah mutu yang baik mengandung setidak-tidaknya tujuh unsur rencana
yaitu:
a. Judul rencana kerja (topic)
b. Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu yang dihadapi (problem statement)
c. Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan target yang ingin dicapai (goal,
objective, and target)
d. Kegiatan yang akan dilakukan (activities)
e. Organisasi dan susunan personalia pelaksana (organization and personnels)
f. Biaya dan waktu yang diperlukan (budget and time)
g. Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone)
2. Pelaksanaan ( Do )
Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah disusun. Jika
pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan keterlibatan staf lain di luar anggota tim, perlu
terlebih dahulu diselenggarakan orientasi, sehingga staf pelaksana tersebut dapat memahami
dengan lengkap rencana yang akan dilaksanakan.
Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan pimpinan manajerial. Untuk
dapat mencapai kerjasama yang baik, diperlukan keterampilan pokok manajerial, yaitu :
a. Keterampilan komunikasi (communication) untuk menimbulkan pengertian staf terhadap cara
pentelesaian mutu yang akan dilaksanakan.
b. Keterampilan motivasi (motivation) untuk mendorong staf bersedia menyelesaikan cara
penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan.
c. Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk mengkordinasikan kegiatan cara
penyelesaian masalah mutu yang dilaksanakan.
d. Keterampilan pengarahan (directing) untuk mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan.
3. Pemeriksaan ( Check )
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang
dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan dari pemeriksaan untuk
mengetahui :
a. Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
b. Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagian mana yang belum berjalan dengan baik.
c. Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup tersedia.
d. Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan memerlukan perbaikan atau tidak.
Terdapat dua cara yang sering di pergunakan untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara
penyelesaian masalah, yakni :
a. Lembaran pemeriksaan (check list)
Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang digunakan untuk mencatat secara periodik
setiap penyimpangan yang terjadi. Langkah pembuatan lembar pemeriksan adalah:
Tetapkan jenis penyimpangan yang diamati
Tetapkan jangka waktu pengamatan
Lakukan perhitungan penyimpangan
b. Peta kontrol (control diagram)
Peta kontrol adalahsuatu peta / grafik yang mengambarkan besarnya penyimpangan yang
terjadi dalam kurun waktu tertentu. Peta kontrok dibuat bedasarkan lembar pemeriksaan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta kontrol adalah :
Tetapkan garis penyimpangan minimum dan maksimum
Tentukan prosentase penyimpangan
Buat grafik penyimpangan
Nilai grafik
4. Perbaikan ( Action )
Tahapan keempat yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan rencana kerja. Lakukanlah
penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu mempertimbangkan pemilihan dengan cara
penyelesaian masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki tersebut
dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta hasil yang dicapai. Untuk
kemudian tergantung dari kemajuan serta hasil tersebut, laksanakan tindakan yang sesuai. Cara
melakukan penilaian mutu pelayanan kebidanan adalah sebagai berikut :
a. Lihat daftar tilik
Daftar tilik adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh
pelayanan sesuai atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Berisi daftar kelengkapan
sarana, pra sarana, pengetahuan, kompetensi teknis, persepsi klien, dsb.
b. Lihat sasaran penilaian
Observasi
Observasi : mengamati pada saat pelayanan
Observasi : suatu penyelidikan yg dijalankan secara sistematis & sengaja diadakan dgn
menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian-kejadian yg langsung (Bimo
Walgito, 1987:54)
Observasi : suatu tehnik untuk mengamati secara langsung maupun tidak langsung gejala-
gejala yg sedang / berlangsung baik di dlm (di luar) sekolah (Djumhur, 1985:51)
Observasi sebagai alat pengumpul data : pengamatan yg memiliki sifat-sifat
(depdikbud:1975:50) :
a) dilakukan sesuai dgn tujuan yg telah dirumuskan lebih dulu.
b) direncanakan secara sistematis.
c) hasilnya dicatat & diolah sesuai dgn tujuannya.
d) dapat diperiksa validitas, reliabilitas & ketelitiannya
e) bersifat kwantitatif.
Wawancara
Wawancara : dengan diskusi, tanya jawab, cek pemahaman
Kartono (1980: 171), Interview (wawancara) : suatu percakapan yg diarahkan pd suatu
masalah; ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana 2 orang atau lebih berhadap-hadapan
secara fisik.
Dlm proses interview terdapat 2 pihak dgn kedudukan yg berbeda. pertama berfungsi sebagai
penanya, disebut pula sebagai interviewer, lainnya berfungsi sebagai pemberi informasi
(Information supplyer), interviewer atau informan.
Interviewer mengajukan pertanyaan – pertanyaan, meminta keterangan (penjelasan), sambil
menilai jawaban – jawabannya. Sekaligus ia mengadakan paraphrase (menyatakan kembali isi
jawaban interviewee dgn kata-kata lain), mengingat-ingat & mencatat jawaban – jawaban.
Disamping itu dia juga menggali keterangan – keterangan lebih lanjut & berusaha melakukan
“probing” (rangsangan, dorongan).
Dokumen
Dokumen : sebuah tulisan yg memuat informasi. Biasanya, dokumen ditulis di kertas &
informasinya ditulis memakai tinta baik memakai tangan atau memakai media elektronik,
melihat kelengkapan dokumen rekam medik, register, buku catatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mutu Pelayanan kesehatan adalah yang merujuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien dan tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan profesi yang telah
ditetapkan. Semakin bermutu pelayanan kesehatan, maka semakin tinggi pula kepuasan yang
dimiliki pasien. Kepuasan tersebut sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk.
B. Saran
Untuk menjadi bidan yang memenuhi standar setiap mahasiswa harus bisa menguasai
segala tindakan standar persyaratan minimal. Karena hal ini juga dapat mendukung
terselenggaranya pelayanan kebidanan yang bermutu. Dan diharapkan kepada pembaca untuk
dapat membaca atau mencari sumber – sumber untuk memperbaharui pengetahuan kita tentang
standar pelayanan kebidanan dasar.
DAFTAR PUSTAKA
http://dr-suparyanto.blogspot.com/search/label/Komunitas
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/02/pelayanan-kesehatan-health-service.html
http://drsuparyanto.blogspot.com/search/label/Kuliah%20Manajemen%20dan%20Organisasi
http://cafe-radiologi.blogspot.com/2010/09/pelayanan-kesehatan-dan-mutu-pelayanan.html
http://www.gudangmateri.com/2010/10/aturan-standar-mutu-pelayanan-kesehatan.html