Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penilaian (asesmen) biasanya mengacu pada pengumpulan informasi oleh

guru mengenai siswanya dan kelasnya. Inti penilaian adalah proses memberikan

nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria. Proses pemberian nilai

dilakukan dalam bentuk interperetasi dan pertimbangan.

Penilaian yang tepat bagi peserta didik tidak hanya menunjukkan perilaku

peserta didik yang lengkap, tetapi juga perilaku peserta didik yang hidup dan

nyata yang sesuai dengan harapan orang tua. Kegiatan asesmen atau penilaian

selama ini didominasi oleh tes tertulis. Alat evaluasi ini digunakan secara luas

dengan pertimbangan lebih praktis, baik penyusunan alat evaluasi, cara

penyelenggaraan maupun koreksinya.

Dari hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas VIIB SMP Negeri 5

Gantarang Kabupaten Bulukumba, terdapat beberapa masalah-masalah dalam

pembelajaran matematika di sekolah tersebut. Siswa hanya mampu “menghafal”

materi yang disajikan tanpa mengerti tujuan atau aplikasi dari materi tersebut.

Dengan demikian, maka akan berakibat buruk pada proses belajar siswa, yakni

mereka hanya belajar matematika dengan mendengarkan penjelasan guru,

menghafal rumus, lalu memperbanyak latihan soal dengan menggunakan rumus

yang sudah dihafalkan, tetapi tidak pernah ada usaha untuk memahami dan

1
mencari makna yang sebenarnya tentang tujuan pembelajaran matematika itu

sendiri. Sehingga siswa hanya dididik menjadi mesin-mesin pemecah soal yang

pintar, namun kosong dalam pemahaman. Masalah yang terkait dengan hal di atas

adalah siswa kurang mampu mengkonstruksi masalah matematika yang berkaitan

dengan materi yang dipelajari sehingga siswa kurang kreatif dalam memecahkan

masalah-masalah matematika.

Salah satu masalah yang dihadapi oleh siswa bahwa yang paling penting

dalam matematika adalah jawaban yang benar. Jawaban yang benar memang

penting dan harus diusahakan. Namun yang paling penting sebenarnya adalah

bagaimana memperoleh jawaban yang benar tersebut. Dengan kata lain, yang

lebih penting adalah proses, pemahaman, penalaran, dan metode yang digunakan

dalam menyelesaikan persoalan matematika tersebut sehingga menghasilkan

jawaban yang benar.

Dari hasil observasi juga didapatkan bahwa guru dan orang tua kurang

menjelaskan kepada anak didik kita untuk apa semua pengetahuan kita tentang

begitu banyak rumus matematika. Akibatnya, siswa mengikuti proses pengajaran

matematika tanpa harus memahami apa dan mengapa rumus matematika harus

dipelajari, sehingga bersekolah menjadi bermakna dangkal. Siswa harus

memahami bahwa matematika tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Selain dari pada itu rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VIIB

SMP Negeri 5 Gantarang Kabupaten Bulukumba dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain:

2
1. Kurangnya kerjasama antara guru dengan orang tua siswa dalam mengontrol

perkembangan anak didik.

2. Kurang terstrukturnya tugas yang diberi sehingga siswa terkesan cuek baik

mengikuti proses belajar mengajar yang sedang berlangsung maupun proses

belajar siswa di rumah.

3. Kurangnya penghargaan terhadap hasil kerja siswa yang menyebabkan

motivasi belajar menjadi berkurang.

Dari masalah-masalah tersebut di atas berimbas pada rendahnya hasil

belajar matematika yang dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa yang didapatkan

pada semester II kelas VIIB yang hanya mencapai 6,1 dari 22 siswa.

Salah satu alternatif teknik evaluasi hasil belajar yang dapat memecahkan

masalah tersebut dan memberi peluang penghargaan lebih luas atau partisipasi

serta kemampuan siswa selama proses belajar berlangsung ialah asesmen

portofolio (penilaian portofolio).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian

tindakan dengan judul “ implementasi asesmen portofolio untuk meningkatkan

hasil belajar matematika pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 5 Gantarang

Kabupaten Bulukumba.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka

rumusan masalah penelitian ini adalah ”apakah dengan mengimplementasikan

asesmen portofolio pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil

belajar matematika siswa kelas VIIIB SMP Negeri 5 Gantarang Kabupaten

Bulukumba?”.

C. Cara Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah tersebut diatas maka dilakukan penelitian

tindakan kelas dengan penerapan model evaluasi asesmen portofolio selama 2

siklus pada semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010.

D. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII B SMP

Negeri 5 Gantarang Kabupaten Bulukumba melalui penerapan asessmen

portofolio.

E. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan ini adalah:

a. Bagi siswa, memberi masukan bagi siswa tentang bagaimana merefleksikan

dan menilai diri sendiri tentang kualitas dan kuantitas pekerjaan dan

kemajuannya untuk mencapai hasil belajar.

4
b. Bagi guru, dapat memberikan masukan bagi guru agar dalam melaksanakan

proses penilaian hasil belajar tidak sekedar mengacu pada hasil pembelajaran,

tetapi juga berdasarkan pada performens siswa selama dalam proses belajar

dan penilaian yang terus menerus tentang kemajuan siswa.

c. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perbaikan

pembelajaran matematika.

d. Bagi orang tua, dapat menjadi informasi bagi orang tua siswa akan perlunya

keterlibatan aktif mereka dalam mengkomunikasikan harapan-harapan tentang

proses pembelajaran siswa.

e. Bagi peneliti, dapat dijadikan bahan perbandingan dan pertimbangan

khususnya yang berminat mengembangkan hasil penelitian ini.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Belajar

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya

tentang “belajar”. Seringkali pula perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama

lain. Dalam uraian ini kita dapat berkenalan dengan beberapa perumusan saja,

guna melengkapi dan memperluas pandangan kita tentang belajar. Menurut

Slameto (Jaelani, 2007:5)

“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk


memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya“.

Menurut Hilgard dan Bower (Pupuh fathurrohman, 2007:5)

“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap


sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak
dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan,
kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang”.

Menurut H. Sahabuddin (2003:86)

“belajar adalah suatu proses kegiatan yang menimbulkan kelakuan baru


atau merubah kelakuan lama sehingga seseorang lebih mampu
memecahkan masalah dan menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi yang
dihadapi dalam hidupnya”.

Menurut Oemar Hamalik (2008:28), Belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Sedangkan

6
menurut Nana Sudjana (1996:5), belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan

adanya perubahan pada diri seseorang.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses

atau tahapan terjadinya perubahan tingkah laku yang relatif terjadi pada diri

seseorang akibat interaksi dengan lingkungannya. Perubahan itu berupa

pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, pemahaman dan aspek-aspek lain

yang ada pada diri individu yang belajar.

2. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar merupakan kemampuan maksimum yang dicapai sebagai

akibat perlakuan dalam kegiatannya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka

batasan tentang hasil belajar yang dikemukakan oleh bahri adalah sebagai berikut:

“hasil belajar adalah taraf kemampuan actual yang bersipat terukur berupa

penguasaan ilmu pengetahuan , keterampilan, sikap interpretasi yang dicapai oleh

siswa dan apa yang dihadapi siswa disekolah”. (Maghfirah 2007:9)

Hasil belajar tidak dapat dilakukan selama seseorang tidak melakukan

kegiatan. Pada kenyataannya untuk mendapatkan hasil belajar tidak semudah apa

yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang

harus dihadapi untuk mencapainya. Oleh karena belajar itu sendiri, sangatlah

kompleks dengan berbagai macam kegiatan seperti mendengar, mengingat,

membaca, mendemonstrasi, berbuat sesuatu serta menggunakan pengalaman,

maka dapatlah dikatakan bahwa proses yang menghasilkan perubahan pada diri

7
individu yang belajar dan dimanifestasikan dengan tingkah laku adalah hasil

belajar.

Robert M. Gagne mengelompokkan kondisi-kondisi belajar (sistem

lingkungan belajar) sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai. Gagne

mengemukakan lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar

sehingga, pada gilirannya membutuhkan sekian macam kondisi belajar untuk

pencapaiannya. Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebur adalah:

a. Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari sistem

lingkungan skolastik)

b. Strategi kognitif, mengatur “cara belajar“ dan berpikir seseorang dalam arti

seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.

c. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.

d. Keterampilan motorik yang diperoleh disekolah, antara lain keterampilan

menulis, menggunakan alat peraga, dan sebagainya.

e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang

dimiliki seseorang, sebagai mana dapat disimpulkan dari kecenderungannya

bertingkah laku terhadap orang, barang, atau kejadian. (J.J. Hasibuan dan

Moedjiono 2008:5)

Dengan menelusuri uraian tersebut di atas, maka dapat dipahami makna

kata “hasil” dan kata “belajar”. Dengan demikian, dapat diambil pengertian yang

cukup sederhana mengenai hal ini, yaitu hasil belajar adalah hasil yang diperoleh

8
berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai

hasil aktifitas belajar.

3. Pengertian Asesmen

Asesmen adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur

prestasi belajar siswa sebagai hasil dari suatu program instruksional. Rumusan ini

menunjukkan, bahwa hasil asessmen terhadap siswa dapat digunakan sebagai

bukti yang patut dipertimbangkan dalam rangka evaluasi pengajaran. Jadi,

asesmen bukan hanya menilai siswa melainkan sangat fungsional untuk menilai

sistem pengajaran itu sendiri. (Oemar Hamalik 2008:146)

Menurut Wina Sanjaya (2008:172)

“Penilaian (asesmen) adalah suatu proses atau serangkaian kegiatan yakni


kegiatan memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses
dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan”.

Sumarna Surapranata (2006:3) mengemukakan:

“Penilaian (asesmen) adalah kegiatan menghimpun Fakta-fakta dan


dokumen belajar peserta didik yang dapat dipercaya untuk melakukan
perbaikan program, apabila kegiatan penilaian tersebut terjadi sebagai
bagian dari program pembelajaran dikelas”.

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:3), penilaian adalah pengambilan

suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Sedangkan zainul

(Magfirah 2007:10) mengemukakan pengertian penilaian sebagai proses

pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi tes maupun non tes.

9
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa asesmen adalah

proses pengumpulan informasi yang dilakukan secara sistematis untuk

mengungkapkan kemajuan siswa secara individu untuk menentukan pencapaian

hasil belajar dalam rangka pencapaian kurikulum.

4. Asessmen Portofolio

a. Pengertian Asesmen Portofolio

Penilaian portofolio merupakan jenis penilaian yang relatif baru dalam

pendidikan. Istilah ini diambil dari portofolio seniman, yakni kumpulan karya

seniman yang dirancang untuk dapat memperlihatkan gaya-gaya kemampuannya.

Pada pemakaian dikelas, tujuan dasarnya sama yakni untuk mengumpulkan

serangkaian penampilan atau karya siswa dari waktu kewaktu. Portofolio lebih

dari sekedar folder penyimpanan hasil karya siswa. Portofolio berisi sampel

terpilih dari karya siswa untuk memperlihatkan perkembangan dan pertumbuhan

siswa dalam mencapai tujuan kurikulum tertentu. (Tanwey Gerson Ratumanan

2003:80)

Portofolio adalah kumpulan tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa penilaian portofolio adalah penilaian

terhadap seluruh tugas yang dikerjakan peserta didik dalam mata pelajaran

tertentu. Penilaian portofolio dapat dilakukan bersama-sama oleh peserta didik

melalui suatu diskusi untuk membahas hasil kerja peserta didik, kemudian

menentukan hasil penilaian atau skor. (Mulyasa 2008:216)

10
Dalam penggunaannya pada pembelajaran matematika, portofolio

merupakan koleksi pekerjaan-pekerjaan matematika siswa yang menampilkan

pekerjaan siswa yang terbaik sebagai hasil belajar matematikanya. Isi portofolio

akan mendasari pengembangan program pengajaran bagi guru.

b. Prinsip-prinsip Penilaian Portofolio

Dalam proses palaksanaan evaluasi dengan sistem penilaian portofolio

terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut: (1)

saling percaya; (2) keterbukaan; (3) kerahasiaan; (4) milik bersama; (5) kepuasan

dan kesesuaian; (6) budaya pembelajaran; (7) refleksi; (8) berorientasi dalam pada

proses dan hasil.

c. Karakteristik penilaian portofolio

Terdapat karakteristik esensial dalam pengembangan berbagai bentuk

penilaian portofolio, yaitu: (1) Multi sumber; (2) Authentic; (3) Dinamis; (4)

Eksplisit; (5) Integrasi; (6) Kepemilikan; (7) Beragam tujuan.

d. Isi Portofolio

Isi dan bahan portofolio merupakan tahapan berikutnya setelah

menentukan tujuan. Isi dalam portofolio harus dapat menggambarkan

perkembangan kemampuan siswa yang sesuai dengan standar kompetensi seperti

yang dirumuskan dalam kurikulum. Siswa didorong untuk menghasilkan karya,

11
bukan hanya berperan sebagai penerima informasi dari guru. Beberapa hal yang

harus diperhatikan dalam menentukan isi portofolio diantaranya: (1) Portofolio

berisiskan seluruh evidence siswa sesuai dengan pengalaman belajar yang telah

dilakukannya, atau hanya berisi sebagian saja yang dianggap penting; (2) Isi

portofolio relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai sesuai dengan

kurikulum; (3) Portofolio berisi evidence siswa yang dikerjakan sendiri atau hasil

kerja kelompok.

e. Kriteria dan Format Penilaian

Kriteria penilaian disusun sebagai standar patokan untuk guru dalam

menentukan keberhasilan proses dan hasil pembelajaran pada setiap aspek yang

akan dinilai. Adapun aspek-aspek yang dinilai tersebut sangat tergantung pada

jenis kompetensi yang diharapkan. Selanjutnya, kriteria itu disusun dalam sebuah

format penilaian yang jelas.

Kriteria penilaian ditentukan dalam dua aspek pokok, yaitu kriteria untuk

proses belajar dan criteria untuk hasil belajar. Proses belajar misalnya, ditentukan

kriteria penilaian dari aspek kesungguhan menyelesaikan tugas, motivasi belajar,

ketepatan waktu penyelesaian dan lain sebagainya; sedangkan kriteria dilihat dari

hasil belajar disesuaikan dengan isi yang menggambarkan kompetensi. Dibawah

ini diberikan contoh format penilaian beserta kriterianya.

12
Tabel 1

Penilaian Portofolio Proses Belajar Siswa

Kompetensi dasar : Nama :


Motivasi belajar Tanggal :
MP :
Indikator Kriteria
1 2 3 4 5
1. Keantusiasan dalam belajar
2. Partisipasi dalam kegiatan diskusi
3. Keseriusan dalam menyelesaikan tugas
Komentar orang tua : Komentar guru :

Apabila kompetensi yang diharapkan berupa produk atau hasil karya

siswa, maka kriteria dan format penilaian ditetapkan sesuai dengan aspek-aspek

yang terkandung dalam kompetensi itu sendiri. Dibawah ini diberikan contoh

format penilaian beserta kriterianya

Tabel 2

Penilaian Portofolio Hasil Belajar Siswa

Kompetensi dasar : Nama :


Tanggal :
MP :
Indikator Kriteria
1 2 3 4 5
1.
2.
3.
Komentar orang tua : Komentar guru :

13
f. Sistematika isi portofolio

Adapun sistematika isi portofolio sebagaimana disarankan oleh Johnson

(Maghfirah 2007:15) bahwa portofolio seharusnya memuat hal-hal sebagai

berikut :

1. Halaman judul yang menggambarkan siswa atau kerja siswa atau kelompok

siswa.

2. Daftar isi yang memuat judul setiap pekerjaan siswa dan nomor halamannya.

3. Rasional yang menjelaskan tentang contoh-contoh pekerjaan apa yang dianut,

alasan penyajian, dan lain-lain.

4. Contoh-contoh pekerjaan siswa.

5. Penilaian dari yang ditulis oleh siswa.

6. Tujuan mendatang berdasarkan prestasi, minat, dan kemajuan siswa atau

kelompok siswa saat ini.

7. Komentar lain penilaian dari guru dan kelompok orang tertarik/orang tua

g. Pengamatan dan Penelitian Bahan Portofolio

Tidak semua bahan (evidence) dimasukkan sebagai bahan portofolio.

Portofolio biasanya hanya memuat evidence yang dianggap dapat mewakili dan

menggambarkan suatu perkembangan dan perubahan yang terjadi. Oleh karena

itu, sebelum ditentukan evidence mana yang dianggap dapat dimasukkan kedalam

portofolio, terlebih dahulu perlu dilakukan pengamatan.

14
Pengamatan dan penentuan evidence sebaiknya dilakukan oleh guru dan

siswa secara bersama-sama. Siswa perlu dimintai pertimbangan-pertimbangan

serta alasan-alasan evidence mana yang harus dimasukkan. Hal ini penting untuk

menjamin objektivitas penilaian portofolio.

Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memilih

dan menentukan bahan portofolio.

1. Evidence yang ditetapkan sebagai bahan portofolio adalah evidence yang

dapat mewakili gambaran kemampuan siswa yang sesungguhnya. Artinya

melalui evidence yang ditentukan, baik guru maupun orang tua dan pihak-

pihak lainnya bisa menilai kemampuan akhir siswa.

2. Evidence dipilih karena dapat menggambarkan perkembangan perubahan dan

kemampuan siswa dari awal sampai akhir siswa. Pertimbangan ini dapat

dilakukan terutama untuk menilai perkembangan kemampuan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, tidak semua evidence

dimasukkan pada portofolio.

3. evidence dipilih karena keterkesanan siswa akan karya yang dihasilkan. Oleh

karena itu, siswa dapat dimintai komentar serta alasan-alasan mengapa ia

menentukan evidence itu yang dimasukkan.

4. Evidence dipilih karena pertimbangan kesesuaiannya dengan kompetensi yang

harus dicapai sesuai dengan kurikulum.

5. Evidence dipilih karena dilihat dari segi kepraktisan dan segi artistic

portofolio.

15
h. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Portofolio.

Kelebihan menggunakan portofolio antara lain;

1. Siswa dapat menggambarkan pembelajaran mereka sendiri dalam

menggunakan cara-cara untuk memperbaiki.

2. Siswa dapat terlibat bekerja pada tingkat kompleksitas yang berbeda

mendukung bekerja komplit di dalam maupun di luar kelas.

3. Memberi hasil banyak informasi tentang apa dan bagaimana siswa belajar

dibandingkan siswa yang lain.

4. memberi hasil bagi guru, orang tua, dan penilaian ekspresif. Untuk

mengkomunikasikan harapan-harapannya tentang pembelajaran siswa.

5. Memberikan gambaran yang akurat dalam membuat keputusan kritis tentang

efektifitas dari program matematika yang diakui siswa.

6. Dapat digunakan untuk mendokumentasikan prestasi siswa.

7. Dapat meningkatkan kemampuan mengevaluasi diri siswa.

8. Berguna bagi guru dalam mengidentifikasikan letak kelemahan dan kelebihan

siswa untuk memberi nilai dialogis yang berarti bagi guru.

9. Umpan balik yang diberikan siswa akan membangun pemahaman siswa.

10. Guru dapat mendeteksi variable afektif siswa antara kejujuran, ketekunan,

sikap positif terhadap matematika dan lain-lain.

Sedangkan kekurangan pengajaran dengan menggunakan portofolio, (1)

Membutuhkan waktu yang relative lama; (2) Memerlukan ketekunan, kesabaran,

dan keterampilan guru; (3) Memerlukan banyak biaya; (4) Memerlukan adanya

16
jaringan yang erat antara siswa, guru, sekolah dan keluarga; (5) kebijaksanaan

pihak sekolah yang telah menetapkan model asessmen lain dalam proses evaluasi

pembelajaran; (6) Banyaknya siswa dalam kelas yang relative besar.

B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teoritik di atas, maka hipotesis penelitian tindakan

ini adalah “Jika diimplementasikan asessmen portofolio, maka hasil belajar

matematika pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 5 Gantarang Kabupaten

Bulukumba dapat ditingkatkan.

17
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

research) dan cara pelaksanaan meliputi empat tahap, yaitu perencanaan,

tindakan, observasi dan refleksi.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB SMP Negeri 5 Gantarang

Kabupaten Bulukumba tahun ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa sebanyak 27

orang.

C. Faktor-faktor yang Diselidiki

Adapun faktor-faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor kognitif siswa adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan

kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir seperti kemampuan

mengingat dan kemampuan memecahkan masalah, meliputi : tugas PR, tugas

rangkuman, tes chek up, kuis, tes unit siklus I dan tes unit sisklus II.

2. Faktor afektif siswa adalah berkenaan dengan sikap,nilai-nilai dan apresiasi

meliputi : kedisiplinan, kerajinan, tertib, sopan, dan menghargai.

18
3. Faktor psikomotorik siswa adalah tujuan yang berhubungan dengan

kemampuan keterampilan siswa, meliputi : menjawab pertanyaan,

mengemukakan pernyataan, bekerjasama, mengajukan pertanyaan, bertahan

pada pendapat sendiri.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur kerja penelitian tindakan ini adalah kelas dirancang atas dua

siklus, yaitu :

1. Siklus pertama berlangsung selama 5 kali pertemuan, 4 kali

pertemuan sebagai proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan sebagai tes unit

siklus I.

2. Siklus kedua berlangsung selama 5 kali pertemuan, 4 kali

sebagai proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan sebagai tes unit siklus II.

Sesuai dengan hakikat penelitian tindakan, maka pada penelitian ini siklus

kedua merupakan pelaksanaan perbaikan dari siklus pertama, Selanjutnya

prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

Gambaran Siklus I

a. Tahap perencanaan

Kegiatan-kegiatan pada tahap perencanaan ini adalah :

1. Menelaah kurikulum SMP kelas VIII mata pelajaran matematika.

19
2. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai rencana teknis

penelitian.

3. Membuat perangkat pengajaran meliputi skenario pembelajaran, rubrik

asessmen, kisi-kisi instrumen unit tes, alternatif jawaban tes chek up,

partisipasi, repleksi dan remedial tes.

4. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar dikelas

pada tahap pelaksanaan tindakan.

5. Membuat alat evaluasi untuk melihat apakah penerapan telah dimengerti

dengan baik oleh siswa.

b. Tahap tindakan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut :

1. Guru memberi tes pengecek (check ups) awal

2. Guru menjelaskan konsep-konsep dasar materi yang diajarkan dengan metode

ceramah, Tanya jawab dan diskusi.

3. Mengembangkan bahan pengajaran termasuk contoh soal yang sesuai dengan

konsep yang kurang dipahami siswa.

4. Mengusahakan agar tercipta interaksi antara sesama siswa menyangkut

pelajaran.

5. Guru memberi tes rangkuman setiap dua kali pertemuan tatap muka.

6. Pada setiap akhir pembelajaran sub pokok bahasan guru memberi tes

pengecek (check ups) akhir.

7. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberi tugas PR.

20
8. Pemberian skor sebagai bentuk hasil pengukuran semua tes yang diberikan

dilakukan berdasarkan rubrik penyekoran yang akan dikembangkan.

c. Observasi

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Selama proses pembelajaran berlangsung akan dilakukan pengamatan

menyangkut sikap siswa dalam mengikuti pelajaran, interaksi siwa dengan

guru, interaksi siswa dengan siswa.

2. Hasil tindakan dievaluasi dengan pemberian tes unit siklus I pada akhir pokok

bahasan.

d. Tahap refleksi

Dari hasil observasi dan hasil evaluasi direfleksi untuk melihat sejauh

mana peningkatan unsur kognirif, afektif dan psikomotorik dalam rangka

peningkatan hasil belajar pada tiap pokok bahasan. Hal-hal yang dianggap belum

berhasil atau memiliki kekurangan dalam hal peningkatan dari unsur kognitif,

afektif dan unjuk kerja akan diberi remedial, kemudian ditindak lanjuti pada

siklus II. Hal-hal yang dianggap baik dipertahankan.

Gambaran Siklus II

Kegiatan yang dilakukan pada siklus dua ini sama dengan kegiatan yang

dilakukan pada siklus I dan mengadakan perbaikan sesuai dengan hasil refleksi

siklus I. Secara rinci hal-hal yang dilakukan pada siklus II adalah :

a. Tahap perencanaan

21
Sebelum melalui siklus II peneliti terlebih dahulu mengkaji hal-hal yang

masih kurang pada siklus I kemudian menelaah kurikulum untuk mengatur

sedemikian rupa sehingga materi selanjutnya dapat diajarkan selama 4 kali

pertemuan. Bagi siswa yang dianggap masih memiliki kekurangan dalam hal

peningkatan unsur kognitif, afektif dan psikomotorik akan lebih diperhatikan.

b. Tahap tindakan

1. Guru memberi motivasi yang besar pada diri siswa sehingga siswa

memiliki hasrat untuk lebih giat belajar.

2. Guru lebih memberi perhatian kepada siswa yang dianggap masih

memiliki kekurangan.

3. Guru mampu mengkombinasikan setiap metode pembelajaran yang

dianggap cocok dengan materi yang diajarkan.

4. Guru memberi penghargaan akan usaha yang dilakukan oleh siswa selama

proses pembelajaran berlangsung, semisal pemberian aplus, hadiah dan

sebagainya.

c. Observasi

Secara umum tahap observasi ini sama dengan kegiatan yang dilakukan

pada siklus I

d. Tahap refleksi

Data yang telah diperoleh pada tahap observasi selanjutnya dianalisis

kemudian dilakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.

22
E. Teknik Pengumpulan Data

a. Sumber data

Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB SMP Negeri 5 Gantarang

Kabupaten Bulukumba.

b. Jenis data

Jenis data yang diperoleh dari sumber data adalah data kuantitatif dan data

kualitatif, yaitu :

1. Data hasil observasi selama pembelajaran berlangsung

2. Skor hasil belajar

c. Cara pengambilan data

1. Lembar observasi untuk data tentang siswa selama kegiatan proses belajar

mengajar.

2. Evaluasi untuk data tentang pencapaian kompetensi dasar.

F. Teknik Asesmen

Asesmen pada tiap-tiap tugas portofolio ini mengacu pada rubrik asesmen

Lappa ( Jaelani 2007:27) adapun rubrik penilaian yang dipergunakan adalah

sebagai berikut:

23
Tabel 3. Rubrik Penilaian

Skala Penilaian
No Jenis Tes
Skor Kategori
1. Rubrik Pekerjaan Rumah 0 Tugas PR tidak dikerjakan
1 Tugas PR dikerja, jawaban salah semua
Lebih banyak tugas PR dikerjakan,
2
umumnya jawaban salah atau tidak lengkap
Hampir semua tugas PR, beberapa jawaban
3
salah atau tidak lengkap
Tugas PR dikerjakan semua, hampir semua
4
jawaban benar
Tugas PR dikerjakan semua, jawaban
5
sempurna
2. Rubrik Rangkuman 1 Jawaban benar < 60%
2 60%  jawaban benar < 70%
3 70%  jawaban benar < 80%
4 80%  jawaban benar < 90%
5 Jawaban benar  90%
3. Rubrik Check-Ups 1 Skor unit tes < 40
2 40  jawaban benar < 60
3 60  skor rata-rata < 80
4 80  skor rata-rata < 100
5 Skor rata-rata = 100
4. Rubrik Unit Tes 1 Skor unit tes < 55
2 55  skor rata-rata < 70
3 70  skor rata-rata < 85
4 85  skor rata-rata < 100
5 Unit tes dikerja dan jawaban benar semua
5. Rubrik refleksi* 1 Bila tugas tidak dikerjakan
2 Hanya satu point terpenuhi
3 Hanya dua point terpenuhi
4 Hanya tiga point terpenuhi
5 Bila semua point terpenuhi
6. Rubrik asesmen akhir 5 Skor rata-rata berbobot < 1,5
6 1,5  Skor rata-rata < 2,5
7 2,5  Skor rata-rata < 3,5
8 3,5  Skor rata-rata < 4,5
9 4,5  Skor rata-rata < 5
10 Skor rata-rata berbobot = 5
Catatan:
Rubrik Point 5
 Pekerjaan rapi

24
 Mudah dibaca
 Menarik untuk dibaca,
 Disertai contoh solusinya

G. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif dengan

menggunakan statistik deskriptif, yaitu mendeskripsikan data tersebut pada tiap-

tiap hasil pencapaian kompetensi dasar yang dikelompokkan pada tiga aspek,

yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Dalam penelitian ini, penerapan berdasarkan pada ketentuan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sebagai berikut :

a. Skor hasil belajar < 60 dikategorikan kurang

b. Skor hasil belajar 60 – 69 dikategorikan cukup

c. Skor hasil belajar 70 – 79 dikategorikan baik

d. Skor hasil belajar 80 – 100 dikategorikan baik sekali

(Zainurie Files. Wordpress. Com 2007)

Meninjau dari penggunaan skor analisis data kriteria ketuntasan hasil

belajar siswa, sebagai berikut :

1. Skor hasil belajar siswa 0 – 64 dikategorikan tidak tuntas

2. Skor hasil belajar siswa 65 – 100 dikategorikan tuntas

H. Indikator Keberhasilan

25
Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas (classroom

action research) bila nilai rata-rata pada tiap aspeknya dari siklus I meningkat

pada siklus II serta memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah

ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi


Aksara.

Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, M. Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar.


Bandung : PT Refika Aditama.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Hasibuan, J.J dan Moedjiono. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.

Jaelani, Abd Kadir. 2007. Implementasi Asesmen Portofolio untuk Meningkatkan


Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IX. 6 SMP Negeri 1 Pallangga
Kabupaten Gowa. Makassar : Skripsi.

Maghfirah. 2007. Implementasi Asesmen Portofolio untuk Meningkatkan


Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 12
Makassar. Makassar : Skripsi.

Mulyasa, Enco. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sahabuddin, H. 2003. Mengajar dan Belajar. Makassar : Badan Penerbit Universitas


Negeri Makassar.

Sanjaya, wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana

Sudjana,Nana. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Surapranata, Sumarna dan Hatta, Muhammad. 2006. Penilaian Portofolio. Bandung :


PT Remaja Rosdakarya.

26
Ratumanan, Tanwey Gerson. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya : Unesa
University Press.

IMPLEMENTASI ASESMEN PORTOFOLIO


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 5 GANTARANG
KABUPATEN BULUKUMBA

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Seminar Proposal


pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

SAPIR
10536 1147 05

27
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2009

28

Anda mungkin juga menyukai