Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

PERDAGANGAN INTERNASIONAL
EKSPOR HASIL TAMBANG

OLEH
RIZQIKA AZHMATUL ULAA (C1G017181)
RIZTA RININDA (C1G017182)
ROHANI (C1G017183)
ROHIMIN (C1G017184)
ROSDIANINGSIH (C1G017185)

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
EKSPOR HASIL TAMBANG

Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari pabean. Menurut rekomendasi yang
tercantum dalam manualI nternational Merchandise Trade Statistics (IMTS) 2010,statistik
perdagangan internasional mencatat semua barang yang menambah atau mengurangi stok
sumberdaya suatu negara dengan cara masuk (impor) atau keluar (ekspor) ke/dari wilayah
teritorial ekonominya. Bisa juga dikatakan bahwa ekspor adalah seluruh barang yang dibawa
keluar dari wilayah suatu negara, baik bersifat komersial maupun bukan komersial (barang
hibah, sumbangan, hadiah), serta barang yang akan diolah di luar negeri dan hasilnya
dimasukkan kembali ke negara tersebut secara legal.
Seiring dengan perkembangan globalisasi,kegiatan ekspor menjadi semakin penting
karena merupakan salah satu penggerak perekonomian bagi suatu negara.Era globalisasi dan
perdagangan bebas telah mendorong persaingan antarnegara menjadi semakin ketat. Setiap
negara, termasuk Indonesia, berusaha terus meningkatkan kuantitas dan juga kualitas
ekspornya. Setiap negara terus meningkatkan daya saing produknya agar lebih efisien dan
laku di pasar internasional.
Dilihat dari perkembangan ekspor Indonesia, produk ekspor Indonesia didominasi
oleh ekspor nonmigas. Selama periode 2010 sampai 2017 rata-rata peranan ekspor nonmigas
Indonesia mencapai 84,93 persen, sedangkan rata-rata peranan ekspor migas hanya mencapai
15,07 persen. Ekspor migas dari tahun ke tahun memang menunjukkan kecenderungan
menurun.Hal ini memberikan isyarat kepada pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah
kebijakan meningkatkan ekspor nonmigas.
Informasi mengenai perkembangan ekspor Indonesia menurut komoditas sangat
diperlukan oleh pemerintah dalam menentukan kebijakan bidang perdagangan, baik nasional
maupun internasional. Pengetahuan tersebut juga penting bagi dunia usaha dalam
menentukan strategi usahanya.

1. Ekspor Nonmigas

Secara garis besar ekspor non migas bisa dikelompokkan menjadi tiga sektor yaitu
ekspor hasil pertanian, ekspor hasil industri pengolahan, serta ekspor hasil pertambangan dan
lainnya. Dengan semakin menurunnya peranan ekspor migas, peranan ekspor non migas
dalam sector pertambangan di Indonesia menjadi semakin besar. Jika pada tahun 2010
peranan ekspor non migas masih sebesar 26,712,581 US$ maka pada tahun 2018
29,312,000,4 US$. Selama periode tahun 2010 sampai 2018 pertumbuhan ekspor non migas
rata-rata sebesar 26,439,538 US $. Dari tahun 2010-2011 mengalami peningkatan sebesar
7,939,446 US$. Dari tahun 2011-2012 mengalam penurunan sebesar 3,322,083 US$. Pada
tahun 2012-2013 mengalami penurunan sebesar 175,653.699 US$. Pada tahun 2013-2014
mengalami penurunan sebesar 8,304,290 US$. Pada tahun 2014-2015 mengalami penurunan
sebesar 3,389,000 US$. Pada tahun 2015-2016 mengalami penurunan sebesar 1,289,999.7
US$. Pada tahun 2016-2017 mengalami kenaikan sebesar 6,142,000 US$. Pada tahun 2017-
2018 mengalami kenaikan sebesar 4,998,999.8 US$. Dari data yang di dapatkan nilai ekspor
terbesar pada tahun 2011 dengan jumlah 34,652,027 US$ dan nilai ekspor terendah pada
tahun 2016 sebesar 18,171,000,.5 US$.

40000000

35000000

30000000

25000000
Jumlah

20000000 Tahun
US$ Nilai FOB (ribu)
15000000
2010
10000000

5000000

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun
Ekspor Besi/Baja Menurut Negara Tujuan Utama, 2012-2017

Negara Tujuan 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Berat Bersih (ton)


Tiongkok 338.1 255.1 209.9 405.6 941.1 1,600.2
Korea Selatan 50.2 39.5 214.4 415.3 374.1 288.1
India 18.0 32.3 174.3 332.5 334.9 379.3
Singapura 179.6 124.7 153.8 150.0 144.8 128.2
Thailand 22.4 47.6 195.2 217.9 299.4 233.0
Australia 148.1 99.8 326.3 625.0 75.7 66.2
Malaysia 133.3 91.2 203.7 38.1 153.2 228.4
Uni Emirat Arab 15.3 10.5 53.1 55.1 85.9 296.1
Taiwan 14.1 46.4 166.8 119.4 94.9 93.0
Amerika Serikat 35.7 11.5 18.8 19.5 24.2 73.0
Lainnya 480.2 350.4 287.5 392.3 396.9 982.5
Jumlah 1,435.0 1,109.0 2,003.8 2,770.7 2,925.1 4,368.0

Salah satu komoditas yang wajib diselamatkan Indonesia adalah pasir besi. Pada 2012
berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM, memiliki pasir besi terukur sebanyak
46 juta ton dalam bentuk bijih dan 9 juta ton dalam bentuk logam. Diperkirakan Indonesia
mempunyai potensi pasir besi sebanyak 182 juta ton berupa bijih dan 63 juta ton berupa
logam.

Pada tahun 2012 sampai 2017, negara tujuan utamanya adalah Tiongkok, Korea
Selatan, India, Singapura, Thailand, Australia, Malaysia, Uni Emirat Arab, Taiwan, Amerika
Serikat dan lainnya dengan nilai berat ekspor pada tahun 2012 sebesar 1,435.0, tahun 2013
sebesar 1,109.0 tahun 2014 sebesar 2,003.8 tahun 2015 sebesar 2,770.7 tahun 2016 2,925.1
dan pada tahun 2017 sebesar 4,368.0. jumlah berat bersih terbesar yaitu pada tahun 2017
sebesar 4,368.0 dan berat bersih terendah pada tahun 2013 sebesar 1,109.0.
Ekspor Barang Perhiasan dan Barang Berharga Menurut Negara Tujuan Utama, 2012-2017
2012 2013 2014 2015 2016 2017

Swiss 1.9 3.2 3.3 26.3 54.1 29.0


124. 129. 136. 102.
Singapura 110.3 120.4
2 8 4 7
Hong Kong 8.6 10.6 47.1 76.8 83.8 59.5
Uni Emirat Arab 2.5 0.8 12.1 8.9 8.1 9.8
Afrika Selatan 4.0 9.0 30.6 11.6 12.6 4.0
Taiwan 1.4 0.5 10.1 24.5 3.9 1.1
153. 187. 226. 157.
Amerika Serikat 142.7 209.6
0 8 0 7
India 18.7 0.9 1.6 16.9 8.6 3.3
Australia 18.3 29.2 42.5 30.5 33.2 30.6
Italia 18.9 26.7 30.6 32.3 36.6 35.6
440. 438. 378. 488.
Lainnya 4,266.7 644.4
9 5 8 1
799. 934. 969. 921.
Jumlah 4,594.0 1,215.3
0 0 0 4

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), perhiasan/permata dengan
HS code 71 termasuk golongan barang utama yang mengalami kenaikan ekspor pada periode
Januari—Juni 2019, selain besi dan baja, kendaraan dan bagiannya, serta pakaian jadi bukan
rajutan. Sementara itu, enam golongan barang utama lainnya mengalami penurunan pada
periode yang sama. Ekspor perhiasan dan permata tercatat naik sebesar 6,4% secara tahunan
dari US$3,0 miliar menjadi US$3,2 miliar. Sepanjang tahun lalu, ekspor komoditas ini turun
tipis 0,06% menjadi US$5,6 miliar.

Pada tahun 2012 sampai 2017, negara tujuan utamanya adalah Swiss, Singapura,
Hongkong, Uni Emirat Arab, Afrika Selatan, Taiwan, Amerika Serikat, India, Australia, Italia
dan lainnya dengan nilai berat ekspor pada tahun 2012 sebesar 4,594.0, tahun 2013 sebesar
799.0 tahun 2014 sebesar 934.0 tahun 2015 sebesar 969.0 tahun 2016 1,215.3 dan pada tahun
2017 sebesar 921.4. jumlah berat bersih terbesar yaitu pada tahun 2012 sebesar 4,594.0 dan
berat bersih terendah pada tahun 2013 sebesar 799.0.

Persentase Ekspor Non migas Indonesia Menurut Negara Tahun 2017


Menggambarkan persentase ekspor non migas Indonesia ke beberapa negara pada
tahun 2017. Negara utama tujuan ekspor non migas Indonesia pada tahun 2017adalah
Tiongkoky aitu sebesar US$21.349,7juta (13,95 persen dari seluruh ekspor non migas
Indonesia), Amerika Serikat sebesar US$17.134,4 juta (11,19persen), Jepang sebesar
US$14.690,6 juta (9,60 persen),dan ke negara-negara lainnya sebesar 65,26 persen.

Jika dilihat dari pelabuhan muatnya maka ekspor nonmigas Indonesia tahun 2017
sebagian besar dimuat dari Pelabuhan Tanjung Priok yaitu sebesar US$45.253,0 juta (29,56
persen dari seluruh ekspor non migas Indonesia),Pelabuhan Tanjung Perak sebesar
US$14.901,8 juta (9,73persen), Pelabuhan Dumai sebesar US$10.596,5 juta (6,92persen),dan
dari pelabuhan-pelabuhan lainnya sebesar 53,79 persen.

Anda mungkin juga menyukai