Anda di halaman 1dari 229

Pemeriksaan urine

By. Priyo mukti


Fisiologi Sistem Kemih
Kidney Function
• Mempertahankan cairan ekstrasel
• Mengatur tekanan darah dalam jangka
panjang
• Manage body osmolaritas– CES, Na+,K+,Cl-
,HCO3-,Ca2+,Mg2+,S042-,P043-, H+
• Mempertahankan asam basa
• Membuang hasil akhir yang bersifat toksik
Continues..
• Menghasilkan eritropoetin (eritrosit release),
renin (enzim proteolitik, CES), kalikrein
(vasodilator),
• Melakukan metabolisme khusus dengan
merubah vit D in aktif menjadi bentuk aktif
• Sintesis amonia dari asam amino
• Menginaktivated hormor angiotensin II,
insulin, dan hormon paratiroid
Attention material
• Ginjal mengatur komposisi dan volume cairan
ekstrasel
• Plasma darah di saring glomerulus dengan
kecepatan tinggi
• Tubulus ginjal mengreabsorpsi atau
mengeksresi dalam jumlah yang tepat
• Ginjal mengatur natrium dalam tubuh untuk
mempertahankan homeostatis
continues
• Ginjal dapat membetuk urine dengan
osmolaritas yang lebih tinggi dari plasma
Mekanisme pembentukan urine
• Filtrasi glomerulus
– Proses penyaringan besar dari kapiler glomeruslus
ke kapsula bowman
• Reabsorbsi tubulus
– Perpindahan zat dari lumen tubulus menuju
plasma kapiler peritubulus
• Sekresi tubulus
– Perpindahan plasma kapiler menuju lumen
tubulus
Filtrasi
• Membran sangat permeable terhadap air yang
bermoleku kecil dan tidak permeable
terhadap volume besar
• Filtrasi glomerulus hanya 20% plasma, 19
yang di serap, 1 % di buang
• Ada tekanan hidrostatik dalam filtrasi
glomerulus
Laju filtrasi glomerulus
• LFG
– Jumlah cairan yang difiltrasi ke dalam capsula
bowman, 125 ml/menit---180 L/hari
• LFG dipengaruhi oleh
– Dipengaruhi oleh tekanan filtrasi
– Koefisien filtrasi
Pengontrolan LFG
• Pengaturan aliran darah
• Auto regulasi LFG
• Hormon saraf otonom
Reabsorpsi
• Terjadi di tubulus proksimal
– Transport aktif pompa Na+,K+, ATPase di membran
basolateral
Sekresi
• Perpindahan molekul CES ke lumen tubulus
nefron
• Proses sekresi adalah difusi zat dari kapiler
peritubulus ke interstisium
Pembetukan urine pekat atau encer
• Mekanisme countercurrent dalam
pembentukan urine pekat
• Peran ureum pada pemekatan urine
• Mekanisme countercurrent excharge
Urine
• Komposisi, pH, volume dari urine depend on :
– Body need
– Pengeluaran racun
– Asam dan basah
– Jenis makanan dan volume air
karakteristik
• Jernih
• Berwarna sedikit kuning akibat urobilirubin
• Berbau khas
• Bersifat asam , pH <7
• Volume urine normal 900- 2100 cc/hari
Volume urine
• Kekentalan cairan
• Konsentrasi air dalam plasma
– ADH tidak di sekresikan oleh hypophyse sehingga
volume air meningkat
• Udara dingin
– Rangsangan dingin membuat pembuluh darah
atropi, keringat berkurang, volume dan TD naik,
GFR naik, ADH menurun, renin menurun, urine
meningkat
continuose
• Obat
• Alkohol
• Caffein, obat jantung, meningkat kan
cardiacoutput, GFR naik, urine meningkat
• Stress, TD naik,
Ureter
• Ada 2
– kanan dan kiri, panjangnya 24-29 cm terletak di
retroperitoneal, akhir ureter memasuki bagian
bawah vesica urinaria
Vesica urinaria
• Organ berongga yang digunakan untuk
menampung dan menyimpan urine yang di
produksi ginjal
Urethra
• Saluran yang menghubungkan dasar kandung
kemih
– Pria panjangnya 18-22 cm
– Wanita 3-4 cm
Pemeriksaan urine
• Fungsi utama urin itu sendiri adalah untuk
membuang zat sisa seperti racun atau obat-
obatan dari dalam tubuh
• Pemeriksaan urin adalah pemeriksaan yang
dilakukan dengan menggunakan bahan atau
spesimen dari urin dimana pemeriksaan urin
dapat menentukan ataupun mendiagnosa
suatu penyakit yang sedang diderita oleh
seseorang.
continouse
• Pemeriksaan urin dapat meliputi pemeriksaan
bobot jenis, warna, bau, pH, mikroskopik dan
pemeriksaan zat organik didalam urin seperti
glukosa, protein dan lain sebagainya.
• Urine dapat dilakukan untuk mendeteksi
ataupun mendiagnosa suatau penyakit
sehingga dapat dilakukan beberapa
pemeriksaan pada urine
Pemeriksaan Feses

By. Priyo mukti


Tujuan Kerja Organ GI

1. Mengabsorbsi cairan dan makanan


2. Menyiapkan makanan untuk diabsorbsi &
digunakan oleh sel2 tubuh
3. Menyediakan tempat penyimpanan feses
sementara
Haustral churning

Gerakan mencampur chyme untuk membantu


mengabsorpsi air. 2, 5 L air diabsorbsi dlm 24
jam, berlangsung selama 5 menit.
Colon Peristaltik

Gelombang mencampur yang lambat oleh


otot longitudinal dan otot sirkuler ,
mendorong chyme ke colon
PROSES ELIMINASI

1. Eliminasi fekal adalah sampah produk


pencernaan
tubuh ,dengan hasil feses.
2. Defekasi adalah keluarnya feses dari anus
dan
rektum
Rectum :

• Dewasa 15-20 cm (2,5- 5 cm bagian distal =


anal)
• Terdapat jaringan yang bersilangan dan
vertikal berisi vena dan artery sehingga
membantu menahan feses dalam rectum 
hemoroid
Anus :

• Anus terdiri dari spincter Internal dan


spincter Ekternal
• Spincter Internal : Kontrol tidak sadar,
Innervasi nervous autonom
• Spincter Ekternal : Kontrol sadar, M . Levator
Ani, innervasi nervous somatic.
Proses Defekasi

Proses pembuangan atau pengeluaran sisa-sisa


metabolisme berupa feses dan flatus yang
berasal dari saluran pencernaan melalui anus
Defekasi dipengaruhi 2 reflek :
1. Refleks Pendek
2. Refleks Panjang
Refleks Pendek

Feses masuk ke rektum


• Distensi dinding rektum
• Impuls sampai ke flexus
• Mesenterikus
• Gelombang peristaltik di dalam kolon
• Desending & sigmoid dalam rectum
• Mendorong feses ke anus
• Spinkter internal relaksasi
• Defekasi
Refleks Panjang

• Saraf di rektum terstimulasi oleh feses


• Sinyal ditransfer ke spinal cord
• Colon desenden,sigmoid dan rektum.
• Signal parasymphatic gelombang peristaltik.
• Relaksasi spinkter internal
• Defekasi
Faktor yang berpengaruh terhadap
Defekasi :
1. Usia
2. Diet
3. Asupan Cairan
4. Aktivitas fisik
5. Faktor psykologis
6. Kebiasaan pribadi
7. Posisi selama defekasi
8. Nyeri : hemoroid, bedah rectum,bedah abd
9. Kehamilan : trimester akhir  konstipasi
10. Obat2an
11. Prosedures Diagnostik : BE
12. Anasthesy dan Surgery
MASALAH DEFEKASI YANG UMUM

I. Konstipasi
II. Fecal Impaction
III. Diare
IV. Incontinensia
V. Flatulence
VI. Hemorroid
I. Konstipasi
Defenisi karakteristik Konstipasi :
1. Menurunnya frekuensi BAB
2. BAB keras dan kering.
3. BAB yang tertahan, susah BAB
4. Sakit pada saat defekasi
5. Nyeri abdominal
6. Distensi abdomen
7. Tekanan pada rektum dan perasaan penuh
8. Teraba massa fecal
9. Sakit kepala
10. Nafsu makan kurang
11. Selalu membutuhkan bantuan untuk defekasi.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
konstipasi :
1. Kebiasaan BAB yang tidak teratur
2. Kebiasaan penggunaan laxativis berlebihan
3. Meningkatnya stress psikologi
4. Diet yang tidak seimbang.
5. Kurangnya cairan
6. Medication
7. Kurangnya aktivitas
8. Usia
9. Proses penyakit
II. Fecal Impaction

• Feses yang keras, akibat retensi dan akumulasi


feses yang lama.
• Gejala : anorexia, distensi abdomen, mual dan
muntah
• Penyebab : kebiasaan BAB yang tidak teratur
dan konstipasi, penggunaan barium untuk
radiologi, menurunnya aktivitas, diet rendah
serat, kelemahan otot.
III. Diare
Keluarnya BAB yang cair dan
meningkatnya frekuensi BAB akibat
cepatnya masa feses melalui usus
besar akibat gerakkan peristaltik yang
meningkat
IV. Incontinensia
Hilangnya kemampuan secara sadar untuk
mengontrol BAB dan pembuangan gas melalui
sprinter anal
V. Flatulence
• Udara/gas didalam saluran pencernaan (flatus)
• Penyebab :
1. Adanya bakteri pada Chyme
2. Udara yang bergerak lambat
3. Udara yang berdifusi dari pembuluh darah ke usus.(N =
0,6 ltr gas diabsopsi di kapiler intestinal)
• Dewasa terjadi Flatus di usus besar 7-10 ltr selama 24 jam
• Gas terdiri dari CO2 , Methana, Hidrogen, Oksigen dan
Nitrogen.Sebagian gas dikeluarkan dengan eructation
(Belching) sendawa dan melalui colon.
VI. Hemorroid

• Terjadi pelebaran vena di anus


• Penyebab : Meningkatnya tekanan pada
daerah anus karena konstipasi yang kronik ,
tekanan yang kuat selama BAB, kehamilan dan
obesitas.
• Macam :
1. Internal = terjadi pada anus
2. Ekternal = prolaps melalui anus
DIVERSI USUS
a. Ostomi Inkontinen
b. Ostomi Kontinen
Pengambilan sampel feses
• Pengertian
mengambil feses sebagai bahan pemeriksaan,
yaitu pemeriksaan lengkap dan pemeriksaan
kultur : jenis makanan serta gerak peristaltik
mempengaruhi bentuk, jumlah maupun
konsistensinya
• Tujuan
mendeteksi adanya kuman ( kelompok
salmonella, sigela, scherichia coil
indikasi
• Adanya konstipasi dan diare
• Adanya ikterus
• Adanya gangguan pencernaan
• Adanya lendir dalam tinja
• Kecurigaan penyakit gastrointestinal
• Adanya darah dalam tinja
Pemeriksaan feses
1. Pemeriksaan makroskopis terdiri dari Pemeriksaan
jumlah, pemeriksaan warna, pemeriksaan bau,
pemeriksaan konsistensi, pemeriksaan lendir,
pemeriksaan darah.pemeriksaan nanah, pemeriksaan
parasit dan pemeriksaan adanya sisa makanan.
2. Pemeriksaan mikroskopis feses terdiri dari
pemeriksaan terhadap Protozoa, telur cacing,
leukosit, eritrosit, epitel, kristal,makrofag,sel ragi, dan
jamur.
3. pemeriksaan kimia meliputi pemeriksaan Darah
samar, urobilin, urobilinogen dan bilirubin.
Macam pemeriksaan
Makroskopis
• Pemeriksaan makroskopik tinja meliputi
– pemeriksaan jumlah
– warna, bau
– darah
– lendir dan parasit.
• Feses untuk pemeriksaan sebaiknya yang berasal dari
defekasi spontan.
• Untuk pemeriksaan biasa dipakai tinja sewaktu, jarang
diperlukan tinja 24 jam untuk pemeriksaan tertentu.
Tinja hendaknya diperiksa dalam keadaan segar.
Dibawah ini merupakan syarat dalam
pengumpulan sampel untuk pemeriksaan feses :
• Wadah sampel bersih, kedap, bebas dari
urine
• Harus diperiksa 30 – 40 menit sejak
dikeluarkan jika ada penundaan simpan di
almari es
• Tidak boleh menelan barium, bismuth dan
minyak 5 hari sebelum pemeriksaan
• Diambil dari bagian yang paling mungkin
memberi kelainan. misalnya bagian yang
bercampur darah atai lendir
• Paling baik dari defekasi spontan atau Rectal Toucher sebagai
pemeriksaan tinja sewaktu.
• Pasien konstipasi dapat diberikan saline cathartic terlebih dahulu
• Pada Kasus Oxyuris dapat digunakan metode schoth tape & object
glass
• Untuk mengirim tinja, wadah yang baik ialah yang terbuat dari
kaca atau sari bahan lain yang tidak dapat ditembus seperti
plastic. Kalau konsistensi tinja keras,dos karton berlapis paraffin
juga boleh dipakai. Wadah harus bermulut lebar
• unsure-unsur patologik biasanya tidak dapat merata, maka hasil
pemeriksaan mikroskopi tidak dapat dinilai derajat kepositifannya
dengan tepat, cukup diberi tanda –(negatif),(+),(++),(+++)
pemeriksaan secara makroskopis
dengan sampel feses.

1. Pemeriksaan Jumlah
Dalam keadaan normal jumlah
tinja berkisar antara 100-250gram
per hari. Banyaknya tinja
dipengaruhi jenis makanan bila
banyak makan sayur jumlah tinja
meningkat.
Pemeriksaan warna
• Tinja normal kuning coklat dan warna ini dapat
berubah mejadi lebih tua dengan terbentuknya
urobilin lebih banyak. Selain urobilin warna tinja
dipengaruhi oleh berbagai jenis makanan,
kelainan dalam saluran pencernaan dan obat
yang dimakan. Warna kuning juga dapat
disebabkan karena susu,jagung, lemak dan obat
santonin.
• Tinja yang berwarna hijau dapat disebabkan
oleh sayuran yang mengandung khlorofil atau
pada bayi yang baru lahir disebabkan oleh
biliverdin dan porphyrin dalam mekonium.
• Warna coklat mungkin disebabkan adanya
perdarahan dibagian proksimal saluran
pencernaan atau karena makanan seperti
coklat, kopi dan lain-lain. Warna coklat tua
disebabkan urobilin yang berlebihan seperti
pada anemia hemolitik. Sedangkan warna
hitam dapat disebabkan obat yang yang
mengandung besi, arang atau bismuth dan
mungkin juga oleh melena.
• Warna kelabu mungkin disebabkan karena
tidak ada urobilinogen dalam saluran
pencernaan yang didapat pada ikterus
obstruktif

• Tinja yang berwarna merah muda dapat


disebabkan oleh perdarahan yang segar
dibagian distal, mungkin pula oleh makanan
seperti bit atau tomat.
Pemeriksaan bau
• Indol, skatol dan asam butirat menyebabkan
bau normal pada tinja. Bau busuk didapatkan
jika dalam usus terjadi pembusukan protein
yang tidak dicerna dan dirombak oleh kuman
• Tinja yang berbau tengik atau asam
disebabkan oleh peragian gula yang tidak
dicerna seperti pada diare. Reaksi tinja pada
keadaan itu menjadi asam. Konsumsi
makanan dengan rempah-rempah dapat
mengakibatkan rempah-rempah yang tercerna
menambah bau tinja.
Pemeriksaan konsistensi
• Tinja normal mempunyai konsistensi agak
lunak dan berbentuk. Pada diare konsistensi
menjadi sangat lunak atau cair, sedangkan
sebaliknya tinja yang keras atau skibala
didapatkan pada konstipasi.
Pemeriksaan lendir
• Dalam keadaan normal didapatkan sedikit
sekali lendir dalam tinja.
• Terdapatnya lendir yang banyak berarti ada
rangsangan atau radang pada dinding usus.
• Lendir yang terdapat di bagian luar tinja,
lokalisasi iritasi itu mungkin terletak pada usus
besar. Sedangkan bila lendir bercampur baur
dengan tinja mungkin sekali iritasi terjadi pada
usus halus.
• Pada disentri, intususepsi dan ileokolitis bisa
didapatkan lendir saja tanpa tinja.
• Lendir transparan yang menempel pada luar
feces diakibatkan spastik kolitis, mucous colitis
pada anxietas.
• Tinja dengan lendir dan bercampur darah
terjadi pada keganasan serta peradangan
rektal anal.
• Tinja dengan lendir bercampur nanah dan
darah dikarenakan adanya ulseratif kolitis,
disentri basiler, divertikulitis ulceratif,
intestinal tbc.
• Tinja dengan lendir yang sangat banyak
dikarenakan adanya vilous adenoma colon.
Pemeriksaan darah
Adanya darah dalam tinja dapat berwarna merah
muda,coklat atau hitam. Darah itu mungkin terdapat di
bagian luar tinja atau bercampur baur dengan tinja.
a. Pada perdarahan proksimal saluran pencernaan darah
akan bercampur dengan tinja dan warna menjadi
hitam, ini disebut melena seperti pada tukak lambung
atau varices dalam oesophagus.
b. Pada perdarahan di bagian distal saluran pencernaan
darah terdapat di bagian luar tinja yang berwarna
merah muda yang dijumpai pada hemoroid atau
karsinoma rektum. Semakin proksimal sumber
perdarahan semakin hitam warnanya.
Pemeriksaan nanah
• Pada pemeriksaan feses dapat ditemukan
nanah. Hal ini terdapat pada pada penyakit
Kronik ulseratif Kolon , Fistula colon sigmoid,
Lokal abses.Sedangkan pada penyakit disentri
basiler tidak didapatkan nanah dalam jumlah
yang banyak.
Pemeriksaan parasit
• Diperiksa pula adanya cacing ascaris,
anylostoma dan spesies cacing lainnya yang
mungkin didapatkan dalam feses.
Pemeriksaan adanya sisa makanan
• Hampir selalu dapat ditemukan sisa makanan
yang tidak tercerna, bukan keberadaannya
yang mengindikasikan kelainan melainkan
jumlahnya yang dalam keadaan tertentu
dihubungkan dengan sesuatu hal yang
abnormal.
• Sisa makanan itu sebagian berasal dari
makanan daun-daunan dan sebagian lagi
makanan berasal dari hewan, seperti serta
otot, serat elastic dan zat-zat lainnya.
Pemeriksaan mikroskopis
• Pemeriksaan mikroskopik meliputi
pemeriksaan protozoa, telur cacing,
• leukosit, eritosit, sel epitel, kristal, makrofag
dan sel ragi. Dari semua
• pemeriksaan ini yang terpenting adalah
pemeriksaan terhadap protozoa dan
• telur cacing.
• Protozoa
Biasanya didapati dalam bentuk kista, bila konsistensi tinja
cair baru didapatkan bentuk trofozoit.
• Telur cacing
Telur cacing yang mungkin didapat yaitu Ascaris
lumbricoides, Necator americanus, Enterobius
vermicularis, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis
dan sebagainya.
• Leukosit
Dalam keadaan normal dapat terlihat beberapa leukosit
dalam seluruh sediaan. Pada disentri basiler, kolitis
ulserosa dan peradangan didapatkan peningkatan jumlah
leukosit.
cont
• Eritrosit
Eritrosit hanya terlihat bila terdapat lesi dalam kolon,
rektum atau anus.
• Epitel
Dalam keadaan normal dapat ditemukan beberapa sel
epitel yaitu yang berasal dari dinding usus bagian
distal.
• Kristal
Kristal dalam tinja tidak banyak artinya. Dalam tinja
normal mungkin terlihat kristal tripel fosfat, kalsium
oksalat dan asam lemak. Kristal tripel fosfat dan
kalsium oksalat didapatkan setelah memakan bayam
atau strawberi, sedangkan kristal asam lemak
didapatkan setelah banyak makan lemak.
cont
g. Makrofag
Sel besar berinti satu dengan daya fagositosis,
dalam sitoplasmanya sering dapat dilihat
bakteri selain eritrosit, lekosit .Bentuknya
menyerupai amuba tetapi tidak bergerak.
h. Sel ragi
Khusus Blastocystis hominis jarang didapat.
Pentingnya mengenal strukturnya ialah supaya
jangan dianggap kista amoeba
jamur
• Pemeriksaan KOH
larutan KOH (kalium hidroksida) untuk mendeteksi
adanya jamur,
gejala kandidiasis, dari hasil pemeriksaan dapat
ditemukan bentuk pseudohifa yang merupakan bentuk
invasif dari Candida pada sediaan tinja.
• Timbulnya kandidiasis juga dapat dipermudah dengan
adanya faktor risiko seperti diabetes melitus, AIDS,
pengobatan antikanker, dan penggunaan antibiotika
jangka panjang.
• Swap adalah mengusap mukosa atau selaput lendir
atau pseudomembran kemudian hasil usapan diperiksa
secara mikroskopik, sedangkan biopsi adalah
pengambilan jaringan atau sel untuk dilakukan
pemeriksaan secara mikroskopik juga.
kimia
• Darah samar
Tes terhadap darah samar dilakukan untuk
mengetahui adanya perdarahan kecil yang
tidak dapat dinyatakan secara makroskopik
atau mikroskopik. Pada keadaan normal tubuh
kehilangan darah 0,5 – 2 ml / hari.
• Pada keadaan abnormal dengan tes darah
samar positif (+) tubuh kehilangan darah > 2
ml/ hari
urobilinogen
• Penetapan kuantitatif urobilinogen dalam tinja
memberikan hasil yang lebih baik jika
dibandingkan terhadap tes urobilin,karena
dapat menjelaskan dengan angka mutlak
jumlah urobilinogen yang diekskresilkan per
24 jam sehingga bermakna dalam keadaan
seperti anemia hemolitik dan ikterus
obstruktif.
bilirubin
• Pemeriksaan bilirubin akan beraksi negatif
pada tinja normal,karena bilirubin dalam usus
akan berubah menjadi urobilinogen dan
kemudian oleh udara akan teroksidasi menjadi
urobilin.
PEMERIKSAAN SPUTUM

By. Priyo mukti


PENGERTIAN SPUTUM
• Sputum (dahak) adalah bahan
yang dikeluarkan dari paru dan trakea
melalui mulut Biasanya juga disebut dengan
ecpectoratorian (Dorland, 1992)
• Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien
hendaknya dapat dievaluasi sumber,
warna,volume, dan konsistennya karena
kondisi sputum biasanya memperlihatkan
secara spesifik proses kejadian patologik pada
pembentukan sputum itu sendiri.
• Pemeriksaan sputum diperlukan jika diduga
terdapat penyakit paru-paru.
• Membran mukosa saluran pernafasan
berespons terhadap inflamasi
dengan meningkatkan keluaran sekresi yang
sering mengandung mikroorganisme
penyebab penyakit.
• Sputum berbeda dengan sputum yang
bercampur dengan air liur.
• Cairan sputum lebih kental dan tidak terdapat
gelembung busa di atasnya, sedangkan cairan
sputum yang bercampur air liur encer dan
terdapat gelembung busa di atasnya.
• Sputum diambil dari saluran nafas bagian
bawah sedangkan sputum yang bercampur air
liur diambil dari tenggorokan
• Sputum paling baik untuk pemeriksaan
adalah sputum pagi hari, karena sputum pagi
paling banyak mengandung kuman.
• Sputum pagi di kumpulkan sebelum
menggosok gigi,. (B. sandjaja, 1992).
Klasifikasi sputum
• Sputum yang dihasilkan sewaktu
membersihkan tenggorokan, kemungkinan
berasal dari sinus, atau saluran hidung, bukan
berasal dari saluran napas bagian bawah.
• Sputum banyak sekali dan purulen → proses
supuratif (eg. Abses paru) Sputum yg
terbentuk perlahan&terus meningkat →
taanda bronkhitis/ bronkhiektasis.
• Sputum kekuning-kuningan → proses infeksi.

• Sputum hijau → proses penimbunan nanah.


Warna hijau ini dikarenakan adanya
verdoperoksidase yg dihasikan oleh PMN dlm
sputum.
• Sputum hijau ini sering ditemukan pada
penderita bronkhiektasis karena penimbunan
sputum dalam bronkus yang melebar dan
terinfeksi.
• Sputum merah muda&berbusa → tanda edema paru
akut
• Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih → tanda
bronkitis kronik.
• Sputum berbau busuk → tanda abses paru/
bronkhiektasis.
Jenis pemeriksaan sputum
1) Pewarna gram
pemeriksaaan dengan pewarnaan gram dapat me
mberikan informasi tentang jenis mikroorganisme
untuk menegakkan diagnosis presumatif
2) Kultur Sputum
Pemeriksaan kultur sputum dilakukan untuk men
gidentifikasi organisme spesifik guna menegakkan
diagnosis definitif.
3) Basil Tahan Asam (BTA) menentukan adanya
mikobacterium tuberculosis, yang setelah
dilakukan pewarnaan bakteri ini tidak mengalami
perubahan warna oleh alcohol asam.
Pengumpulan sputum
• Klien yang kesulitan dalam pembentukan sputum
atau mereka yang sangat banyak membentuk
sputum dapat mengalami dehidrasi, perbanyak
asupan cairan klien.
• Kumpulkan sputum sebelum makan dan hindari
kemungkinan muntah karena batuk.
• Instruksikan klien untuk berkumur dengan air
sebelum mengumpulkan specimen untuk
mengurangi kontaminasi sputum.
• Instruksikan klien untuk mengingatkan dokter
segera setelah specimen terkumpul sehingga
specimen dapat dikirim ke laboraturium
secepatnya.
Pengambilan sputum
• Pengumpulan sputum yang terbaik adalah
sputum pagi hari atau sputum semalam
dengan jumlah yang terkumpul sebanyak 3-5
ml setiap wadah penampung sputum.
• Pasien berkumur dengan air garam dahulu, kemudian di beri wadah
yang bermulut lebar, mempunyai tutup berulir, suci hama, tidak
mudah pecah, tidak bocor, sekali pakai dibuang (disposible).
• Pasien dalam posisi berdiri, jika tidak memungkinkan dapat dengan
duduk agak membungkuk. Pagi hari setelah bangun tidur biasanya
rangsangan batuk sangat kuat, tetapi penderita di anjurkan untuk
menahanya dan menarik nafas dalam-dalam.
• Kemudian segera di suruh batuk sekuat-kuatnya sehingga
merasakan dahak yang dibatukkan keluar dari tenggorokan. Sputum
yang keluar di tampung dalam wadah yang di sediakan, mulut
wadah penampung dibersihkan dari tetesan dahak lalu di tutup.
Wadah diberi label yang yang berisi nama, alamat, tanggal
pengambilan serta nama pengirim.
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP

By. Priyo Mukti


Darah
• Definisi
– plasma dan sel darah merah merupakan 2
komponen dalam darah (evelyn, 2006)
– 55 % darah terdiri dari plasma, dan 45 % sel darah
• Darah berasal dari kata “haima”, yang berasal
dari akar kata hemo atau hemato. Merupakan
suatu cairan yang berada didalam tubuh,
berfungsi mengalirkan oksigen ke seluruh
jaringan tubuh, mengirimkan nutrisi yang
dibutuhkan sel-sel dan menjadi benteng
pertahanan terhaap virus dan infeksi (Haryani,
2014).
• Darah selamanya beredar didalam tubuh oleh
karena adanya atau pompa jantung. Selama
darah berada dalam pembuluh maka akan
tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari
pembuluhnya maka ia akan menjadi beku.
Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan
mencampurkan kedalam darah tersebut
sedikit obat anti pembekuan atau sitras
natrikus (Darda, 2016).
Korpuskula
• Bagian sel darah yang padat di sebut
korpuskula
– 99 % eritrosit->>> hemoglobin dan membawa
02
– trombosit>>>> 0,6-1 % ....peran pembekuan
darah
– lekosit 0,2 sistem imun
Blood function
• Sebagai media transportasi, pengaturan suhu,
dan keseimbangan cairan
• Fungsi utama dari darah adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh
tubuh.
• Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan
nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
• metabolisme, dan mengandung berbagai
bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit
Pemeriksaan Hematologi
• Pemeriksaan panel hematologi (hemogram)
terdiri dari leukosit, eritrosit, hemoglobin,
hematokrit, indeks eritrosit dan trombosit.
Pemeriksaan hitung darah lengkap terdiri dari
hemogram ditambah leukosit diferensial yang
terdiri dari neutrofil (segmented dan bands),
basofil, eosinofil, limfosit dan monosit.
(Menkes RI, 2011)
• Rentang nilai normal hematologi bervariasi
pada bayi, anak anak dan remaja, umumnya
lebih tinggi saat lahir dan menurun selama
beberapa tahun kemudian. Pemeriksaan
hemostasis dan koagulasi digunakan untuk
mendiagnosis dan memantau pasien dengan
perdarahan, gangguan pembekuan darah,
cedera vaskuler atau trauma (Darda, 2016).
• Menurut buku “Dinamika Obat” dari Ernst
Mutschler halaman 403. Mengatakan bahwa
fungsi utama darah ialah mentranspor
senyawa.
• Oksigen yang diambil oleh paru-paru harus
dibawa ke seluruh jaringan dengan bantuan
eritrosit, karbondioksida dari jaringan harus
dibawa kembali ke paru-paru
PENGERTIAN
• Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood
Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan
penyaring untuk menunjang diagnosa suatu
penyakit dan atau untuk melihat bagaimana
respon tubuh terhadap suatu penyakit.
PARAMETER PEMERIKSAAN DARAH
LENGKAP
• Hemoglobin
• Hematokrit
• Leukosit (White Blood Cell / WBC)
• Trombosit (platelet)
• Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
• Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
• Laju Endap Darah atau Erithrocyte
Sedimentation Rate (ESR)
• Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
• Platelet Disribution Width (PDW)
• Red Cell Distribution Width (RDW)
HEMOGLOBIN
• Hemoglobin adalah molekul protein pada sel
darah merah yang berfungsi sebagai media
transport oksigen dari paru paru ke seluruh
jaringan tubuh dan membawa karbondioksida
dari jaringan tubuh ke paru paru
• . Kandungan zat besi yang terdapat dalam
hemoglobin membuat darah berwarna merah.
• Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
• Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
• Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
• Anak anak : 11-13 gram/dl
• Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
• Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
• Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
• Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
• Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah
dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak
penyebab anemia diantaranya yang paling sering
adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan
sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan
penyakit sistemik (kanker, lupus,dll).
• Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat
dijumpai pada orang yang tinggal di daerah
dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit
seperti radang paru paru, tumor, preeklampsi,
hemokonsentrasi, dll.
HEMATOKRIT
• Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan
banyaknya jumlah sel darah merah dalam 100 ml darah
yang dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal
hematokrit untuk pria berkisar 40,7% - 50,3%
sedangkan untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%.
• Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin
berbanding lurus dengan kadar hematokrit, sehingga
peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada
penyakit-penyakit yang sama.
LEUKOSIT
• Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan
dalam memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus,
bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll.
• Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul
darah.
• Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus
penyakit akibat infeksi virus, penyakit sumsum tulang,
dll, sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada
penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis,
perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal, dll
TROMBOSIT
• Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi
membantu dalam proses pembekuan darah dan menjaga integritas
vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi trombosit antara lain
giant platelet (trombosit besar) dan platelet clumping (trombosit
bergerombol).
• Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul
darah.
• Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang
biasanya tidak ada keluhan. Trombosit yang rendah disebut
trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus demam berdarah
(DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum
tulang, dll.
ERITROSIT
• Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah
yang paling banyak, dan berfungsi sebagai pengangkut /
pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke
seluruh tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh
tubuh ke paru-paru.Nilai normal eritrosit pada pria berkisar
4,7 juta - 6,1 juta sel/ul darah, sedangkan pada wanita
berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi
bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK
(penyakit paru obstruksif kronik), gagal jantung kongestif,
perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang rendah
bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid,
penyakit sistemik seperti kanker dan lupus, dll
LAJU ENDAP DARAH
• Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah
kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku,
dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED
dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan
kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid,
malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).
• International Commitee for Standardization in Hematology
(ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode
Westergreen dalam pemeriksaan LED, hal ini dikarenakan panjang
pipet Westergreen bisa dua kali panjang pipet Wintrobe sehingga
hasil LED yang sangat tinggi masih terdeteksi.
• Nilai normal LED pada metode Westergreen :
Laki-laki : 0 – 15 mm/jam
Perempuan : 0 – 20 mm/jam
By. Priyo mukti

Pemeriksaan kerokan kulit


Fungi
• organisme yang terdapat dimana-mana di
bumi, baik di daerah tropik, subtropik, di
kutub utara, maupun antarika.

• Fungi juga ditemukan di darat, di perairaian


tawar, di laut, di mangrove, di bawah
permukaan tanah, di kedalaman laut,
dipengunungan, maupun di udara
• Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi
kehidupan fungi, antara lain kelembapan,
suhu, keasaman substrat, pengudaraan, dan
kehadiran nutrien¬nutrien yang diperlukan.
• Fungi adalah nama regnum dari sekelompok
besar makhluk hidup eukariotik heterotrof
yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu
menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya.
• Fungi memperbanyak diri secara seksual dan
aseksual.
• Perbanyakan seksual dengan cara
– Hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk
zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah,
– Perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora,
bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak
spora yang disebut sporangium.
 Dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang
membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh jamur
yang membentuk tunas adalah Saccharomyces
• Fungi adalah mikroorganisma eukaryotik yang
hidup secara saprofit karena tidak dapat
berfotosintesa.

• Pada dasarnya sel -sel fungi hampir sama dengan


sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi
salah satu alasan mengapa sulit ditemukan
strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh
jamur tanpa berefek toksik bagi inang / host nya
• fungi dapat bersifat sangat merugikan manusia
dengan menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin
yang dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan
dengan menghasilkan produk - produk yang dapat
digunakan oleh manusia sebagai contoh antibiotika,
vitamin, asam organik dan enzim.
• Infeksi yang ditimbulkan oleh fungi dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu :
– Infeksi yang ditimbulkan karena fungi sebagai
individu bersarang atau menyerang tubuh kita
(mengakibatkan infeksi) atau
– Produk yang dihasilkan oleh fungi yang masuk ke
dalam tubuh kita (tanpa sengaja) yang bersifat
toksik dan mematikan, sebagai contoh : produk
aflatoxin.
• Beberapa antibiotika yang dihasilkan oleh
fungi sebagai contoh penisilin dan
sefalosporin sangat bermanfaat bagi
perkembangan dunia klinis
• Berdasarkan suhu, dikenal fungsi termofil,
mesofil dan psikofil,
• Berdasarkan pH lingkungan, dikenal fungsi
basofil, asidofil, dan netrofil.
• Berdasarkan oksigen bebas yang ada
dilingkungan fungi dapat dikelompokkan
sebagai fungi aerob dan fungi anaerob
• Fungi bukan autotrof seperti tumbuhan
melainkan heterotrof sehingga lebih dekat ke
hewan.
• Usaha menyatukan fungi dengan hewan pada
golongan yang sama juga gagal karena fungi
mencerna makanannya di luar tubuh (eksternal),
tidak seperti hewan yang mencerna secara
internal.
• Sel-sel fungi berdinding sel yang tersusun dari
kitin, tidak seperti sel hewan. Cara Hidup Fungi
hidup menyerap zat organik dari lingkunganya
• Berdasarkan cara memperoleh makannya,
fungi mempunyai sifat sebagai berikut:
– Saprofit
– Parasit
– Mutual
Habitat Fungi hidup pada lingkungan yang beragam
namun sebagian besar jamur hidup di tempat
yang lembab.
• . Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis)
disebabkan oleh jamur dari golongan ini, misalnya
:Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki
atlit, Microsporum sp., Trichophyton sp. penyebab
penyakit kurap. Lichenes / Likenes Likenes adalah
simbiosis antara ganggang dengan jamur, ganggangnya
berasal dari ganggang hijau atau ganggang biru,
jamurnya berasal dari Ascomycotina atau
Basidiomycotina. Likenes tergolong tumbuhan
pionir/vegetasi perintis karena mampu hidup di
tempat-tempat yang ekstrim.
• Mikosis Subkutan Adalah Infeksi oleh jamur
yang mengenai kulit, mengenai lapisan bawah
kulit meliputi otot dan jaringan konektif
(jaringan subkutis) dan tulang. 1.
Sporotrichosis : Akibat infeksi Sporothrix
schenckii, yang merupakan jamur degan
habitat pada tumbuh-tumbuhan atau kayu.
• Invasi terjadi ke dalam kulit melalui trauma,
kemudian menyebar melalui aliran getah
bening. Klinis : Terbentuk abses atau tukak
pada lokasi yang terinfeksi, Getah bening
menjadi tebal, Hampir tidak dijumpai rasa
sakit, terkadang penyebaran infeksi terjadi
juga pada persendian dan paru-paru. Akibat
secara histologi adalah terjadinya peradangan
menahun, dan nekrosis
Pasien yang terinfeksi jamur
• Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang
dicurigai atau berhubungan dengan infeksi
Jamur, seperti :
Tinea
• Pitiriasis Versikolor (Panu)
• Dermatitis Seboroik
Prinsip

• Larutan Kalium Hidroksida akan melisiskan


kulit , kuku dan rambut sehingga jika
mengandung jamur, di bawah mikroskop akan
terlihat Hypha dan atau spora
Tujuan
• Menemukan adanya Hypha atau spora pada
kulit, kuku dan rambut
lokasi
Lokasi
A. kulit : bagian tepi kelainan kulit
B. Kuku : kuku yang mengalami penebalan
C. Rambut :
rambut rapuh dan berwarna agak pucat
pada rambut terdapat benjolan
daerah sekitar rambut menunjukkkan
kelainan kulit, misalnya : bersisik, botak, dll
Prinsip pemeriksaan
Bahan : kerokan kulit ( sebelumnya di
bersihkan dengan alkohol 70%)
Pemeriksaan dengan sediaan basah
• Kulit di bersihkan denga alkohol 70%
• Kerok skuama dari bagian tepi lesi dengan
skalpel
• Taruh dalam obyek gelas
• Tetesi KOH 10-20% 1-2 tetes
• Tunggu 10-15 menit
• Lihat mikroskop dengan pembesara 10/40x
Pengambilan, pembuatan dan
pengiriman sediaan
Pengambilan spesimen
Alat :
• Skapel
• Pinset
• Alkohol 70%
• Kapas
• Kertas/wadah bersih
cont
Akan terlihat :
Hifa : dua garis sejajar, terbagi oleh sekat
dan bercabang
Spora : berderet ( artrospora)
Miselium
Cara pengambilan
Kerokan kulit
• Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan
kapas alkohol 70% untuk menghilangkan
debu, lemak dan kotoran lainnya
• Keroklah bagian yang aktif dengan skalpel
dengan arah atas ke bawah
• Letakkan hasil kerokan ke dalam wadah atau
kertas
Kerokan/guntingan kuku
• Bersihkan kuku yang sakit dengan kapas
alkohol
• Keroklah bagian kuku yang sakit pada bagian
yang sakit dan di bawah kuku yang sakit, bila
perlu kuku tersebut di gunting
• Letakkan kuku tersebut pada wadah/ kertas
yang bersih
Rambut
• Rambut yang sakit di cabut dengan pinset
• Letakkan rambut tersebut pada wadah yang
bersih
Hasil
• Positif : bila di temukan Hypha dan atau
spora
• Negatif : bila tidak ditemukan Hypha dan
atau spora
catatan
• Untuk pengiriman spesimen, jangan memakai
wadah berupa botol tertutup karet karena
spesimen di dalamnya akan tetap basah
sehingga bakteri atau jamur saprofit akan
tumbuh dengan cepat dan menutupi jamur
yang akan di periksa
Hyphae
• Hifa (sel filamentosa) tumbuh untuk
membentuk suatu jaringan yang disebut
miselium. ( pada permukaan, pertumbuhan
seperti bulu-bulu halus disebut mold atau
miselium aerial). Juga terdapat miselium di
bawah permukaan atau vegetative yang
menembus substrat organic untuk
menguraikan dan menyerap nutrient. Hifa
tumbuh ke arah apeks. Hifa juga membentuk
fruiting bodies yang kita sebut jamur.
Bentuk Hyphae
• 1. Raket Hyphae adalah hyphae yang menyerupai raket
tenis
2. Spiral hyphae adalah hyohae berbentuk spral dan
dapat ditemui pada kultur Trichophyton
mentagrophytes
3. Septa hyphae adalah berbentuk seperti tabung yang
dibatasi oleh sekat.
4. Asepta hyphae adalah Hyphae yang tidak bersekat.
5. Micellium Merupakan kumpulan hyphae baik yang
bersekat maupun tidak bersekat.
Bentuk spora
• Spora pada fungi dapat di bentuk secara
seksual dan aseksual. Spora seksual adalah
spora yang dibentuk karena peleburan dua inti
yang bentuk serta jenisnya sama (homolog)
atau tidaksama (heterolog). Spora aseksual
adalah spora yang dibentuk langsung dari hifa
tanpa adanya peleburan dua inti.
cont
• Bentuk: - bulat - “clovate”
- lonjong - “muriform”
- bulat sabit - “tuberculated”
- kumparan (fusiform).
• Warna: - putih sampai kuning : Penicillium
- hijau sampai biru : Aspergillus
- coklat sampai hitam : Homodendrum
Ukuran: - kecil (mikrospora) : uniseluler
- besar (makrospora) : kadang-kadang berseptum
Kedudukan: - langsung dari hifa
- mempunyai tingkat
By. Priyo mukti
Pemeriksaan MRI, MSCT, USG,
Rontgen, CT-Scan
MRI
• Magnetic resonance imaging atau MRI adalah
pemeriksaan medis yang menggunakan
teknologi magnet dan gelombang radio untuk
melihat detil bagian tubuh,
• Alat ini bisa diibaratkan seperti scanner, yang dapat
melihat dan memeriksan bagian organ dalam, bahkan
hampir semua bagian tubuh bisa diperiksa dengan
melakukan pemeriksaan MRI, seperti bagian:
• Otak dan tulang belakang
• Tulang dan sendi
• Payudara
• Jantung dan pembuluh darah
• Berbagai organ dalam tubuh seperti hati,
rahim, kandung kemih, atau kelenjar prostat.
Apa saja yang harus disiapkan bila
akan menjalani pemeriksaan MRI?
• Memakai baju yang telah di sediakan
• Semua barang yang terbuat dari besi dan
logam harus dilepas
• Sebaiknya dilarang bergerak selama di lakukan
pemeriksaan
• Pemeriksaan berlangsung selama 15-90 menit
Alasan dilakukan MRI
• Otak dan saraf tulang belakang
MRI paling sering digunakan sebagai metode
pencitraan otak dan saraf tulang belakang.
• Beberapa penyakit pada otak dan saraf tulang
belakang yang dapat didiagnosis dengan MRI,
antara lain
– stroke,
– tumor, aneurisma, multiple sclerosis, cedera otak
akibat kecelakaan, peradangan pada saraf tulang
belakang, serta gangguan mata dan telinga bagian
dalam.
Jantung dan pembuluh darah
• MRI yang dilakukan pada jantung atau
pembuluh darah bertujuan untuk melihat
beberapa hal, seperti ukuran dan fungsi pada
ruang jantung, ketebalan dan gerakan dinding
jantung, serta tingkat kerusakan
akibat serangan jantung atau penyakit
jantung.
Tulang dan Sendi
• Pada bagian tulang dan sendi, MRI rupanya
dapat membantu mengevalusi kondisi
seperti infeksi tulang, kelainan pada tulang
belakang dan bantalan saraf tulang belakang,
tumor pada tulang dan jaringan lunak, serta
peradangan sendi. Juga dapat mengetahui
kondisi abnormal pada sendi yang disebabkan
cedera fisik akibat kecelakaan atau cedera
berulang.
Payudara
• MRI dapat digunakan pada wanita yang
berisiko tinggi terkena kanker payudara atau
bagi mereka yang memiliki jaringan payudara
yang padat. Langkah ini efektif untuk
memberikan informasi tambahan dalam
mendeteksi keberadaan sel kanker payudara
selain menggunakan mamografi.
Organ internal lain
• MRI juga dapat dimanfaatkan untuk
mendeteksi tumor atau gangguan lain dari
berbagai organ tubuh bagian dalam, termasuk
hati, ginjal, limpa, pankreas, rahim, ovarium,
prostat dan testis.
Resiko
• MRI tidak bisa dilakukan pada pasien yang
menggunakan alat bantu berbahan logam khusus
seperti alat pacu jantung atau pacemaker implan
(implan koklea pada telinga defibrilator jantung yang
ditanamkan, katup jantung buatan (artificial heart
valves), sendi buatan berbahan logam (metallic joint
prostheses), peluru atau serpihan logam, klip logam
(metal clip) atau cincin logam pada pembuluh darah.
Proses pemindaian
• Pasien bisa berkomunikasi melalui interkom atau
petugas bisa memonitor di monitor televisi
• Selama dilakukan pemeriksaan, alat MRI akan
mengeluarkan bunyi yang keras saat
menghasilkan arus listrik yang dihasilkan
kumparan pemindai. Mengenakan penyumbat
telinga atau headphone dengan musik, dapat
membantu meredam suara.
• hindari bergerak dan upayakan untuk tetap diam
selama pemindaian MRI berlangsung, sekitar 15
hingga 90 menit. Durasi tersebut tergantung area
tubuh yang diperiksa dan seberapa banyak
gambar yang dibutuhkan.
• Pada pemeriksaan MRI khusus untuk
menilai fungsi otak, pasien disuruh menekan
ibu jari ke arah jari-jari tangan lain,
menggosok kertas amplas, atau menjawab
pertanyaan sederhana. Tujuannya membantu
mengetahui bagian otak mana yang
mengendalikan tindakan tersebut.
MSCT
Multi Slice Computed Tomography
Pemeriksaan MSCT ( Multi Slice
Computed Tomography )
• MSCT adalah generasi terbaru dari CT Scan
yang memiliki kemampuan untuk
menghasilkan informasi dan memberikan
gambaran diagnostik yang lebih baik,
terutama untuk pemeriksaan organ bergerak
termasuk jantung, dengan kecepatan
pemeriksaan yang cukup singkat dan
menghasilkan gambar dengan resolusi yang
baik dan lebih akurat.
indikasi
• Jantung (misalnya : penyakit jantung koroner)
• Angiografi (misalnya : malformasi vaskuler, penyempitan
vaskuler)
• Otak (misalnya : sumbatan vaskuler, perdarahan, tumor,
infeksi)
• Rongga dada (misalnya : tumor, infeksi, kelainan pada
mediastinum)
• Rongga perut (misalnya: kelainan pada usus, hati, limpa,
pankreas, saluran empedu, ginjal)
• Telinga, Hidung dan Tenggorokan (misalnya : kelainan pada
tulang pendengaran, sinus paranasal, nasofaring, laring)
• Ortopedi (misalnya: visualisasi patah tulang, pemeriksaan
dinamik pada persendian
Kontra indikasi
• Riwayat alergi
• Penyakit jantung berat
• Hipertensi pulmonal
• Epilepsy
• Alkoholik
• Ketergantungan obat
• Renal insufisiensi
• DM
• Hyperthyroidism
• Sedang dalam pengobatan biguanides
(metformin
USG
USG
• Teknik menampilkan gambaran atau citra dari
kondisi bagian dalam tubuh. Dalam
mengambil gambar, alat ini memanfaatkan
gelombang suara dengan frekuensi tinggi.
tujuan
• Mengetahui masalah yang ada di dalam
prostat dengan memakai USG transrektal
(melalui anus).
• Mendapatkan pencitraan dari rahim dan
ovarium melalui USG transvaginal
• Mendapat gambar yang jelas dari organ
jantung melalui ekokardiogram.
• Memperoleh gambar yang jelas dari
peredaran darah pada pembuluh darah
dengan USG teknologi Doppler.
• Mendapatkan visualisasi jaringan perut dan
organ di dalamnya melalui USG abdomen.
• Memantau struktur dan jaringan di sekitar
ginjal melalui USG ginjal.
• Mendapatkan gambar jaringan
payudara lewat USG payudara.
• Memonitor denyut jantung pada janin,
biasanya memakai teknologi Doppler.
• Memonitor perkembangan janin pada ibu
hamil.
• Memantau struktur tulang tengkorak, otak,
dan jaringan di dalam kepala bayi.
• Mengambil sampel jaringan tubuh melalui
teknik biopsi dipandu USG.
• Melihat visualisasi struktur mata dengan USG
mata.
• Umumnya USG memakai sebuah alat
bernama transducer yang ditempelkan di kulit
untuk memancarkan gelombang suara dengan
frekuensi tinggi.
Prosedur
• berbaring telentang. kemudian dioleskan gel
khusus guna mencegah terjadinya gesekan
antara kulit dan transducer. Gel tersebut juga
berfungsi memudahkan pengiriman
gelombang suara ke dalam tubuh.
• Saat pemeriksaan USG, transducer akan
digerak-gerakkan di bagian tubuh yang akan
diperiksa. Gerakan ini diperlukan agar
gelombang suara yang dikirim mampu
memantul kembali dan memunculkan gambar
yang baik.
• Tiap gema yang memantul akan membentuk
gambar berupa ukuran, bentuk, serta konsistensi
dari jaringan lunak atau organ dalam tubuh.
• Pantulan gelombang itulah yang kemudian
membentuk gambar di layar komputer. Setelah
dievaluasi, dokter pemeriksa akan menjelaskan
hasil pemeriksaan dan membuat laporan tentang
hasil yang didapatkan dari pemeriksaan USG pada
pasien.
• USG pada organ dalam tertentu, misalnya
kandung empedu, maka pasien diminta untuk
tidak makan dan minum selain air putih
selama 6-8 jam sebelum pemeriksaan
dilakukan. Hal ini diperlukan agar kandung
empedu tidak mengalami penyusutan ukuran.
• bagi ibu hamil yang memeriksakan kondisi
janinnya, bisa menganjurkan untuk minum air
minimal 4-6 gelas sekitar satu atau dua jam
sebelum USG. Tujuannya agar kandung
kemih terisi, sehingga membantu meningkatkan
kualitas gambar.
• Selama melakukan USG, pasien mengubah posisi.
Hal ini dilakukan agar akses gelombang pada
organ yang diperiksa makin mudah. Mudahnya
gelombang suara mengakses organ makin
meningkatkan kualitas gambar yang diperoleh.
• Prosedur ini sendiri biasanya memakan waktu
kurang dari setengah jam.
• Dengan USG, dapat mendeteksi berbagai
masalah pada jaringan tubuh, pembuluh
darah, dan organ-organ tubuh., alat ini tidak
memerlukan pembedahan saat menampilkan
gambar untuk mendeteksi masalah di dalam
tubuh. Keunggulan lain dari metode yang juga
dikenal dengan nama sonografi ini adalah
nihilnya penggunaan radiasi.
• Meski pemeriksaan dengan USG memiliki
risiko yang minimal, namun tetap saja
prosedur ini memiliki keterbatasan.
Gelombang suara dari alat ini tidak mampu
menembus tulang dan gas. Untuk bagian yang
terhalang tulang atau gas, disarankan bagi
pasien untuk memakai prosedur
pemmeriksaan lainnya, seperti CT scan, MRI,
atau Rontgen.
Rontgen
Rontgen
• unit yang digunakan untuk melihat anggota
tubuh dalam foto yang menggunakan sumber
sinar pegion, gelombang suara dan magnet
untuk diagnostik dan terapi.
• Sinar-X ditemukan oleh Wilhelm Conrad
Rontgen pada tahun 1895.
• Sinar-X adalah pancaran gelombang
elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombang listrik, radio, inframerah panas,
cahaya, sinar gamma , sinar kosmik dan sinar
ultraviolet tetapi dengan panjang gelombang
yang sangat pendek.
Rontgen Thoraks
• Pemeriksaan radiologi toraks merupakan
upaya pengkajiaan untuk tujuan diagnosa
gangguan sistem kardiovaskular dan respirasi.
Sarana radiologis adalah semua alat yang
menggunakan sinar-X atau pengion lainnya
sebagai sarana diagnostik, misalnya pesawat
sinar-X dan isotop.
• Ada beberapa cara untuk mendapatkan hasil
foto rontgen pada bagian thoraks antara lain;
bagian dorsal terlihat sampai dengan os
costae 6-8, bagian ventral terlihat sampai
dengan costae 8-10.
• Dalam membaca foto rontgen, hal pertama
yang perlu diperhatikan adalah densitas atau
derajat tebalnya bayangan hitam pada film.
Para radiolog menggolongkan adanya empat
densitas yaitu: gas atau udara, air, lemak dan
logam.
Pemeriksaan tanpa kontras
• Pemeriksaan ini dipakai rutin dan sebagai
pendahuluan yakni pembuatan radiografi thoraks
dengan proyeksi dorsoventral, ventrodorsal, dan
lateral.
• Pemeriksaan lainnya yaitu pembuatan radiologi
thoraks proyeksi oblique kanan dan kiri, dengan
esofagus diisi barium, dan pemeriksaan tembus
(fluoroskopi).
• Pemeriksaan tembus berguna untuk menilai
pulsasi jantung dan gerakan diafragma.
Pemeriksaan ini harus dibatasi penggunaannya
karena besarnya radiasi yang dipancarkan.
Pemeriksaan Dengan Kontras
• Kontras dimasukkan melalui pembuluh darah ke
dalam jantung diikuti pembuatan serial
radiografi.
• Pemeriksaan ini berguna untuk melihat kelainan-
kelainan yang terdapat dalam jantung seperti:
dinding jantung sebelah dalam, katub jantung
dan pembuluh darah besar, serta gambaran
sirkulasi jantung dengan paru.
• Pemeriksaan ini juga berguna untuk memberikan
informasi keadaan jantung dan pembuluh darah
sebelum dilakukan pembedahan.
BNO IVP (Blaas Near Overzeigh Intravena
Pyelografi) atau dengan nama lain KUB
(Kidney Ureter Bladder)
• salah satu pemeriksaan radiografi dari traktus
urinarius yang menggunakan bahan kontras
positif yang disuntikan secara intra vena ke
dalam tubuh pasien.
• Tujuan pemeriksaan ini ialah untuk menggambarkan
anatomi dari pelvis renalis dan sistem calyces serta seluruh
traktus urinarius dengan penyuntikan kontras positif secara
intravena.
• Perlu diperhatikan ,bahwa sebelum pemeriksaan ini ,harus
dilakukan skin test dengan tujuan untuk mengetahui
apakah pasien alergi bahan kontras atau tidak.
• Untuk pasien dengan klinis hipertensi ,pengambilan foto
harus memakai interval waktu yang lebih singkat daripada
klinis lain. Obat – obatan emergensi harus selalu tersedia di
ruang pemeriksaan dan mudah terjangkau.
Fungsi
• Untuk membantu, menegakkan suatu diagnose
penyakit
• Untuk melihat anggota bagian dalam tubuh
• Digunakan sebagai dokumentasi RM
• Untuk membantu mengetahui lokasi terjadinya
kerusakan jaringan.
• Untuk membuktikan suatu diagnosa penyakit.
• Untuk menyediakan informasi yang menunjang
prosedur perawatan.
• Untuk melihat adanya karies, penyakit periodontal dan
trauma.
• Sebagai dokumentasi data rekam medis yang dapat
diperlukan sewaktuwaktu.
Persiapan pemeriksaan rontgen
Radiografi konvensional tanpa persiapan.
• bisa langsung difoto.
• Biasanya ini untuk pemeriksaan tulang atau
toraks.
Radiografi konvensional dengan persiapan.
• memerlukan persiapan di antaranya untuk foto
rontgen perut.
• Sebelum pelaksanaan, puasa beberapa jam atau
hanya makan bubur kecap. Dengan begitu
ususnya bersih dan hasil fotonya pun dapat
dengan jelas memperlihatkan kelainan yang
dideritanya.
Pemeriksaan dengan kontras
• sebelum dirontgen, kontras dimasukkan ke dalam
tubuh dengan Cara diminum, atau dimasukkan lewat
anus, atau disuntikkan ke pembuluh vena.
• Alat rontgen yang digunakan untuk pemeriksaan
selanjutnya adalah fluoroskopi. Pemeriksaan dilakukan
jika usus atau lambung dicurigai terputar. Untuk anak
yang dicurigai menderita Hirschsprung (penyempitan di
usus besar yang disebabkan bagian usus tidak memiliki
persarafan pada dindingnya), kontras dimasukkan
lewat anus.
• Sedangkan untuk pasien yang mengalami kelainan
ginjal atau saluran kemih, kontras dimasukkan lewat
pembuluh vena atau kandung kemih
Pemeriksaan EKG, EEG, EMG,
Angiography, Mammografy
Priyo mukti
EKG
EKG
• pemeriksaan kesehatan terhadap aktivitas
elektrik (listrik) jantung. Elektrokardiogram
adalah rekaman aktivitas elektrik jantung
sebagai grafik jejak garis pada kertas grafik.
Bentuk jejak garis yang naik dan turun
tersebut dinamakan gelombang (wave).
Proses perekaman aktivitas listrik jantung
dalam bentuk grafik disebut
elektrokardiografi.
Tujuan pemeriksaan EKG
• Laju (kecepatan) denyut jantung
• Ritme denyut jantung
• Kekuatan dan “timing” sinyal listrik saat
melewati masing-masing bagian jantung.
kegunaan
• Memeriksa aktivitas elektrik jantung
• Menemukan penyebab nyeri dada, yang dapat
disebabkan serangan jantung, inflamasi kantung
sekitar jantung (perikarditis), atau angina.
• Menemukan penyebab gejala penyakit jantung,
seperti sesak napas, pusing, pingsan, atau detak
jantung lebih cepat atau tidak beraturan
(palpitasi).
• Mengetahui apakah dinding ruang-ruang jantung
terlalu tebal (hypertrophied)
• Memeriksa seberapa baik kerja suatu obat dan
apakah obat tersebut memiliki efek samping
terhadap jantung.
• Memeriksa apakah suatu alat mekanis yang
dicangkok dalam jantung, misalnya pacemaker,
bekerja dengan baik untuk mengendalikan
denyut jantung.
• Memeriksa kesehatan jantung pada penderita
penyakit atau kondisi tertentu, seperti hipertensi,
kolesterol tinggi, diabetes, atau penyakit lainnya.
• Hasil EKG dinilai oleh dokter spesialis misalnya
spesialis penyakit jantung, spesialis penyakit
dalam, spesialis elektrofisiologi, spesialis
anestesi, atau spesialis bedah.
.
• EKG adalah tes kesehatan yang umum yang
merupakan bagian dari check-up kesehatan
berkala. Perangkat tes EKG cukup portable
(mudah dibawa atau dipindahkan). Jika anda
di rawat di rumah sakit, jantung anda mungkin
akan dimonitor secara terus menerus dengan
system EKG , proses ini disebut telemetri
Prosedur

• Pasien akan diminta berbaring di tempat tidur


dan membuka sebagian pakaian serta
melepas asesori yang mengandung logam
(misalnya jam tangan, handphone, sabuk).
Tubuh pasien akan dipasangi elektroda berupa
lempeng logam tipis.
• Elektroda ini akan dilapisi pasta untuk
meningkatkan konduktivitas tubuh. Pasien
diminta rileks dan tidak berbicara. pasien
bernapas biasa atau menahan napas sesaat
waktu merekam kerja jantung. Pemeriksaan
EKG sebagai bagian dari check up tidak akan
memakan waktu lama, biasanya sekitar 5
menit.
EEG
EEG
1. Alat untuk
merekam aktivitas listrik dari otak dengan
menggunakan pena yang menulis di atas
gulungan kertas
2. Tes ini mampu menunjukkan tanda
penyakit alzheimer dan epilepsy.
Sumber lain menjelaskan bahwa EEG adalah
sebuah pemeriksaan penunjang yang berbentuk
rekaman gelombang elektrik sel saraf yang
berada di otak yang memiliki tujuan untuk
mengetahui adanya gangguan fisiologi fungsi
otak.
Pasien yang perlu di EEG
• Epilepsi
• Demensia
• Norkolepsi
• Abnormalitas sistem saraf
• Abnormalitas pada otak atau tulang belakang
• Kelainan mental
Hasil dari tes Electroencephalogram dapat diperoleh pada hari
yang sama, atau selambat lambatnya satu hari setelahnya.
Penentuan diagnosis abnormal atau normal ditentukan oleh
pola dari gelombang elektrik otak.
• Terdapat beberapa tipe gelombang elektrik otak
yang dapat dihasilkan dari tes EEG, di antaranya
adalah:
– Gelombang alpha – gelombang alpha memiliki
frekuensi sebesar 8 sampai 12 siklus per detik.
Gelombang ini hanya terjadi ketika dalam keadaan
sadar sepenuhnya ataupun dengan saat mata
tertutup.
– Gelombang beta – gelombang beta memiliki frekuensi
sebesar 13 sampai 30 siklus, dan terjadi ketika dalam
keadaan sadar.
– Gelombang delta – gelombang delta terjadi ketika
tidur. Gelombang ini juta umum ditemukan pada
anak kecil.
– Gelombang theta – Seperti gelombang delta,
gelombang theta terjadi dalam fase tidur, dan
memiliki 4 sampai 7 siklus per detik
• Aktivitas normal otak memiliki gelombang alpha
atau beta ketika tidur dan memiliki pola aktivitas
otak yang sama antar kedua belah otak.
• Otak tidak seharusnya mengalami sebuah
ledakan aktivitas atau sesuatu yang dapat
memperlambat aktivitas kelistrikan otak.
• Saat tes dilakukan, pasien akan dirangsang
dengan cahaya untuk mengetahui respon dari
otak, ketika otak merespon dalam level normal
maka aktivitas kelistrikan otak dapat dikatakan
dalam kondisi baik.
• Sebaliknya, aktivitas kelistrikan otak dikatakan
tidak normal ketika kedua belah otak memiliki
pola gelombang yang berbeda atau menunjukan
adanya aktivitas kelistrikan yang tajam.
• Ketika gelombang delta dan theta ditemukan saat
pasien dalam kondisi sadar, maka hal ini dianggap
sebagai sesuatu yang tidak biasa.
• Sebuah lonjakan tajam dari gelombang aktivitas
otak harus menjadi perhatian dokter karena
dapat menunjukan adanya gejala tumor otak,
epilepsi, infeksi atau stroke. Sebaliknya, ketika
tidak ada gelombang otak yang terdeteksi, maka
pasien dapat diindikasikan dalam keadaan koma.
Prosedural tindakan
• Ketika pasien disarankan untuk melaksanakan tes EEG,
beberapa persiapan penting untuk dilakukan sehari
sebelum tes berlangsung.
• Pasien harus menghindari konsumsi dari zat sedatif, obat
penenang, obat-obatan yang berefeksamping mengantuk,
kopi, teh, soda, dan cokelat. Kepala juga harus dipastikan
dalam kondisi bersih, karena dalam tindakan ini akan
ditempelkan piringan metal pada kulit kepala.
• Hindari penggunaan minyak, kondisioner, krim, atau spray
rambut sebelum pergi ke rumah sakit. Beberapa dokter
juga menyarankan untuk mengurangi lama tidur beberapa
jam sebelum melakukan tes karena nantinya pasien akan
diminta untuk tidur selama proses tes berlangsung.
• EEG biasa dilakukan di rumah sakit di bawah
pengawasan dari petugas EEG. Pasien berbaring dan
tindakan dimulai dengan menempelken piringan metal
atau elektroda pada beberapa titik di kepala pasien.
• Piringan metal ini dilekatkan menggunakan pasta yang
lengket, ataupun jarum.
• Terkadang, beberapa elektroda yang ditempelkan pada
kepala digantikan dengan sebuah penutup kepala yang
dimana terdapat elektroda elektroda yang telah
terpasang.
• Elektroda ini akan dihubungkan dengan komputer, di
mana aktivitas elektrik dari otak dapat terekam.
• Ketika tindakan sedang berlangsung pasien
akan diminta untuk diam berbaring dan tidak
tidak diperbolehkan untuk berbicara. Petugas
EEG akan mengamati dari jendela dan
meminta pasien unutk melakukan beberapa
hal yang diperlukan untuk keperluan
diagnosis, seperti:
• Bernapas dalam dan cepat selama 20 menit
• Melihat pancaran cahaya
• Tidur (jika pasien sulit untuk tidur, obat penenang dapat
diberikan)
• Tes biasa dilakukan selama 1 sampai 2 jam. Namun, ketika
tes dilakukan diperlukan untuk mengamati masalah yang
berhubungan dengan tidur, maka tes dilakukan selama
pasien tertidur.
• Tes EEG tidak menimbulkan sakit kepada pasien. Namun,
ketika tes ini menggunakan jarum sebagai pengganti pasta
lengket, sensasi tusukan dapat dirasakan pasien selama
jarum dipasang. Ketika menggunakan pasta, pasta mungkin
tertinggal di rambut pasien yang digunakan untuk
menempelkan elektroda pada kulit kepala.
komplikasi
• Pemeriksaan EEG merupakan tes yang aman dengan
risiko komplikasi yang sangat kecil karena jumlah arus
listrik yang dialirkan tidak akan mencapai keseluruhan
tubuh.
• Satu-satunya kemungkinan komplikasi yang
mempengaruhi pasien dengan gangguan kejang,
seperti pancaran cahaya yang merupakan bagian dari
tes dapat memicu serangan kejang.
• Dengan demikian, petugas EEG melakukan beberapa
tes sebagai tindakan pencegahan ketika melakukan tes
pada pasien dengan epilepsi atau gangguan kejang
lainnya.
EMG
Elektromyogragh
EMG
• uji diagnostik yang digunakan untuk merekam aktifitas
listrik otot baik ketika berada pada kondisi istirahat
ataupun ketika pasien bergerak/ aktif.
• Neuron motor akan menstransmisikan impuls listrik ke
otot, yang dimana akan menginstruksikannya untuk
berkontraksi atau berelaksasi.
• Otot yang aktif akan menghasilkan arus listrik yang
proporsional dengan tingkat aktifitas otot. EMG akan
menterjemahkan sinyal-sinyal ini kedalam bentuk
grafik, suara, atau nilai-nilai numerik yang dapat
diinterpretasikan untuk memahami kesehatan otot.
Deteksi abnormalitas pada EMG
• Distrofi muskular
• Radang/ inflamasi otot
• Syaraf terjepit
• Kerusakan syaraf tepi (kerusakan pada syaraf di
kaki dan lengan)
• Sklerosis lateral amiotrofik (penyakit syaraf yang
menyerang sel-sel syaraf yang mengendalikan
otot sadar)
• Miastenia gravis (gangguan/ kelainan
autoimunitas yang menyebabkan lemahnya otot
tulang)
• Herniasa diska (robeknya diska tulang belakang)
Gejala pada EMG
• Rasa geli
• Rasa kebas
• Otot yang lemah
• Rasa sakit dan kram otot
• Beberapa tipe rasa sakit pada kaki atau tangan

Anda mungkin juga menyukai