Tatanama tumbuhan merupakan sayarat mutlak untuk siapa saja yang ingin mendalami
taksonomi tumbuhan. Menurut perkembangannya hingga sekarang, tatanama tumbuhan tidak
hanya memuat ketentuan-ketentuan pemberian nama, tetapi seperti dalam Kode Internasional
Tatanama Tumbuhan, memuat pula ketentuan-ketentuan yang mengatur prosedur jalannya
kegiatan-kegiatan dalam taksonomi tumbuhan, misalnya syarat dalam publikasi nama takson-
takson baru, penerapan metode tipe, perubahan nama sebagai akibat perubahan status suatu
takson, merupakan contoh dari sekian banyak prosedur dalam kegiatan taksonomi tumbuhan,
yang bila tidak ditaati dapat menyebabkan tidak syahnya nama-nama yang diberikan dan tidak
syahnya publikasi yang dihasilkan.
B. Morfologi-Terminologi
Hampir dalam setiap karya taksonomi diperlukan adanya pencandraan tumbuhan, baik dalam
flora maupun monograf, revisi, terlebih dalam publikasi untuk memperkenalkan suatu takson
baru yang diperkenalkan. Pencandraan ini hanya akan dapat dilakukan jika menguasai bidang
morfologi termasuk peristilahan (terminology) yang harus digunakan.
C. Bahasa Latin
Asas ke 5 Kode Internasional Tatanama Tumbuhan menyatakan, bahwa nama-nama ilmiah
diperlakukan sebagai bahasa Latin tanpa memperdulikan dari bahasa mana yang digunakan
sebagai nama ilmiah itu. Meskipun untuk pemberian nama tumbuhan tidak mutlak harus bahasa
Latin, namun dalam penerapannya kata-kata tersebut harus mengikuti kaidah-kaidah yang
berlaku untuk bahasa Latin. Banyak nama ilmiah berasal dari bahasa Yunani, dapat pula nama-
nama orang misalnya author, nama tempat, adapula dari bahasa Indonesia (Maluku),
sepertigenemu untuk melinjo,yang karena diberlakukan kaidah Latin berubah
menjadi gnemon untuk nama Gnetum gnemon. Selain itu dalam publikasi nama ilmiah suatu
takson baru, bagi tumbuhan masih berlaku persyaratan, bahwa nama ilmiah tumbuhan yang
diperkenalkan pertama kali itu harus disertai deskripsi atau sekurang-kurangnya diagnosis yang
harus ditulis dalam bahasa Latin.
2. Ilmu atau cabang-cabang ilmu yang oleh seorang diperlukan agar ia dapat memahami
berbagai aspek ilmu yang sedang dipelajari dengan lebih baik, disebut penunjang. Adapun
cabang-cabang ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah:
3. Ilmu atau cabang-cabang ilmu yang bila dimiliki seseorang dalam mempelajari suatu
bidang ilmu tertentu akan dapat menambah luas wawasan. Cabang-cabang ilmu yang
dimaksud antara lain: