PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepsis adalah sindrom klinik oleh karena reaksi yang berlebihan dari respon imun
tubuh yang distimulasi mikroba atau bakteri baik dari dalam dan luar tubuh .
Meskipun telah dilakukan identifikasi dini, treatment dan intervensi yang agrsif
tetapi angka mortalitas tetap mencapai 20% sampai 50% bagi pasien yang mengalami
perburukan kondisi menjadi severe sepsis atau syok. Sepsis tidak memiliki batasan
dan dapat terjadi pada setiap usia, jenis kelamin, atau ras. Servere sepsis dan syok
sepsis bertanggung jawab atas satu dari empat kematian penduduk di dunia, dan
CDC National Center Of Hospital Statistics tahun 2011 melaporkan bahwa beban
Setiap tahunnya sekitar 750.000 kasus sepsis berlanjut menjadi sepsis berat atau
syok sepsik di Amerika Serikat Studi terbaru menunjukkan bahwa di Amerika Afrika
memiliki insiden yang lebih tinggi dari sepsis berat dibandingkan kulit putih (6
banding 3.6 per 100 penduduk dan angka kematian yang tinggi di ICU (32.1%)
(Russell, 2012)
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Preceptee mampu:
PENGELOLAAN KASUS
(ICU) RS BETHESDA
PENGKAJIAN
Nama : Yn Y
Umur : 91 tahun
Agama : Kristen
Suku :
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
1. Keluhan utama
Pasien pada tanggal 29 Juni 2019 jam 21.13 WIB mengeluh nyeri dada, keringat
dingin, berdebar debar, bicara sulit, makan minum kurang, tidak mual tidak muntah
liter/menit, infus RL 30 tpm, Nebulizer ventolin, flixotide, Ambroxol 3X5 cc, obat
dari rumah diteruskan (Brainact !X1, somary 1X1, Q ten 1X1, CPG 1X1/2, lasix
1X1/2, digoxin 1X1/2, KSR 2 hari sekali, Cardismo 1X1/2, cravit 1X500 ), dilakukan
110x/menit, nafas terdengar ronchi, pasien menggunakan oksigen NRM 10 liter per
mmHg, Nadi 110 x/menit, Sao2 98%, GCS E2 M4 V1, pasien dilakukan tindakan
penggunaan ventiltor. Program dokter periksa sputum, urine rutine, kultur urine.
Pasien di pindahkan ke ICU dengan gagal nafas, retensi sputum, sepsis. Keadaan
peep 5 Fio2 60%. Tekanan darah 120/70 mmHg. HR 110 x/menit Spo2 86% suhu
377℃ pasien terpang NGT dan foley cateter no 16.Pasien mengalami dikubitus
12 peep 5 Fio2 60%, Tekanan Darah 120/70 mmHg Nadi 90x/menit Suhu 368℃.
Pasien riwayat sakit jantung sekitar 5 tahun yang lalu sudah dilakukan kateterisasi di
RS Medistra Jakarta. Pasien minum obat rutine paru cucu pasien tidak tahu nama
obat.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
30 Juni 2019
Foto thorax
Hasil : gambaran infiltrat perihiler dan para cardial bilateralsesuai tanda broncho
berkurang. Besar cor normal. Terpasang ETT di proyeksi trachea dengan yang berada
setinggi thoracal 5
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan EKG
d. Pemasangan ET
e. Pemasangan ventilator
a. Breath ( pernafasan)
- Kesimetrisan gerak dada : Gerakan antara dada kiri dan kanan sama
pernafasan
b. Blood (kardiovaskuler)
- Irama : Sinus
c. Brain (Persyarafan)
- Kesadaran : Soporus
- Refleks fisiologis :
- Refleks patologis
- Pemeriksaan Lain
- Kekuatan otot
d. Bladder (Perkemihan)
e. Bowel
- Peristaltik : 12 x/ menit
f. Bone
a. Enteral
- Vestrin syrup 3X10 cc, diberikan secara enteral jam 08.00 16.00 24.00
Enteral intake
2X100cc / 2 jam
b. Parenteral
Debridement ringan dengan rivanol dan sofratulle dan diberikan bioplacenton selama
ANALISIS OBAT
1 Juli 2019
Pemeriksaan urine
3 Juli 2019