Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sepsis adalah sindrom klinik oleh karena reaksi yang berlebihan dari respon imun

tubuh yang distimulasi mikroba atau bakteri baik dari dalam dan luar tubuh .

Dipandang dari imunologi sepsis adalah reaksi hipereaktifitas (Setiati. 2014)

Meskipun telah dilakukan identifikasi dini, treatment dan intervensi yang agrsif

tetapi angka mortalitas tetap mencapai 20% sampai 50% bagi pasien yang mengalami

perburukan kondisi menjadi severe sepsis atau syok. Sepsis tidak memiliki batasan

dan dapat terjadi pada setiap usia, jenis kelamin, atau ras. Servere sepsis dan syok

sepsis bertanggung jawab atas satu dari empat kematian penduduk di dunia, dan

kejadiannya selalu mengalami peningkatan. Angka kematian akibat sepsis melebihi

angka kematian akibat infark miokard, kangker payudara dan stroke.

CDC National Center Of Hospital Statistics tahun 2011 melaporkan bahwa beban

ekonomi sangat tinggi pada pasien sepsis

Setiap tahunnya sekitar 750.000 kasus sepsis berlanjut menjadi sepsis berat atau

syok sepsik di Amerika Serikat Studi terbaru menunjukkan bahwa di Amerika Afrika

memiliki insiden yang lebih tinggi dari sepsis berat dibandingkan kulit putih (6

banding 3.6 per 100 penduduk dan angka kematian yang tinggi di ICU (32.1%)

(Russell, 2012)

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Setelah melakukan studi kasus mengenai sepsis diharapkan preceptee mampu

memahami pemberian proses keperawatan secara komprehensif


2. Tujuan Khusus

Preceptee mampu:

a. Menganalisa kasus dan melakukan pengkajian

b. Membuat daftar analisa yang benar

c. Melakukan penegakan diagnosa keperawatan

d. Melakukan perencanaan asuhan keperawatan

e. Melakukan intervensi keperawatan pada klien

f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan

g. Mampu mempresentasikan hasil kasus kelolaan


BAB III

PENGELOLAAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. Y DENGAN GAGAL NAFAS

RETENSI SPUTUM, BRONCHOPNEUMONIA SEPSIS

DI RUANG INTENSIF CARE UNIT

(ICU) RS BETHESDA

PENGKAJIAN

I. IDENTITAS DIRI KLIEN

Nama : Yn Y

Umur : 91 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Cokrodiningrat Jenis Yogyakarta

Status perkawinan : Kawin

Agama : Kristen

Suku :

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT

Tanggal masuk RS : 29 Juni 2019

Tanggal pengkajian : 1 Juli 2019

Sumber Informasi : Studi dokumentasi

II. RIWAYAT PENYAKIT

1. Keluhan utama

Sekret banyak dan produktif warna kuning kental


2. Riwayat penyakit sekarang

Pasien pada tanggal 29 Juni 2019 jam 21.13 WIB mengeluh nyeri dada, keringat

dingin, berdebar debar, bicara sulit, makan minum kurang, tidak mual tidak muntah

diperiksakan ke IGD RS Bethesda dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital: Tekanan

darah 110/70 mmHg, S: 364℃, Nadi 105 X/menit, RR 30 X/menit. Pemasangan O2 3

liter/menit, infus RL 30 tpm, Nebulizer ventolin, flixotide, Ambroxol 3X5 cc, obat

dari rumah diteruskan (Brainact !X1, somary 1X1, Q ten 1X1, CPG 1X1/2, lasix

1X1/2, digoxin 1X1/2, KSR 2 hari sekali, Cardismo 1X1/2, cravit 1X500 ), dilakukan

pemeriksaan darah rutin, EKG hasil sinus tacchicardi.Pasien dinyatakan layak

transport dipindahkan di ruang Ganna

Tanggal 30 Juni 2019 jam 07.00 WIB

Keadaan umum sedang kesadaran komposmentis TD 120/80 mmHg, Nadi

110x/menit, nafas terdengar ronchi, pasien menggunakan oksigen NRM 10 liter per

menit. Selanjutnya keadaan umum pasien menurun kesadaran soporus TD 120/70

mmHg, Nadi 110 x/menit, Sao2 98%, GCS E2 M4 V1, pasien dilakukan tindakan

pemasangan Endotracheal tube dipindahkan ke ICU. Pertimbangkan untuk

penggunaan ventiltor. Program dokter periksa sputum, urine rutine, kultur urine.

Tanggal 30 Juni 2019 jam 12.15

Pasien di pindahkan ke ICU dengan gagal nafas, retensi sputum, sepsis. Keadaan

umum berat kesadaran soporus dengan respirasi ET No 7 Conect ventilator PSIMV 12

peep 5 Fio2 60%. Tekanan darah 120/70 mmHg. HR 110 x/menit Spo2 86% suhu

377℃ pasien terpang NGT dan foley cateter no 16.Pasien mengalami dikubitus

disacrum bawaan dari rumah dan tumit kanan kiri merah.

Tanggal 1 Juli 2019 jam 07.00 WIB


Keadaan umum sakit berat kesadaran soporus pasien menggunakan ventilator PSIMV

12 peep 5 Fio2 60%, Tekanan Darah 120/70 mmHg Nadi 90x/menit Suhu 368℃.

pasien terpasang infus RL di tangan kiri

Tanggal 1 Juli 2019 dilakukan pengkajian

3. Riwayat penyakit dahulu

Pasien riwayat sakit jantung sekitar 5 tahun yang lalu sudah dilakukan kateterisasi di

RS Medistra Jakarta. Pasien minum obat rutine paru cucu pasien tidak tahu nama

obat.

4. Diagnosa medik : gagal nafas, retensi sputum, bronchopenumonia, sepsis

5. Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium

Tanggal 29 Juni 2019

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan


Hemoglobin 11.8 gr/dl 11.7-15.5
hematocrit 39 % 35 - 49
lekosit 24.480 Ribu/mmk 4.5 - 11.5
eosinofil 0 % 2 -4
basofil 0 % 0-1
ureum 108.4 mg/dl 17.0 - 54.0
creatinin 0.45 mg/dl 0.73 - 1.18
cholesterol 80
HDL 37 Mayor risk factor for hear
disease <40
ASD heart disease <40
Negatif risk factor for heart
disease >60
LDL 23 Optimal <00
Near optimal 100 -129
Bordeline 130 - 159
High 160 - 189
Very high > 190
Trigliseride 97 N 450
Boderline high 150 - 199
High 200 - 499
Very high > 500
Natrium 156 136 - 146
kalium 4.3 3.5 - 5.1

30 Juni 2019

Foto thorax

Hasil : gambaran infiltrat perihiler dan para cardial bilateralsesuai tanda broncho

pneumonia, dibandingkan foto sebelumnya secara radiologis infiltrasi relatif

berkurang. Besar cor normal. Terpasang ETT di proyeksi trachea dengan yang berada

setinggi thoracal 5

1 Juli 2019 jam 07.00 WIB

6. Tindakan yang dilakukan

a. Pemeriksaan laboratorium

Dilakukan tanggal 29 Juni, 1 Juli 2019

b. Pemeriksaan EKG

Dilakukan tanggal 29 Juni 2019

c. Pemeriksaan foto thorax

Dilakukan tanggal 30 Juni 2019

d. Pemasangan ET

Dilakukan tanggal 30 Juni 2019

e. Pemasangan ventilator

Dilakukan tanggal 1 Juni 2019

III. OBSERVASI DAN PENGKAJIAN FISIK

a. Breath ( pernafasan)

- Respirasi : Rate 29 x/menit.


- Pola nafas pasien : Diatur dengan menggunakan ventilator dengan

tipe PSIMV 12 peep 6 Fio2 50%, TV 365

- suara nafas : Vesikuler disemua lapang paru,

- Slem : Produktif warna kuning kental

- Kesimetrisan gerak dada : Gerakan antara dada kiri dan kanan sama

- Kelainan bentuk dada : Dada berbentuk seperti tong

- Penggunaan otot bantu pernafasan : Tidak terdapat penggunaan otot bantu

pernafasan

- Penggunaan artifisial airway : Pasien terpasang ET

- Mode Ventilator : PSIMV 12

- Terapi Oksigen : Ventilator

Saturasi Oksigen : 95%

b. Blood (kardiovaskuler)

- Tekanan darah : 100/50 mmHg dilengan kiri,

- Nadi : 90 x/menit teratur kuat.

Pasien suport ventilator,

- Irama : Sinus

- Bunyi jantung : Tidak terdengar murmur atau irama galop.

- Capilary Refill : < 3 detik

- Jenis irama : Irama sinus tachicardi

c. Brain (Persyarafan)

- Kesadaran : Soporus

- GCS :E=1 M=2 V=T


- Pupil : Diameter 2 mm kanan, 2 mm kiri, reflek terhadap cahaya :

positif (+) kanan (+) kiri

- Refleks fisiologis :

1. Bisep : Tidak terkaji

2. Trisep : Tidak terkaji

3. Patela : Tidak terkaji

4. Achiles : Tidak terkaji

- Refleks patologis

1. Babinsky : Negatif (-)

- Pemeriksaan Lain

1. Kaku kuduk : Negatif (-)

2. Brudzinky Neck sign : Negatif (-)

3. Kernig sign : Negatif (-)

4. Laseque : Negatif (-)

- Kekuatan otot

Ekstremitas atas kanan :1

Ekstremitas atas kiri :1

Ekstremitas bawah kanan : 1

Ekstremitas bawah kiri :1

d. Bladder (Perkemihan)

- Urine output : 50 cc/jam

- Warna : Kuning pekat

- Cateter : Foley cateter Ukuran: 16 Jumlah pengunci 15 cc

- Distensi kandung kemih : Tidak terdapat distensi pada kandung kemih

- Retensi urine : Tidak terdapat retensi urine


- Inkontinensia urine : Tidak terkaji, pasien menggunakan foley cateter

- Nyeri : Diukur menggunakan COPT skala nyeri 3

e. Bowel

- Peristaltik : 12 x/ menit

- Vaskular Sound (Bruit) : Tidak terdapat suara bruit

- Distensi abdomen : Tidak terdapat distensi abdomen

- Asites : Tidak terdapat asites pada abdomen

- Blooding : Tidak terdapat blooding pada pasien

- Mual : Pasien tidak mual

- Muntah : Pasien tidak muntah

f. Bone

- Fraktur : Tidak terdapat fraktur

- Nyeri : Tidak ada nyeri

- Deformitas sendi : Tidak terdapat deformitas pada sendi

- Oedem : Tidak ada oedem

- Perfusi perifer : Perfusi perifer baik

- Cianosis : TIdak terdapat cianosis

- Compartemen syndrom : Tidak terdapat compartemen syndrom

IV. PROGRAM TERAPI

a. Enteral

- Vestrin syrup 3X10 cc, diberikan secara enteral jam 08.00 16.00 24.00

- CPG 1x1/2 tablet, diberikan secara enteral jam 08.00

Lasix 1X1/2 tablet, diberikan secara enteral jam 08.00

Coraton 2X1 tablet, diberikan secara enteral jam 08.00 20.00

Digoxin 1X1/2 tablet, diberikan secara jam 08.00


KSR 1X1 (tiap 2 hari ), diberikan tiap 2 hari sekali

Cardismo 2X1/2 tablet, diberikan jam 08.00 20.00

Sinore 1X1/4 diminum senin

Nebulizer : combivent flixitide 2X, diberikan jam 08.00 16.00 24.00

Enteral intake

2X100cc / 2 jam

b. Parenteral

Meropenen 3X500 mg diberikan secara intra vena

Methilpredisolon 3X 20 mg diberikan secara intra vena

Amikasi 2X50 mg diberikan secara intravena

Cefriaxone 2X1 gram diberikan secara intra vena

Infus RL : D5%: Renxamine

Rawat luka 1kali /hari

Debridement ringan dengan rivanol dan sofratulle dan diberikan bioplacenton selama

seminggu ke depan tanggal 8 Juli 2019

ANALISIS OBAT

NO NAMA INDIKASI KONTRA EFEK IMPLEMENTASI

OBAT INDIKASI SAMPING


1. Vestrin -Bronchitis - Gangguan hati - nyeri perut -Kaji sekret pasien
kronis berat - mual dan -Observasi
-Infeksi saluran -Hypertyroid muntah timbulnya rasa
napas gastritis diare mual
glukoma - gatal ruam
kulit

2. CPG - risiko penyakit - alergi obat - mual Observasi tanda


jantung Dopidogrel -mudah vital: tekanan
- stroke - tukak peptik memar darah, nadi,
- unstable angina - kerusakan hati - gatal respirasi, suhu
-ST segment parah - trombolic
elevasi akut - - ibu menyusui thrombo
myocadinpark cytopenic
- purpura
3. Lasix - edema paru - hypersentifitas - gangguan Monitor
akut - anuria elektrolit pengeluaran urine
- acites - dehidrasi Balance cairan
-
hypovolemi
a
- hypotensi
4. Coralan - angina pectoris - syok - pusing Observasi tanda
- gagal jantung cardiogenik - kelelahan vital: tekanan
- hypotensi darah, nadi,
berat respirasi, suhu
- infrak akut
5. Digoxin - gagal jantung - blok av total - mual Observasi tanda
kongestif - sinus muntah vital: tekanan
- tachicardi bradikardi - diare darah, nadi,
supraventriculer - pusing respirasi, suhu
- depresi
- ruam kulit
6. KSR - hypocalemia - gagal ginjal - mual Periksa kadar
- tidak - blok AV - nyeri perut elektrolit pada
seimbangnya - diare tubuh pasien
elektrolit - kesemutan
tangan kaki
7. Combivent - saluran - kardiomyopati - sakit Observasi
pernapasan - tachiaretmia kepala respirasi rate dan
- VPOK - - gelisah Spo2 pasien
- asma hypersensitivita - pusing
s - tremor
halus
-
hypocalemi
a
8. Flixotade - iritasi pada - - - Observasi
paru hypersensitivita candidiasis respirasi rate dan
- asma s mulut Spo2 pasien
- suara
serak
- kontusio
9. Meropenen - infeksi gram - - mual Observasi mual
positif dan gram hypersensitivita muntah muntah pasca
negatif s terhadap - diare pemberian obat
meropenen -
trombositop
eni
- parestesia
- nyeri perut
10. Methylpred - asma - - gatal-gatal Observasi
nisolon - dermatitis hypersensitivita - kesulitan respirasi rate dan
- penumonia s bernapas Spo2 pasien
- anemia -
- penyakit crohn pankreatitis
- potasium
rendah
11.Amikasin - pneumonia - - vertigo Observasi tekanan
- infeksi saluran hypersensitivita - sakit darah pasien
kemih s kepala
- sepsis - parestesia
- meningitis - tremor
- hypotensi
12. Cefriaxone - infeksi - - diare Observasi mual
pernapasan hypersensitivita - mutah muntah pasca
bawah s - nyeri pemberian obat
- otitis media tenggoroka
- infeksi saluran n
kemih - sariawan

1 Juli 2019

Pemeriksaan urine

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan


warna Kuning keruh
BJ 1.025
Glucosa negatif mg/dl negatif
Protein negatif mg/dl negatif
Sediment
Lekosit pucat 5+
Lekosit gelap 5+
Eritrosit 4+
epithel 2+
bakteri 1+

3 Juli 2019

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan


Total albumin 6.0 g/dl 6.40 - 8.30
albumin 2.7 g/dl 3.20 - 4.60
globulin 3.3 g/dl 3.0 - 3.50

Anda mungkin juga menyukai