TERAPI BERMAIN
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
DI RUMAH SAKIT X
Sub Pokok Bahasan : Mengenal bahasa, membuat hasil karya dan bersosialisasi
Waktu : 30 Menit
Pelaksana : Kelompok IV
A. Latar Belakang
Dunia anak adalah dunia bermain. Melalui kegiatan bermain, semua aspek
1
2
pokok dalam bermain. Anak akan terus bermain sepanjang aktivitas tersebut
Permainan adalah stimulasi yang tepat bagi anak. Usahakan memberi variasi
permainan dan sangat baik jika orang tua ikut terlibat dalam permainan, yaitu
Sasaran terapi bermain yang akan dilakukan adalah anak prasekolah (4-5 tahun).
Klasifikasi dalam permainan ini adalah skill play yaitu permainan ini akan
anak diusianya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Metode
a. Bercerita
b. Demonstrasi
c. Redemonstrasi
2. Media
a. Kertas asturo
b. Lem kertas
c. Spidol
d. Boneka tangan
e. Pita/tali
D. Kegiatan
1. Perorganisasian
2. Setting Tempat
Keterangan :
: Pemimpin bermain
: Fasilitator
: Pasien
3. Kegiatan Bermain
d. Memperhatikan
5
d. Menjelaskan
prosedur
permainan
menggunakan dan
hewan
dan tanggapan
anak
menempelkan
f. Memberikan
reinfocement
bias mengikuti
permainan
6
permainan
b. Melakukan
reward.
E. Evaluasi
1. Evaluasi proses
2. Evaluasi hasil
A. Pengertian Bermain
Bermain merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
anak-anak, sekaligus anak dalam keadaan sakit dan dirawat (Wulandari, 2015).
Bermain merupakan cara ilmiah bagi seorang anak untuk mengungkapkan konflik
yang ada dalam dirinya yang pada awalnya anak belum sadar bahwa dirinya
(Suryani, 2016).
B. Kategori Bermain
1. Bermain aktif
Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukan anak,
melipat kertas origami, puzzle dan menempel gambar. Bermain aktif juga
7
8
2. Bermain pasif
Dalam bermain pasif, hiburan atau kesenangan diperoleh dari kegiatan orang
bermain aktif.
C. Klasifikasi Bermain
1. Berdasarkan isinya
menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan mendapat
orangtua dan orang lain. Permainan yang bias dilakukan adalah “cilukba”,
yang dapat dibentuk dengan pasir. Bisa juga dengan menggunakan air
kasar dan halus. Misalnya, bayi akan terampil dalam memegang benda-
benda kecil, memindahkan benda dari satu tempat ke tempat lain dan anak
Misalnya ibu guru, ibunya, ayahnya, kakaknya dan sebagainya yang ingin
di antara mereka tentang peran orang yang mereka tiru. Permainan ini
a. Permainan (games)
10
anak sendiri atau dengan temannya. Banyak sekali jenis permainan ini
yang dimulai dari sifat tradisional maupun modern seperti ular tangga,
saja yang ada di sekelilingnya. Anak melamun, sibuk dengan bajunya atau
tertentu dan situasi atau objek yang ada di sekelilingnya yang digunakan
a. Onlooker play
Pada jenis permainan ini anak hanya mengamati temannya yang sedang
Jadi, anak tersebut bersifat pasif, tetapi ada proses pengamatan terhadap
usia toddler.
b. Solitary play
11
Pada permainan ini dimulai dari bayi (toddler), dimana anak berada dalam
c. Parallel play
Pada permainan ini, anak dapat menggunakan alat permainan yang sama,
tetapi antara satu anak dengan anak yang lain tidak terjadi kontak satu
sama lain sehingga antara anak yang satu dengan yang lain tidak ada
sosialisasi satu sama lain. Biasanya permainan ini dilakukan oleh anak
usia toddler.
d. Assosiatif play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan
anak yang lain, tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin atau yang
e. Cooperative play
jenis ini, juga tujuan dan pemimpin permainan. Anak yang memimpin
f. Therapeutic play
D. Fungsi Bermain
bagi semua tingkat usia. Permainan yang aktif dengan menggunakan suatu
2. Perkembangan emosi
melarikan diri melalui fantasi dan tidak masuk akan untuk mengatasi
kecemasan.
3. Perkembangan kognitif
benda-benda sekitarnya baik dalam hal warna, bentuk, ukuran dan pentingnya
baru.
4. Perkembangan kreativitas
Seseorang anak yang merasa puas dengan kreativitasnya yang baru dan
5. Perkembangan sosial
dengan orang lain dan mempelajari peran dalam kelompok. Sebenarnya sejak
berhubungan dengan orang lain, tetapi melalui permainan dengan anak yang
14
Kesadaran ini dapat diperoleh dengan bermain, sebab anak belajar memahami
7. Perkembangan moral
mendasar dari orangtua, guru atau orang lain sekitarnya. Dengan demikian
anak akan bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan, karenanya anak
terhadap kelompok.
8. Terapi
pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak, misalnya marah,
9. Komunikasi
peran.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi aktivitas bermain anak, antara lain
(Suryani, 2016) :
16
1. Faktor kesehatan
Semakin sehat anak semakin banyak energi yang digunakan untuk bermain
secara aktif. Anak yang sakit atau kekurangan energi lebih menyukai hiburan
dan permainan yang tidak melibatkan aktivitas fisik. Pada saat kondisi anak
menurun atau menerima hospitalisasi, orangtua dan perawat harus teliti dalam
2. Perkembangan motorik
Permainan anak pada setiap usia melibatkan koordinasi motorik. Apa saja
3. Faktor intelengsi
Pada setiap usia, anak dengan intelegensi tinggi lebih aktif dalam bermain
daripada merek adengan tingkat intelegensi yang lebih rendah. Seiring dengan
4. Jenis kelamin
anak. Pada dasarnya semua alat permainan atau jenis permainan dapat
daya fikir, imajinasi, kreativitas dan kemampuan social. Ada juga yang
diri sehingga sebagian alat permainan yang identic dengan jenis kelamin
5. Faktor lingkungan
dan ruangan. Selain hal-hal tersebut, lingkungan eksternal seperti nilai moral,
6. Status sosioekonomi
Fasilitas bermain tidak harus selalu yang dibeli di took ataupun berharga
Apabila tugas rumah tangga atau pekerjaan menghabiskan luang anak, maka
anak akan terlalu lelah untuk melakukan kegiatan lainnya, seperti bermain.
norma dan aturan serta interaksi sosail dengan orang lain, oleh karena itu,
18
orangtua harus bijaksana memberikan alat dan jenis permainan bagi anak. Alat
tumbuh kembang anak sesuai dengan usianya, latar belakang, budaya, seks, status
kesehatan dan lingkungan di mana anak berada. Adapun jenis permainan yang
dapat diberikan kepada anak berdasarkan tingkat usia adalah sebagai berikut :
(Wulandari, 2016)
Secara visual permainan dapat dilihat dalam jarak dekat misalnya dengan
halnya dengan bayi usia 1 bulan yaitu jalan-jalan dengan kereta atau gerakan-
dibuatnya atau memanggil nama. Selain itu dapat juga dengan meremas kertas
tectile anak dapat diberi mainan dengan berbagai tekstur baik lembut atau
kasar dan bermain pada saat mandi. Sedangkan untuk perkembangan kinetic
waktu duduk.
warna gelap atau bunyi yang lebih khas atau berbicara sendiri di depan kaca.
Selain itu juga dapat dilakukan permainan “ciluk ba” atau merobek-robek
dan papa dan bagian-bagian tubuh, dapat juga anak diajarkan tepuk tangan
atau dengan memberi perintah yang sederhana. Secara taktil permainan dapat
itu dengan main air yang mengalir atau berenang. Untuk perangsang kinetic
Anak pada usia ini sudah dapat berjalan, memanjat atau berlari dan dapat
Dengan karakteristik bermain yang parallel play, anak toddler sering kali
menyenangi musik dan irama. Alat permainan yang dianjurkan, misalnya lilin
motor dan fine motor. Anak dapat melompat, berlari atau main sepeda karena
sangat energetic dan juga imaginatif anak sudah dapat bermain dengan
Menurut Nursalam (2005) dalam Wulandari (2016) konsep bermain pada usia
4 tahun yaitu inisiatif anak mulai berkembang dan anak ingin mengetahui
lebih banyak lagi mengenal hal-hal di sekitarnya. Anak mulai berfantasi dan
mempelajari model keluarga atau bermain peran, seperti peran guru, ibu dan
peran (dramatic role play). Alat permainan yang diajurkan, misalnya: buku,
majalah, alat tulis/krayon, balok dan krativitas bermain. Dalam bermain, anak
Pada usia ini anak dapat bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin
menerima orang lain dan tingkah laku yang diterima. Jenis permainan usia 7
tahun terbagi menjadi 2 bagian yaitu motorik halus antara lain : menggambar,
melukis dengan berbagai media, membuat seni kerajinan dari tanah liat,
22
membuat seni kerajinan tangan, bermain alat musik seperti gitar, biola, piano.
Motorik kasar antara lain : bermain kasti, basket, dan bola kaki, berenang,
Pada usia ini anak dapat bermain dalam kelompok (keluar), misalnya melalui
sepak bola, basket, badminton, mendengar musik atau TV serta dengan buku-
buku.
H. Tempat Bermain
Tempat bermain untuk pasien di rumah sakit bisa di dalam kamar pasien, ruangan
khusus atau di halaman, tergantung dari situasi dan kondisi anak.namun, sebaiknya
dilakukan di ruang bermain untuk memberikan kesan santai pada anak dan anak
akan merasa lebih aman dan nyaman saat bermain. Untuk keamanan tempat
1. Pastikan bahwa alat-alat bermain tidak mempunyai tepi, sudut dan proyeksi
yang tajam.
3. Periksa area permukaan yang aman dan berpegas di bawah alat-alat, seperti
5. Pastikan bahwa tidak terdapat lubang atau tempat lain di mana jari, lengan,
6. Ketinggian seluncur tidak boleh lebih dari 30 derajat dan harus mempunyai
8. Periksa adanya sampah, kaca pecah, kawat terkelupas, stop kontak listrik atau
kotoran binatang.
Permainan yang bersifatnya mendidik bisa disebut dengan APE (alat permainan
anak, hal ini tentunya disesuaikan dengan tingkat usia dan perkembangannya.
dapat menunjang atau merangsang tingkat pertumbuhan anak. Selain itu juga
menggunakan kalimat yang benar. Syarat yang perlu diperhatikan dari permainan
ini adalah :
1. Keamanan
Alat permainan untuk anak di bawah 2 tahun hendaknya tidak terlalu kecil, cat
tidak beracun, tidak ada bagian yang tajam, dan tidak mudah pecah, karena
pada usia ini anak kadang-kadang suka memasukan benda ke dalam mulut.
24
Prinsipnya, mainan tidak membahayakan dan sesuai dengan usia anak. Apabila
mainan terlalu besar atau berat, anak akan sukar menjangkau atau
3. Desain
APE sebaiknya mempunyai desain yang sederhana dalam hal ukuran, susunan,
dan warna serta jelas maksud dan tujuannya. Selain itu, APE hendaknya tidak
perkembangan anak
5. Variasi APE
namun tidak terlalu sulit agar anak tidak frustasi dan tidak terlalu mudah,
6. Universal
APE sebaiknya mudah diterima dan dikenali oleh semua budaya dan bangsa.
7. Tidak mudah rusak, mudah didapat dan terjangkau oleh masyarakat luas.
lapisan masyarakat, baik yang dengan tingkatan social ekonomi tinggi maupun
25
memenuhi persyaratan.
26
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta :
Salemba Medika.
Saputro, H., & Fazrin, I. (2017). Anak Sakit Wajib Bermain di Rumah Sakit :
Penerapan Terapi Bermain Anak Sakit, Proses, Manfaat dan
Pelaksanaannya. Ponorogo : Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES).
Suryani, E., & Badi’ah, A. (2016). Asuhan Keperawatan Anak Sehat dan Anak
Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Wulandari, D., & Erawati, M. (2016). Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar (Anggota IKAPI).