Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

 LATAR BELAKANG

 TUJUAN PENULISAN

BAB II PEMBAHASAN

 PENGERTIAN PONDASI

 JENIS PONDASI

 SLOOF

 GALIAN TANAH

 STRUKTUR BASEMENT

BAB III PENUTUPAN

 KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Suatu bangunan gedung beton bertulang yang berlantai banyak sangat rawan terhadap
keruntuhan jika tidak direncanakan dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan suatu
perencanaan struktur yang tepat dan teliti agar dapat memenuhi kriteria kekuatan (strenght),
kenyamanan (serviceability), keselamatan (safety), dan umur rencana bangunan (durability).

Beban-beban yang bekerja pada struktur seperti beban mati (dead load), beban hidup (live
load), beban gempa (earthquake), dan beban angin (wind load) menjadi bahan perhitungan
awal dalam perencanaan struktur untuk mendapatkan besar dan arah gaya-gaya yang bekerja
pada setiap komponen struktur, kemudian dapat dilakukan analisis struktur untuk mengetahui
besarnya kapasitas penampang dan tulangan yang dibutuhkan oleh masing-masing struktur.

1.2 TUJUAN PENULISAN

a.untuk mengetahui apa saja struktur bawah ?

b.apa itu pondasi dan apa saja jenisnya ?

c.apa yang dimaksud dengan sloof ?

d.apa yang dimaksud galian tanah ?

e.penjelasan struktur basement ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PONDASI

Pondasi adalah salah satu elemen paling penting pada bangunan. Karena pondasi merupakan
yang pertama kali dibentuk sebelum elemen lain-lain terbentuk. Ketahanan suatu bangunan
juga tergantung pada pondasi yang dibangun. Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban dari
struktur atas ke bagian tanah dasar.

Pondasi yang digunakan juga sangat beragam tergantung jenis bangunannya. Untuk bangunan
bertingkat biasanya menggunakan pondasi dalam. Sedangkan untuk bangunan yang sederhana
biasanya menggunakan pondasi dangkal.

Sebelum membuat pondasi biasanya dilakukan survei untuk mengukur struktur tanah. Setelah
itu barulah bisa menentukan jenis pondasi yang sesuai dengan struktur tanah itu sendiri. Berikut
dua jenis pondasi yang bisa Anda jadikan referensi untuk membuat bangunan.
A.Jenis Pondasi
Bentuk pondasi ditentukan oleh berat bangunan dan keadaan tanah disekitar bangunan,
sedangkan kedalaman pondasi ditentukan oleh letak tanah padat yang mendukung pondasi.
Jika terletak pada tanah miring lebih dari 10%, maka pondasi bangunan tersebut harus dibuat
rata atau dibentuk tangga dengan bagian bawah dan atas rata. Jenis pondasi dibagi menjadi 2,
yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.

1. Pondasi dangkal
Pondasi dangkal biasanya dibuat dekat dengan permukaan tanah, umumnya kedalaman
pondasi didirikan kurang 1/3 dari lebar pondasi sampai dengan kedalaman kurang dari 3
m. Kedalaman pondasi dangkal ini bukan aturan yang baku, tetapi merupakan sebagai
pedoman. Pada dasarnya, permukaan pembebanan atau kondisi permukaan lainnya akan
mempengaruhi kapasitas daya dukung pondasi dangkal. Pondasi dangkal biasanya digunakan
ketika tanah permukaan yang cukup kuat dan kaku untuk mendukung beban yang dikenakan
dimana jenis struktur yang didukungnya tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu tinggi, pondasi
dangkal umumnya tidak cocok dalam tanah kompresif yang lemah atau sangat buruk, seperti
tanah urug dengan kepadatan yang buruk , pondasi dangkal juga tidak cocok untuk jenis tanah
gambut, lapisan tanah muda dan jenis tanah deposito aluvial, dll.Apabila kedalaman alas
pondasi (Df) dibagi lebar terkecil alas pondasi (B) kurang dari 4, (Df/B < 4) dan apabila letak
tanah baik (kapasitas dukung ijin tanah > 2,0 kg/cm2) relatif dangkal (0,6-2,0 m) maka
digunakan pondasi ini. Pondasi dangkal juga digunakan bila bangunan yang berada di atasnya
tidak terlalu besar. Rumah sederhana misalnya. Pondasi ini juga bisa dipakai untuk bangunan
umum lainnya yang berada di atas tanah yang keras. Yang termasuk dalam pondasi
dangkal adalah sebahai berikut :
a. Pondasi Menerus

3
Pondasi menerus biasanya digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis,
baik untuk mendukung beban dinding atau kolom dengan jarak yang dekat dan fungsional
kolom tidak terlalu mendukung beban berat. Pondasi menerus dibuat dalam bentuk
memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Penggunaan bahan pondasi ini
biasanya sesuai dengan kondisi lingkungan atau bahan yang tersedia di daerah setempat.
Bahan yang digunakan bisa dari batu kali, batubata atau beton kosong/tanpa tulangan dengan
adukan 1 pc : 3 Psr : 3 krl. Keuntungan memakai pondasi ini adalah beban bangunan dapat
disalurkan secara merata, dengan catatan seluruh pondasi berdiri diatas tanah keras.
Sementara kelemahan pondasi ini, biaya untuk pondasi cukup besar, memakan waktu agak

4
lama dan memerlukan tenaga kerja yang banyak.

b. Pondasi setempat

5
Pondasi ini dilaksanakan untuk mendukung beban titik seperti kolom praktis, tiang kayu pada
rumah sederhana atau pada titik kolom struktural. Contoh pondasi setempat:

- Pondasi ompak batu kali, dilaksanakan untuk rumah sederhana.


- Pondasi ompak beton, dilaksanakan untuk rumah sederhana, rumah kayu pada rumah
tradisional, dan lain-lain.
- Pondasi plat setempat, jenis pondasi ini dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat
atau haunched jika pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom berat.
Pondasi tapak disamping diterapkan dalam pondasi dangkal dapat juga digunakan untuk
pondasi dalam. Dapat dilaksanakan pada bangunan hingga dua lantai, tentunya sesuai
dengan perhitungan mekanika.

c. Pondasi konstruksi sarang laba-laba.

6
Pondasi ini merupakan pondasi dangkal konvensional, kombinasi antara sistem pondasi plat
beton pipih menerus dengan sistem perbaikan tanah. Pondasi ini memamfaatkan tanah sebagai
bagian dari struktur pondasi itu sendiri. Pondasi Sarang Laba-Laba dapat dilaksanakan pada
bangunan 2 hingga 8 lantai yang didirikan diatas tanah dengan daya dukung rendah. Sedangkan
pada tanah dengan daya dukung tinggi, bisa digunakan pada bangunan lebih dari 8 lantai.

Plat beton tipis menerus itu di bagian bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak tipis yang relatif
tinggi, sehingga secara menyeluruh berbentuk kotak terbalik. Rib-rib tegak dan kaku tersebut
diatur membentuk petak-petak segitiga dengan hubungan kaku (rigit). Rib-rib tersebut terbuat
dari beton bertulang. Sementara rongga yang ada dibawah plat diantara rib-rib diisi dengan
perbaikan tanah/pasir yang dipadatkan dengan baik, lapis demi lapis per 20 cm.
d.pondasi raft

Pondasi rakit adalah plat beton besar yang digunakan untuk mengantar permukaan dari
satu atau lebih kolom di dalam beberapa garis/ beberapa jalur dengan tanah. Digunakan
di tanah lunak atau susunan jarak kolomnya sangat dekat di semua arahnya, bila
memakai telapak, sisinya berhimpit satu sama lain.

7
Pondasi ini biasanya digunakan untuk menyebarkan beban dari struktur atas area yang
luas. Pondasi ini sering digunakan di tanah yang lunak dan atau longgar dengan kapasitas daya
tahan rendah.

e.pondasi sumuran
Pondasi sumuran atau cyclop beton menggunakan beton berdiameter 60 – 80 cm dengan
kedalaman 1 – 2 meter. Di dalamnya dicor beton yang kemudian dicampur dengan batu kali
dan sedikit pembesian dibagian atasnya. Pondasi ini kurang populer sebab banyak
kekurangannya, diantaranya boros adukan beton dan untuk ukuran sloof haruslah besar. Hal
tersebut membuat pondasi ini kurang diminati. Pondasi sumuran dipakai untuk tanah yang
labil, dengan sigma lebih kecil dari 1,50 kg/cm2. Seperti bekas tanah timbunan sampah, lokasi
tanah yang berlumpur. Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian untuk
mengikat sloof.

PONDASI SUMURAN

f.pondasi umpak,
Pondasi ini diletakan diatas tanah yang telah padat atau keras. Sistem dan jenis pondasi ini
sampai sekarang terkadang masih digunakan, tetapi ditopang oleh pondasi batu kali yang

8
berada di dalam tanah dan sloof sebagai pengikat struktur, serta angkur yang masuk kedalam
as umpak kayu atau umpak batu dari bagian bawah umpaknya atau tiangnya. Pondasi ini
membentuk rigitifitas struktur yang dilunakkan, sehingga sistim membuat bangunan dapat
menyelaraskan goyangan goyangan yang terjadi pada permukaan tanah, sehingga bangunan
tidak akan patah pada tiang-tiangnya jika terjadi gempa.

PONDASI UMPAK

g.pondasi plat beton lajur

Pondasi plat beton lajur adalah pondasi yang digunakan untuk mendukung sederetan kolom
Pondasi plat beton lajur sangat kuat, sebab seluruhnya terdiri dari beton bertulang dan harganya
lebih murah dibandingkan dengan pondasi batu kali. Ukuran lebar pondasi lajur ini sama
dengan lebar bawah dari pondasi batu kali, yaitu 70 Cm. Sebab fungsi pondasi plat beton lajur
adalah pengganti pondasi batu kali. berjarak dekat dengan telapak, sisinya berhimpit satu sama
lain.

9
PONDASI PLAT BETON LAJUR

Berikut bahan material untuk membangun pondasi bangunan Anda.

 Semen

Semen merupakan salah satu material yang paling penting digunakan untuk membuat
pondasi agar menjadi kuat dan kokoh. Pemilihan semen yang berkualitas juga sangat penting
agar pondasi yang sudah dibangun bisa tahan lama.

 Pasir

Material ini biasanya digunakan sebagai material pencampur dengan semen agar material
yang dihasilkan bisa lebih kokoh dan kuat.

 Batu

Batu juga sangat berperan dalam pencampuran material untuk membuat pondasi yang
kuat dan kokoh. Ada beberapa jenis batu yang biasanya digunakan untuk membuat pondasi
yaitu batu kali, batu krikil, batu cadas, dan lain-lain.

Bagaimana sekarang sudah jadi lebih tahu kan jenis-jenis pondasi yang cocok untuk bangunan
Anda dan juga material apa saja yang dibutuhkan untuk membuatnya. Pilihlah material yang
berkualitas dan terjamin agar umur bangunan Anda bisa tahan lama.

B. PERSYARATAN PERENCANAAN PONDASI


Dengan memperhatikan faktor-faktor dalam pemilihan tipe pondasi terdapat juga
Syarat-syarat umum dari pondasi yaitu :
1. Kedalaman harus memadai untuk menghindarkan pergerakan tanah lateral dari bawah pondasi
khususnya untuk pondasi telapak dan pondasi rakit.

10
2. Kedalaman harus berada dibawah daerah perubahan volume musiman yang disebabkan oleh
pembekuan, pencairan dan pertumbuhan tanaman.
3. Sistem harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran atau pergeseran tanah.
4. Sistem harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang disebabkan oleh bahan berbahaya
yang terdapat didalam tanah.
5. Sistem harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan geometri konstruksi atau
lapangan selama proses pelaksanaan perlu dilakukan.
6. Metode pemasangan harus seekonomis mungkin.
7. Pergerakan tanah keseluruhan dan pergerakan diferensial harus dapat ditolerir dan elemen
pondasi dan elemen bangunan atas.
8. Pondasi dan konstruksinya harus memenuhi syarat standar untuk perlindungan lingkungan.

C. PEMILIHAN PONDASI BERDASAR DAYA DUKUNG TANAH


 Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan
tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi dangkal. (misal: pondasi jalur, pondasi telapak
atau pondasi strauss).
 Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di bawah
permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang minipile, pondasi sumuran atau
pondasi bored pile.
 Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah permukaan tanah
maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang atau pondasi bored pile.
Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung
tahun 1983 adalah :
 Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2).
 Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
 Tanah lunak (0,5-2 g/cm2)
 Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)
Kriteria daya dukung tanah tersebut dapat ditentukan melalui pengujian secara sederhana.
Misal pada tanah berukuran 1 cm x 1 cm yang diberi beban 5 kg tidak akan mengalami
penurunan atau amblas maka tanah tersebut digolongkan tanah keras.

2.2 SLOOF

A.Pengertian Sloof

Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan. Jenis Konstruksi Beton
Bertulang ini biasanya dibuat pada bangunan Rumah atau Gedung, dan posisinya biasanya pada
Lantai 1 atau Orang-orang biasa menyebutnya Lantai Dasar. Inilah sebab nya mengapa kita
jarang melihat bentuk sloof saat bangunan sudah “Berdiri” tegak. walau bentuk sloof tidak
terlihat tapi fungsi sloof sangat dibutuhkan dalam suatu bangunan.Seperti dapat kita lihat pada
Gambar dibawah

11
Namun berdasarkan konstruksinya, ada beberapa macam sloof sebagai berikut :

• Konstruksi Sloof dari Beton Bertulang. Konstruksi sloof ini bisa digunakan di atas pondasi
batu kali apabila pondasi tersebut dimaksudkan untuk rumah atau gedung(bangunan) tidak
bertingkat dengan perlengkapan kolom praktis pada jarak dinding kurang lebih 3 m. Untuk
ukuran lebar / tinggi sloof beton bertulang adalah >15 / 20 cm. Konstruksi sloof dari beton
bertulang juga bisa dimanfaatkan sebagai balok pengikat pada pondasi tiang.
• Konstruksi Sloof dari Batu Bata. Rolag dibuat dari susunan batu bata yang dipasang dengan
cara melintang dan yang diikat dengan adukan pasangan (1 bagian portland semen : 4 bagian
pasir). Konstruksi rolag ini tidak memenuhi syarat untuk membagi beban.
• Konstruksi Sloof dari Kayu. konstruksi rumah panggung dengan pondasi tiang kayu
(misalnya di atas pondasi setempat), sloof dapat dibentuk sebagai balok pengapit. Jika sloof
dari kayu ini terletak di atas pondasi lajur dari batu atau beton, maka dipilih balok tunggal.

Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang sengaja didisain khusus Luas Penampang
dan Jumlah Pembesiannya, disesuaikan dengan kebutuhan Beban yang akan dipikul oleh Sloof
tersebut nantinya.Untuk menetukan Luas Penampang (ukuran Sloof ini), dibutuhkan
Perhitungan Teknis yang Tepat agar Sloof tersebut nanti “benar-benar Mampu” untuk memikul
Beban Dinding Bata diatasnya nanti.Untuk itu ada baiknya kita menggunakan jasa Konsultan
untuk menghitung dan mendisain Dimensi Sloof ini

B.Fungsi Sloof

Sloof ini berfungsi untuk memikul Beban dinding, sehingga dinding tersebut “BERDIRI” pada
beton yang kuat, sehingga tidak terjadi penurunan dan pergerakan yang bisa mengakibatkan
dinding rumah menjadi Retak atau Pecah.

Adapun fungsi sloof lainnya adalah sebagai berikut :


1. Sebagai pengikat kolom.
2. Meratakan gaya beban dinding ke pondasi.
3. Menahan gaya beban dinding.
4. Sebagai balok penahan gaya reaksi tanah yang disalurkan dari pondasi lajur.

12
Jadi bisa dikatakan Sloof juga merupakan salah satu Pondasi bagi rumah. Spesifiknya adalah
mendukung beban dinding rumah tersebut. Bila dikategorikan Sloof adalah termasuk Pondasi
Menerus.

2.3. GALIAN TANAH


Galian tanah dan galian-galian lainya harus dilakukan menurut ukuran dalam, lebar,
dan sesuai dengan peil-peil yang tercamtum pada gambar. Semua bekas-bekas pondasi lama,
dan akar pohon yang terdapat pada bagian pondasi yang dilaksanakan harus dibongkar dan
dibersihkan dan dibuang. Bekas pipa yang tidak terpakai harus disumbat. Apabila lokasi yang
akan dijadikan bangunan pipa air, pipa gas, pipa pembuangan, kabel listrik, kabel telepon dan
sebagainya maka secepatnya diberitahukan kepada konsultan managenen konstruksi atau
instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk selanjutnya.
Pelaksanaan pekerja/kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan
sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila penggalian tersebut melebihi kedalaman
yang telah di tentukan maka kontraktor harus mengisi/mengurangi daerah tersebut dengan
bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-syarat yang telah di tentukan yang sesuai dengan
spesifikasi pondasi.
Pekerjaan galian pondasi harus menjada agar lubang galian tersebut bebas dai longsoran
tanah di kiri dan kanan nya, sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik dan
sesuai dengan spesifikasi yang telah di tentukan.
Pengisian kembali dengan tanah bekas galian di lakukan selapis demi selapis sambil
disiram air secukupnya dan di tumbuk sampai padat. Pekerjaan pengesian kembali ini hanya
boleh di lakukan setelah dilakukan pemeriksaan dan mendapat persetujuan konsultan
manajemen konstruksi, baik mengenai kedalaman, lapisantanahnya maupun jenis tanah galian

13
2.4. STRUKTUR BASEMENT
Konstruksi basement sering merupakan solusi yang ekonomis guna mengatasi
keterbatasan lahan dalam pembangunan gedung. Tapi sebagai struktur bawah tanah, desain
maupun pelaksanaan konstruksi basement perlu dilakukan dengan memperhitungkan banyak
hal. Disamping aspek teknis dari basement itu sendiri, tidak kalah pentingnya adalah aspek
lingkungannya. Mutu pekerjaan pada konstruksi basement akan sangat mempengaruhi umur
dari basement tersebut.
Pengendalian terhadap mutu terpadu sangat diperlukan untuk mencapai produk konstruksi
mutu tinggi dan dapat diandalkan. Beberapa hal yang berkaitan dengan galian Basement yang
perlu diperhatikan adalah beban dan metode galian. Beban tersebut biasanya berupa beban
terbagi rata, beban titik, dan beban garis dan beban terbagi rata memanjang. Sedangkan metode
galian dimana dibagi menjadi: open cut, cantilever, angker, dan strut.
Pemilihan metode galian disesuaikan dengan perencanaan bangunan dan konsdisi di lapangan.
Pada metode galian basement ada beberapa factor yang perlu diperhatikan antara lain: jenis
tanah, kondisi proyek, muka air tanah, besar tekanan tanah yang bekerja, waktu pelaksanaan,
analisa biaya dan sebagainya.
Beberapa masalah yang timbul dalam pelaksanaan pembuatan galian basement, seperti
penurunan permukaan tanah disekitar galian yang dapat menyebabkan kerusakan structural
pada bangunan dekat galian, fan retaknya saluran dan sarana yang lain. Salah satu penyebabnya
adalah penurunan permukaan air tanah disekitar galian akibat pemompaan selama konstruksi.
Untuk mencegah masalah yang timbul maka metode pemilihan dewatering sangan
menentukan.

14
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Struktur bawah mempunyai peranan yang sangat penting bagi sebuah sistem
struktur. Struktur bawah memikul beban-beban dari struktur di atasnya sehingga struktur
bawah tidak boleh runtuh terlebih dahulu dari struktur atas. Ibarat manusia, kaki adalah struktur
bawahnya. Jika kaki tersebut patah (runtuh) maka orang tersebut akan sulit untuk berdiri.
Pondasi adalah bagian terbawah (struktur bawah) dari suatu konstruksi baik itu gedung,
jembatan, jalan raya, dinding penahan tanah, menara, tanggul dsb. Pondasi berfungsi menahan
beban vertikal dan horizontal akibat bangunan di atasnya.
Perencanaan struktur bawah mutlak diperlukan sangat hati-hati mengingat pentingnya bagian
tersebut. Jika struktur bawah runtuh makan bangunan yang kokoh diatasnya juga akan runtuh

15
DAFTAR PUSTAKA

https://news.ralali.com/jenis-dan-bahan-pondasi-bangunan/
http://ilmukonstruksitekniksipil.blogspot.com/2016/01/macam-macam-pondasi.html
http://kontemporer2013.blogspot.com/2013/08/jenis-jenis-pondasi-bangunan.html
https://blog-mue.blogspot.com/2016/03/definisi-struktur-dan-kontruksi.html
http://imland.co.id/bagian-bagian-konstruksi-bangunan-dari-pondasi-sampai-atap/
http://jharwinata.blogspot.com/2017/03/hallo-brosist-kita-mau-bahas-tentang.html

16

Anda mungkin juga menyukai