Anda di halaman 1dari 8

Siklus Hidrologi

Bumi merupakan planet di tata surya yang mana permukaannya terdiri dari dua bentuk,
yakni daratan (baca: ekosistem daratan) dan juga perairan (baca: ekosistem air). Bumi jika dilihat
dari luar angkasa maka warnanya akan seperti kelereng, yakni ada biru, putih, dan juga coklat.
Biru menandakan perairan, putih adalah ombak- ombaknya, dan coklat adalah daratan yang
digunakan sebagai tempat tinggal manusia. Apabila kita melihat Bumi dari kejauhan tersebut,
akan tampak bahwa perairan lebih besar daripada daratan. Hal itu berarti Bumi ini kaya akan
sumber air. Sumber air di Bumi ini bermacam- macam, bukan hanya samudera atau macam-
macam laut, namun juga macam- macam danau, sungai (baca: ekosistem sungai), rawa
(baca: rawa-rawa), mata air (baca: proses terjadinya mata air),dan lain sebagainya.

Air adalah jenis sumber daya alam yang sangat vital di Bumi. Bukan hanya bagi manusia,
namun juga bagi semua makhluk hidup. Tanpa adanya air, makhluk hidup tidak akan dapat
bertahan hidup lama. Makhluk hidup sangat membutuhkan air (baca: fungsi air hujan), bukan
hanya untuk memenuhi cairan di dalam tubuh saja, namun juga berbagai kepentingan lain.
Untung saja air temasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Sehingga untuk
mendapatkan air kembali, kita tidak membutuhkan waktu bertahun- tahun lamanya seperti jika
barang tambang habis. Air sebagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui ini mengalami
suatu siklus (baca: proses terjadinya siklus batuan). Siklus air ini juga dikenal sebagai siklus
hidrologi. Pada kesempatan kali ini kita akan membicarakan lebih lanjut mengenai siklus
hidrologi.

1.Pengertian Siklus Hidrologi


Mungkin sebagian dari kita sudah seringkali mendengar tentang siklus hidrologi. Ya,
siklus hidrologi adalah salah satu bahasan dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains.
Siklus hidrologi ini adalah salah satu dari 6 siklus biogeokimia yang berlangsung di Bumi. Siklus
hidrologi merupakan siklus atau sirkulasi air yang berasal dari Bumi kemudian menuju ke
atmosfer dan kembali lagi ke Bumi yang berlangsung secara terus menerus. Karena bentuknya
memutar dan berlangsung secara terus- menerus inilah yang menyebabkan air seperti tidak
pernah habis. Siklus ini mempunyai peranan sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk di
Bumi. Karena adanya siklus inilah ketersediaan air di Bumi bisa selalu terjaga. Dan karena siklus
hidrologi inilah keseimbangan ekosistem (baca: ekosistem air laut) di Bumi bisa selalu terjaga.
Dengan adanya siklus hidrologi di bumi memberikan beberapa manfaat seperti ketersediaan air
di bumi tetap terpenuhi dan terjaga, suhu lingkungan teratur, hujan teratur, ekosistem dibumi
dapat tercipta dengan seimbang, dan cuaca teratur.
2. Proses terjadinya siklus Hidrologi

Tahapan tahapan siklus Hidrologi

Sebuah siklus pastilah mempunyai beberapa tahapan yang berangkai. Tahapan- tahapan
tersebut apabila tergabung antara satu dengan yang lainnya maka akan terciptalah sebuah siklus.
Dengan kata lain, siklus ini terjadi karena adanya tahapan- tahapan yang saling berkaitan satu
sama lain dan bentuknya memutar. Siklus hidrologi ini setidaknya mencakup 9 tahap, yakni
evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run off, dan
infiltrasi. Siklus air secara umum dapat digambarkan dalam gambar disamping. Gambar
disamping menunjukkan langkah- langkah atau tahapan siklus hidrologi yang membentuk
gerakan memutar.

a. Evaporasi

Evaporasi

Tahapan pertama dalam siklus hidrologi ini adalah evaporasi. Evaporasi merupakan
istilah lain dari penguapan. Siklus hidrologi akan dimulai dari adanya penguapan. Penguapan
yang mengawali terjadinya siklus hidrologi adalah penguapan dari air yang ada di Bumi, seperti
samudera, laut, danau, rawa, sungai , bendungan, bahkan di areal persawahan. Semua air tersebut
akan berubah menjadi uap air karena adanya pemanasan dari sinar matahari. Hal inilah yang
disebut dengan evaporasi atau penguapan.

Evaporasi ini akan mengubah bentuk air yang semula cair menjadi uap air yang berwujud gas.
Karena menjadi wujud gas, hal ini memungkinkan bahwa gas tersebut dapat naik ke atas (ke
atmosfer) karena terbawa oleh angin. Semakin panas sinar matahari yang diterima, maka akan
semakin banyak air yang berubah menjadi uap air, dan semakin banyak pula yang terbawa
ke lapisan atmosfer Bumi.

b. Transpirasi

Transpirasi

Penguapan air ini bukan hanya terjadi di badan air dan tanah. Penguapan air juga dapat
berlangsung di jaringan makhluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan. Penguapan semacam ini
dikenal dengan istilah transpirasi. selain itu, transpirasi juga mengubah air yang berwujud cair
dalam jaringan makhluk hidup menjadi uap air dan membawanya naik ke atas menuju atmosfer.
Akan tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui proses transpirasi umumnya jauh lebih sedikit
dan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi.
c. Evapotranspirasi
Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap evapotranspirasi.
Evapotranspirasi ialah tahap penguapan air yang terjadi dipermukaan bumi secara menyeluruh,
baik yang berada di dalam tanah, badan air, maupun di dalam jaringan makhluk hidup. Tahap ini
merupakan kombinasi antara tahap evaporasi dengan tahap transpirasi. Laju evapotranspirasi
pada siklus hidrologi akan berpengaruh pada jumlah air yang menuju permukaan atmosfer.
d. Sublimasi

Sublimasi

Tahapan yang lainya adalah sublimasi. Jadi selain melalui proses penguapan, naiknya uap air ke
atmosfer ini juga terjadi melalui proses sublimasi. Apa sebenarnya sublimasi itu? Sumblimasi
merupakan proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air, tanpa harus
melalui proses cair terlebih dahulu.

Sublimasi ini juga tidak sebanyak penguapan (evaporasi maupun transpirasi), namun meski
sedikit tetap saja sublimasi ini berkontribusi erat terhadap jumlah uap air yang terangkat ke
atmosfer. Dibandingkan dengan evaporasi maupun transpirasi, proses sublimasi ini berjalan lebih
lambat dari pada keduanya. Sublimasi ini terjadi pada tahap sikulus hidrologi panjang.

e. Kondensasi
Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap kondensasi. Saat uap air yang
berhasil dihasilkan melalui tahap evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan sublimasi naik
sampai ketinggian tertentu akan berubah menjadi partikel es dengan ukuran kecil. Perubahan
partikel menjadi es inilah melalui tahap kondensasi. Uap air yang berubah menjadi es
diakibatkan oleh suhu udara yang sangat rendah pada ketinggian tertentu.

f. Adveksi

adveksi
Adveksi ini terjadi setelah partikel- partikel es membentuk sebuah awan. Adveksi merupakan
perpidahan awan dari satu titik ke titik lainnya namun masih dalam satu horisontal. Jadi setelah
partikel- partikel es membentuk sebuah awan yang hitam dan gelap, awan tersebut dapt
berpindah dari satu titik ke titik yang lain dalam satu horizontal.
Proses adveksi ini terjadi karena adanya angin maupun perbedaan tekanan udara sehingga
mengakibatkan awan tersebut berpindah. Proses adveksi ini memungkinkan awan akan
menyebar dan berpindah dari atmosfer yang berada di lautan menuju atmosfer yang ada di
daratan. Namun perlu diketahui bahwa tahapan adveksi ini tidak selalu terjadi dalam proses
hidrologi, tahapan ini tidak terjadi dalam siklus hidrologi pendek.

g. Presipitasi
Awan yang telah mengalami proses adveksi tersebut selanjutnya akan mengalami
presipitasi. Presipitasi merupakan proses mencairnya awan hitam akibat adanya pengaruh suhu
udara yang tinggi. Pada tahapan inilah terjadinya hujan. Sehingga awan hitam yang tebentuk dari
partikel es tersebut mencair dan air tersebut jatuh ke Bumi manjadi sebuah hujan. Namun, tidak
semua presipitasi menghasilkan air.
Apabila presipitasi terjadi di daerah yang mempunyai suhu terlalu rendah, yakni sekitar
kurang dari 0ᵒ Celcius, maka prepitisasi akan menghasilkan hujan salju. Awan yang banyak
mengandung air tersebut akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran- butiran salju tipis. Hal ini
dapat kita temui di daerah yang mempunyai iklim sub tropis, dimana suhu yang dimiliki tidak
terlalu panas seperti di daerah yang mempunyai iklim tropis.
h. Run off

Run off

Proses terjadinya siklus hidrologi selanjutnya ialah tahap run off. Tahapan run off ini
terjadi ketika sudah di permukaan Bumi. Run off (limpasan) ialah suatu proses pergerakan air
dari tempat yang tinggi menuju tempat rendah di permukaan bumi.
Proses pergerakan air ini berlangsung melalui saluran-saluran air contohnya danau, got,
muara, sungai, laut hingga samudra. Dalam proses inilah air yang mengalami siklus hidrologi
akan kembali ke lapisan hidrosfer.
i. Infiltrasi

Infiltrasi
Proses terjadinya siklus hidrologi yang terakhir ialah tahap infiltrasi. Air hujan yang telah
mengalami presipitasi tidak semuanya mengalir ke permukaan bumi melalui tahap run off.
Sebagian kecil dari air tersebut akan bergerak menuju pori pori tanah, merembes serta
mengakumulasi menjadi air tanah. Pergerakan air menuju pori pori tanah inilah yang dinamakan
tahap infiltrasi. Tahap ini juga akan membawa air tanah menuju ke laut lagi walaupun prosesnya
lambat.

3. Macam-Macam Siklus Hidrologi


a. Siklus hidrologi pendek

Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya bahwa pada siklus pendek tidak akan terjadi
tahap adveksi atau perpindahan awan. Molekul cair yang telah berubah menjadi uap akan turun
sebagai hujan di daerah sekitar laut.Secara singkat siklus hidrologi pendek yaitu terjadi penguapan
air laut atau evaporasi karena paparan sinar matahari yang menyinari lautan.
Selanjutnya air laut akan berubah menjadi molekul uap yang kemudian akan terjadi tahap
kondensasi atau pembentukan partikel es di awan. Tahap terakhir dari siklus hidrologi pendek
yaitu turunnya awan menjadi hujan di atas permukaan laut. Setelah hujan turun ke laut, dengan
kata lain air laut yang awalnya menguap telah kembali lagi ke laut.
b. Siklus hidrologi sedang

Siklus yang selanjutnya adalah siklus hidrologi sedang. Siklus hidrologi sedang
merupakan siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Hasil dari siklus hidrologi sedang
ini adalah turunnya hujan di atas daratan. Hal ini karena proses adveksi akan membawa awan
yang terbentuk ke atas daratan. penjelasan mengenai siklus hidrologi sedang ini adalah sebagai
berikut:

1) Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami penguapan dan menjadi
uap air
2) Uap air yang sudah terbentuk mengalami proses adveksi karena adanya angin dan
tekanan udara, sehingga bergerak menuju ke daratan
3) Di atmosfer daratan, uap air tersebut akan membentuk awan dan kemudian akan berubah
menjadi hujan
4) Air hujan yang jatuh di permukaan Bumi atau daratan akan mengalami run off, menuju
ke sungai dan kembali ke laut.

c. Siklus Hidrologi Panjang


Macam siklus hidrologi yang terakhir ialah siklus hidrologi panjang. Siklus hidrologi
panjang ialah jenis siklus hidrologi yang biasanya terjadi diwilayah iklim sub tropis
(pegunungan). Pada siklus ini, awan tidak langsung berubah wujud menjadi air. Namun
sebelumnya turun dengan bentuk salju dan gletser. Berikut penjelasan singkat siklus hidrologi
panjang yaitu air laut akan berevaporasi dan berubah bentuk menjadi uap air karena panas
matahari. Kemudian terbentuklah awan yang didalamnya terdapat kristal es. Awan tersebut akan
mengalami presipitasi dan turun dalam bentuk salju. Salju inilah akan membentuk gletser.
Gletser kemudian akan berubah menjadi cair akibat dari suhu udara dan akan terciptalah aliran
sungai. Air dari hasil gletser akan bergerak menuju laut.Demikianlah penjelasan mengenai
pengertian siklus hidrologi, proses terjadinya siklus hidrologi,dan macam macam siklus
hidrologi.

Anda mungkin juga menyukai