Unud-1617-1647276957-Tesis Made Bayu Sambira Teja (1091561008) PDF
Unud-1617-1647276957-Tesis Made Bayu Sambira Teja (1091561008) PDF
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
1
2
TESIS
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
3
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
4
Lembar Pengesahan
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Anggota :
NIM : 1091561008
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa /
Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas asung kertha wara nugraha-Nya, tesis
ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Ir. I Nyoman Sutarja, MS selaku
Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada
penulis. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Gede
Astawa, MT selaku Pembimbing Kedua, yang telah memberikan motivasi, saran
dan pengalaman kepada penulis. Kepada Bapak Putu Kertajaya, selaku PSMK3L
dari PT. Hutama Karya pada Proyek Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa, yang
telah banyak berkontribusi kepada penulis, baik dalam pemberian data penunjang
untuk penyelesaian Tesis ini, maupun dalam hal berbagi pengalaman dan
informasi.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana
Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas kesempatan dan fasilitas yang
diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.
Ucapan terima kasih ini juga disampaikan kepada Direktur Program Pascasarjana
Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan
yang diberikan kepada penulis sebagai mahasiswa magister pada Program
Pascasarjana Universitas Udayana.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para dosen penguji yaitu;
Dr. Ir. I Gusti Agung Adnyana Putera, DEA, Ir. Mayun Nadiasa, MT, Ir. I Wayan
Yansen, MT. yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan dan koreksi,
sehingga tesis ini dapat terwujud. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Pemerintah Republik Indonesia c.q. Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan melalui team manajemen Program Pascasarjana yang telah
member bantuan finansial dalam bentuk BPPS sehingga meringankan beban
dalam menyelesaikan pendidikan ini.
8
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ……………………………………………………....... i
PRASYARAT GELAR ………………..………………………………... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..………………………………………….... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ………….……………………….... iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT …….………………….... v
UCAPAN TERIMA KASIH ………………………………………….... vi
ABSTRAK …………………………………………………………… viii
ABSTRACT …………………………………………………………… ix
DAFTAR ISI ………………………………………………………….... x
DAFTAR TABEL …………………………………………………… xiv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pandangan Baru dan Tradisional terhadap Manajemen Proyek ....40
Tabel 2.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r …………………………. 53
Tabel 4.1 Karakteristik Pekerja Berdasarkan Umur ……...……………….. 73
Tabel 4.2 Karakteristik Pekerja Berdasarkan Kontrak Kerja …….……….. 73
Tabel 4.3 Karakteristik Pekerja Berdasarkan Pendidikan ..……………….. 74
Tabel 4.4 Signifikansi Pengaruh Variabel Bersama-sama ………….…….. 75
Tabel 4.5 Uji Parameter Variabel Bersama-sama …..….………….…….. 76
Tabel 4.6 Nilai Korelasi dan Determinasi ……………….………….……..76
Tabel 4.7 Signifikansi Variabel Definisi dan Inisiasi …..………….…….. 77
Tabel 4.8 Uji – t Variabel Definisi dan Inisiasi …...……………….…….. 78
Tabel 4.9 Nilai Korelasi dan Determinasi Variabel X1 …….……….……..78
Tabel 4.10 Signifikansi Variabel Sistem Manajemen ……………….……..79
Tabel 4.11 Uji – t Variabel Sistem Manajemen …...……………….…….. 79
Tabel 4.12 Nilai Korelasi dan Determinasi Variabel X2 …….…….…….. 79
Tabel 4.13 Signifikansi Variabel Alat Pelindung Diri …………….…….. 80
Tabel 4.14 Uji – t Variabel Alat Pelindung Diri …...……………….…….. 80
Tabel 4.15 Nilai Korelasi dan Determinasi Variabel X3 …………….……..80
Tabel 4.16 Signifikansi Variabel Sarana dan Prasarana ….……….…….. 81
Tabel 4.17 Uji – t Variabel Sarana dan Prasarana …...…………….…….. 81
Tabel 4.18 Nilai Korelasi dan Determinasi Variabel X4 ………………….. 82
Tabel 4.19 Signifikansi Variabel Risiko ………………..…………..…….. 82
Tabel 4.20 Uji – t Variabel Risiko …………………...……………...…….. 82
Tabel 4.21 Nilai Korelasi dan Determinasi Variabel X5 …………..…….. 83
Tabel 5.1 Nilai Korelasi dan Determinasi …………..……….…………... 84
16
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Siklus Manajemen ……………………………………. 16
Gambar 2.2 Pembatas – pembatas dalam Pelaksanaan Proyek………...… 38
Gambar 2.3 Hubungan Bahaya dan Risiko……………...……………… 42
Gambar 2.4 Perilaku Penyesuaian (Coping Behaviour) …..……………… 47
Gambar 2.5 Hubungan Perilaku dan Motivasi…………..……………… 48
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian ……………………………………. 60
Gambar 3.2 Diagram Kerangka Penelitian ……………………………. 70
17
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Informed Consent ……………..………………………..…… 96
Lampiran 2 Form Kuisioner ……………...…………………..…………… 100
Lampiran 3 Tabulasi Hasil Responden ……………...………………..….. 108
Lampiran 4 Pearson Product Moment ……………...………………..…… 126
Lampiran 5 Tabulasi Data Uji Instrumen ……………...………………..… 127
Lampiran 6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ……..……………..…… 129
Lampiran 7 Nilai Distribusi F ………………………………………...…… 141
Lampiran 8 Analisis Regresi SPSS …………………………………...…… 143
Lampiran 9 Analisis Regresi Microsoft EXCEL ……...……………...…… 149
18
BAB I
PENDAHULUAN
ilmu pengetahuan, baik dilihat dari segi teknis konstruksi maupun dari segi non
teknisnya dan termasuk juga di dalamnya unsur sumber daya manusianya (man
konstruksi, maka pengetahuan akan K3 pada suatu proyek konstruksi saat ini telah
seharusnya tanpa adanya intervensi dari manajemen berupa upaya terencana untuk
baru, mengingat ada beberapa regulasi terkait K3 sudah ada sejak Tahun 1970,
seperti Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, dan
beberapa tahun lalu Pemerintah juga menerbitkan Peraturan Menteri No. 9 Tahun
angka kecelakaan kerja dari PT. Jamsostek Tahun 2011 di Indonesia tercatat
96.314 kasus kecelakaan kerja, dimana terdapat 2.144 orang meninggal, 42 orang
cacat total. Sebagian besar pekerja yang ditanyakan mengenai berbagai hal
mendengarnya. Hal ini berarti bahwa persoalan K3 bagi pekerja ditempatkan jauh
di bawah persoalan seperti upah rendah serta hak – hak lainnya. Banyak
pemahaman K3. Komponen – kompenen tersebut adalah Definisi dan Inisiasi K3,
Prasarana K3, Risiko K3. Definisi dan inisiasi bermanfaat untuk gambaran awal
tentang K3 pada suatu proyek konstruksi yang erat kaitannya dengan pengenalan
secara umum seperti misalnya definisi istilah – istilah, kepanjangan dari singkatan
– singkatan, arti dan makna lambang K3, struktur organisasi yang terlibat, pihak
internal dan eksternal terkait fungsi pelaksanaan K3, dan sebagainya. Proses
SMK3 menggunakan pendekatan PDCA (Plan Do Check Action) yaitu mulai dari
pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) masih sangat sulit, mengingat para pekerja
akan menganggap bahwa alat ini akan mengganggu pekerjaan. Begitu juga
dengan sarana dan prasarana K3 yang memadai, seperti misalnya tersedia atau
limbah, yang secara tidak langsung juga bisa mempengaruhi perilaku pekerja saat
insiden atau cedera pada pekerja yang ditentukan oleh kemungkinan dan
Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa Paket 3 dengan
Simpang Susun Ngurah Rai, Jalan Akses Ngurah Rai, dan Persimpangan
di atas laut dengan beberapa potensi hambatan yang dihadapi antara lain bekerja
21
surut air laut, angin kencang yang tidak bisa diprediksi. Di samping itu, terdapat
beberapa identifikasi bahaya dan risiko pada saat pelaksanaan pekerjaan seperti
perahu terbalik, terkena alat kerja manual, jatuh dari ketinggian, tersengat listrik,
tertimpa benda berat, terkena manuver alat, paparan debu tanah, kemacetan lalu
lintas, jatuh ke air dalam, terjepit tiang pancang, suara keras di atas 86 db, terjepit
Oleh karena sudah teridentifikasi bahaya dan risiko pekerjaan pada proyek
di atas laut ini, maka dari pihak penyedia jasa sudah seharusnya melakukan upaya
bagi keselamatan pekerja. Akan tetapi, pada pelaksanaan di lapangan, masih saja
terdapat pekerja yang tidak mengikuti aturan yang sudah menjadi kebijakan mutu
dan K3 perusahaan. Ada pekerja yang tidak sadar bahwa dia tidak kompeten dan
mempunyai kebiasaan berperilaku tidak aman (unsafe action), ada pekerja yang
tahu bagaimana melakukan pekerjaannya dengan aman dan selamat, tetapi tidak
dilakukan, dan ada juga pekerja yang menyadari dirinya berkompeten, tetapi perlu
pengarahan dan bimbingan dari orang lain. Secara umum terdapat ketimpangan
pekerja konstruksi di tempat kerja dilihat dari beberapa aspek terkait K3 seperti
22
definisi dan inisiasi, sistem manajemen, mekanisme APD, sarana dan prasarana,
dilihat dari beberapa aspek terkait K3 seperti definisi dan inisiasi, sistem
Adapun tujuan umum maupun tujuan khusus pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
dilihat dari beberapa aspek terkait K3 seperti definisi dan inisiasi, sistem
berikut yaitu:
2. Bagi pekerja konstruksi, hasil penelitian ini bisa dijadikan salah satu pedoman
bahwa betapa pentingnya penerapan K3 Konstruksi pada tempat kerja dan bisa
keselamatan kerja.
berikut yaitu:
K3 Konstruksi.
24
Ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi hanya untuk perilaku pekerja
konstruksi pada pelaksanaan pekerjaan Proyek Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua
– Ngurah Rai – Benoa, khususnya Paket 3 yang dikerjakan oleh Kontraktor Wika-
Adhi-Hutama KSO dengan Lead Contractor PT. Hutama Karya Persero (Tbk).
25
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3.1 Filosofi K3
berikut:
adalah cerminan dari budaya (safety culture) dalam organisasi. K3 harus menjadi
pengawas dan jika terjadi kecelakaan akan melimpahkan kepada mereka yang
keselamatan ada pada manajemen. Tanggung jawab ini tentu dalam wujud
26
4. Pekerja harus dididik untuk bekerja dengan aman (Employees must be trained
to work safety)
Setiap tempat kerja, lingkungan kerja dan jenis pekerjaan memiliki karakteristik
dan persyaratan K3 berbeda. Karena itu, K3 tidak bisa timbul sendirinya pada diri
employment)
Tempat kerja yang baik adalah tempat kerja yang aman. Lingkungan kerja yang
menyenangkan dan serasi akan mendukung tingkat keselamatan. Oleh karena itu,
dalam perusahaan.
Prinsip dasar ilmu K3 adalah semua kecelakaan dapat dicegah karena semua
kecelakaan pasti ada sebabnya. Jika sebab kecelakaan dapat dihilangkan, maka
Prinsip ini melihat bahwa program K3 tidak bisa dibuat, ditiru, atau
di tempat kerja sesuai dengan potensi bahaya sifat kegiatan, kultur, kemampuan
organisasi atau perusahaan sehingga tidak bisa sekadar meniru atau mengikuti
namun harus dilihat sebagai bagian dari proses produksi atau strategi perusahaan.
K3 adalah bagian integral dari aktivitas perusahaan. Kinerja K3 yang baik akan
dengan aspek lainnya dalam perusahaan seperti operasi, produksi, logistik, sumber
daya manusia, keuangan dan pemasaran. Aspek K3 tidak akan bisa berjalan
seperti apa adanya tanpa intervensi dari manajemen berupa upaya terencana untuk
aspek K3 setara dengan unsur lain dalam organisasi. Hal inilah yang mendorong
perusahaan agar kejadian yang tidak diinginkan atau dapat menimbulkan kerugian
dapat dicegah. Mengelola K3 sama juga dengan mengelola aspek lain dalam
Management System, dan lainnya. Faktor inilah antara lain yang mendorong
risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
berkembang sejak Tahun 1980an yang dipelopori oleh pakar K3 seperti James
Tye dari British Safety Council, Dan Petersen, Frank Birds dan lainnya. Dewasa
29
ini terdapat berbagai bentuk SMK3 yang dikembangkan oleh berbagai lembaga
Management System
lain di sekitarnya.
Suatu SMK3 yang dipelopori oleh ahli K3 dari USA yaitu Mr. Frank Bird
ini memberi peringkat kinerja K3 suatu perusahaan melalui audit dan nilai
sistem ini.
Management System
Semua SMK3 tersebut memiliki kesamaan yaitu berdasarkan proses dan fungsi
d. Sebagai sertifikasi
sertifikasi atas pencapaiannya. Dari sini lahirlah penilaian kinerja K3 yang disebut
OHSAS 18000 (Occupational Health and Safety Assessment Series). Sistem ini
OHSAS 18000 pertama kali diperkenalkan pada Tahun 1999 dan kemudian
disempurnakan pada Tahun 2007 dan disepakati sebagai suatu Standar Sistem
Manajemen K3. OHSAS 18000 terdiri dari dua bagian yaitu OHSAS 18001
sebagai standar atau persyaratan SMK3, dan OHSAS 18002 sebagai pedoman
elemen yang saling terkait untuk menetapkan kebijakan dan sasaran untuk
mencapai objektif tersebut. SMK3 terdiri atas dua unsur pokok yaitu proses
hubungan antar fungsi, aktivitas, proses, praktis, prosedur dan sumber daya.
32
Elemen ini dipakai untuk menetapkan kebijakan K3, perencanaan, objektif dan
yang baik, proses K3 akan berjalan tanpa arah (misguided), tidak efisien, dan
penerapan dan operasional, melalui pengerahan semua sumber daya yang ada,
berkala oleh manajemen puncak untuk memastikan bahwa SMK3 telah berjalan
sesuai dengan kebijakan dan strategi bisnis serta untuk mengetahui kendala yang
Tinjauan
Manajemen ACTION PLAN Perencanaan
biaya yang sia-sia atau sekadar formalitas yang harus dipenuhi oleh organisasi. K3
masih dianggap sebagai beban tambahan bagi organisasi. Persepsi seperti ini
sangat menghambat pelaksanaan K3. Aspek K3 bersifat multi dimensi. Karena itu
tujuan dan manfaat K3 juga harus dilihat dari berbagai sisi seperti dari sisi hukum,
terjadi dalam proses interaksi tersebut yaitu ketika terjadi kontak antara manusia
dengan alat, material dan lingkungan dimana dia berada. Kecelakaan dapat terjadi
karena kondisi alat atau material yang kurang baik atau berbahaya. Kecelakaan
juga dapat dipicu oleh kondisi lingkungan kerja yang tidak aman seperti ventilasi,
penerangan, kebisingan, atau suhu yang tidak aman melampaui ambang batas. Di
samping itu, kecelakaan juga dapat bersumber dari manusia yang melakukan
a. Tindakan tidak aman dari manusia (unsafe action), misalnya tidak mau
bekerja sambil bergurau. Tindakan ini dapat membahayakan dirinya dan orang
b. Kondisi tidak aman (unsafe condition), yaitu kondisi di lingkungan kerja baik
menggolongkan atas sebab langsung (immediate causes) dan faktor dasar (basic
menghilangkan faktor penyebab kecelakaan yang disebut tindakan tidak aman dan
35
kondisi yang tidak aman. Namun dalam prakteknya tidak semudah yang
dibayangkan karena menyangkut berbagai unsur yang saling tekait mulai dari
penyebab langsung, penyebab dasar dan latar belakang. Oleh karena itu,
dan konsep yang dikembangkan para ahli, dan beberapa diantaranya yaitu:
a. Pendekatan Energi
energi mengendalikan kecelakaan melalui tiga titik yaitu pada sumbernya, pada
b. Pendekatan Manusia
5). Audit K3
6). Komunikasi K3
c. Pendekatan Teknis
36
maupun lingkungan kerja yang tidak aman. Untuk mencegah kecelakaan yang
standar yang berlaku untuk menjamin kelaikan instalasi atau peralatan kerja.
d. Pendekatan Administratif
antara lain:
1) Pengaturan waktu dan jam kerja sehingga tingkat kelelahan dan paparan
e. Pendekatan Manajemen
Setiap kecelakaan pasti ada penyebabnya. Tidak ada kejadian apapun yang
tanpa sebab sebagai pemicunya. Jika faktor penyebab tersebut dihilangkan, maka
dengan sendirinya kecelakaan bisa dicegah. Atas dasar tersebut, maka menurut
a. Bahwa kecelakaan merupakan rangkaian proses sebab dan akibat. Tidak ada
kecelakaan.
d. Bahwa tindakan tidak aman dari seseorang dipengaruhi oleh tingkah laku,
dalam organisasi.
38
akan berhasil tanpa dukungan dan peran serta manajemen puncak dalam
organisasi.
yang berkaitan dengan kondisi dan keselamatan sarana produksi, manusia dan
kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerja
atau barang
penyimpanan barang.
tempat, peralatan dan lingkungan kerja adalah sangat perlu diutamakan. Namun
itu dengan berbagai cara yaitu mengurangi sumber bahaya ataupun menggunakan
pemakaian APD masih sangat sulit, mengingat para pekerja akan menganggap
APD adalah suatu kewajiban dimana biasanya para pekerja atau buruh
perlindungan baik dari aspek ekonomi, politik, sosial, teknis dan medis dalam
Bahaya yang mungkin terjadi di lantai produksi dan menimpa tenaga kerja adalah:
h. Terkena radiasi
41
b. Adanya biaya perawatan medis atas tenaga kerja yang terluka, cacat, bahkan
meninggal
APD bukanlah alat yang nyaman apabila dikenakan tetapi fungsi dari alat
ini sangatlah besar sebab dapat mencegah penyakit akibat kerja ataupun
kecelakaan pada waktu bekerja. Pada kenyataannya banyak para pekerja yang
pengusaha wajib menyediakan APD secara cuma-cuma terhadap tenaga kerja dan
Berdasarkan Pasal 12 huruf b, tenaga kerja diwajibkan memakai APD yang telah
disediakan. APD yang disediakan oleh pengusaha dan dipakai oleh tenaga kerja
harus memenuhi syarat pembuatan, pengujian dan sertifikat. Tenaga kerja berhak
menolak memakainya jika APD yang disediakan tidak memenuhi syarat. Dari
b. Tidak mengganggu ketenangan kerja dan tidak membatasi ruang gerak pekerja
42
bahaya
terjangkau
paru, dan APD lainnya. Penggunaan pelindung wajah dan alat pernafasan
(Masker) pada tempat – tempat kerja tertentu seringkali udaranya kotor yang
diakibatkan oleh bermacam-macam sebab antara lain: debu – debu kasar dari
penggerindaan atau operasi – operasi sejenis; racun dan debu halus yang
dihasilkan dari pengecatan atau asap; uap beracun atau gas beracun dari pabrik
kimia; bukan gas beracun tetapi seperti Karbondioksida (CO2) yang menurunkan
tersebut, kita dapat menggunakan alat yang disebut masker . Hal yang perlu
secara benar; macam dari kotoran debu yang perlu dihindari; dan lamanya
b. Masker berhidung, berguna untuk menyaring debu atau benda lain sampai
ukuran 0,5 mikron, bila kita sulit bernafas waktu memakai alat ini maka
Masker ini sangat tepat digunakan untuk melindungi pernafasan dari gas
alasan tersebut pekerja merasa mengurangi kenikmatan kerja. Banyak upaya yang
bahwa risiko kecelakaan terhadap mata adalah besar akan memakainya dengan
kemauan sendiri. Sebaliknya, jika mereka merasa bahwa bahaya itu kecil, mereka
tidak akan mau memakainya. Kecelakaan mata berbeda – beda dan aneka jenis
kaki, paku-paku atau benda tajam lain yang mungkin terinjak, logam pijar, asam –
44
asam, dan sebagainya. Biasanya sepatu kulit yang buatannya kuat dan baik, cukup
berat masih perlu sepatu dengan ujung bertutup baja dan lapisan baja di dalam
solnya. Lapis baja di dalam sol perlu untuk melindungi tenaga kerja dari tusukan
pertimbangan akan bahaya – bahaya dan persyaratan yang diperlukan, antara lain
syaratnya adalah bebannya bergerak jari dan tangan. Macamnya tergantung pada
jenis kecelakaan yang akan dicegah yaitu tusukan, sayatan, terkena benda panas,
terkena bahan kimia, terkena aliran listrik, terkena radiasi, dan sebagainya. Harus
diingat bahwa memakai sarung tangan ketika bekerja pada mesin pengebor, mesin
pengepres dan mesin lainnya yang dapat menyebabkan tertariknya sarung tangan
ke mesin adalah berbahaya. Sarung tangan juga sangat membantu pada pekerjaan
yang berkaitan dengan benda kerja yang panas, tajam ataupun benda kerja yang
licin. Sarung tangan juga dipergunakan sebagai isolator untuk pengerjaan listrik.
Helm Pengaman (Safety Helmet) harus dipakai oleh tenaga kerja yang
mungkin tertimpa pada kepala oleh benda jatuh, melayang, atau benda-benda lain
yang bergerak. Topi demikian harus cukup keras dan kokoh, tetapi ringan. Bahan
plastik dengan lapisan kain terbukti sangat cocok untuk keperluan ini. Telinga
harus dilindungi selain dari suara yang berlebihan atau kebisingan, juga dari
Masih terdapat APD lainnya seperti tali pengaman bagi tenaga kerja yang
mungkin terjatuh, selain itu mungkin pula diadakan tempat kerja khusus bagi
tenaga kerja dengan segala alat proteksinya. Juga pakaian khusus bagi tenaga
kerja saat terjadinya kecelakaan atau untuk penyelamatan. Pakaian kerja harus
Hal – hal yang terkait prihal kesehatan kerja diantaranya diatur dalam UU
No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, terutama yang tertuang dalam Bab
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
tempat kerja, tempat rekreasi, dan fasilitas umum. Lingkungan sehat juga
antara lain: limbah cair; limbah padat; limbah gas; sampah yang tidak diproses
penyakit; zat kimia yang berbahaya; kebisingan yang melebihi ambang batas;
radiasi sinar pengion dn non pengion; air yang tercemar; udara yang tercemar; dan
kesehatan kerja yang ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terhindar dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan, meliputi pekerja di sektor formal dan informal, serta berlaku bagi
setiap orang selain pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja. Pengelola
tempat kerja wajib mentaati standar kesehatan kerja sesuai dengan standar yang
bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja. Pengelola tempat kerja wajib
menciptakan dan menjaga kesehatan tempat kerja yang sehat dan mentaati
pegawai pada perusahaan, hasil pemeriksaan kesehatan secara fisik dan mental
sangat penting. Seperti yang diatur dalam Undang - Undang No. 18 Tahun 2008
dan berwawasan lingkungan sesuai dengan amanah Pasal 33 Ayat (4) Undang –
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemanfaatan sumber daya
alam masih menjadi modal dasar pembangunan di Indonesia saat ini dan masih
diandalkan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, penggunaan sumber daya
alam tersebut harus dilakukan secara bijak. Pemanfaatan sumber daya alam
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupan generasi masa kini dan yang
akan datang.
instrumen yang dapat digunakan untuk melakukan hal tersebut adalah AMDAL
dan UKL – UPL. Pasal 22 Undang – Undang No.32 Tahun 2009 tentang
biogeofisik dan kimia saja, tetapi juga aspek sosial ekonomi, sosial budaya dan
kesehatan masyarakat. Sedangkan untuk setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak
untuk memiliki UKL – UPL. Pelaksanaan AMDAL dan UKL – UPL harus lebih
integritas semua pihak terkait agar instrumen dapat digunakan sebagai perangkat
AMDAL dan UKL – UPL juga merupakan salah satu syarat untuk
UPL dalam proses perencanaan usaha dan/atau kegiatan, Menteri, Gubernur, atau
dan mendalam terkait dengan dampak lingkungan yang mungkin terjadi dari suatu
apakah suatu rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut layak, tidak layak,
disetujui, atau ditolak, dan Ijin Lingkungannya dapat diterbitkan. Masyarakat juga
a. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat.
d. Penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat proses alam yang
terpadu.
lingkungan.
50
terkait.
a. Sampah yang dikelola berdasarkan UU ini terdiri atas sampah rumah tangga,
b. Sampah rumah tangga berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga,
fasilitas lainnya.
sampah yang timbul akibat bencana, puing bongkaran bangunan, sampah yang
secara teknologi belum dapat diolah, dan/atau sampah yang timbul secara
tidak periodik.
lingkungan hidup.
a. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga
bahan yang dapat diguna ulang, didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh
proses alam.
dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari
secara aman.
terkait untuk mencapai suatu hasil tertentu dan dilakukan dalam periode waktu
tertentu pula. Menurut PMBOK Guide (2004), sebuah proyek memiliki beberapa
memiliki jadwal yang jelas kapan dimulai dan kapan diselesaikan. Sebuah proyek
berakhir jika tujuannya telah tercapai atau kebutuhan terhadap proyek itu tidak
ada lagi sehingga proyek tersebut dihentikan. Unique artinya bahwa setiap proyek
menghasilkan suatu produk, solusi, service atau output tertentu yang berbeda-beda
berhubungan dengan dua konsep sebelumnya yaitu sementara dan unik. Setiap
proyek terdiri dari langkah-langkah yang terus berkembang dan berlanjut sampai
bersifat terus – menerus dan berulang – ulang, sementara aktivitas proyek bersifat
temporer dan unik. Dari segi tujuannya, aktivitas akan berhenti ketika tujuan telah
tersebut akan menentukan kualitas suatu proyek. Perubahan salah satu atau lebih
yang diperoleh dalam pelaksanaan proyek tetap menjaga hubungan baik dengan
pelanggan (customer relation). Hal ini ditunjukkan dalam Gambar 2.2. Dalam
gambar tersebut ditunjukkan bahwa dalam pencapaian tujuan proyek, kita perlu
resources yang kita punyai (Budi Santosa,2009). Di sini juga bisa dikemukakan
bahwa dalam pelaksanaan proyek ada tawar – menawar (trade off) antara berbagai
kenaikan biaya dan waktu. Sebaliknya, jika biaya ditekan agar lebih murah
dengan waktu pelaksanaan tetap sama, maka konsekuensinya, kualitas bisa turun.
55
Hubungan Baik
dengan Customer
Resources
Biaya
1. Proyek Konstruksi
Proyek ini biasanya berupa pekerjaan membangun atau membuat produk fisik.
Proyek ini bisa berupa penemuan produk baru, temuan alat baru, atau
produk baru ditemukan atau dibuat biasanya disusul pembuatan secara massal
untuk dikomersialisasikan.
training.
Proyek bisa dilihat dari sumber daya yang dibutuhkan, biayanya dan
kriteria ukuran proyek, sehingga ukuran proyek bisa dilihat dari jumlah
kegiatannya, besarnya biaya, jumlah tenaga kerja, dan waktu yang dibutuhkan.
dalam organisasi dan pihak luar, dan tingkat kesulitan. Suatu proyek bisa
berukuran besar dengan jumlah kegiatan banyak, tenaga kerja besar namun
Ada cara pandang yang berbeda antara pandangan tradisional dan pandangan baru
Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Pandangan Baru dan Tradisional terhadap Manajemen Proyek
Pandangan Tradisional Pandangan Baru
Memahami konsep risiko secara luas, akan merupakan dasar yang esensial
untuk memahami konsep dan teknik manajemen risiko. Oleh karena itu, dengan
risiko menjadi semakin jelas. Definisi yang pertama adalah risk is the chance of
Sebaliknya jika disesuaikan dengan istilah yang dipakai dalam statistik, maka
munculnya situasi tertentu. Definisi berikutnya adalah risk is the possibility of loss
bahwa probabilitas suatu peristiwa berada diantara satu dan nol. Selanjutnya risk
SMK3 harus berbasis pengendalian risiko sesuai dengan sifat dan kondisi bahaya
yang ada. Bahkan secara ekstrem dapat dikatakan bahwa K3 tidak diperlukan jika
59
tidak sumber bahaya yang harus dikelola. Perhatikan Gambar 2.3 yang
tersebut harus dikelola dan dihindarkan melalui manajemen K3 yang baik. Karena
itu, manajemen K3 memiliki kaitan yang sangat erat dengan manajemen risiko.
Pihak Terdampak
(Manusia Lingkungan Material Peralatan)
Manajemen K3
Bahaya Kecelakaan
RISIKO
juga merupakan bagian dari sistem manajemen risiko. Menurut OHSAS 18001,
penyusunan objektif dan target K3 yang akan dicapai, yang dituangkan dalam
program kerja. HIRARC merupakan titik pangkal dari pengelolaan K3. Jika
HIRARC tidak dilakukan dengan baik maka penerapan K3 akan salah arah, acak
atau virtual, karena tidak mampu menangani isu pokok yang ada dalam
perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk mencapai
tujuan tertentu. Tujuan spesifik tersebut tidak selalu diketahui secara sadar oleh
hal itu?” Sigmund Freud adalah orang pertama yang memahami pentingnya
bahwa manusia tidak selalu menyadari tentang segala sesuatu yang diinginkan,
kebanyakan orang, dapat kita menggunakan struktur sebuah gunung es. Segmen
mana tidak selalu terlihat oleh individu yang bersangkutan. Maka oleh karenanya,
seringkali hanya sebagian kecil dari motivasi jelas terlihat atau disadari oleh orang
semua perilaku merupakan suatu seri aktivitas. Guna dapat meramalkan perilaku,
juga ada perbedaan dalam keinginan untuk melakukan sesuatu atau motivasi.
kadang dinyatakan sebagai imbalan yang diharapkan ke arah mana motif – motif
perangsang (incentives) oleh para ahli ilmu jiwa. Tetapi sebaiknya kita tidak
dengan imbalan finansial konkret, seperti upah/gaji yang meningkat, tetapi kita
pun harus mengakui bahwa terdapat pula cukup banyak imbalan yang tak
sama pentingnya dalam hal menimbulkan perilaku. Para manajer yang berhasil
pemuasan kebutuhan.
kebutuhan tersebut telah dipenuhi hingga tingkat dimana kebutuhan lain yang
berupa perasaan haus, maka kalau orang minum, hal tersebut cenderung
gejala menyusutnya kekuatan kebutuhan, hal tersebut tidak selalu terjadi pada
waktu permulaan. Justru mungkin terdapat tendensi bagi orang yang bersangkutan
masalah secara uji coba. Orang yang bersangkutan dapat mencoba aneka macam
perilaku guna menemukan sebuah perilaku yang akan mencapai tujuan yang
pemblokiran (blockage).
mungkin bersifat rasional (J. Winardi, 2004). Mungkin orang tersebut berupaya
No.2 dan hal yang sama diulanginya sebelum akhirnya menuju kearah No.3,
PEMBLOKIRAN
SUKSES
Dilanjutkan
Perilaku yang
Gambar 2.4. Perilaku Penyesuaian (Coping Behavior)
(Sumber : J. Winardi, 2004)
Apabila orang-orang berupaya untuk mencapai sesuatu hal tanpa adanya
sesuatu hasil, maka mereka mungkin mensubstitusi tujuan – tujuan yang dapat
motif seorang individu dikerahkan ke arah pencapaian tujuan. Motif yang paling
kuat menimbulkan perilaku yang atau diarahkan ke arah tujuan atau aktivitas
tujuan. Oleh karena tidak semua tujuan dapat dicapai, maka para individu tidak
selalu mencapai aktivitas tujuan, terlepas dari kekuatan motif yang ada. Jadi
Aktivitas yang
MOTIF ditujukan ke arah
sasaran
PERILAKU
(cara pandang) para pekerja. Perubahan mindset bisa dilakukan dari mengubah
perilaku. Apa keterkaitan antara mindset dan perilaku. Perilaku adalah tindakan
yang dapat diamati atau dilihat. Segala sesuatu yang dilakukan oleh seseorang
yang dapat dilihat, dirasa, dan didengar. Oleh karena itu, perilaku dapat diukur
akan mempengaruhi perilaku para pekerja. Tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku
yang member dampak kerugian adalah perilaku yang tidak disadari dan terjadinya
kerja secara langsung berkaitan dengan perilaku tidak selamat sesaat sebelum
kejadian kecelakaan kerja. Perilaku bisa diobservasi dan diukur. Insiden – insiden
66
terjadi disebabkan oleh kombinasi beberapa perilaku. Contoh, dari sebuah struktur
semula. Sebuah batu bata jatuh dan menimpa seorang pekerja yang sedang bekerja
Hanya butuh satu dari perilaku – perilaku terlihat dan dapat diukur dilakukan
b. Mindset ada dalam kepala manusia, oleh karena itu dapat diukur dan diamati
1. Populasi
yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam lain.
Populasi bukan sekadar jumlah yang ada pada objek/pertanyaan yang dipelajari,
anggota sampel yang diambil dari anggota populasi. Populasi dalam setiap
2. Sampel
tidak dapat mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti itu dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi tersebut. Dalam penelitian ini, sampel yang
adalah:
d. Memilih teknik sampling dan menghitung jumlah besar anggota sampel yang
sampling pada dasarnya dibagi atau dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilh menjadi sampel. Dari teknik
penentuan sampel dengan cara menjadikan setiap orang yang dijumpai dan
sebagai pekerja konstruksi pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua-
diteliti dan berfungsi sebagai alat untuk membuktikan hipotesis. Oleh karena
itu, data dalam suatu penelitian dapat dikumpulkan dengan suatu instrument
2.11.1 Validitas
yang diteliti secara tepat. Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi yaitu
∑
∑
∑
r hitung = …………………………(1)
∑ ∑ .
∑ ∑
Dimana:
X = Variabel Bebas
Y = Variabel Terikat
n = Jumlah Responden
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari
sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel 2.2
Tabel 2.2
√
t hitung = √
………………………..…………(2)
Dimana:
t hitung = Nilai t
n = Jumlah Sampel
2.11.2 Reliabilitas
2002):
∑ "#
= 1 − "$
…………………………(3)
Dimana:
dapat dikatakan reliable apabila nilai alpha lebih besar dari r kritis product
moment.
Penafsiran atas hasil penelitian terhadap hasil analisis data dilakukan untuk
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada pada alat ukur, sehingga
alat ukur tersebut jika digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
instrument tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih
1. Skala Likert
fenomena social ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang
instrument yang menggunakan skala Likert dapat berupa kata-kata antara lain:
a. Sangat Sering = 5
b. Sering = 4
c. Kadang-kadang = 3
e. Tidak Pernah = 1
73
2. Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-
3. Semantic Differensial
Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya
tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis
kontinum yang jawaban sangat positifnya terletak di bagian kanan garis dan
4. Rating Scale
Dari ketiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan, data yang
kuantitatif. Tetapi dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa
Y = a + bX …………………………..………(4)
Keterangan:
fungsionalnya, dimana mempunyai lebih dari satu variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y). persamaan umum analisis regresi linear berganda yaitu:
Keterangan:
dependen.
75
b. Uji-F
regresi lebih kecil dari α yang digunakan, maka variabel independen secara
c. Uji-t
nilai t hitung dengan nilai t tabel pada tingkat signifikansi 5% atau dengan
besar dari t tabel atau jika signifikansi lebih kecil dari α yang digunakan
variabel bergantung.
76
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian kualitatif yaitu suatu metode yang berusaha mengumpulkan data yang
sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti.
Metode kualitatif bisa bermakna apabila data yang didapat lebih lengkap, lebih
mendalam, dan kredibel sehingga tujuan penelitian tercapai. Metode ini tepat
dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki
77
Ngurah Rai – Benoa Paket 3 yang terletak di Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
Populasi pekerja pada proyek Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua – Ngurah
Rai – Benoa, Paket 3 adalah berjumlah 1159 orang. Pada penelitian ini, teknik
penyebaran kuisioner dengan cara meminta bantuan staf PT. Hutama Karya yang
terlibat pada proyek Pembangunan Jalan tol Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa
konstruksi pada proyek tersebut yang siap bekerja sama dan dijadikan sumber
data. Jumlah pekerja yang dijadikan sampel yaitu sebanyak 137 orang.
1. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dari responden dengan mendistribusikan kuisioner dan
sampel penelitian. Data primer yang digunakan yaitu hasil jawaban kuisioner
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Unit SMK3L PT. Hutama Karya seperti data umum
proyek, RK3K Proyek, data jumlah pekerja, serta literatur – literatur dan media
pengetahuan K3 dan perilaku pekerja konstruksi antara lain : variabel bebas dan
variabel tergantung.
variabel yang disebut variabel prediktor. Dalam penelitian ini sebagai variabel
bebas adalah pengetahuan tentang K3 yang terdiri dari: Definisi atau Inisiasi K3
(X1), Sistem Manajemen K3 (X2), Mekanisme Alat Pelindung Diri (X3), Sarana
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah Perilaku Pekerja Konstruksi (Y).
diambil dari konsep tentang variabel yang dapat mempengaruhi perilaku pekerja
konstruksi pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa
Paket 3. Variabel – variabel yang akan dianalisis tersebut dibagi menjadi enam
kelompok yaitu :
a. X1.1 = Definisi K3
j. X2.10 = Dokumentasi
c. X5.3 = Risiko K3
box meeting pada proyek jalan tol, media cetak yang berkaitan dengan proyek
jalan tol, beberapa referensi hasil penelitian dan beberapa data lain yang
menggunakan Skala Likert. Dalam hal ini penulis berasumsi bahwa skala likert
lima alternatif pengukuran yang digunakan yaitu tipe Skala Likert dengan skor :
4 = Tahu/Penting/Sering/Besar
memiliki ketepatan dan kecermatan untuk mendapatkan data yang valid. Cara
SPSS (Statistical Product and Service Solution). Untuk mengetahui korelasi item
pertanyaan satu dengan yang lain digunakan Corrected Item-Total Correlation Uji
validitas dilakukan setiap butir soal. Item instrument dianggap valid jika r hitung
> 0,3. Hasil perhitungan untuk uji validitas instrumen pada Lampiran 6.
Item pertanyaan dengan nilai korelasi negatif berarti item yang merusak
fungsi skala, sehingga item tersebut perlu diperbaiki. Item yang mendekati nol
berarti tidak mampu memberikan informasi apapun tentang subyek. Item yang
positif berarti mampu memberikan keterangan yang akurat tentang subyek dan
Kalau hasilnya konsisten, maka instrumen tersebut dapat dipercaya (reliable) atau
berkisar antara 0 sampai 1, untuk nilai kurang dari 0,6 secara umum instrumen
dianggap tidak reliabel. Hasil perhitungan untuk uji validitas instrumen pada
Lampiran 6.
86
melalui survey. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah ;
1) Statistik Deskriptif
terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana
adanya, tanpa membuat analisis atau kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Proses transformasi data penelitian dalam bentuk penyajian data, dengan tabel
Untuk lebih memudahkan dan memahami isi data dan lebih komunikatif,
MULAI
Kajian Pustaka
Ya
Penyebaran Kuisioner
SELESAI
Gambar 3.2 Diagram Kerangka Penelitian
88
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pembangunan jalan tol ini dilaksanakan dengan konsep Design and Built,
yaitu pengguna jasa menyediakan basic design, kriteria desain dan penyedia jasa
Umum Proyek Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua – Ngurah rai – Benoa adalah
sebagai berikut:
a. Nama Paket :
Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa Paket 3, STA 5+308
sd STA 6+092 (Main Road), Simpang Susun Ngurah Rai, STA 0+000 sd STA
1+597 (Jalan Akses Ngurah Rai), Persimpangan Sebidang Jalan Ngurah Rai
dibagi menjadi 4 paket yang secara keseluruhan ditargetkan selesai bersamaan dan
jalan tol akan menunjang pelaksanaan perhelatan akbar kegiatan tersebut pada
Tanggal 7 – 8 Oktober 2013 di Bali. Pada minggu kedua Januari 2012 panitia
pengadaan penyedia jasa pemborongan pembangunan jalan tol ini, telah berhasil
sebagai berikut :
1. Paket I (Main Road) dari Sta 0+000 – Sta 2+970 dan persimpangan sebidang
(Joint Operation) dan sebagai lead contractor PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
2. Paket II (Main Road) dari Sta 2+970 – Sta 5+308 yang dimenangkan oleh PT.
3. Paket III (Main Road) dari Sta 5+308 – Sta 6+090, di simpang susun Ngurah
Rai, jalan akses Ngurah Rai dari Sta 0+000 – Sta 1+593, dan persimpangan
4. Paket IV (Main Road) dari Sta 6+090 – Sta 8+122, dan simpang susun Benoa,
pelebaran akses Pelabuhan Benoa dari Sta 0+000 – Sta 2+200 dan
Mengingat proyek tol ini melintas di wilayah perairan dan disekitarnya ada
hutan bakau, maka pemantauan lingkungan menjadi tugas yang tidak boleh
Studi AMDAL dan setiap 6 bulan sekali dilakukan pemantauan lingkungan secara
intensif. Karena lokasi pekerjaan sebagian besar ada di tengah laut, maka
90
diupayakan sesedikit mungkin membuat beton di laut dan untuk itu ditetapkan
dengan metode precast. Hampir semua girder dan slab memakai precast yang
jalan yang tidak tipikal. Konstruksi jalan tol ini sebagian besar dibuat precast yang
dikatakan tidak muncul. Pekerjaan yang dilakukan secara pracetak bisa mencapai
a. Berdasarkan Umur
Tabel 4.1
Karakteristik Pekerja Berdasarkan Umur
Umur Pekerja Jumlah Persentase
No
(Tahun) (Orang) (%)
1. 17 – 25 18 13.139
2. 25 – 40 61 44.526
3. > 40 58 42.336
Jumlah 137 100
Sumber: Tabulasi hasil survei
c. Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.3
Karakteristik Pekerja Berdasarkan Pendidikan
Tingkat Jumlah Persentase
No
Pendidikan (Orang) (%)
1. SMP 41 29.927
2. SMA 44 32.117
3. Sarjana 52 37.956
Jumlah 137 100
Sumber: Tabulasi hasil survei
Tol Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa Paket 3 yang dilakukan dengan
beberapa pertanyaan pada masing – masing variabel, yaitu Definisi dan Inisiasi
(Variabel X3), Sarana dan Prasarana K3 (Variabel X4), Risiko K3 (Variabel X5),
maka diperoleh tabulasi hasil jawaban responden seperti terlihat pada Lampiran 3
(Tabulasi Penilaian Responden). Dari data tersebut terdapat nilai mean dari
sama adalah metode Analisis Regresi Linier Berganda dengan bantuan program
software Microsoft Excel . Adapun langkah – langkah dalam metode ini yaitu
Dari hasil perhitungan dengan program software Microsoft Excel (Data Analyze
perhitungan:
a. Uji-F
Tabel 4.4
Signifikansi Pengaruh Variabel Bersama-sama
Df SS MS F Significance F
Regression 5 5.229 1.046 1.929 0.094
Residual 131 71.017 0.542
Total 136 76.246
Sumber : Data Analisis Regresi Excel
Keterangan:
F = Significance (Signifikansi)
93
b. Uji - t
Tabel 4.5
Uji Parameter Variabel Bersama-sama
Koef. CI 95%
Variabel SE t t - tabel p(t)
(B) Lower Upper
Konstanta 3.9717 0.4647 8.5475 1.9782 0.0000 3.0525 4.8909
X1 -1.3711 1.0284 1.3331 1.9782 0.0924 -3.4055 0.6634
X2 -0.8311 0.4824 1.7229 1.9782 0.0436 -1.7853 0.1232
X3 1.9594 0.9418 2.0803 1.9782 0.0197 0.0962 3.8225
X4 0.3572 0.5664 0.6307 1.9782 0.2647 -0.7632 1.4777
X5 -0.1049 0.0872 1.2022 1.9782 0.1157 -0.2774 0.0677
Sumber : Data Analisis Regresi Excel
Dari Tabel 4.5 di atas didapatkan Nilai Konstanta=3.9717, Nilai Koefisien X1=-
Tabel 4.6
Nilai Korelasi dan Determinasi
Regression Statistics
Multiple R 0.262
R Square 0.068
Adjusted R Square 0.033
Standard Error 0.736
Observations 137
Sumber : Data Analisis Regresi Excel
94
dalam metode ini yaitu dengan menghitung nilai konstanta dan koefisien regresi,
Konstruksi (Y)
a. Uji-F
Tabel 4.7
Signifikansi Variabel Definisi dan Inisiasi
Df SS MS F Significance F
Regression 1 0.240 0.240 0.426 0.515
Residual 135 76.006 0.563
Total 136 76.246
Sumber : Data Analisis Regresi Excel
95
b. Uji – t
Tabel 4.8
Uji – t Variabel Definisi dan Inisiasi
Lower Upper
Coefficients Standard Error t Stat P-value
95% 95%
Intercept 3.723 0.306 12.168 0.000 3.118 4.329
X1 0.072 0.110 0.653 0.515 -0.145 0.288
Sumber : Data Analisis Regresi Excel
Y = 3,723 + 0,072X
Tabel 4.9
Nilai Korelasi dan Determinasi Variabel X1
Regression Statistics
Multiple R 0.056
R Square 0.003
Adjusted R Square -0.004
Standard Error 0.750
Observations 137
Sumber : Data Analisis Regresi Excel
Konstruksi (Y)
a. Uji-F
96
Tabel 4.10
Signifikansi Variabel Sistem Manajemen
df SS MS F Significance F
Regression 1 0.059 0.059 0.105 0.746
Residual 135 76.187 0.564
Total 136 76.246
Sumber : Data Analisis Regresi Excel
b. Uji – t
Tabel 4.11
Uji – t Variabel Sistem Manajemen
Lower Upper
Coefficients Standard Error t Stat P-value
95% 95%
Intercept 3.829 0.285 13.426 0.000 3.265 4.393
X2 0.033 0.103 0.324 0.746 -0.170 0.237
Sumber : Data Analisis Regresi Excel
Dari tabel Uji – t di atas maka didapatkan model persamaan regresinya yaitu:
Y = 3,829 + 0,033X
Tabel 4.12
Nilai Korelasi dan Determinasi Variabel X2
Regression Statistics
Multiple R 0.028
R Square 0.001
Adjusted R Square -0.007
Standard Error 0.751
Observations 137
Sumber : Data Analisis Regresi Excel
Konstruksi (Y)
a. Uji-F
Tabel 4.13
Signifikansi Variabel Alat Pelindung Diri
Df SS MS F Significance F
Regression 1 0.454 0.454 0.808 0.370
Residual 135 75.793 0.561
Total 136 76.246
Sumber : Data Analisis Regresi Excel
b. Uji – t
Tabel 4.14
Uji – t Variabel Alat Pelindung Diri
Lower Upper
Coefficients Standard Error t Stat P-value
95% 95%
Intercept 3.653 0.302 12.083 0.000 3.055 4.251
X3 0.097 0.108 0.899 0.370 -0.116 0.310
Sumber : Data Analisis Regresi Excel
Dari tabel Uji – t di atas maka didapatkan model persamaan regresinya yaitu:
Y = 3,653 + 0,097X
Tabel 4.15
Nilai Korelasi dan Determinasi Variabel X3
Regression Statistics
Multiple R 0.077
R Square 0.006
Adjusted R Square -0.001
Standard Error 0.749
Observations 137
Sumber : Data Analisis Regresi Excel
98
Berdasarkan Tabel 4.15, maka didapatkan nilai : Koefisien Korelasi (r) = 0.077,
Konstruksi (Y)
a. Uji-F
Tabel 4.16
Signifikansi Variabel Sarana dan Prasarana
Df SS MS F Significance F
Regression 1 0.343 0.343 0.610 0.436
Residual 135 75.903 0.562
Total 136 76.246
Sumber : Data Analisis Regresi Excel
b. Uji – t
Tabel 4.17
Uji – t Variabel Sarana dan Prasarana
Lower Upper
Coefficients Standard Error t Stat P-value
95% 95%
Intercept 3.678 0.315 11.664 0.000 3.054 4.301
X4 0.087 0.111 0.781 0.436 -0.133 0.307
Sumber : Data Analisis Regresi Excel
Dari tabel Uji – t di atas maka didapatkan model persamaan regresinya yaitu:
Y = 3,678 + 0,087X
Tabel 4.18
Nilai Korelasi dan Determinasi Variabel X4
Regression Statistics
Multiple R 0.067
R Square 0.004
Adjusted R Square -0.003
Standard Error 0.750
Observations 137
Sumber : Data Analisis Regresi Excel
Berdasarkan Tabel 4.18, maka didapatkan nilai : Koefisien Korelasi (r) = 0.067,
a. Uji-F
Tabel 4.19
Signifikansi Variabel Risiko
df SS MS F Significance F
Regression 1 0.684 0.684 1.223 0.271
Residual 135 75.562 0.560
Total 136 76.246
Sumber : Data Analisis Regresi Excel
b. Uji – t
Tabel 4.20
Uji – t Variabel Risiko
Lower Upper
Coefficients Standard Error t Stat P-value
95% 95%
Intercept 4.309 0.359 12.005 0.000 3.599 5.019
X5 -0.098 0.088 -1.106 0.271 -0.272 0.077
Sumber : Data Analisis Regresi Excel
100
Dari tabel Uji – t di atas maka didapatkan model persamaan regresinya yaitu:
Y = 4,309 - 0,098X
Tabel 4.21
Nilai Korelasi dan Determinasi Variabel X5
Regression Statistics
Multiple R 0.095
R Square 0.009
Adjusted R Square 0.002
Standard Error 0.748
Observations 137
Sumber : Data Analisis Regresi Excel
Berdasarkan Tabel 4.21, maka didapatkan nilai : Koefisien Korelasi (r) = 0.095,
BAB V
PEMBAHASAN
Tabel 5.1
Nilai Korelasi dan Determinasi
Regression Statistics
Multiple R 0.262
R Square 0.068
Adjusted R Square 0.033
Standard Error 0.736
Observations 137
Sumber : Data Analisis Regresi Excel
Pengetahuan K3 dengan Perilaku Pekerja yaitu sebesar 0,262 ( > 0). Sedangkan
nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan yaitu sebesar 0,033 (3,3%).
Hal ini menunjukkan bahwa hanya 3,3% sumbangan pengaruh yang diberikan
Dari Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa 3,30% keragaman yang terjadi pada
variabel Perilaku Pekerja dapat diduga dari kombinasi variabel Definisi dan
Inisiasi, Sistem Manajemen, Alat Pelindung Diri, Sarana Prasarana, dan Risiko.
102
software Microsoft Excel dan program SPSS . Adapun langkah – langkah dalam
metode ini yaitu dengan menghitung nilai konstanta dan koefisien regresi, Uji-F,
dan Inisiasi, Sistem Manajemen, Alat Pelindung Diri, Sarana Prasarana, dan
Risiko tidak signifikan untuk menduga variabel Perilaku Pekerja, hal ini
ditunjukkan dengan nilai F hitung (1,929) lebih kecil dari F tabel sebesar 2,283
(Lihat Lampiran 7, Nilai Distribusi F) dan nilai significance F sebesar 0,094 > α
ditunjukkan oleh nilai t variabel X1 sebesar 1,3331 < t tabel (1,9782), nilai t
0,6307 < t tabel (1,9782), dan nilai t variabel X5 sebesar 1,2022 < t tabel
(1,9782).
103
regresi Alat Pelindung Diri + 0,3572 koefisien regresi Sarana dan Prasarana –
b. Konstanta sebesar 3,9717 artinya jika variabel Definisi dan Inisiasi, variabel
c. Nilai koefisien regresi variabel Definisi dan Inisiasi sebesar – 1.3711 artinya
Diri, Sarana Prasarana, Risiko tetap serta Definisi dan Inisiasi mengalami
sebesar 1.3711.
jika variabel independen lainnya yaitu Definisi dan Inisiasi, Alat Pelindung
sebesar 0.8311.
e. Nilai koefisien regresi variabel Alat Pelindung Diri sebesar 1.9594 artinya jika
Sarana Prasarana, Risiko tetap serta Alat Pelindung Diri mengalami kenaikan
1.9594.
f. Nilai koefisien regresi variabel Sarana Prasarana sebesar 0.3572 artinya jika
Alat Pelindung Diri, Risiko tetap serta Sarana Prasarana mengalami kenaikan
0.3572.
g. Nilai koefisien regresi variabel Risiko sebesar – 0,1049 artinya jika variabel
0,1049.
dengan bantuan program software Microsoft Excel dan program SPSS. Adapun
langkah – langkah dalam metode ini yaitu dengan menghitung nilai konstanta dan
Dari Tabel 4.7 diketahui bahwa nilai F hitung (0,426) < F tabel (3,911)
dan signifikasi p(f) 0,515 > α (0,05). Hal ini berarti pengaruh variabel Definisi
dan Inisiasi tidak signifikan terhadap variabel Perilaku Pekerja. Nilai koefisien
jumlah kuadrat total sebesar 76,246, maka didapatkan nilai determinasi (r square)
Dari tabel Tabel 4.8 di atas maka didapatkan model persamaan regresinya yaitu:
Y = 3,723 + 0,072X
Dari Tabel 4.10 diketahui bahwa nilai f hitung (0,105) < f tabel (3,911)
dan signifikasi p(f) 0,746 > α (0,05). Hal ini berarti pengaruh variabel Sistem
jumlah kuadrat total sebesar 76,246, maka didapatkan nilai determinasi (r square)
Y = 3,829 + 0,033X
Dari Tabel 4.13 di atas diketahui bahwa nilai f hitung (0,808) < f tabel
(3,911) dan signifikasi p(f) 0,370 > α (0,05). Hal ini berarti pengaruh variabel Alat
Pelindung Diri tidak signifikan terhadap variabel Perilaku Pekerja. Nilai koefisien
jumlah kuadrat total sebesar 76,246, maka didapatkan nilai determinasi (r square)
Dari Tabel 4.14 di atas maka didapatkan model persamaan regresinya yaitu:
Y = 3,653 + 0,097X
Dari Tabel 4.16 di atas diketahui bahwa nilai f hitung (0,610) < f tabel
(3,911) dan signifikasi p(f) 0,436 > α (0,05). Hal ini berarti pengaruh variabel
Sarana dan Prasarana tidak signifikan terhadap variabel Perilaku Pekerja. Nilai
dengan jumlah kuadrat total sebesar 76,246, maka didapatkan nilai determinasi (r
Dari Tabel 4.17 di atas maka didapatkan model persamaan regresinya yaitu:
Y = 3,678 + 0,087X
Dari Tabel 4.19 di atas diketahui bahwa nilai f hitung (1,223) < f tabel
(3,911) dan signifikasi p(f) 0,271 > α (0,05). Hal ini berarti pengaruh variabel
yaitu perbandingan jumlah kuadrat regresi sebesar 0,684 dengan jumlah kuadrat
total sebesar 76,246, maka didapatkan nilai determinasi (r square) sebesar 0,009
Dari Tabel 4.20 di atas maka didapatkan model persamaan regresinya yaitu:
Y = 4,309 - 0,098X
BAB VI
6.1 Simpulan
square) sebesar 0,033 yang artinya hanya sebesar 3,3% dari aspek – aspek
Regresi Linier Berganda nilai t hitung < t tabel, maka tidak ada pengaruh
Sistem Manajemen, Alat Pelindung Diri, Sarana dan Prasarana, Risiko) secara
terhadap variabel Perilaku Pekerja Konstruksi yaitu nilai t hitung < nilai t
Diri, Sarana dan Prasarana, Risiko) secara parsial terhadap Perilaku Pekerja
Konstruksi pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua – Ngurah Rai –
Benoa,Paket 3.
6.2 Saran
Saran – saran :
mengenai K3 oleh pihak berwenang kepada seluruh pekerja yang terlibat pada
Sistem Manajemen, Alat Pelindung Diri, Sarana Prasarana, dan aspek Risiko
sangat kecil mempengaruhi perilaku pekerja konstrksi, maka perlu dicoba juga
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1 Informed Consent 113
INFORMED CONSENT
Persetujuan Setelah Penjelasan
(Mohon uraian di bawah ini dibaca dengan seksama, jika anda setuju
nyatakan pada kolom yang sudah disediakan pada bagian akhir penjelasan ini)
Judul Penelitian :
Pengaruh Pengetahuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap
Perilaku Pekerja Konstruksi Pada Proyek Jalan Tol Nusa Dua - Ngurah Rai
– Benoa
1. Pendahuluan
9.1 Latar Belakang
Pelaksanaan konstruksi proyek pembangunan jalan tol ini sebagian
besar di atas laut dengan beberapa potensi hambatan yang dihadapi antara
lain bekerja di ketinggian, pencahayaan saat bekerja malam hari, dipengaruhi
kondisi pasang surut air laut, angin kencang yang tidak bisa diprediksi. Di
samping itu, terdapat beberapa identifikasi bahaya dan risiko pada saat
pelaksanaan pekerjaan seperti perahu terbalik, terkena alat kerja manual,
jatuh dari ketinggian, tersengat listrik, tertimpa benda berat, terkena manuver
alat, paparan debu tanah, kemacetan lalu lintas, jatuh ke air dalam, terjepit
tiang pancang, suara keras di atas 86 db, terjepit bar cutter/bender, terimpa
precast, dan sebagainya.
Oleh karena sudah teridentifikasi bahaya dan risiko pekerjaan pada
proyek di atas laut ini, maka dari pihak penyedia jasa sudah seharusnya
melakukan upaya manajemen yaitu adanya tindakan preventif , tanggap
darurat dan mitigasi. Penerapan Safety Induction dan mekanisme penggunaan
APD merupakan prioritas bagi keselamatan pekerja. Akan tetapi, pada
pelaksanaan di lapangan, masih saja terdapat pekerja yang tidak mengikuti
aturan yang sudah menjadi kebijakan mutu dan K3 perusahaan. Ada pekerja
yang tidak sadar bahwa dia tidak kompeten dan mempunyai kebiasaan
berperilaku tidak aman (unsafe action), ada pekerja yang tahu bagaimana
melakukan pekerjaannya dengan aman dan selamat, tetapi tidak dilakukan,
dan ada juga pekerja yang menyadari dirinya berkompeten, tetapi perlu
pengarahan dan bimbingan dari orang lain. Secara umum terdapat
ketimpangan antara pengetahuan tentang K3 dengan perilaku pekerja di
tempat kerja.
114
3. Penutup
Untuk berlangsungnya penelitian dengan baik, maka mutlak diperlukan kerjasama
antara responden dengan peneliti.
116
Nama : ………………………………………………………………...
Umur : ………………………………………………………………...
Pendidikan : ………………………………………………………………...
Pekerjaan : ………………………………………………………………...
Alamat : ………………………………………………………………...
………………………………………………………………...
N %
Cases Valid 10 100,0
Excluded a 0 ,0
Total 10 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,964 10
Item Statistics
Item-Total Statistics
Scale Statistics
N %
Cases Valid 10 100,0
Excluded a 0 ,0
Total 10 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,975 21
149
Item Statistics
Item-Total Statistics
Scale Statistics
N %
Cases Valid 10 100,0
Excluded a 0 ,0
Total 10 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,950 11
Item Statistics
Item-Total Statistics
Scale Statistics
N %
Cases Valid 10 100,0
Excluded a 0 ,0
Total 10 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,955 13
Item Statistics
Item-Total Statistics
Scale Statistics
N %
Cases Valid 10 100,0
Excluded a 0 ,0
Total 10 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,964 15
Item Statistics
Item-Total Statistics
Scale Statistics
N %
Cases Valid 10 100,0
Excluded a 0 ,0
Total 10 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,969 15
Item Statistics
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Regression
Variables Entered/Removed(b)
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 X5, X4, X2,
. Enter
X3, X1(a)
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Y
Model Summary
ANOVA(b)
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.231 5 1.046 1.930 .094(a)
Residual 71.016 131 .542
Total 76.246 136
a Predictors: (Constant), X5, X4, X2, X3, X1
b Dependent Variable: Y
Coefficients(a)
Standardize
Unstandardized d
Model Coefficients Coefficients T Sig.
Regression
Variables Entered/Removed(b)
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 X1(a) . Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Y
Model Summary
ANOVA(b)
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .240 1 .240 .426 .515(a)
Residual 76.006 135 .563
Total 76.246 136
a Predictors: (Constant), X1
b Dependent Variable: Y
Coefficients(a)
Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.723 .306 12.167 .000
X1 .072 .110 .056 .653 .515
a Dependent Variable: Y
163
Regression
Variables Entered/Removed(b)
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 X2(a) . Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Y
Model Summary
ANOVA(b)
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .059 1 .059 .105 .746(a)
Residual 76.187 135 .564
Total 76.246 136
a Predictors: (Constant), X2
b Dependent Variable: Y
Coefficients(a)
Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients t Sig.
Regression
Variables Entered/Removed(b)
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 X3(a) . Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Y
Model Summary
ANOVA(b)
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .454 1 .454 .808 .370(a)
Residual 75.793 135 .561
Total 76.246 136
a Predictors: (Constant), X3
b Dependent Variable: Y
Coefficients(a)
Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients t Sig.
Regression
Variables Entered/Removed(b)
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 X4(a) . Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Y
Model Summary
ANOVA(b)
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .343 1 .343 .610 .436(a)
Residual 75.903 135 .562
Total 76.246 136
a Predictors: (Constant), X4
b Dependent Variable: Y
Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
Regression
Variables Entered/Removed(b)
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 X5(a) . Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Y
Model Summary
ANOVA(b)
Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.