Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Dengan berkembangnya teknologi yang semakin modern, listrik mempunyai peran yang sangat
penting dalam kehidupan maupun dunia industri. Selain itu listrik dapat menimbulkan kecelakaan
bagi manusia dan timbulnya kebakaran serta terganggunya proses produksi. Oleh karena itu perlu
dihindari sumber bahayanya yang dimulai dari tahap perencanaan, pemasangan, pemakaian melalui
instalasi listrik. Meningkatnya kebutuhan akan listrik untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan
suatu alasan perlunya instalasi listrik yang baik dan aman. Tanpa menimbulkan berbagai ancaman
bahaya yang disebabkan oleh listrik yang diantaranya adalah tersengat listrik, efek termal, pengaruh
gelombang elektromaknet, radiasi dan bahaya lainnya yang disebabkan oleh listrik.
Seperti halnya yang telah kita ketahui didalam rumah, listrik berperan sangat penting. Mulai dari
penerangan lampu, penerangan jalan dan penggunaan alat elektronik seperti: Televisi, Setrika,
Radio, Tape, Pompa air dsb.

BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN :
Penertian istilah-istilah dalam bidang kelistrikan antara lain :
1. Instalasi listrik adalah susunan perlengkapan listrik yang berkaitan antara yang satu dengan yang
lainnya, serta memiliki curu koordinasi, untuk memenuhi satu atau sejumlah tujuan tertentu.
2. Instalasi penyalur petir adalah seluruh susunan sarana penyalur petir terdiri atas penerima (Air
Terminal/Rod), Penghantar Penurunan (Down Conductor), Elektroda Bumi (Earth Electrode),
termasuk perlengkapan lainnya untuk menangkap muatan petir dan menyalurkannya ke bumi.
3. Tehnisi listrik adalah tehnisi yang mempunyai latar belakang pendidikan listrik dan telah
mendapat pendidikan khusus tentang K3.

2. Jenis-jenis sumber bahaya dan analisa.


2.1. Sumber bahaya.
Jenis-jenis sumber bahaya yang perlu dihindari antara lain :
1. Sentuh langsung
2. Sentuh tak langsung
3. Efek thermal
4. Pengaruh induksi gelombang elektro magnetic
5. Radiasi gelombang sinar alpa, beta, gamma, X dan ultra violet.

2.1.1 Sentuh Langsung


Yang dimaksud sentuh langsung adalah pada bagian aktif perlengkapan adalah sentuh langsung pada
bagian aktif instalasi listrik. Bagian aktif perlengkapan atau instalasi listrik adalah bagian produktif
yang merupakan bagian dar sirkuit listriknya, yang dalam keadaan kerja normal umumnya
bertegangan dan dialiri arus listrik.
2.1.2 Sentuh Tak Langsung
Adalah sentuh pada bagian produktif terbuka, perlengkapan atau instalasi listrik yang menjadi
bertegangan akibat kegagalan isolasi. Kegagalan isolasi disebabkan oleh beberapa sebab antara lain :
© Pengaruh mekanik yang mengakibatkan rusaknya isolasi kabel dan terhubung dengan bagian
konduktif peralatan sehingga bagian tesebut bertegangan yang seharusnya tidak bertegangan.
© Menurunnya sifat isolasi dari kabel listrik pada bagian tertentu sehingga mengakibatkan
timbulnya kebocoran arus yang mengenai bagian konduktif terbuka dari peralatan tersebut.

2.1.3 Efek Thermal


Adalah keadaan suhu berlebih pada instalasi atau peralatan yang sangat mungkin mengakibatkan
kebakaran, luka bakar atau cidera lainnya.
Hal ini dapat terjadi karena beban listrik yang berlebihan dan tidak sesuai dengan kemampuan
penghantaran atau adanya hubungan pendek. Kenaikan suhu ini bila berlangsung relatif lama dan
bila menyentuh pada bagian yang mudah terbakar akan menjadi pemicu terjadinya kebakaran.

2.1.4 Gelombang Elektromagnetik


Adalah segala proses berantai dari pembentukan medan magnet dan medan listrik yang menjalar
kesegala arah secara terus menerus.

2.1.5 Radiasi Gelombang


Akibat tejadi kebocoran gelombang sinar alpha, beta, gamma, dan ultra violet dapat merusak
jaringan tubuh.

2.2. Upaya Pengendalian Sumber Bahaya


Untuk mencegah terjadi kecelakaan maka diperlukan upaya pengendalian sumber bahaya terhadap
obyek-obyek pengawasan yang ada. Langkah-langkah pengendalian tersebut :
1. Pengendalian Administratif.
2. Pengendalian terhadap obyek :
ü Pemeriksaan berkala
ü Perawatan berkala
3. Pengendalian terhadap manusia :
ü Pendidikan
ü Uji kesehatan

2.2.1 Pengendalian Administratif


Pengendalian ini merupakan gabungan dari pengendalian obyek dan manusia. Dimana pengendalian
ini dimulai sejak tahap tempat kerja atau calon obyek pengawasan dilakukan :
1. Perencanaan
2. Pemasangan
3. Pemakaian
4. Palayanan
5. Pemeliharaan
2.2.1.1 Perencanaan Instalasi Listrik.
Dalam perencanaan instalasi listrik faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Karakteristik suplai :
Jenis arus, jenis dan jumlah penghantar, nilai dan toleransi dari tegangan, frekuensi, arus maximum
yang diperbolehkan dan hubungan pendek, tindakan proteksi yang melekat pada suplai, misalnya
kawat netral atau kawat ground.

b. Macam keutuhan akan listrik :


Jumlah dan jenis sirkit yang diperlukan untuk penerangan, daya, kendali, sinyal, telekomunikasi dan
lain-lain.
c. Kondisi lingkungan.
Selain itu perencanaan instalasi harus menjamin
1. Keselamatan manusia dan ternak dan keamanan harta benda dari :
Arus kejut listrik dan suhu berlebih yang sangat memungkinkan terjadi kebakaran, luka bakar atau
efek cidera lain.
2. Berfungsinya instalasi listrik dengan baik sesuai dengan maksed penggunaannya.

2.2.1.2 Pemasangan Instalasi Listrik


Dalam pelaksanaannya pemasangan instalasi listrik, instalatur harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
1. Harus sesuai dengan gambar rancangan .
2. Mengindahkan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
3. Menggunakan tenaga kerja yang terlatih.
4. Bertanggung jawab dan menjaga keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya.
5. Orang yang diserahi tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan pemasangan instalasi listrik
harus ahli dibidang listrik.

2.2.1.3 Pemakaian Instalasi Listrik


Instalasi listrik dapat dialiri listrik setelah diadakan pemeriksaan dan pengujian dengan hasil yang
baik. Meskipun instalasi sudah dinilai baik, instalatur tetap terikat ketentuan tanggung jawab selama
instalasi tersebut tidak dirubah baik oleh pengguna maupun instalatur lain atas kecelakaan termasuk
kebakaran yang menjadi akibat kesalahan pemasangan instalasi. Jika terjadi kecelakaan yang
disebabkan karena adanya perubahan dan penambahan instalasi oleh pengguna atau pamasang
instalasi lain, untuk pelaksana instalasi yang terdahulu dibebaskan dari tanggung jawab.

2.2.1.4 Pelayanan Instalasi Iistrik


Pelayanan instalasi listrik harus dilakukan sedemikian rupa sehingga aman bagi yang melayani, aman
bagi instalsai dan instalasi berfungsi dengan baik serta keandalan yang disalurkan terjamin. Yang
dimaksud dengan pelayanan instalasi listrik ialah sistim yang mencakup antara lain menyalurkan,
mengatur, membagi, dan memutuskan arus listrik.
2.2.1.5 Pemeliharaan Instalasi Listrik
Pemeliharaan instalasi listrik meliputi program pemeriksaan, perawatan, perawatan, perbaikan dan
uji ulang berdasarkan petunjuk pemeliharaan yang sudah ditentukan. Agar penggunaan serta
kerusakan mudah diketahui, dicegah dan diperkecil. Tujuannya agar instalasi listrik berfungsi dengan
baik.
Karena instalasi mengalami keausan, penuaan, atau kerusakan yang akan mengganggu instalasi
maka secara berkala instalasi harus diperiksa dan diperbaiki dan bagian yang aus, rusak, atau
mengalami penuaan harus diganti.

3. Instalasi Penyalur Petir


3.1. Timbulnya Petir
Kilat atau halilinar adalah suatu kejadian/gejala listrik di atmosfir. Gejala ini timbul karena adanya
kondensasi dari uap air dan adanya kenaikan arus udara yang kuat. Karena adanya kondensasi maka
timbul titik-titik air . Titik-titik air ini dibawa oleh arus udara naik. Titik-titik air kecil akan naik lebih
cepat dari pada yang besar. Gesekan ini akan menimbulkan awan yang bermuatan listrik. Kalau
muatan terus bertambah lama kelamaan kuat medan antara awan dan bumi akan menjadi semakin
besar. Sehingga akan terjadi pelepasan muatan terhadap bumi.

3.2. Bahaya Sambaran Petir


Petir selalu mencari jalan yang paling mudah ketanah, misalnya lewat lapisan udara yang lembab
dan terionisasi. Bangunan-bangunan yang tinggi paling besar kemungkinan terkena sambaran petir.
Pengamanan terhadap sambaran petir perlu, terutama pada :
1. Bangunan yang sangat tinggi dan bangunan yang letaknya terpencil didataran terbuka.
2. Bangunan-bangunan yang atapnya mudah terhakar.
3. Bangunan-bangunan yang menyimpan barang yang mudah meledak dan mudah terbakar.

4. Pemeriksaan Berkala (Instalasi Listrik, Instalasi Petir)


Dalam pemeriksaan berkala ini yang membedakan adalah jangka waktu pada saat pemeriksaan
pertama dilakukan. Untuk instalasi listrik jangka waktu pemeriksaan berkala 4-5 tahun, petir 2 tahun.
BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
Dengan mempelajari dan mengetahui teknik kelistrikan diatas, diharapkan pembaca dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga kita terhindar dari kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi pada listrik, misalnya : tersengat listrik, kebakaran, dan lain
sebagainya.

SARAN
Sebaiknya pengguna maupun instalatur selalu berpedoman dan mentaati tata cara instalasi listrik
dengan baik dan benar agar terhinadar dari bahaya yang ditimbulkan oleh listrik. Demikian uraian
singkat tentang keselamatan dan kesehatan kerja bidang listrik, semoga bermanfaat bagi pembaca
dan dapat digunakan pedoman atau bahan acuan bagi calon atau Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja bidang listrik dalam melaksanakan aktivitas yang berhubungan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja.

Anda mungkin juga menyukai