Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

PERCOBAAN 1

KARBOHIDRAT

yang diampu oleh Bapak Aman Santoso dan Bapak Ihsan Budi Rachman

Selasa, 3 September 2019

Oleh :

Kelompok 1 (Offering G)

1. Achmad Zain Nur M (170332614588)


2. Cindy Alfi (170332614552)
3. Dewi Aperta S (170332614548)
4. Siti Nur Mahmudah (170332614525)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
PRODI S1 KIMIA
SEPTEMBER 2019
A. Tujuan
Melalui percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Membedakan karbohidrat dari senyawa lain melalui percobaan.
2. Membedakan gula pereduksi dari gula bukan pereduksi melalui percobaan.

B. Dasar Teori
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang mengandung hidrogen dan
oksigen dengan perbandingan 2:1. Karbohidrat merupakan turunan aldehida atau
keton dari alkohol polihidroksi, sehingga karbohidrat dikenal sebagai aldosa dan
ketosa. Satuan dasar karbohidrat adalah monosakarida. Monomer-monomer tersebut
diberi nama sesuai dengan jumlah atom karbon dalam rantai, yaitu tetrosa, pentosa
dan heksosa yang mengandung berturut-turut 4,5 dan 6 atom karbon.
Gugus aldehida dan alkohol primer pada aldosa dapat dioksidasimenjadi asam
aldonat dan asam uronat. Oksidasi lebih lanjut terhadap asam-asam tersebut
menghasilkan asam sakarat (saccaric acid). Gugus aldehida atau keton pada
karbohidrat dapat direduksi menjadi alkohol primer atau sekunder. Misalnya: fruktosa
dan glukosa menghasilkan alkohol heksahidrat sorbitol, sedangkan gliseraldehida
direduksi menjadi gliserol.
Sifat-sifat karbohidrat terhadap reagen-reagen tertentu berkaitan dengan
adanya gugus-gugus yang terdapat di dalamnya. Uji umum untuk mengenal adanya
suatu karbohidrat berhubungan dengan ikatan glikosida pada karbohidrat. Uji Fehling,
uji Barfoed, uji Benedict berkaitan dengan gugus aldehida, serta uji Seliwanoff
berkaitan dengan gugus ketonpada karbohidrat. Sifat karbohidrat terhadap reagen-
reagen tertentu dapat digunakan untuk menentukan kadarnya dalam suatu sampel.
D-glukosa dapat mengkristal dalam bentuk  atau  yang masing-masing
disebut anomer. Larutan anomer-anomer tersebut mempunyai rotasi spesifik tertentu.
Bila dibiarkan, larutan-larutan tersebut menunjukkan mutarotasi. Campuran kedua
anomer tersebut pada keadaan setimbang mempunyai rotasi spesifik tertentu pula.
C. Alat dan Bahan
Alat :
1. Tabung reaksi 9. Kasa asbes
2. Rak tabung 10. Corong
3. Penjepit tabung reaksi 11. Erlenmeyer
4. Mikroskop 12. Pelat tetes
5. Stopwatch 13. Pipet
6. Beaker glass 14. Labu ukur 50 ml
7. Lampu spiritus 15. Kertas saring
8. Kakitiga reagen Seliwanoff
Bahan :

1. Kristal sukrosa 15. Pati/amilum (10 g/l)


2. Larutan -naftol dalam 16. Asam sulfat pekat
etanol (50 g/l) baru 17. Asam asetat glasial
3. Reagen Benedict 18. Larutan fenilhidrazina
4. Reagen Barfoed 19. Kristal natrium asetat
5. Kristal -D-Glukosa 20. Asam klorida pekat
6. Glukosa (10 g/l) 21. Asam klorida encer
7. Glukosa (0,1 g/l) 22. Natrium hidroksida 5M
8. Fruktosa (10 g/l) 23. Larutan iod (5 mmol/l
9. Galaktosa (10 g/l) dalam KI (30 g/l))
10. Laktosa (10 g/l) 24. Natrium karbonat 0,1 M
11. Maltosa (10 g/l) 25. Glukosa (0,1 g/l)
12. Sukrosa (10 g/l) 26. Glikogen (0,1 g/l)
13. Glikogen (10 g/l) 27. Larutan tembaga tartrat
14. Glikogen (0,1 g/l) alkalis
28. Aquades
D. Prosedur Percobaan dan Hasil Pengamatan

No. Langkah Kerja Hasil Pengamatan


A. Uji Umum untuk Karbohidrat
Uji Molish  Glukosa : lautan
Sampel tidak berwarna
terbentuk endapan
- Diambil masing-masing 1 ml sampel
putih setelah
yang diuji (glukosa, fruktosa, sukrosa, ditambah H2SO4
maltosa, amilum, dan glikogen) terbentuk cincin ungu
 Fruktosa : adanya
dimasukkan dalam tabung reaksi.
cincin berwarna ungu
- Ditambah 5-7 tetes larutan -naftol
 Sukrosa : adanya
dalam etanol pada msing-masing
cincin berwarna ungu
sampel
 Maltosa : adanya
- Diteteskan 3-5 tetes asam sulfat pekat
cincin berwarna ungu
- Diamati warna yang terbentuk
- Diulangi uji tersebut pada aquades  Amilum : adanya

sebagai pengganti sampel cincin berwarna ungu


 Glikogen : adanya
Hasil
cincin berwarna ungu
 Aquades : tidak
adanya cincin
berwarna ungu
B. Uji untuk Gula Pereduksi
1. Uji Benedict  Glukosa : larutan
Sampel berwarna biru
- Diambil masing-masing 1 ml larutan menjadi endapan
reagen Benedict dan 2 tetes larutan merah bata
NaOH encer dimasukkan ke dalam  Fruktosa : : larutan
tabung reaksi sesuai dengan labelnya berwarna biru
- Ditambahkan 5 tetes larutan sampel menjadi endapan
yang diuji (glukosa, fruktosa, sukrosa, merah bata
dan amilum)  Sukrosa : larutan
- Dimasukkan seua tabung reaksi dalam tetap berwarna biru
penangas air selama 3-5 menit (warna Benedict)
- Diamati perubahan yang terjadi  Amilum : larutan
Hasil tetap berwarna biru
(warna Benedict)
2. Uji Barfoed

Sampel  Glukosa : sebelum


- Dimasukkan masing-masing 1 ml dipanaskan terbentuk
reagen Barfoed dan 2 tetes larutan endapan putih,
NaOH encer ke dalam tabung reaksi setelah dipanaskan
- Ditambahkan 1 ml larutan sampel yang tidak terbentuk
diuji (glukosa, fruktosa, sukrosa, dan endapan
amilum)  Fruktosa : larutan
- Dididihkan selama 1-2 menit. Dibiarkan biru dan jernih dan
dingin timbuk melayang
- Diamati perubahan yang terjadi setelah dipanaskan
Hasil terbentuk endapan
merah bata
 Sukrosa : larutan
biru dan jernih dan
timbuk melayang
setelah dipanaskan
terbentuk endapan
 Amilum : larutan
biru dan jernih dan
tidak timbul
endapan setelah
dipanaskan
terbentuk endapan
3. Pembuatan Osazon (Laktosa)

Laktosa
- Dimasukkan 2-3 ml sampel dalam Glukosazona: Larutan
tabung reaksi tidak berwarna
- Ditambahkan 10 tetes asam asetat
glasial Larutan tidak berwarna
- Ditambahkan 3 tetes larutan Larutan berwarna kuning
fenilhidrazin dan seujung sendok kecil
kristal natrium asetat
- Dihangatkan dalam penangas air selama Larutan berwarna kuning
5 menit sambil dikocok
- Didinginkan Larutan berwarna kuning
- Diamati bentuk kristal di bawah dan Terbentuk sedikit
mikroskop endapan kuning
- Dibandingkan bentuk kristal tersebut Kristal berbentuk
dengan gambar kristal pada gambar 1.1 sekelompok jarum seperti
- Dicatat apakah kristal terbentuk dari bulu
larutan panas atau dingin Kristal terbentuk dari

Hasil larutan dingin

C. Uji untuk Masing-masing Karbohidrat


1. Uji Seliwanoff untuk Ketosa

Sampel  Glukosa : sebelum


- Dimasukkan 1 ml reagen Seliwanoff ke dipanaskan larutan
masing-masing tabung reaksi tidak berwarna,
- Ditambahkan 3-5 tetes larutan yang setelah dipanaskan
diuji (glukosa, fruktosa, sukrosa) larutan tidak
- Dihangatkan dalam penangas air selama berwarna / tidak
1 menit bereaksi
- Dicatat waktu yang diperlukan untuk  Fruktosa : larutan
terjadinya warna merah tidak berwarna,
Hasil setelah dipanaskan
menjadi larutan
berwarna merah
(waktu1 menit)
 Sukrosa : larutan
tidak berwarna,
setelah dipanaskan
larutan berwarna
merah (waktu 5
menit)
2. Uji untuk Sukrosa

Sukrosa
- Diambil erlenmeyer 50 ml
- Dimasukkan 5-10 ml larutan sukrosa
- Ditambahkan 1-2 tetes larutan asam Larutan tidak berwarna
klorida pekat
- Dipanaskan selama 3-5 menit Larutan berwarna sedikit
- Ditambahkan larutan NaOH 5M untuk kekuningan
membuat larutan netral atau sedikit basa Larutan berwarna sedikit
- Dilakukan uji Benedict dan uji kekuningan
Seliwanoff terhadap larutan tersebut

Hasil Uji Benedict : larutan


berwarna biru setelah
dipanaskan berwarna
merah bata
Uji Seliwanoff : larutan
tidak berwarna
3. Uji Iod

Sampel  Glukosa : larutan


- Dimasukkan masing-masing 2 ml berwarna seperti
larutan sampel (glukosa, sukrosa, larutan iod
amilum, glikogen) ke dalam tabung  Sukrosa : larutan
reaksi berwarna seperti
- Ditambahkan 2 tetes larutan iod larutan iod
- Diulangi percobaan dengan mengganti  Amilum : larutan
larutan sampel dengan aquades berubah warna biru
- Dibandingkan warna larutan yang  Glikogen : larutan
dihasilkan oleh sampel dengan hasil berwarna menjadi
pengujian terhadap aquades dan warna kuning kecoklatan
iod

Hasil
4. Hidrolisis Polisakarida

Sampel
- Diambil erlenmeyer 100 ml
- Dimasukkan 15-20 ml larutan
polisakarida (amilum)
- Ditambahkan 5-7 tetes larutan asam Larutan tidak berwarna
klorida pekat
- Dididihkan perlahan
- Diambil 1-2 tetes larutan (yang  Menit 1- 8 : larutan
dididihkan) dengan pipet dimasukkan biru kehitaman
dalam plat tetes  Menit 9 : Larutan
- Ditambahkan 1 tetes larutan iod berwarna tetap / biru
- Diulangi pengambilan larutan (yang kehitaman
dididihkan) setiap 1 menit selama 6
menit atau sampai larutan tersebut tidak
mengalami perubahan warna (warna
larutan sama dengan warna iod)

- Setelah larutan tidak mengalami Uji Seliwanoff : larutan


perubahan warna iod, dinetralkan tidak berwarna
dengan larutan NaOH 5M Uji Benedict : larutan
- Diuji larutan tersebut dengan uji-uji tetap berwarna biru tua
yang telah dilakukan

Hasil
E. Analisa Data dan Pembahasan
a. Uji Umum untuk Karbohidrat
Pada percobaan ini dilakukannya uji umum untuk karbohidrat, yaitu uji
molisch. Pada uji ini, sampel yang digunakan yaitu glukosa, fruktosa, sukrosa,
maltosa, amilum, dan glikogen serta aquades sebagai pembanding. Masing-
masing sampel sebanyak 1 ml ditambahkan dengan 5-7 tetes larutan -naftol
dalam etanol yang kemudian ditambah dengan 3-5 tetes asam sulfat pekat. Pada
larutan sampel glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa, amilum, dan glikogen,
masing-masing terbentuk cincin berwarna ungu. pada aquades tidak terbentuk
cincin berwarna ungu. Menandakan bahwa uji positif adanya karbohidrat pada
glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa, amilum, dan glikogen.

b. Uji untuk Gula Pereduksi


Pada pecobaan ini dilakukan uji untuk gula pereduksi. Dimana dilakukan
beberapa percobaan yang di uji ; uji Benedict, uji Barfoed, dan pembuatan osazon.
1. Uji Benedict
Pada uji benedict, 1 ml reagen benedict ditambahi dengan 2 tetes
larutan NaOH encer kemudian ditambahkan dengan 5 tetes larutan sampel.
Setelah itu dimasukkan ke dalam penangas air selama 2-5 menit. Sampel yang
digunakan untuk di uji yaitu; glukosa, fruktosa, sukrosa, dan amilum. Pada
percobaan sampel glukosa dan fruktosa, masing-masing terbentuk endapan
merah bata setelah dipanaskan dalam penangas air. Hal ini mengindikasikan
adanya Cu2O. Larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidrat
yang mempunyai gugus keton bebas akan membentuk Cu2O. Sedangkan pada
percobaan sampel sukrosa dan amilum, warnanya tetap biru (tidak berubah)
yaitu warna dari reagen Benedict. Hal ini menunjukkan bahwa sukrosa dan
amilum tidak bereaksi jika diuji dengan benedict yang artinya sukrosa dan
amilum tidak mengandung gula pereduksi. Dengan reaksi umum yaitu :

+ Cu2+ + 2OH-  + Cu2O



Gula Pereduksi
2. Uji Barfoed
Pada uji Barfoed, sampel pertama yang di uji yaitu glukosa. Sebanyak
1 ml reagen Barfoed dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan
2 tetes NaOH encer. Kemudian ditambahi dengan 1 ml glukosa dan tidak
terbentuk endapan. Setelah itu, larutan dididihkan diatas lampu spiritus
lalu didinginkan dan tidak terbentuk endapan. Endapan tersebut
merupakan Cu2O. Dimana larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh
karbohidrat yang mempunyai gugus keton bebas akan membentuk Cu2O.
Sehingga pada uji glukosa menunjukkan hasil negatif karena tidak
terhidrolisis sempurna dan sampel tidak mengandung gula pereduksi .
Sampel yang diuji kedua yaitu fruktosa. Sebanyak 1 ml reagen Barfoed
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2 tetes NaOH encer.
Kemudian ditambah dengan 1 ml frukosa dan terbentuk endapan berwarna
putih. Setelah itu, larutan dididihkan di atas lampu spiritus lalu
didinginkan dan terbentuk endapan merah bata. Endapan tersebut
merupakan Cu2O. Sehingga pada uji fruktosa menunjukkan hasil positif
mengandung gula pereduksi.
Sampel yang di uji ketiga yaitu sukrosa. Sebanyak 1 ml reagen Barfoed
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2 tetes NaOH encer.
Kemudian ditambahkan dengan 1 ml sukrosa dan tidak terbentuk endapan.
Selanjutnya larutan tersebut dididihkan dengan lampu spiritus lalu
didinginkan terbentuk endapan. Hal ini menunjukkan mengandung gula
pereduksi.
Sampel yang diuji keempat yaitu amilum. Sebanyak 1 ml reagen
Barfoed dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2 tetes
NaOH encer. Kemudian ditambahkan dengan 1 ml amilum dan tidak
terbentuk endapan. Setelah itu, dididihkan di atas lampu spiritus lalu
didinginkan dan endapan hilang. Hal ini menunjukkan mengandung gula
pereduksi.
3. Pembuatan Osazon
Pada percobaan ini, sampel yang digunakan adalah glukosa. 2-3 ml
sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi. kemudian ditambahkan 10
tetes asam asetat glasial dan 3 tetes larutan fenilhidrazin dan seujung
sendok kecil kristal natrium asetat menghasilkan larutan berwarna kuning.
Setelah itu larutan dipanaskan lalu didinginkan menghasilkan larutan
berwarna kuning dan sedikit endapan berwarna kuning. Kemudian diamati
menggunakan mikroskop dan terlihat kristal berbentuk sekelompok jarum
berbentuk seperti bulu . Uji osazon menunjukkan hasil positif terhadap
adanya karbohidrat.

c. Uji untuk Masing-masing Karbohidrat


Pada percobaan ini dilakukan uji Seliwanoff untuk Ketosa, Uji untuk Sukrosa,
dan Uji Iod.
1. Uji Seliwanoff untuk Ketosa
Uji Seliwanoff dilakukan untuk menunjukkan adanya gugus ketosa.
Untuk uji yang pertama yaitu menggunakan sampel glukosa. Dimasukkan 1
ml reagen Seliwanoff dan ditambahkan 3-5 tetes larutan glukosa menghasilkan
larutan yang tidak berwarna. Kemudian larutan tersebut dipanaskan dalam
penangas air selama 1 menit menghasilkan larutan tetap tidak berwarna. Hal
ini menunjukkan bahwa glukosa tidak terdapat gugus ketosa.
Uji yang kedua yaitu menggunakan sampel fruktosa. Dimasukkan 1 ml
reagen Seliwanoff dan ditambahkan 3-5 tetes larutan fruktosa menghasilkan
larutan tidak berwarna. Kemudian dipanaskan dalam penangas air selama 1
menit dan didinginkan. Pada menit ke-3 terbentuk larutan berwarna merah.
Hal ini menunjukkan bahwa pada fruktosa terdapat gugus ketosa.
Uji yang ketiga yaitu menggunakan sampel sukrosa. Dimasukkan 1 ml
reagen Seliwanoff dan ditambahkan 3-5 tetes larutan sukrosa menghasilkan
larutan tidak berwarna. Kemudian dipanaskan dalam penangas air selama 1
menit lalu didinginkan. Pada menit ke-5 terbentuk larutan berwarna merah.
Hal ini menunjukkan bahwa pada sukrosa terdapat gugus ketosa.

2. Uji untuk Sukrosa


Pada percobaan ini dilakukan uji untuk sukrosa. Sebanyak 5 ml larutan
sukrosa dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1-2 tetes larutan
asam klorida pekat. Kemudian dipanaskan dalam penangas air selama 3-5
menit terbentuk larutan tidak berwarna. Setelah itu ditambahkan dengan
larutan NaOH 5M agar larutan netral atau sedikit basa untuk dilakukan uji
Benedict dan uji Seliwanoff.
Pada uji Benedict menghasilkan warna merah bata. Pada uji Seliwanoff
menghasilkan larutan tidak berwarna yang menunjukkan bahwa sukrosa
menghasilkan negatif terhadap uji Seliwanoff karna tidak terhidrolisis
sempurna.
3. Uji Iod
Pada percobaan ini dilakukan uji Iod yang bertujuan untuk mendeteksi
adanya polisakarida dalam sampel. Sebanyak 1 ml sampel dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2 tetes larutan iod. Sampel yang
digunakan yaitu glukosa, sukrosa, amilum, dan glikogen. Sedangkan
digunakan pula sampel aquades sebagai pembanding.
Pada glukosa, sukrosa, glikogen, dan aquades menghasilkan larutan
berwarna kuning. Warna kuning tersebut merupakan warna dari larutan iod
sehingga dapat disimpulkan bahwa glukosa, sukrosa, dan aquades tidak
termasuk polisakarida.
Pada percobaan ini, didapatkan bahwa amilum dan glikogen
menunujukkan hasil positif terhadap uji ini yang menunjukkan adanya
perubahan warna menjadi biru pada amilum dan warna oranye pada glikogen.
Jika suatu polisakarida ditambahkan dengan larutan iod akan menghasilkan
warna yang khas sehingga membuktikan adanya polisakarida pada amilum
dan glikogen.
4. Hidrolisis Polisakarida
Pada percobaan ini menggunakan amilum sebagai sampel yang akan
diuji. 15-20 ml larutan amilum dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan
ditambahkan 5-7 tetes asam klorida pekat yang bertujuan untuk menghidrolisis
amilum. Kemudian dididihkan perlahan-lahan untuk memecah molekul
sehingga lebih mudah terhidrolisis dan menghasilkan larutan tidak berwarna.
Diambil 1-2 tetes larutan dengan pipet dimasukkan ke dalam plat tetes. Setelah
itu diteteskan 1 tetes larutan iod pada plat tetes tersebut dan diulangi setiap 1
menit sampai larutan tidak mengalami perubahan warna.
Pada menit ke 1-11 larutan berwarna biru. Pada menit ke 12-16 warna
biru larutan semakin berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa larutan tersebut
mulai terhidrolisis. Pada menit ke 17-22 larutan mulai berwarna kuning yang
mengindikasikan bahwa sudah tidak terdapat kandungan amilum atau sudah
terhidrolisis sempurn dan menghasilkan uji negatif terhadap iodin.
Setelah itu dilakukan uji benedict terhadap larutan tersebut dan
diperoleh larutan berwarna merah bata. Dan juga dilakukan uji Seliwanoff
menghasilkan larutan tidak berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa amilum
yang terhidrolisis sempurna akan menghasilkan uji positif jika diuji dengan
benedict.

F. Kesimpulan
a. Pada Uji untuk karbohidrat; glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa, amilum,
glikogen menunjukkan hasil yang positif terhadap uji Molish.
b. Pada uji untuk gula pereduksi; glukosa dan fruktosa menunjukkan hasil positif
terhadap uji Benedict dan uji Barfoed. Pada pembentukan osazon, laktosa
menghasilkan kristal berbentuk sekelompok jarum membentuk bola.
c. Pada uji untuk masing-masing karbohidrat, fruktosa dan sukrosa menunjukkan
hasil positif terhadap uji Seliwanoff dan uji sukrosa. Pada uji iod, amilum dan
glikogen juga menunjukkan hasil positif. Sedangkan pada hidrolisis polisakarida
(amilum), uji benedict menghasilkan uji positif jika amilum telah terhidrolisis
sempurna.

G. Daftar Pustaka
o Dosen KBK Kimia Organik. 2019. Petunjuk Praktikum Kimia Organik II.
Universitas Negeri Malang.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai