Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah memasuki tahapan akhir
dari fase kehidupan. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan mengalami
suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaaan.(Wahyudi,
2008). Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.

Posyandu Lansia adalah suatu wadah untuk memberikan pelayanan


kesehatan dan pembinaan kepada kelompok usia lanjut di suatu wilayah dengan
melibatkan peran serta aktif masyarakat melalui kader kesehatan dan kerjasama
lintas program dan lintas sektor dalam rangka untuk meningkatkan status
kesehatan masyarakat pada umumnya dan kususnya kelompok usia lanjut
(Depkes RI, 2005).
Menurut sensus tahun 2010 jumlah lansia adalah 18,1 juta jiwa.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, lansia dengan kondisi sehat di
Indonesia tidak sampai 2 persen dari total populasi lansia. Kebanyakan lansia
menderita penyakit sendi, hipertensi, katarak, stroke, jantung, gangguan mental
emosional, dan diabetes. Dari 7 miliar penduduk dunia, 1 miliar diantaranya
adalah penduduk lanjut usia (lansia). Indonesia sendiri memiliki 24 juta jiwa
lansia, yang paling banyak tersebar di 5 provinsi yaitu Yogyakarta, Jawa Timur,
Jawa Tengah, Bali, dan Jawa Barat (Data Badan Pusat Statistik). Pembinaan
kesehatan lansia merupakan salah satu kegiatan yang harus terus digalakkan
untuk mewujudkan lansia sejahtera, bahagia dan berdaya guna bagi kehidupan
keluarga serta masyarakat sekitarnya. Hal ini merupakan suatu upaya
menghadapi peningkatan status dan derajat kesehatan rakyat Indonesia yang
memberikan dampak pada meningkatnya usia harapan hidup bangsa.
Jumlah penduduk wilayah kecamatan Jatilawang tahun 2019, usia
produktif sebesar 14.056, lanjut usia 4.126 , sehingga perlu dibentuk suatu
wadah untuk memberikan pelayanan kesehatan dan pembinaan kepada
kelompok lanjut usia di suatu wilayah dengan melibatkan peran serta aktif
masyarakat melalui kader kesehatan dan kerjasama lintas program dan lintas
sektor dalam rangka untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat pada
umumnya dan khususnya kelompok lanjut usia (Dep kes RI 2005). Oleh karena
itu, dengan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh lansia maka Puskesmas
Jatilawang membentuk Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia)
dengan harapan adanya peningkatan derajat kesehatan lansia.

B. Tujuan Pedoman
1. Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk
mencapai masa tua yang bahagia, berdayaguna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.
2. Meningkatkan kesadaran para lansia untuk membina sendiri
kesehatannya.
3. Meningkatkan kemampuan, peran serta keluarga, dan masyarakat
dalam mengatasi kesehatan lansia.
4. Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan lansia.
5. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan lansia.

C. Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Lansia

1. Bidan Desa
2. Programer Lansia
3. DokterUmum
4. Gizi
5. Promkes
6. Kader
1. Kegiatan di luar gedung Puskesmas
Pelayanan Posyandu Lansia. Kegiatannya meliputi:
a. Upaya promotif, yaitu meningkatkan semangat hidup bagi usia lanjut
agar mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri,
keluarga maupun masyarakat. Upaya promotif dapat berupa kegiatan
penyuluhan, dimana penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal
yang penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan usia
lanjut yang antara lain adalah:
1) Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini
penurunan kondisi kesehatannya, teratur, dan berkesinambungan
memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas atau pelayanan
kesehatan lainnya.
2) Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan
kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.
3) Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi
seimbang.
4) Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
5) Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau
hobinya secara teratur dan sesuai dengan kemampuannya.
6) Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan
kelompok sosial.
7) Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok,
alkohol, kopi, kelelahan fisik dan mental.
8) Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar.
b. Upaya preventif, yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan
terjadinya penyakit maupun kompilikasi penyakit yang disebabkan oleh
proses ketuaan. Upaya preventif dapat berupa kegiatan:
1) Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk
menemukan secara dini penyakit-penyakit usia lanjut dengan
pengecekan glukosa darah, asam urat, kolesterol, body fat atau
pengukuran lemak tubuh, tinggi badan, berat badan, dan tekanan
darah.
2) Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan
dengan kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan bugar
melalui kegiatan senam lansia.
3) Penyuluhan kesehatan tentang kemungkinan terjadinya berbagai
jenis penyakit, penyuluhan gizi lansia, serta penyuluhan kesehatan
gigi dan mulut.
c. Upaya kuratif, yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut. Kegiatannya
meliputi:
1) Pelayanan kesehatan dasar.
2) Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan.
d. Upaya rehabilitatif, yaitu upaya mengembalikan fungsi organ yang telah
menurun. Kegiatannya meliputi:
1) Memberikan informasi, pengetahuan, dan pelayanan tentang
penggunaan berbagai alat bantu misalnya alat bantu pendengaran
agar usia lanjut dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna
sesuai kebutuhan dan kemampuan.
2) Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat
mental penderita. Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan
pribadi, aktifitas di dalam maupun diluar rumah.
3) Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita.

D. Batasan Operasional
Batasan operasional kesehatan lansia di Puskesmas adalah:
1. Upaya Kesehatan Lansia
Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan
menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan
kesehatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan kesehatan.
2. Posyandu Lansia
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut
di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati yang digerakan oleh
masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
E. Landasan Hukum
1. UUD 1945 amandemen, pasal 28 H dan 34 ayat 2.
2. UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, tambahan
lembaran negara Republik Indonesia No. 3796.
3. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
4. PP No. 43/2004 tentang pelaksanaan upaya peningkatan kesejahteraan
sosial lanjut usia.
5. Keppres 52/2004 tentang komisi nasional lanjut usia.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Seorang Penanggungjawab program dan pelaksana upaya kesehatan lansia


memiliki ciri:
1. Fisik, mental, dan spiritual optimal
2. Berpengetahuan luas
3. Mendengarkan dengan nalar dan hati
4. Memelihara dan menjaga reputasi profesi
5. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat
6. Mengembangkan nilai kehidupan
7. Etos kerja yang tinggi
8. Empati
Kompetensi seorang tenaga penanggungjawab dan pelaksana upaya kesehatan
lansia di Puskesmas yaitu memiliki kemampuan dalam:
1. Perencanaan upaya kesehatan lansia.
2. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) yang baik.
3. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
4. Menjalin kerjasama dengan lintas program dan sektor.
B. Distribusi Ketenagaan

Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan upaya


kesehatan lansia mulai dari Kepala Puskesmas, penanggung jawab UKP,
penanggungjawab UKM, dan seluruh karyawan. Penanggungjawab dalam
penyelenggaraan kegiatan upaya kesehatan lansia di Puskesmas adalah
koordinator program.
C. Jadwal Kegiatan

Jadwal pelaksanaan kegiatan Upaya kesehatan Lansia disepakati dan disusun


bersama dengan lintas program dan lintas sektor terkait.
a. Kegiatan dilaksanakan 1 bulan sekali di masing-masing pos dengan matrik
kegiatan sebagai berikut:
No Desa Tgl Pelaksanaan
1 Margasana ’’Lansia Sehat I’’ 1
2 Pekuncen I 2
3 Pekuncen II 2
4 Tunjung I 3
5 Tunjung II 4
6 kedungwringin I 5
7 Bantar I 6
8 Tinggarjaya ’’Aisyah’’ 7
9 Karanglewas 8
10 Gentawangi 9
11 Bantar II 10
12 Pekuncen II 11
13 Margasana ’’Lansia Sehat II’’ 12
14 Bantar III 13
15 Karanganyar 14
16 Tunjung Lor 15
17 Tinggarjaya ’’Aini’’ 16
18 Gentawangi 17
19 Pekuncen III 18
20 Adisara I 19
21 Gunungwetan I 20
22 Kedungwringin 20
23 Gunungwetan II 21
24 Kedungwringin 22
25 Gentawangi ( RW V) 23
26 Gentawangi ( RW IV ) 24
27 Adisara II 25
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

Gambar Denah Lantai 2 Puskesmas Jatilawang


B.Standar Fasilitas

1. Standar fasilitas kesehatan lansia luar gedung


a. Tensimeter air raksa : 1 buah
b. Stetoskop : 1 buah
c. Obat : sesuai kebutuhan
d. Leaflet : sesuai kebutuhan
e. Timbangan dewasa : 1 unit
f. Microtoys : 1 buah
g. Alat Glucose, Cholesterol, Uric Acid : 3 unit
h. Stik gula darah : 2 botol
i. Stik asam urat : 2 botol
j. Stik kolesterol : 2 botol
k. Lanset : 100 buah
l. Alkohol : 1 botol
m. Masker : sesuai kebutuhan
n. Sarung tangan : sesuai kebutuhan
o. Kamera foto : 1 unit
p. CD senam lansia : 1 buah
q. Kit Posyandu Lansia : 1 buah
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan Upaya kesehatan Lansia


Lingkup kegiatan Upaya Kesehatan Lansia di Puskesmas Jatilawang yang
dilaksanakan meliputi:
Upaya
No. Kesehatan Kegiatan
Lansia
1. Upaya a. Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta
promotif deteksi dini penurunan kondisi kesehatannya, teratur dan
berkesinambungan memeriksakan kesehatannya ke
puskesmas atau instansi pelayanan kesehatan lainnya.
b. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan
disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut agar tetap
merasa sehat dan segar.
c. Diet seimbang atau makanan dengan menu yang
mengandung gizi seimbang.
d. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e. Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan
kegemaran atau hobinya secara teratur dan sesuai
dengan kemampuannya.
f. Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau
mengadakan kelompok social.
g. Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti
merokok, alkohol, kopi, kelelahan fisik, dan mental.
h. Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara
benar.

2. Upaya a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk


Preventif menemukan secara dini penyakit-penyakit usia lanjut.
b. Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan
disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut agar tetap
merasa sehat dan bugar dengan senam lansia.
c. Penyuluhan kesehatan tentang kemungkinan terjadinya
berbagai jenis penyakit, penyuluhan gizi lansia, serta
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut.
3. Upaya a. Pelayanan kesehatan dasar.
Kuratif b. Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan.
4. Upaya a. Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan
Rehabilitatif tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya alat
bantu pendengaran agar usia lanjut dapat memberikan
karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan
kemampuan.
b. Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan
memperkuat mental penderita. Pembinaan usia dan hal
pemenuhan kebutuhan pribadi, aktifitas di dalam maupun
diluar rumah.
c. Nasihat cara hidup sesuai dengan penyakit yang diderita.

B. Strategi Pelayanan Kesehatan Lansia


Merupakan cara bagaimana dalam melaksanakan upaya kesehatan lansia di
Puskesmas. Ada tiga strategi yaitu:
1. Strategi advokasi
2. Stratgei kemitraan
3. Strategi pemberdayaan masyarakat

C. Langkah Kegiatan Kesehatan Lansia


1. Perencanaan
Secara terinci uraian ruang lingkup kegiatan perencanaan upaya kesehatan
lansia yaitu:
a. Kaji perilaku masalah kesehatan yang dilakukan oleh lintas program di
Puskesmas.
b. Loka karya mini di puskesmas yang membahas upaya kesehatan lansia
yang terintegrasi secara lintas program maupun lintas sektor.
c. Komunikasi, informasi, dan edukasi tentang kesehatan di masyarakat,
melalui kegiatan di dalam gedung dan di luar gedung puskesmas dalam
upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan status
kesehatannya.
d. Advokasi kesehatan pada pengambil keputusan di tingkat desa dan
kecamatan untuk mendapatkan dukungan kebijakan publik
berwawaskan kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan lansia.
e. Penggerakan peran serta masyarakat melalui upaya pemberdayaan
masyarakat dalam pengembangan, pembinaan, dan peningkatan
kualitas Posyandu Lansia.
f. Pengembangan dan pembinaan upaya kesehatan lansia bersumber
daya masyarakat (UKBM) di tingkat desa dalam mengatasi masalah
kesehatan serta meningkatkan status kesehatan masyarakat.
2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Dilaksanakan dengan memperhatikan :
a. Bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah ada pada
periode sebelumnya dan memperbaiki program yang masih bermasalah.
b. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi
kesehatan di wilayah tersebut sesuai kemampuan Puskesmas.
Contoh matrik:
Program Jenis Pelayanan Target Pencapaian Masalah

3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)


Merupakan penetapan rincian rencana pelaksanaan kegiatan promosi
kesehatan berdasarkan RUK
Contoh matrik:
Jenis Tujuan Sasaran Penanggung Petugas Sumber Waktu Ketera
kegiatan jawab yang dana pelaksa ngan
terlibat naan

4. Pelaksanaan
Melaksanaan kegiatan upaya kesehatan lansia sesuai dengan jadwal yang
telah disusun bersama kemudian dilakukan pencatatan dan pelaporan
pelaksanaan kegiatan.
5. Pemantauan
Tindakan pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus terhadap
pelaksanaan suatu upaya kesehtan lansia dengan tujuan memberikan
umpan balik pada pengelolaan upaya kesehatan lansia untuk perbaikan dan
optimalisasi pelaksanaan upaya kesehatan lansia.
6. Penilaian dan Evaluasi
Merupakan proses sistematis yang mempelajari pengalaman pembelajaran
upaya kesehatan lansia sebagai upaya meningkatkan kualitas rancangan
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan lansia yang baru.

BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan lansia
direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor
sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan
dilaksanakan.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan lansia


perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan lansia


perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko harus dilakukan
untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dimonitor dan dievaluasi dengan


menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator PHBS
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dalam pelaksanaan upaya kesehatan lansia dengan tetap memperhatikan prinsip
proses pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan upaya kesehatan lansia tergantung pada komitmen yang kuat
dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan
peran serta aktif masyarakat dalam bidang kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai