Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya tugas mata kuliah
energi terbarukan ini. Tidak sedikit kendala yang menghadang penyusun dalam
menyelesaikan tugas ini, namun berkat rahmat dan hidayah-Nya telah membimbing
penyusun untuk terus berusaha menyelesaikan salah satu mata kuliah di Jurusan Teknik
Perkapalan, Universitas Hasanuddin.
Mata kuliah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi pada jurusan
Teknik Perkapalan – Universitas Hasanuddin.
Penyusun harus mengakui, laporan ini masih sangat jauh dari sempurna, semua
karena keterbatasan waktu dan pengetahuan serta kemampuan penyusun sebagai manusia
biasa. Untuk itu penyusun mohon maaf atas semua kekurangan dan kesalahan yang
terjadi di dalam penyusunan laporan dari hasil praktikum “ Wind Turbine”, serta
penyusun berharap masukan dan saran agar ke depannya penyusun dapat lebih baik lagi
dalam menyusun tugas.
Akhirnya penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun
secara pribadi serta pada pembaca yang menjadikan laporan ini sebagai acuan atau
pedoman dalam pembelajaran ataupun dalam menyusun laporan. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya pada kita semua. Amin.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
I. 2.Tujuan……………..................................................................... 2
BAB V PENUTUP
V.1.kesimpulan................................................................................ 26
V.2. saran……..................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
3
sumbu vertikal dapat memanfaatkan angin dari segala arah sehingga tidak
perlu mengarahkan turbin pada arah angin yang paling tinggi
kecepatannya.
Pada praktikum ini akan digunakan turbin jenis sumbu horizontal
untuk melihat kerja turbin dan hubungan kecepatan angin, putaran dan
daya yang dihasilkan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Turbin Angin
Dasar dari alat untuk merubah energi angin adalah turbin.
Meskipun masih terdapat susunan dan perencanaan yang beragam,
biasanya turbin digolongkan kedalam dua macam tipe (horizontal dan
vertical) dan yang paling banyak digunakan adalah Turbin dengan sumbu
x (axis) horizontal. Turbin jenis ini mempunyai rotasi horizontal terhadap
tanah (secara sederhana sejajar dengan arah tiupan angin).
5
1. Gearbox
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir
menjadi putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar
1:60.
2. Generator
Ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem
turbin angin. Generator ini dapat mengubah energi listrik. Prinsipnya
kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori medan
elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah satu cara kerja
generator) poros pada generator dipasang dengan material
ferromagnetik permanen.
3. Rotor blade
Rotor blade atau sudu adalah bagian rotor dari turbin. Rotor ini
menerima energi kinetik dari angin dan dirubah kedalam energi
gerak putar.
4. Tower
Tower atau tiang penyangga adalah bagian struktur dari turbin angin
horizontal yang memiliki fungsi sebagai struktur utama penopang
dari komponen sistem terangkai sudu, poros, generator.
P = Cp . ½ . ρ . A . V3
6
II.3 Komponen – komponen Turbin Angin
1) Bilah Kipas
Kebanyakan kincir angin mempunyai 3 atau 6 bilah kipas ( blades
). Bilah kipas berfungsi untuk menangkap angin dan merubahnya
menjadi putaran yang akan diteruskan ke generator.
7
Sudut bilah kipas (pitch) adalah sudut pengaturan pada bilah-bilah
kipas yang diperlukan untuk mengatur kecepatan putar rotor.
4) Rem cakram
Rem cakram merupakan rem yang cakramnya dijepit secara
mekanis, listrik atau hidrolik untuk mengurangi kecepatan atau
menghentikan rotor. Rem digunakan untuk menjaga putaran agar
putaran tidak terlalu besar pada saat terdapat angin yang
besar. Putaran yang terlalu besar dapat menyebabkan kerusakan
pada generator seperti rotor breakdown, penghantar putus karena
arus yang besar yang menimbulkan panas berlebih.
5) Poros Putaran Rendah
Poros putaran rendah adalah poros yang menghubungkan rotor
dengan gearbox.
6) Gear Box
Gear box merupakan komponen untuk pengaturan kecepatan putar
turbin. Biasanya gear box turbin angin menaikkan putaran dari 30-
60 rpm menjadi 1000-1800 rpm untuk memutar generator listrik.
Gear box PLTB biasanya menggunakan gear box jenis planetary.
Gear box planetary adalah gear box yang mempunyai roda gigi
besar dikelilingi roda-roda gigi kecil.
7) Pengontrol putaran
Pengontrol putaran adalah alat untuk mengontrol putaran poros
turbin yang dihubungkan dengan rem cakram secara mekanis,
listrik atau hidrolik. Pengontrol ini akan meneruskan putaran yang
disebabkan kecepatan angin sekitar 12-25 km/jam, dan
menghentikan total poros bila kecepatan angin mencapai 90
km/jam. Kecepatan angin di atas 90 km/jam dapat merusak turbin.
8) Anemometer
Anemometer berfungsi untuk mengukur kecepatan angin. Sinyal
elektronik yang merepresentasikan kecepatan angin dari
anemometer diteruskan ke electronic controller yang kemudian
mengatur rem dan mengatur sudut bilah-bilah kipas. Kincir angin
8
akan mulai berputar pada kecepatan angin 5 m/s dan akan
dihentikan secara otomatis pada kecepatan angin 25 m/s. Ini
dilakukan untuk melindungi turbin dan lingkungan sekitar.
9) Tebeng Angin
Tebeng Angin (wind vane) berfungsi untuk mengikuti arah angin.
Bila turbin angin ringan dan kecil, tebeng angin cukup untuk
mengarahkan turbin angin sesuai arah angin. Bila turbin angin berat
dan besar perlu penggerak arah (yaw drive) yang memutar turbin
angin sesuai arah angin.
10) Rumah Mesin
Rumah mesin (nacelle) merupakan badan pembungkus untuk
melindungi komponen-komponen PLTB seperti gearbox dan
generator listrik. Di depan nacelle terdapat kincir angin.
11) Poros Putaran Tinggi
Poros Putaran Tinggi ( High Speed Shaft ) adalah poros yang
memutar generator dengan kecepatan sekitar 1500 rpm untuk
kemudian membangkitkan listrik. Komponen ini diperlengkapi
dengan rem cakram mekanis (mechanical disk brake) yang
digunakan untuk mengatasi kegagalan pengereman aerodinamis
atau pada saat turbin sedang diperbaiki.
12) Penggerak Arah
Penggerak arah (yaw drive) memutar turbin ke arah angin untuk
desain turbin yang menghadap angin. Untuk desain turbin yang
mendapat hembusan angin dari belakang tak memerlukan alat ini.
13) Motor Penggerak Arah
Motor penggerak arah (Yaw Motor) merupakan motor listrik yang
berfungsi untuk menggerakkan penggerak arah.
14) Menara
Menara berfungsi menyangga turbin angin. Pada kincir angin
modern, tinggi tower biasanya mencapai 40 – 60 meter. Menara
dapat dibedakan menjadi bentuk tubular seperti gambar di bawah
9
dan bentuk lattice. Keuntungan dari bentuk tubular yaitu aman,
sedangkan lattice mempunyai biaya yang murah.
a. Generator
Generator adalah salah satu komponen terpenting
dalam pembuatan sistem turbin angin. Generator ini dapat
mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip
kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori medan
elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah satu
cara kerja generator) poros pada generator dipasang dengan
10
material ferromagnetik permanen. Setelah itu disekeliling
poros terdapat stator yang bentuk fisiknya adalah
kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika
poros generator mulai berputar maka akan terjadi
perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi
perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus
listrik tertentu. Secara umum generator dibagi 2 yaitu:
a.1. Generator Arus Searah
b.1. Generator Arus Bolak-balik
Tabel 2.1 Perbandingan Generator arus searah dan Generator arus bolak-balik
11
berputar dihubungkan pada sumber
arus searah luar melaui slipring dan
sikat arang, tetapi ada juga yang tidak
mempergunakan sikat arang yaitu
sistem “brushless excitation”.
b. Generator arus bolak-balik
menggunakan "Slip ring"
b. Rectifier
Arus listrik yang dihasilkan generator turbin angin
berupa arus bolak-balik. Agar daya dapat disimpan dalam
baterai maka arus bolak-balik ini harus disearahkan
menggunakan rectifier. Pada Wind Project skala kecil,
biasanya rectifier ini menyatu dengan generator dalam
rumah mesin (nacelle). Sedangkan untuk Wind
Project skala besar (>1 kW) biasanya menggunakan
rectifier yang terpisah.
c. Baterai
Baterai merupakan komponen yang dibutuhkan
untuk memaksimalkan fungsi kerja PLTB. Arus listrik dari
generator arus searah masuk ke baterai untuk disimpan.
Jika arus listrik yang dihasilkan generator terlalu kecil,
maka semua arus listrik yang keluar dari generator akan
disimpan di baterai. Jika arus listriknya terlalu besar, maka
arus listrik akan disalurkan menuju jala-jala listrik setelah
sebagian disimpan pada baterai.
12
Mampu menyimpan daya dalam jumlah besar
Dapat menyalurkan daya yang disimpan baik dalam jumlah
yang kecil maupun besar tanpa mengalami kerusakan.
Tahan lama (reliable)
Output tegangan dari baterai harus bebas dari fluktuasi atau
noise
d. Inverter
Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan
untuk mengubah arus listrik searah menjadi arus listrik
bolak balik. Kebanyakan beban listrik didesain untuk suplai
beban arus listrik bolak-balik, sehingga daya keluaran
dari Wind Project harus diubah dahulu menjadi listrik arus
bolak-balik oleh inverter ini. Inverter dibedakan
13
berdasarkan kapasitas continue maksimumnya dalam W,
dalam pemilihan inverter harus dipertimbangkan juga
efisiensinya.
Turbin angin pada prinsipnya dapat dibedakan atas dua jenis turbin
berdasarkan arah putarannya. Turbin angin yang berputar pada poros
horisontal disebut dengan turbin angin poros horisontal atau Horizontal
Axis Wind Turbine (HAWT), sementara yang berputar pada poros vertikal
disebut dengan turbin angin poros vertikal atau Vertical Axis Wind
Turbine (VAWT)
14
lebih besar dilengkapi dengan sensor yang terhubung dengan motor
servo yang mengarahkan blade sesuai dengan arah angin. Sebagian
besar turbin yang besar memiliki gearbox yang merubah kecepatan
putar rotor yang ditransfer ke generator menjadi lebih cepat.
Karena tower menghasilkan turbulenci di belakangnya maka turbin
biasanya mengarah ke arah angin dari depan. Blade turbin dibuat
kaku untuk mencegah terdorong ke tower oleh angin yang
kencang. Disamping itu, blade di tempatkan pada jarak yang
mencukupi didepan tower dan kadang melengkung kedepan.
Downwind turbine atau turbin dengan arah angin dari
belakang juga dibuat, meskipun adanya masalah turbunlensi,
karena turbin ini tidak membutuhkan mekanisme yang
mengharuskan searah dengan dengan angin. Disamping itu dalam
keadaan angin kencang blade dibolehkan untuk melengkung yang
mnurunkan area sapuan dan resistansi angin. Namun dikarenakan
turbulensi dapat menyebabkan fatigue, dan keandalan sangat
dibutuhkan maka sebagian besar turbin angin horisonal
menggunakan jenis upwinnd.
15
Dibutuhkan konstruksi tower yang besar untuk mensupport
beban blade, gear box dan generator.
Komponen-komponen dari turbin angin horisontal (blade,
gear box dan generator) harus diangkat ke posisinya pada
saat pemasangan.
Karena tinggi, maka turbin ini bisa terlihat pada jarak yang
jauh, banyak penduduk lokal yang menolak adanya
pemandangan ini.
Membutuhkan kontrol ya sebagai mekanisme untuk
mengarahkan blade ke arah angin.
Pada umumnya membutuhkan sistem pengereman atau
peralatan yaw pada angin yang kencang untuk mencegah
turbin mengalami kerusahakan.
16
Kelebihan Turbin Vertikal :
Tidak diperlukan mekanisme yaw
Sebuah turbin angin bisa terletak dekat tanah, sehingga lebih
mudah untuk menjaga bagian yang bergerak.
turbin vertikal memiliki kecepatan startup angin rendah
dibandingkan turbin horizontal
turbin vertikal dapat dibangun di lokasi di mana struktur yang
tinggi dilarang.
17
mereka yang tidak akrab dengan industri angin. Hal ini sering
membuat mereka subjek klaim liar dan penipuan investasi
selama 50 tahun terakhir.
Turbin sumbu vertikal dibagi menjadi dua jenis yaitu: Savonius dan
Darrieus.
Turbin Darrieus
Turbin Savonius
18
ini secara umumnya bergerak lebih perlahan dibandingkan jenis
turbin angin sumbu horizontal, tetapi menghasilkan torsi yang
besar. Contoh turbin Savonius ditunjukkan pada Gambar 3.
19
II.5 Prinsip Kerja Sistem Konversi Energi Angin
Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk
mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan
padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin terdahulu banyak dibangun di
Denmark, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih dikenal
dengan Windmill.
20
bilah kincir angin akan memutar poros didalam nacelle
Poros dihubungkan ke gearbox, di gearbox kecepatan perputaran
poros ditingkatakan dengan cara mengatur perbandingan roda gigi
dalam gearbox
gearbox dihubungkan ke generator. generator merubah energi
mekanik menjadi energi listrik
dari generator energi listrik menuju transformer untuk menaikan
tegangannya kemudian baru didistribusikan ke konsumen (rumah
warga).
21
Daya yang dihasilkan dari konversi oleh rotor turbin angin
sebanding dengan pangkat tiga kecepatan angin. Daya yang dapat
dihasilkan rotor turbine adalah (Hunt, 1981):
Pt = 1 / 2 Cp . 𝜌 . A’ . U3 (Hunt,
1981:104)
22
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
23
Gambar 3.3 Anemometer
4. Tachometer
24
6. Turbin angin 300 watt
25
Jenis foil : NACA - 2412
Sudut Pitch :-
Sudut twist : 10.3o
Panjang chord akar : 0.05 m
Panjang chord ujung : 0.03 m
Berat : 0.01 kg
Bahan : kayu
Foto daun :
26
BAB IV
Pada bab ini akan dibahas hasil praktikum berdasarkan data yang
diperoleh dari pengujian sistem pembangkit energi angin. Tabel ini merupakan
hasil praktikum dan hasil Analisa perhitungan yang telah dilakukan.
250
Putaran Turbin (Rpm)
200
150
100
50
0
6.9 8.8 9.9
27
b) Plot grafik kecepatan angin vs arus
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Kecepatan angin (m/s)
8
6
4
2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Kecepatan angin (m/s)
Grafik diatas menunjukkan nilai tegangan yang didapat dari hasil praktikum, nilai
tegangan tertinggi didapat pada kecepatan 3.08 m/s yaitu 13.28 Volt dan nilai
28
tegangan terendah didapat pada kecepatan 2.04 m/s yaitu 1.4 Volt. Ini
menunjukkan nilai tegangan bergantung dengan nilai kecepatan angin.
10
Daya Output (Watt)
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Kecepatan angin (m/s)
Pout = I x V
Diamana:
29
e) Plot grafik kecepatan angin vs efesiensi
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Kecepatan angin (m/s)
Efisiensi suatu sistem didapat dari perbandingan antara daya output yang
dikeluarkan dengan daya input yang dihasilkan. Dimana rumus efisiensi didapat
dengan persamaan :
η = Pout/Pin X 100%
dimana :
Dari tabel di bawah ini dapat dilihat perbedaan antara daya dihasilkan pada
praktikum dana daya yang dihasilkan pada percobaan di aplikasi QBlade, dimana
perbedaan yang dihasilkan sangat jauh berbeda.
30
3.02 13.24 72.2
3 12.98 72.4
PERBANDINGAN KECEPATANANGIN
DAN DAYA
Daya Praktikum (Watt) Daya Qblade (Watt)
100
80
DAYA (WATT)
60
40
20
0
3.08 3.02 3 2.04
KECEPATAN ANGIN (M/S)
31
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
1. Blade yang akan diuji sebaiknya dibuat persis dengan yang ada dari hasil
software.
32
DAFTAR PUSTAKA
33