Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas makalah ini. Dan tidak lupa pula kami panjatkan syukur
kami kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kami dari alam
kebodohan menjadi alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang
ini. Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami,
Resva Meinisasti, M.Farm, Apt dan Rinda Dwi Sartika, M.Farm, Apt yang telah
memberikan ilmu dalam mata kuliah ini.
Dalam makalah Farmakologi ini kami membahas tugas mengenai obat
anemia. Kami selaku penyusun makalah ini berharap supaya makalah ini dapat
bermanfaat dan dapat dipergunakan dengan baik dalam perkuliahan.
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sangat sempurna oleh karena
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca supaya makalah ini bisa menjadi lebih baik.

Bengkulu, 03 September 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ….................................................................................................

Daftar Isi
.......................................................................................................................................
2

BAB I PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
3
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan Penulisan
4

BAB II PEMBAHASAN
5
A. Pengertian Obat Anemia ………....
5
B. Macam-macam Obat Anemia …………………..
5
C. Cara Kerja Obat Anemia …………………………................
6

BAB III PENUTUP


8
A. Kesimpulan
8

2
B. Saran 8

Daftar Pustaka
..................................................................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia ( bahasa Yunani) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah
merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut
oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam
jumlah sesuai yang diperlukan tubuh . keadaan ini sering menyebabkan energi
dalam tubuh menjadi menurun sehingga terjadi 5L atau lemah, lesu, lemas,
lunglai, dan letih.
Dalam hal ini orang yang terkena anemia adalah orang yang menderita
kekurangan zat besi. Seseorang yang menderita anemia akan sering mengalami
keadaan pusing yang sedang hingga berat dikarenakan Meningkatnya
penghancuran sel darah merah, Pembesaran limpa, Kerusakan mekanik pada sel
darah merah, Reaksi autoimun terhadap sel darah merah : Hemoglobinuria
nokturnal paroksismal, Sferositosis herediter, Elliptositosis herediter. Seseorang
yang sering mengalami anemia di sebabkan karena pasokan oksigen yang tidak
mencukupi kebutuhan ini, bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan,
kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah
berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian obat anemia?
2. Apa macam-macam obat anemia?
3. Bagaimana cara kerja atau khasiat obat anemia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari obat anemia
2. Untuk mengetahui macam-macam obat anemia
3. Untuk mengetahui cara kerja atau khasiat obat anemia

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Anemia didefinisiksn sebagai pengurangan volume sel darah merah atau
konsentrasi Hemoglobin (Hb) dibawah nilai normal yang terjadi pada orang
sehat. Hal ini menyebabkan pengurangan kapasitas dalam membawa oksigen.
Anemia bukan merupakan suatu penyakit, namun sebuah manifestasi dari
berbagai penyakit dan kondisi patologis.
Saat kadar hemoglobin rendah maka jumlah sel darah merah pun akan
rendah. Menurut fungsinya, hemoglobin merupakan media transport oksigen dari
paru-paru ke jaringan tubuh. Seperti kita ketahui bersama, oksigen merupakan
bagian terpenting dari metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi.
Hemoglobin juga berfungsi membawa karbondioksida hasil metabolisme dari
jaringan tubuh ke paru paru untuk selanjutnya dikeluarkan saat bernafas.
Kebutuhan tubuh akan zat besi berkisar antara 1 sampai 3,2 mg perhari.
Wanita dewasa dan remaja putri lebih rawan terkena anemia, hal ini karena
mereka mengalami haid setiap bulan. Sehingga mereka membutuhkan zat besi 2
kali lebih banyak dari pria.
Berikut adalah beberapa penyebab anemia yang paling sering ditemukan.
1. Kekurangan zat besi
Perempuan akan lebih mudah menderita anemia bila dibandingkan
dengan laki laki karena perempuan mengalami kehilangan darah tiap bulan saat
menstruasi. Perempuan juga rentan mengalami kekurangan zat besi.
Pada orang dewasa, kekurangan zat besi sering disebabkan oleh karena
kehilangan darah khronis seperti menstruasi. Kehilangan darah khronis juga
bisa disebabkan oleh karena kanker terutama kanker pada usus besar.
Anemia juga bisa disebabkan oleh karena perdarahan usus yang
disebabkan oleh karena konsumsi obat obatan yang mengiritasi usus. Obat
yang termasuk golongan ini terutama obat NSAID. Pada bayi dan anak anak,
anemia kekurangan zat besi biasanya disebabkan karena kurangnya asupan
makanan yang mengandung zat besi.
2. Perdarahan
Perdarahan yang banyak saat trauma baik di dalam maupun di luar
tubuh akan menyebabkan anemia dalam waktu yang relatif singkat. Perdarahan

5
dalam jumlah banyak biasanya terjadi pada maag khronis yang menyebabkan
perlukaan pada dinding lambung.
3. Genetik
Kelainan herediter atau keturunan juga bisa menyebabkan anemia.
Kelainan genetik ini terutama terjadi pada umur sel darah merah yang
terlampau pendek sehingga sel darah merah yang beredar dalam tubuh akan
selalu kekurangan. Anemia jenis ini dikenal dengan nama sickle cell anemia.
Gangguan genetik juga bisa menimpa hemoglobin yang mana produksi
hemoglobin menjadi sangat rendah. Kelainan ini kita kenal dengan nama
thalasemia.
4. Kekurangan vitamin B12
Anemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan vitamin B12 dikenal
dengan nama anemia pernisiosa.
5. Kekurangan asam folat
Kekurangan asam folat juga sering menyebabkan anemia terutama
pada ibu ibu yang sedang hamil.
6. Pecahnya dinding sel darah merah
Anemia yang disebabkan oleh karena pecahnya dinding sel darah
merah dikenal dengan nama anemia hemolitik. Reaksi antigen antibodi
dicurigai sebagai biang kerok terjadinya anemia jenis ini.
7. Gangguan sumsum tulang
Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel darah juga bisa mengalami
gangguan sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik dalam menghasilkan sel
darah merah yang berkualitas. Gangguan pada sumsum tulang biasanya
disebabkan oleh karena mestatase sel kanker dari tempat lain.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Anti anemia adalah suatu
senyawa baik sintesis maupun alamiah yang bekerja untuk meningkatkan kadar
Hb dalam tubuh.
Obat yang dapat diberikan berupa suplemen zat besi (Fe) untuk memulihkan
kekurangan sel darah merah. Selain zat besi, vitamin B12 sering diberikan untuk
pengobatan anemia pernisiosa. Jalan terakhir jika anemia sudah mencapai
stadium akut dan parah adalah dengan transfusi darah.

6
B. Macam-Macam Obat Antianemia
Seperti halnya penyakit lain, pengobatan anemia juga harus ditujukan pada
penyebab terjadinya anemia. Misalnya anemia yang disebabkan oleh perdarahan
pada usus maka perdarahan itu harus kita hentikan untuk mencegah berlanjutnya
anemia. Jika memang diperlukan, operasi dapat dilakukan pada keadaan tertentu.
Suplemen besi diperlukan pada anemia yang disebabkan oleh karena
kekurangan zat besi. Pemberian suntikan vitamin B12 diperlukan untuk
mengkoreksi anemia pernisiosa. Transfusi darah merupakan pilihan untuk anemia
yang disebabkan oleh perdarahan hebat.
Adapun beberapa obat anemia, diantaranya :
1. Anti anemia defisiensi
a. Tablet Besi ( fe )
Zat besi merupakan mineral yang di perlukan oleh semua sistem
biologi di dalam tubuh. Besi merupakan unsur esensial untuk sintesis
hemoglobin, sintesis katekolamin, produksi panas dan sebagai komponen
enzim-enzim tertentu yang di perlukan untuk produksi adenosin trifosfat
yang terlibat dalam respirasi sel. Besi di butuhkan untuk produksi
hemoglobin ( hb ), sehingga defisiensi fe akan menyebabkan terbentuknya
sel darah merah yang lebih kecil dengan kandungan hb yang rendah dan
menimbulkan anemia hipokronik mikrositik.
1) Cara kerja
a) Distribusi dalam tubuh:
Tubuh manusia sehat mengandung ± 3,5 g fe yang hampir
seluruhnya dalam bentuk ikatan kompleks dengan protein. Kira-kira
70% dari fe yang terdapat dalam tubuh merupakan fe fungsional
atau esensial, dan 30% merupakan fe yang nonesensial.
2) Farmakokinetik
a) Absorpsi
Absorpsi fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di
duodenum dan jejenum proksimal; makin ke distal absorpsinya
makin berkurang. Zat ini lebih mudah di absorpsi dalam bentuk fero.
Transportnya melalui sel mukosa usus.
terjadi secara transport aktif. Ion fero yang sudah di absorpsi
akan di ubah menjadi ion feri dalam sel mukosa. Selanjutnya ion feri

7
akan masuk kedalam plasma dengan perantara transferin, atau di
ubah menjadi feritin dan di simpan dalam sel mukosa usus. Secara
umum, bila cadangan dalam tubuh tinggi dan kebutuhan akan zat
besi rendah, maka lebih banyak fe di ubah menjadi feritin. Bila
cadangan rendah atau kebutuhan meningkat, maka fe yang baru di
serap akan segera di angkut dari sel mukosa ke sum-sum tulang
untuk eritropoesis.
b) Distribusi
Setelah di absorpsi, fe dalam tubuh akan di ikat dalam
transferin ( siderofilin ), suatu beta 1-globulin glikoprotein, untuk
kemudian di angkut ke beberapa jaringan, terutama ke sumsum
tulang dan depot fe Metabolisme.
Bila tidak digunakan untuk eritropoesis, fe meningkat suatu
protein yang di sebut apoferitin dan membentuk feritin. Fe disimpan
terutama pada sel mukosa usus halus dan dalam sel-sel
retikuloendotelial ( di hati, limpa dan sumsum tulang ). Cadangan
ini tersedia untuk di gunakan oleh sumsum tulang dalam proses
eritropoesis; 10% di antaranya terdapat dalam labile pool yang cepat
dapat dikerahkan untuk prose ini, sedangkan sisanya baru di
gunakan bila labile pool telah kosong. Besi yang terdapat dalam
parenkim jaringan tidak dapat di gunakan untuk eritropoesis.
Bila fe diberikan IV , cepat sekali di ikat oleh apoferitin
( protein yang membentuk feritin ) dan di simpan terutama di dalam
hati. Sedangkan setelah pemberian per oral terutama akan di simpan
di limpa dan sumsum tulang. Fe yang berasal dari pemecahan
eritrosit akan masuk ke dalam hati dan limpa. Penimbunan fe dalam
jumlah abnormal tinggi dapat terjadi akibat transfusi darah yang
berulang-ulang atau akibat penggunaan preparat fe dalam jumlah
berlebihan yang di ikuti absorpsi yang berlebihan pula.
c) Eksresi
Jumlah fe yang dieksresi setiap hari sedikit sekali, biasanya
sekitar 0,5-1 mg sehari. Ekskresi terutama berlangsung melalui sel
epitel kulit dan saluran cerna yang terkelupas, selain itu juga melalui
keringat, urin, feses, serta kuku dan rambut yang di potong. Pada

8
proteinuria jumlah yang di keluarkan dengan urin dapat meningkat
bersama dengan sel yang mengelupas. Pada wanita usia subur
dengan siklus haid 26 hari. Jumlah fe yang diekskresikan
sehubungan dengan haid di perkirakan sebanyak 0,5-1 mg sehari.
3) Indikasi
Sediaan fe hanya diindikasikan untuk pencegahan dan
pengobatan anemia defisiansi fe penggunakan diluar indikasi ini,
cenderung menyebabkan penyakit penimbunan besi dan keracunan besi.
Anemia defisiensi fe paling sering disebabkan oleh kehilangan darah.
Selain itu, dapat pula terjadi misalnya pada wanita hamil ( terutama
multipara ) dan pada masa pertumbuhan, karena kebutuhan yang
meningkat. Banyak anemia yang mirip anemia defisiensi fe. Sebagai
pegangan untuk diagnostik dalam hal ini ialah, bahwa pada anemia
defisiensi fe dapat terlihat granula berwarna kuning emas di dalam sel-
sel retikuloendotelial sumsum tulang.
4) Efek samping
Efek samping yang paling sering timbul berupa intoleransi
terhadap sediaan oral, dan ini sangat tergantung dari jumlah fe yang
dapat larut dan yang diabsorpsi pada tiap pemberian. Gejala yang timbul
dapat berupa mual dan nyeri lambung (± 7-20% ), konstipasi (± 10% ),
diare (± 5% ) dan kolik. Gangguan ini biasanya ringan dan dapat di
kurangi dengan mengurangi dosis atau dengan cara ini diabsorpsi dapat
berkurang. Perlu diterangkan kemungkinan timbulnya feses yang
berwarna hitam kepada pasien.
Pemberian fe secara IM dapat menyebabkan reaksi lokal pada
tempat suntikan yaitu berupa rasa sakit, warna coklat pada tempat
suntikan, peradangan lokal dengan pembesaran kelenjar inguinal.
Peradangan lokal lebih sering terjadi pada pemakaian IM dibanding IV ,
selain itu dapat pula terjadi reaksi sistemik yaitu pada 0,5-0,8% kasus.
Reaksi yang dapat terjadi dalam 10 menit setelah suntikan adalah sakit
kepala, nyeri otot dan sendi, hemolisis, takikardia, flushing, berkeringat,
mual, muntah, bronkospasme, hipotensi, pusing dan kolaps sirkulasi,
sedangkan reaksi yang lebih sering timbul dalam ½-24 jam setelah
suntikan misalnya sinkop, demam, menggigil, rash, urtikaria, nyeri

9
dada, rasa sakit pada seluruh badan dan ensefalopatia. Reaksi sistemik
ini lebih sering terjadi pada pemberian IV, demikian pula syok atau henti
jantung.
5) Dosis
Sediaan oral besi dalam bentuk fero paling mudah diabsorpsi
maka preparat besi untuk pemberian oral tersedia dalam bentuk berbagi
garam fero seperti fero sulfat, fero glikonat, dan fero fumarat. Ketiga
preparat ini umumnya efektif dan tidak mahal. Tidak ada perbedaan
absorpsi di antar garam-garam fe ini. Jika da, mungkin disebabkan oleh
perbedaan kelarutannya dalam asam lambung. Dalam bentuk garam
sitrat, tartrat, karbonat, pirofosfat, ternyata fe sukar diabsorpsi: demikian
pula sebagai garam feri ( Fe3+ ).
Jumlah elemen besi yang berasal dari berbagai preparat garam
besi berbeda (table).Untuk mengatasi defisiensi Fe dengan cepat
umumnya dibutuhkan sekitar 200-400 mg elemen besi selama kurang
lebih 3-6 bulan.
Preparat Tablet Elemen besi tiap Dosis lazim untuk
tablet dewasa
(∑tablet/hr)

Fero 325 mg 65 mg 3-4


sulfat(hidrat)

Fero glukonat 325 mg 36 mg 3-4

Fero fumarat 200 m 66 mg 3-4

Fero fumarat 325 mg 106 mg 2-3

yang perlu diingat dalam meminum pil atau tablet Fe yaitu :

a) Diminum sesudah makan malam atau menjelang tidur


b) Hindari minum dengan air teh, kopi dan susu karena dapat
menganggu proses penyerapan.

10
c) Hendaknya meminum dengan vitamin c misalnya dengan
air jeruk.
d) Segera minum pil setelah rasa mual, muntah menghilang.

b. Vitamin B12 (Sianokobalamin)


1) Indikasi
anemia megaloblastik, pasca pembedahan lambung total dan
pemotongan usus, defisiensi vitamin B12.
2) Farmakokinetik
a) Absorpsi
Sianokobalamin diabsorpsi baik dan cepat setelah pemberian
IM dan SK . Kadar dalam plasma mencapai puncak dalam waktu 1
jam setelah suntikan IM. Hidroksokobalamin dan koenzim B12
lebih lambat diabsorpsi, agaknya karena ikatanya yang lebih kuat
dengan protein . absorpsi per oral berlangsung lambat di ileum;
kadar puncak di capai 8-12 jam setelah pemnerian 3 mg. Absorpsi
ini berlangsung dengan 2 mekanisme yaitu dengan perantaraan
faktor instrinsik castle (fic) dan absorpsi secara langsung
b) Distribusi
Setelah di absorpsi, hampir semua vitamin B12 dalam darah
terikat dengan protein plasma sebagian besar terikat pada beta-
globulin ( transkobalamin II),Sisanya terikat pada alfa-glikoprotein
(transkobalamin I) dan inter-alfa-glikoprotein ( transkobalamin III)
vitamin B12 Yyang terikat pada transkobalamin II akan di angkut ke
berbagai jaringan, terutam hati yang merupakan gudang utama
penyimpanan vitamin B12 (50-90% ). Kadar normal vitamin B12
dalam plasma adalah 200-900 pg ml dengan simpanan sebanyak 1-
10 mg dalam hepar.
c) Metabolisme & ekskresi
Baik sianokobalamin maupun hidrosokobalamin dalam jaringan
dan darah terikat oleh protein . seperti halnya koenzim B12, ikatan
dengan hidroksokobalamin lebih kuat sehingga sukar diekskresi
melalui urin. Di dalam hati ke dua kobalamin tersebut akan di ubah
menjadi koenzim B12. Pengurangan jumlah kobalamin dalam tubuh

11
di sebabkan oleh ekskresi melalui saluran empedu; sebanyak 3-7mg
sehari harus di reabsorbsi dengan perantaraan FIC. Ekskresi bersama
urin hanya terjadi pada bentuk yang tidak terikat pritein.80-90%
vitamin B12 akan diretensi dalam tubuh bila di berikan dalam dosis
sampai 50mg; dengan dosis yang lebih bersar, jumlah yang
diekskresi akan lebih banyak . jadi bila kapasitas ikatan protein dari
hati, jaringan dan darah lebih jenuh,vitamin B12 bebas akan di
keluarkan bersama urin sehingga tidak ada gunanya memberikan
vitamin B12 dalam jumlah yang terlalu besar.
Vitamin B12 dapat menembus sawar uri dan masuk kedalam
sirkulasi bayi.Dosis sianokobalamin untuk pasien anemia permisiosa
tergantung dari berat anemianya, ada tidaknya komplikasi dan
respons terhadap pengobatan. Secara garis besar cara
penggunaannya dibagi atas terapi awal yang intensif dan terapi
penunjang.
3) Dosis
a) Per oral: untuk defisiensi B12 karena faktor asupan makanan:
dewasa 50-150 mikrogram atau lebih, anak 50-105 mikrogram
sehari, 1-3x/hari
b) Injeksi intramuskular: dosis awal 1mg, diulang 10x dengan
interval 2-3 hari. Dosis rumatan 1 mg per bulan. Sediaan: tablet
50 mikrogram, liquid 35 microgram/5 ml, injeksi 1 mg/ml.
c. Asam Folat
Asam folat ( asam pteroilmonoglutamat, pmGA ) terdiri atas bagian-
bagian pteridin, asam paraaminobenzoat dan asam glutamat. Dari penelitian
Folat terdapat dalam hampir setiap jenis makanan dengan kadar tertinggi
dalam hati, ragi dan daun hijau yang segar. Folat mudah rusak dengan
pengolahan ( pemasakan ) makanan.
1) Farmakokinetik
Pada pemberian oral absorpsi folat baik sekali, terutama di 1/3
bagian proksimal usus halus. Dengan dosis oral yang kecil, absorpsi
memerlukan energi, sedangkan pada kadar tinggi absorpsi dapat
berlangsung secar difusi. Walaupun terdapat gangguan pada usus halus,

12
absorpsi folat biasanya masih mencukupi kebutuhan terutama sebagai
PmGA.
2) Indikasi
Penggunaan folat yang rasional adalah pada pencegahan dan
pengobtan defisiensi folat harus di ingat bahwa penggunaan secara
membabibuta pada pasien anemia pemisiosa dapat merugikan pasien,
sebab folat dapat memperbaiki kelainan darah pada anemia pemisiosa
tanpa memperbaiki kelainan neurologi sehingga dapat berakibat pasien
cacat seumur hidup.
Kebutuhan asam folat meningkat pada wanta hamil, dan dapat
menyebabkan defisiensi asam folat bila tidak atau kurang mendapatkan
asupan asam folat dari makananya. Beberapa penelitian mendapat
adanya hubungan kuat antara defisiensi asam folat pada ibu dengan
insisens defek neural tube, seperti sapina bifida dan anensefalus, pada
bayi yang dilahirkan. Wanita hamil membutuhkan sekurang-kurangnya
500 mg asam folat per hari suplementasi asam folat di butuhkan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, untuk mengurangi insidens defek neuran
tube.
Efek toksik pada penggunaan folat untuk manusia hingga
sekarang belum pernah dilaporkan terjadi. Sedangkan pada tikus, dosis
tinggi dapat menyebabkan pengendapan kristal asam folat dalam tubuli
ginjal. Dosis 15 mg pada manusia masih belum menimbulkan efek
toksik.
3) Dosis
Yang digunakan tergantung dari beratnya anemia dan
komplikasi yang ada. Umumnya folat diberikan per oral, tetapi bila
keadaan tidak memungkinkan, folat diberikan secar IM atau SK.
Untuk tujuan diagnostik digunakan dosis 0,1 mg per oral selam
10 hari yang hanya menimbulkan respons hematologik pada pasien
defisiensi folat. Hal ini membedakannya dengan defisiensi vitamin B12
yang baru memberikan respons hematologik dengan dosis 0,2 mg per
hari atau lebih.
d. Obat Lain
1) Riboflavin

13
Berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme flavo-protein
dalam pernafasan sel. Sehubungan dengan anemia, ternyata riboflavin
dapat memperbaiki anemia normokromik-normo-sitik. Anemia
defisiensi riboflavin banyak terdapat pada malnutrisi protein-kalori,
dimana ternyata faktor defisiensi Fe dan penyakit infeksi memegang
peranan pula. Dosis yang digunakan cukup 10 mg sehari per oral atau
IM.
2) Piridoksin
Vitamin B6 ini mungkin berfungsi sebagai koenzim yang
merangsang pertumbuhan Heme. Defesiensi piridoksin akan
menimbulkan anemia mikrositik hipokromok.pada sebagian besar
pasien akan terjadi anemia normoblastik sideroakrestik dengan jumlah
Fe non hemoglobin yang banyak dalam precursor eritrosit, dan pada
beberapa pasien terdapat anemia. Megaloblastik.Pada keadaan ini
arbsorbsi Fe meningkat, Fe-binding protein menjadi jenuh dan terjadi
hiperperemia, sedangkan daya rergenerasi darah menurun.Akhirnya
akan didapatkan gejala hemosiderosis .
3) Kobal
Kobal dapat meningkatkan jumlah hemotokrit, hemoglobin dan
eritrosit pada beberepa pasien dengan anemia refrakter, seperti yang
terdapat pada pasien talasimea, infeksi kronik atau penyakit ginjal,tetapi
mekanisme yang pasti tidak diketaui. Kobal merangsang pembentukan
eritropoietin yang berguna untuk meningkatkan pengambilan Fe dalam
sumsum tulang, tetapi ternyata pada pasien anemia refrakter kadar
eritropoietin sudah tinggi.Penyelidikan lain mendapatkan bahwa Kobal
menyebabkan Hipoksia intrasel sehingga dapat merangsang
pembentukan eritrosit.Sebaliknya, Kobal dalam dosis besar justru
menekan pembentukan eritrosit.
4) Eritropoietin
Eritropoietin, suatu gliko protein dengan berat molekul
34-39DA, merupakan factor pertumbuhan hematopoietic yang pertama
kali diisolasi.Eritropoietin merupakan factor pertumbuhan sel darah
merah yang diproduksi terutama oleh ginjal dalam sel peritubuler dan
tubuli proksimalis. Dalam jumlah kecil eritropoietin juga diproduksi

14
oleh hati.untuk kepentingan pengobatan eritripoietin diproduksi sebagai
rekombinan eritropoetin manusia yang disebut epoetin alfa. secara
medis, obat antianemia yang mengandung EPO dapat meningkatkan
daya ingat.
a) Farmakodinamik
Eritroproetin,berinteraksi dengan reseptor eritropoietin pada
permukaan sel induk sel darah merah, menstimulasi poloferasi dan
diferensiasi eritroit. Eritropoietin juga menginduksi pelepasan
retikulosis dari sumsum tulang. Eritrpoietin endogen diproduksi oleh
ginjal sebagai respon terhadap hipoksia jaringan. Bila terjadi
Anemia maka eritropoietin diproduksi lebih banyak olh ginjal, dan
hal ini merupakan tanda bagi sumsum tulang untuk memproduksi sel
darah.
b) Farmakokinetik
Setelah pemberian intravena masa paru eritropoietin pada
pasien gagal ginjal kronik sekirar 4-13 jam. Eritropoietin yang
dikeluarkan melalui dialisis. Darbopoietin alfa merupakan
eritropoietin bentuk glikolisasi memiliki masa paru 2-3 kali
eritropoietin. Darbepoetin alfa adalah bentuk sintetis dari
eritropoietin. Ini merangsang eritropoiesis (meningkatkan sel darah
merah tingkat) dan digunakan untuk mengobati anemia , umumnya
terkait dengan gagal ginjal kronis dan kanker kemoterapi.
c) Indikasi
Eritropoietin terutama di indikasikan untuk anemia pada pasien
gagal ginjal kronik. Pada pasien ini pemberian eritropoietin
umumnya meningkatkan kadar hematokrik dan hemoglobin, dan
mengurangi/menghindarkan kebutuhan transfusi. Peningkatan
jumlah retikulosit umumnya terlihat dalam sekitar 10 hari, dan
peningkatan kadar hematokrik dan hemoglobin dalam 2-6 minggu.
Pada kebanyakan pasien kadar hematokrik sekitar 35% dapat
dipertahankan dengan pemberian eritropoietin 50-150 IU/Kg secara
intravena atau subkutan 3 kali seminggu. Pemberian secara subkutan
umumnya lebih disenangi karena absorpsinya lebih lambat dan
jumlah yang dibutuhkan berkurang 20-40%. Respons pasien dialisis

15
terhadap pemberian eritropoietin tergantung pada beratnya
kegagalan ginjal, dosis eritropoietin dan cara pemberian, serta
keberadaan besi. Kegagalan respons paling sering disebabkan oleh
adanya difisiensi, yang dapat di atasi dengan pemberian preparat
besi secara oral. Pasien yang mendapat eritropoietin harus di
monitor ketat, dan dosis perlu di sesuaikan agar peningkatan
hematokrik terjadi secara bertahap untuk mencapai 33-36% dalam
waktu 2-4 bulan. Kadar hematokrit yang dicapai dianjurkan tidak
melebihi 36% untuk menghindari kemungkinan infark miokard.
Umumnya pasien anemia akibat gangguan primer atau
sekunder pada sumsum tulang kurang memberikan respons terhadap
pemberian eritropoietin. Respons paling baik bila kadar eritropoietin
kurang dari 100 IU/L. Umumnya untuk pasien ini di butuhkan dosis
lebih tinggi, sekitar 150-300 IU/L tiga kali seminggu dan responsnya
biasanya tidak terlalu baik.
d) Efek samping
Yang paling sering adalah bertambah beratnya hipertensi yang
dapat terjadi pada sekitar 20-30% pasien dan paling sering akibat
peningkatan hematokrit yang terlalu cepat. Meskipun masih
kontroversial dilaporkan peningkatan tendensi trombosit pada pasien
dialisis.
Adapun beberapa obat yang digunakan dalam pengobatan anemia,
diantaranya sebagai berikut :
(1) Iron Dextran ( imferon )
(a) Indikasi
Intravena atau intramuskular suntikan dekstran besi
yang ditunjukkan untuk perawatan pasien dengan defisiensi
zat besi yang tidak dapat diberikan secara oral.
(b) Dosis
Mengandung 50 mg fe setiap mL (larutan 5%) untuk
penggunaan IM atau IV. Respons terapeutik terhadap
suntikan IM ini tidak lebih cepat dari pada pemberian oral.
Dosis total yang diperlukan dihitung berdasarkan beratnya
anemia, yaitu 250 mg fe untuk setiap gram kekurangan hb.

16
Pada hari pertama disuntukkan 50 mg, dilanjutkan dengan
100-250 mg setiap hari atu beberapa hari sekali. Penyuntikan
dilakukan pada kuadran atas luar m. Gluteus dan secara
dalam untuk menghindari pewarnaan kulit.
Untuk memperkecil reaksi toksin pada pemberian IV,
Dosis permulaan tidak boleh melebihi 25 mg, dan di ikuti
dengan peningkatan bertahan untuk 2-3 hari tercapai dosis
100 mg/hari. Obat harus di berikan perlahan-lahan yaitu
dengan menyuntikkan 25-50 mg/ menit.
(c) Efek samping
Efek samping yang harus dilaporkan kepada dokter atau
ahli kesehatan sesegera mungkin:
 reaksi alergi seperti ruam kulit , gatal atau gatal-
gatal , pembengkakan wajah, bibir, atau lidah
 bibir biru, kuku, atau kulit
 gangguan pernapasan
 perubahan tekanan darah
 nyeri dada
 detak jantung cepat dan tidak teratur
 perasaan pusing, atau jatuh pingsan
 demam atau kedinginan
 nyeri otot atau nyeri sendi
 nyeri, kesemutan, mati rasa di tangan atau kaki
 kejang
Efek samping yang biasanya tidak memerlukan
perhatian medis (laporkan ke dokter atau ahli kesehatan jika
gejala menetap atau mengganggu):
 diare
 sakit kepala
 iritasi didaerah suntikan
 mual, muntah
 sakit perut
(2) ADFER
(a) Kandungan

17
Fe glukonat 250 mg, Mangan sulfat 200 µg, Tembaga
sulfat 200 µg,Vitamin C 50 mg, Asam folat 1000µg, Vitamin
B12 7,5µg, Sorbito l25 mg.
(b) Indikasi
Anemia yang disebabkan kekurangan Fe, anemia
akibat traumatik atau anemia endogenik, anemia akibat
perdarahan selama masa pertumbuhan, usia lanjut & masa
penyembuhan, kehamilan, menyusui, anemia yang
disebabkan malnutrisi umum atau diet.
(c) Kontra indikasi
Penumpukan Fe, gangguan penggunaan Fe.
(d) Efek samping
Gangguan saluran pencernaan.
(e) Dosis
Dosis awal 1-2 kapsul sehari.
(f) Penyajian
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan.
(3) ARTOFERUM
(a) Indikasi
Anemia (kekurangan zat besi) & sebagai sebuah
pencegahan, pengobatan, dan sumber vitamin dan mineral
bagi negara-negara kekurangan.
(b) Cara Penggunaan
kaplet sehari-hari, atau seperti yang ditentukan oleh dokter.
(4) Dasabion Kapsul

KOMPOSISI
Tiap kapsul mengandung :
Besi (II) Fumarat 360
Kalsium Pantotenat 20
Asam Folat 1,5
Vitamin B12 15
Vitamin C 75
Vitamin D3 40

18
Sorbitol 25

Dasabion mengandung Besi (II) Fumarat, Asam Folat


dan Vitamin B12 yang sangat dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah. Karena anemia sering
dijumpai pada wanita hamil, maka zat-zat tersebut sangat
dibutuhkan untuk pencegahan dan pengobatannya. Vitamin
C membantu mempertahankan zat besi dalam bentuk ferro
agar tidak teroksidasi menjadi bentuk ferri, sehingga lebih
mudah untuk diabsorbsi untuk saluran pencernaan.
Vitamin D3 sangat dibutuhkan pada masa kehamilan,
karena erat hubungannya dalam proses pembentukan
tulang. Kalsium Pantotenat merupakan prekursor koenzim
A yang sangat diperlukan dalam metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein. Sorbitol bersifat sebagai laksans, dapat
menetralisir konstipasi yang mungkin terjadi pada
pemberian secara terus menerus.
(a) Indikasi
 Segala macam anemia
 Pada masa kehamilan
(b) Efek Samping
Nyeri pada saluranpencernaan disertai mual,muntah dan
diare. Pemberian secara terus menerus dapat menyebabkan
konstipasi. Pemakaian obat ini dapat menyebabkan fases
berwarna hitam.
(c) Aturan Pakai
Sehari 1 kapsul atau menurut petunjuk dokter
(5) EMINETON
membantu mengurangi gejala anemia
(a) Komposisi & Informasi nilai gizi
Takaran saji: 1 tablet (620 mg) Jumlah sajian per kemasan
: 100 % AKG

Ferrous Fumarate 90

19
Cupric Sulfate 0,35
Cobaltous Sulfate 0,15
Manganese Sulfate 0,05
Pyridoxine
0,19
Hydrochloride
Cyanocobalamine 5
AscorbicAcid 60
dl - a - Tocopherol
5
Acetate
FolicAcid 400

Calcium Phosphate,60
Dibasic
*AKG berdasarkan pada diet 200 Kcal Farmakologi :
EMINETON adalah tablet yang mengandung zat besi
organik (Ferrous Fumarate) dalam dosis terapeutik dengan
kombinasi mangan, tembaga, asam askorbat, vitamin B,
kalsium, vitamin E dan asam folat, sehingga sangat membantu
mempercepat proses pembentukan sel-sel darah. Dapat
digunakan untuk menghilangkan gejala anemia dan kurang gizi
pada segala tingkat usia.
(b) Indikasi
Untuk membantu mengurangi gejala anemia karena
kekurangan zat besi.

20
(c) Efek samping
Pemakaian EMINETON secara berlebihan dapat
menyebabkan gangguan
(6) FERCEE kapsul
Tiap kapsul FERCEE terdiri atas :

Besi (II) Fumarat 275,0 mg


Asatn askorbat 100,0 mg
Natrium Dioktilsulfosuksinat 20,0 mg
Dalam bentuk pelepasan yang diperlambat

(a) Indikasi
Penyakit kurang darah, yang esensial dan sekunder yang
disebabkan oleh kekurangan zat besi, penyakit kurang
darah yang disebabkan oleh pendarahan, masa akil balik,
masa hamil dan pada anak-anak.
(b) Dosis
Kecuali bila dianjurkan lain oleh dokter, satu kapsul tiap
hari sesudah makan pagi - bila perlu dapat sampai 2
kapsul tiap hari.
(c) Kontra indikasi :
 Terapi besi kontra indikasi untuk pasien dengan
iron storage disease atau pasien yang oenderung kearali
penyakit tersebut yang disebabkan oleh
chronichemolyticanemia(seperti anomaly keturunan
dari struktur/sintesa hemoglobin dan/atau defisiensi
enzim darah merah).
 Anemia oleh kekurangan Piridoksina
Hidroklorida.
 Sirosis hati.
(d) Efek samping
Reaksi sensittvitas dan gangguan saluran pencernaan
dapat terjadi.

21
(e) Peringatan dan Perhatian
 Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
 Untuk anemia yang disebabkan oleh
kekurangan besi yang disebabkan oleh pengeluaran
darah yang berlebihan, maka harus diobati dahulu
sebab dari pengeluaran darah tersebut.
 Pemberian jangka panjang dari garam besi dapat
menyebabkan iron storage disease.
 Pewarnaan hitam dari feses dapat disebabkan
oleh pendarahan saluran pencernaan maupun garam
besi.
e. Vitamin dan Mineral
Beberapa vitamin dan mineral yang dapat digunakan sebagai
multivitamin penambah darah ialah :
1. Hemobion
Penambah darah pada masa kehamilan. Hemobion adalah
preparat hematinik untuk pengobatan anemia, yang juga mengandung
calcium, cholecalciferol dan ascorbic acid sebagai pelengkap.
Komposisi :

Setiap kapsul mengandung:


Ferrous Fumarate 360 Mg
FolicAcid 1,5 Mg
Vitamin B12 15 Meg
Calcium
200 Mg
Carbonate
Cholecalciferol 400 Mi
Ascorbic Acid 75 mg
Cara kerja

Anemia sering sekali dijumpai pada wanita hamil Hasil terbaik


pada pengobatan diperoleh bila diberikan zat besi, folic acid, dan
vitamin B12. Hemobion mengandung ferrous fumarate, folic acid dan

22
vitamin B12 yang sangat penting untuk pembentukansel darah merah.
Kebutuhan calcium meningkat pada masa kehamilan dan defisiensi
calcium sering dijumpai pada bayi yang baru lahir. Calcium carbonate
diubah menjadi bentuk yang mudah larut di dalam usus sehingga mudah
diabsorbsi. Selain itu Hemobion mengandung cholecalciferol untuk
meningkatkan absorbsi calcium dari usus. Dengan demikian jumlah
calcium cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat
dari janin dan kemudian pada bayi. Ascorbic acid membantu
mempertahankan zat besi dalam bentuk ferro yang lebih mudah
diabsorbsi dari saluran pencernaan Ascorbic acid juga memperbaiki
metabolisme, menjamin pertumbuhan yang baik dari tulang dan gigi,
serta meningkatkan daya tahan tubuh. Oleh sebab itu da pat
meningkatkan daya tahan tubuh pada pasienyang lemah.
a) Indikasi
Sebagai vitamin pada :
(1) Anemia pada masa kehamilan dan laktasi
(2) Pada masa kehamilan
(3) Anemia karena kehilangan darah oleh berbagai sebab
Dosis : 1 kapsul sehari.
Perhatian : Obat ini mungkin menyebabkan faeces
berwarna hitam.
Kemasan : Kotak berisi TOx 10 kapsul warna hitam- merah
dalam strip.

2. LIVRON B. PLEX8 (Multivitamin)


a. KOMPOSISI :
Tiap tablet salut gula berisi:

Vitamin Bl HC1 1,5 mg


Vitamin B2 0,25 mg
Vitamin B6 HC1 0,25 mg
Vitamin B12 0,5 mg
Vitamin C 12,5 mg
Kalsium pantotenat 15 Mg

23
Nikotinamida
Asam Folat 0,5 mg
Besi (II) glukonat 75 mg
Tembaga sulfat 0,65 mg
100
Substansi hati kering mg

b. Farmakologi
LIVRON B.PLEX, suatu kombinasi yangterpilih dari B-
Kompleks Hati Besi dalam bentuk tablet bersalut gula.Disamping
vitamin-vitamin B Kompleks,tablet salut gula ini berisi besi
bermartabat dua dan juga berisi vitamin C sebagai senyawa asam
yang dapat meningkatkan penyerapan besi.Oleh karena
itu,kombinasi ini tidak hanya manjur untuk anemia
hiperkromik,tetapi juga untuk anemia hipokromik.
c. Indikasi
Anemia makrositik hiperkromik,seperti : anemia megaloblasnk
tropikal.anemia hiperkromik.Anemia yang bertalian dengan
gangguan fungsi hati,perdarahan pada gusi.Anemia hiperkromik
sehabis keracunan.Untuk segalaT macam penyakit oleh karena
kekurangan vitamin B:Sesudah pengobatan dengan
antibiouka,sulfonamida dan sebagai tambahan vitamin.
Dalam hal - hal yang tak memungkinkan penyunukan dengan
preparat hati, misalnya oleh karena terlalu peka. Sebagai tonikum
umum untuk pertumbuhan anak - anak yang tidak sehat.Sesudah
mengalami berbagai penyakit infeksi dan dalam masa sembuh dari
suatu penyakit.
d. Dosis
3 xsehari 1-2 tablet salut gula,
Dewasa : 3 xsehari 1 tablet salut gula, atau sesuai anjuran
dokter
Anak : menurut petunjuk dokter.
e. Efek Samping
Nausea,nyeri lambung,konstipasi,diare dan kolik.

24
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Anemia adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah
(Anonim).anemia dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan darah lengkap
laboratorium. Pemeriksaan darah lengkap adalah pemeriksaan yang dilakukan pada
darah manusia dengan menghitung seluruh komponen pembentuk darah. Banyak
cara penangan yang dilakukan untuk mengatasi penyakit ini salah satunya adalah
pemberian fe, dan lain-lain.
Obat anemia adalah obat yang dapat diberikan berupa suplemen zat besi (fe)
untuk memulihkan kekurangan sel darah merah. Selain zat besi, vitamin B12 sering
diberikan untuk pengobatan anemia pernisiosa. Jalan terakhir jika anemia sudah
mencapai stadium akut dan parah adalah dengan transfusi darah.
B. SARAN
Karena kesehatan adalah nikmat yang paling berharga yang diberikan oleh
Tuhan Maha Esa, maka dari itu keseharan perlu di pelihara, dan diertahankan.
Sebelum mengobati lebih baik mencegah, maka dari itu keseharan perlu di
pelihara, dan diertahankan. Sebelum mengobati lebih baik mencegah.

25
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan.G.Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Balai Penerbit FKUI. Jakarta
Drs.Priyanto, Apt, M. Biomed. 2008. Farmakologi Dasar untuk
Mahasiswa Farmasi dan Keperawatan. Liskonfi. Jawa Barat

26

Anda mungkin juga menyukai