Anda di halaman 1dari 1

Di kalangan akademik dan meluas di luar kalangan itu terdapat kelaziman untuk menamai

bidang kegiatan yang menghasilkan pengetahuan sistematik melalui penalaran deduktif dan
induktif, dengan sebutan “ilmu”. Dalam kelaziman ini ilmu dibedakan dari seni. Ilmu seni
rupa ialah bidang kegiatan yang menghasilkan pengetahuan sistematik tentang seni rupa,
sedangkan seni rupa itu sendiri ialah bidang kegiatan yang menghasilkan obyek kongkret,
yaitu barang rupaan.
Pada awal abad ini, seorang guru Universitas Berlin, Max Dessoir, mengarang nama yang
sangat panjang, “Asthetik und allgemeine Kunstwisssenschaft” yang diberikannya kepada
himpunan berbagai pengetahuan tentang seni yang dikumpulkan dari filsafat, sejarah gaya,
psikologi, dan ilmu-ilmu sosial seperti antropologi, sosiologi, dan sejarah kebudayaan.
Nama semacam itu masih dipakai sekarang, misalnya di Universitas Paris I (versi Prancis :
“l’ esthetique et scences d’ art’). Nama seperti itu memberi kesan tentang dibedakannya
“ilmu seni” dari “estetika” yang masih diartikan secara tradisional, sebagai disiplin filsafat.
Tetapi sejak Perang Dunia II terdapat kecenderungan untuk menggunakan istilah “estetika
“ dengan arti yang luas untuk melingkupi berbagai macam penelitian dan aliran fikiran
tentang seni. Dewasa ini kita mengenal, di samping “psikologi seni”, istilah “psikologi
estetik” dan “estetika psikologis” ; di samping “sosiologi seni”; istilah “estetika sosiologis”; di
samping “antropologi seni “, istilah “antropologi estetik” dan “etno-estetika”; dsb. Dibalik
istilah-istilah demikian terdapat kecenderungan ilmu-ilmu sosial untuk mendekati seni
dengan cara terperinci dan mendalam, dan kecenderungan membedakan dan memisahkan
estetika dari filsafat.

Berikut ini adalah jenis-jenis kajian, atau cabang-cabang disiplin, dalam ilmu sen

Anda mungkin juga menyukai