Anda di halaman 1dari 19

MODEL KEPERAWATAN KLIEN DI KOMUNITAS PANTAI

Oleh :
Tk. 3A D-IV KEPERAWATAN
SEMESTER VI

1. NI PUTU PUTRI ASMARIANI (P07120215004)


2. NI MADE LINDA ADIMAHARANI (P07120215005)
3. NI PUTU SUDIANI (P07120215006)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN DENPASAR
2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini puji
syukurtepat pada waktunya yang berjudul “Model Keperawatan Klien Di Komunitas Pantai” .
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu di harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa merestui segala usaha kita.

Denpasar, 21 Maret 2018

penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
2.1 Pengertian model keperawatan klien di komunitas pantai.....................................................6
2.2 Model keperawatan klien di komunitas pantai......................................................................7
BAB III..........................................................................................................................................18
PENUTUP.....................................................................................................................................18
3.1 Simpulan..............................................................................................................................18
3.2 Saran.....................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Model konsep keperawatan adalah merupakan suatu cara pandang dalam situasi
kerja yang melibatkan unsur perawat di dalamnya. Model konseptual sendiri terdiri
dari beberapa bagian konsep yang merupakan keyakinan terhadap suatu objek, benda,
peristiwa, atau fenomena dari pengalaman seseorang yang dihubungkan dengan suatu
ide, pandangan, atau keyakinan. Model keperawatan tersebut memperlihatkan
petunjuk bagi organisasi perawat untuk mendapatkan informasi sehingga perawat
cepat tanggap terhadap apa yang sedang terjadi dan tindakan apa yang paling sesuai.
Teori sendiri memiliki pengertian suatu pandangan yang sistematis terhadap suatu
gejala atau fenomena yang ada dengan menentukan hubungan spesifik terhadap konep
yang digunakan untuk menjelaskan, menganalisa atau meramalkan suatu kejadian.
Teori bisa juga merupakan hubungan beberapa konsep maupun kerangka konsep. Teori
yang sudah ada dan diyakini kebenarannya dapat juga mengalami perkembangan atau
pun digugurkan bila ada suatu pembuktian yang lain dan dapat mengungguli teori
yang sudah ada. Oleh karena itu teori tersebut dapat diubah, diuji atau digunakan
dalam suatu pedoman penulisan ilmiah. Teori keperawatan yang saat ini
dikembangkan dan diterapkan dalam keperawatan baik untuk keperluan pendidikan
maupun praktek keperawatan menggunakan empat model. Semua model tersebut
menggambarkan konsep yang sama yaitu:
1. Orang yang menerima asuhan keperawatan
2. Lingkungan (masyarakat)
3. Kesehatan (sehat/sakit, kesehatan dan penyakit)
4. Keperawatan dan peran perawat (tujuan/sasaran, peran dan fungsi)

Teori-teori keperawatan yang ada saat ini semuanya dibangun atas empat konsep yang
menghasilkan suatu model keperawatan. Model keperawatan tersebut digunakan
dalam praktik, penelitian ataupun pengajaran. Karena keperawatan digunakan dalam
hal teori maka model konsep keperawatan harus dikenalkan dan dapat dipahami oleh
profesi perawat. Meskipun keempat teori itu digunakan dalam setiap teori keperawatan
namun pengertian dan hubungan antara yang satu dan yang lain berbeda. Dalam hal ini

4
kami akan mencoba menguraikan beberapa model konseptual keperawatan. Model ini
dipilih berdasarkan kegunaan dalam praktik keperawatan di Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Apakah pengertian dari model keperawatan komunitas?
1.2.2 Apa sajakah jenis model konseptual keperawatan klien di komunitas
pantai?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian model keperawatan komunitas
1.3.2 Untuk mengetahui jenis model konseptual keperawatan klien di komunitas
pantai

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MODEL KEPERAWATAN KLIEN DI KOMUNITAS PANTAI

Model tersusun atas ide - ide (konsep - konsep) abstrak dan umum, dan proposisi yang
menspesifikasi hubungan antara keduanya. Model konseptual sangat penting sebagai landasan
perkembangan disiplin keperawatan. Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja
konseptual, sistem atau skema yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang
keterlibatan individu, kelompok, situasi, atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan
pengembangannya. Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang bermutu
yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep. Model
praktik keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep praktik (Riehl & Roy, 1980
dalam Sumijatun, 2006). Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam
suatu lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan
perubahan yang adaptif dengan menggunakan -sumber yang tersedia. Model konseptual
keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebut mempertahankan keseimbangan
melalui pengembangan mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stressor ini. Melalui
penjelasan tentang fenomena ini dan keterkaitan antara istilah umum dan abstrak maka model
konseptual mencerminkan langkah pertama mengembangkan formulasi teoritis yang diperlukan
untuk kegiatan ilmiah. Model konseptual sering tersusun sebagai hasil dari pendalaman intuitif
seorang ilmuwan terutama terjadi dalam lingkup keilmuan disiplin terkait. Sintesis yang terjadi
dalam pengembangan skema konseptual baru sering mengakibatkan suatu hasil yang unik untuk
lingkup keilmuan tersebut. Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area
fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang
utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal
masalah tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep
ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus
ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting
dalam perannya sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan
seseorang (klien).

6
Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk
biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain termasuk
lingkungan fisiknya. Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health
Care System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan model konsep yang
menggambarkan aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress
dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun
resisten dengan sasaran pelayanan adalah komunitas (Mubarak & Chayatin, 2009).

Kekuatan dari model keperawatan adalah :


1. Kebanyakan dari terminologi sudah dikenal

2. Proses perawatan serupa dengan standar dari pengkajian sampai dengan evaluasi

3. Fokusnya pada tingkah laku yang adaptif

4. Ditekankan pada pengkajian terhadap kebutuhan psikososial

5. Sudah diterapkan dalam praktik, pendidikan dan riset.

Kekurangan dari model ini adalah :

1. Jenis adaptasi yang tumpang tindih ( konsep diri,fungsi peran saling


ketergantungan)

2. Penentuan tingkah laku adaptif dan mal adaptif sangat ditentukan oleh sistem nilai
yang ada.

7
2.2 MODEL KEPERAWATAN KLIEN DI KOMUNITAS PANTAI

1. Model Sistem Imogene M. King (1971)

Komunitas merupakan suatu system dari subsistem keluarga dan supra sistemnya adalah
system sosial yang lebih luas. Adanya gangguan atau stressor pada salah satu subsistem akan
mempengaruhi komunitas, misalnya adanya gangguan pada salah satu subsistem pendidikan,
dimana masyarakat akan kehilangan informasi atau ketidaktahuan.

2. Model Adaptasi C. Roy (1976)

Roy mendefinisikan tujuan dari asuhan keperawatan adalah untuk mempertahankan


perilaku adaptif dan merubah perilaku maladaptive pada komunitas. Adapun upaya pelayanan
keperawatan yang dilakukan adalah untuk meningkatkan kesehatan dengan cara
mempertahankan perilaku adaptif. Kondisi seseorang sangat ditentukan oleh tingkat
adaptasiny, yaitu apakah seseorang berespon secara positif terhadap rangsang interna atau
eksterna. Adapun pengertian klien sendiri adalah suatu kesatuan utuh yang mempunyai 4
model adaptasi berdasarkan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan hubungan
interdependensi. Peran perawat adalah meningkatkan perilaku adaptif klien dengan menipulasi
stimulasi fokal, konteksutual dan residual. Sumber kesulitas yang dihadapi adalah adanya
koping yang tidak adekuat untuk mempertahankan integritas dalam menghadapi kekuarangan
atau kelebihan kebutuhan. Fokus intervensi direncanakan untuk dengan tujuan mengubah atau
memanipulasi fokal, kontekstual dan residual stimuli. Intervensi kemungkinan disokuskan pada
kemampuan koping individu atau daerah adaptasi sehingga seluruh rangsang sesuai dengan
dengan kemampuan individu untuk beradaptasi. Evaluasi dilakukan berdasarkan respon adaptif
terhadap stimulus oleh klien. Aplikasi dari model adaptasi pada keperawatan komunikasi
tujuannya adalah untuk mempertahankan perilaku adaptif dan merubah perilaku maladaptive
pada komunitas. Adapun upaya pelayanan keperawatan yang dilakukan adalah untuk
meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaptif.

8
3. Model “Self Care” D.E Orem (1971)

Tujuan dari asuhan keperawatan menurut Orem adalah adanya pencapaian asuhan
keperawatan mandiri yang optimal sehingga klien dapat mencapai dan memprtahankan
keadaan sehat yang optimal. Teori yang dikembangkan oleh Orem sangat cocok untu
digunakan dalam keperawatan karena lebih memfokuskan pada aspek pereventif dan
promotif. Asuhan keperawatan yang diberikan dilakukan sesuai dengan tingkat
ketergantungan atau kebutuhan dan kemampuan klien. Orem berpandangan bahwa klien atau
individu adalah satu kesatuan yang berfungsi secara biologik, simbolik, dan sosial serta
berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan / perawatan mandiri untuk mempertahankan
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Peran perawat menurut Orem adalah memberikan
bantuan untuk mempengaruhi perkembangan klien dalam mencapai tingkat asuhan /
perawatan mandiri yang optimal. Kesulitan yang dialami dapat dari semua hal yang
mengganggu asuhan / perawatan madiri oleh seseorang, obyek, kondisi, persitiwa, atau dari
beberapa kombinasi unsur-unsur tersebut. Fokus dari intervensi adalah adanya
ketidakmampuan untuk mempertahankan asuhan / perawatan mandiri. Oleh kerena itu perlu
cara intervensi dengan lima bantuan secara umum yaitu membimbing, mendukung,
memberikan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan, dan mendidik. Evaluasi dari hal
tersebut adalah potensi kesehatan yang maksimal, utuh, dan meningkatkan kompleksitas
oraganisasi. Menurut Orem, keperawatan mandiri adalah pelaksanaan kegiatan yang
diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan sesuai keadaan sehat sakit (Orem,
1980). Orem mendefinisikan individu sebagai integrasi keseluruhan fisik, mental, psikologis
dan sosial dengan berbagai variasi tingkat kemampuan keperawatan mandiri. “Self Care”
adalah referensi untuk mengkaji kebutuhan dan pilihan yang teliti bagaimana untuk memenuhi
kebutuhan.dan keperawatan merupakan pelayanan terhadap manusia, proses interpersonal dan
teknikal merupakan tindakan khusus. Tindakan keperawatan untuk meningkatkan
keperawatan mandiri dan kemampuan perawatan mandiri yang terapeutik.

Sasaran :

1. Menolong klien atau keluarga untuk keperawatan mandiri secara teraupetik

9
2. Menolong klien bergerak kearah tindakan asuhan mandiri

3. Membantu anggota keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan

Fokus Asuhan Keperawatan:

1. Aspek interpersonal : hubungan di dalam keluarga


2. Aspek social : hubungan keluarga dengan masyarakat yang berada
disekitarnya.

3. Aspek procedural : melatih keterampilan dasar keluarga sehingga mampu


mengantisipasi perubahan yang terjadi

4. Aspek teknis : mengajarkan keluarga teknik-teknik dasar yang mampu


dilakukan keluarga di rumah misalnya : mengompres dengan baik dan benar.

Sistem keperawatan adalah membantu klien dalam meningkatkan atau melakukan


keperawatan mandiri. Sistem keperawatan mandiri dibagi tiga kategori bantuan sebagai
berikut:

a. Wholly comphensatory, bantuan secara keseluruhan dibutuhkan untuk klien yang tidak
mampu mengontrol dan memantau lingkungan dan tidak berespon terhadap
rangsangan.
b. Partially compensantory, bantuan sebagian dibutuhkan oleh klien yang mengalami
keterbatasan gerak karena sakit, misalnya kecelakaan.

c. Supportive-educative, dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang membutuhkan


bantuan untuk mempelajari agar melakukan keperawatan mandiri.

4. Model “Health Care System” Betty Neuman

Menurut Betty Newman tujuan dari asuhan keperawatan adalah tercapainya


keseimbangan sistem klien. Adapun klien sendiri dalah sistem terbuka (baik individu,
keluarga, kelompok dan komunitas) yang terdiri dari struktur dasar atau faktor

10
kehidupan. Peran perawat mnurut Betty Newman adalah mengeidentifikasi stressor
yang meliputi: stressor intrapersonal dan ektrapersonal dan membantu klien untuk
berespon terhadap stressor. Kesulitan yang biasanya dialami bersumber dari stressor
interpersonal, intrapersonal dan ekstrapersonal yang ada di lingkungan internal
maupun eksternal. Fokus dari tindakan keperawatan adalah menurunkan sressor
dengan memperkuat garis pertahanan yang resisten, normal dan fleksibel. Intervensi
yang diberikan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan melalui intervensi
yang bersifat promosi bila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang fleksibel,
prevensitf dilakukan bila garis pertahanan normal terganggu dan peratahanan kuratif
dan rehabilitatif dilakukan apabila pertahanan resisten yang terjadi. Evaluasi dari Betty
Newman adalah peregseran dari status kesehatan ke tingkat kesehatan yang diharapkan
dan adanya kestabilan sistem klien. Asumsi yang dikemukakan Neuman tentang
empat konsep utama dari paradigma keperawatan yang terkait keperawatan
komunitas,yakni manusia, lingkungan, sehat dan keperawatan.Sehat menurut model
Neuman adalah suatu keseimbangan biopsiko – sosio – cultural dan spiritual pada tiga
garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten. Keperawatan ditujukan
untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan berfokus pada empat intervensi
yaitu : intervensi yang bersifat promosi dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada
garis pertahanan normal yang terganggu. Keperawatan sebagai ilmu dan kiat,
mempelajari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar klien (individu, keluarga, kelompok,
dan komunitas) yang berhubngan dengan ketidakseimbangan yang terjadi pada ketiga
garis pertahanan yaitu fleksibel, normal dan resisten serta berupaya membantu
mempertahankan keseimbangan untuk sehat. Sesuai dengan teori Neuman, kelompok
atau komunitas dilihat sebagai klien dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu
komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai
pendekatan, yang terdiri dari 5 tahapan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.

5. Konsep Model Florence Nightingle


Florence Nihgtingale menekankan bahwa keperawatan adalah suatu profesi dengan
tujuan untuk menemukan dan menggunakan hukum alam dalam mengembangkan dan
membangun pelayanan kesehatan. Alasan dilakukannya tindakan keperawatan adalah

11
untuk menempatkan keadaan manusia dalam kondisi yang terbaik secara alami untuk
menyembuhkan dan atau meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit. Manusia
merupakan kesatuan fisik, intelektual, dan metafisik yang lengkap dan berpotensi.
Pengertian sehat sendiri adalah suatu keadaan yang bebas dari penyakit dan menggunakan
kekuatan yang ada secara penuh. Sedangkan Florence memandang bahwa lingkungan
adalah suatu kondisi eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya seseorang. Inti
konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara
keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan lingkungan sosial.

1. Lingkungan fisik (physical enviroment)

Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara.


Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap,
bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab,
bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat
tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur
harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi
pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.

2. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)

F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan


stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan
kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang
menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien
dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu
konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru
atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya
sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar
lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan
yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu

12
membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang
menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.

3. Lingkungan sosial (social environment)

Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-
data yang spesifik di hubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan
observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data
yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan komuniti dengan
lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu
lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau
lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap
lingkungan secara khusus. Hubungan teori Florencen Nightingale dengan teori-teori lain
adalah :

a. Teori adaptasi

Adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang melawannya.


Kekuatan dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh yang ada pada dirinya sendiri.
Berrhasil tidaknya respon adapatsi seseorang dapat dilihat dengan tinjauan lingkungan yang
dijelaskan Florence N. Kemampuan diri sendiri yang alami dapat bertindak sebagai pengaruh
dari lingkungannya berperanpenting pada setiap individu dalam berespon adaptif atau mal
adaptif.

b. Teori kebutuhan

Menurut Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori Florence N, sebagai
conoth kebuuthan oksigen dapat dipandang sebagai udara segar, ventilasi dan
kebutuhanlingkungan yang aman berhubungan dengan saluran yang baik dan air yang bersih.
Teori kebutuhan menekankan bagaimana hubungan kebutuhan yang berhubungan dengan
kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya.

c. Teori stress

13
Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam lingkungan, yang harus
ditangani. Stress dapat positip atau negatip tergantung pada hasil akhir. Stress dapat
mendorong individu untuk mengambil tindakan positip dalam mencapai keinginan atau
kebutuhan. Stress juga dapat menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat sehingga
individu tidak dapat mengatasi. Florence N, menekankan penempatan pasien
dalamlingkungan yang optimum sehingga akan menimumkan efek stressor, misalnya tempat
yang gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-tiba, ,semuanya itu dipandang sebagai suatu
stressor yang negatif. Jumlah dan lamanya stressor juga mempunyai pengaruh kuat pada
kemampuan koping individu.

6. Complementary-Supplementary dari Henderson

Menurut Henderson tujuan asuhan keperawatan adalah kemandirian individu dalam


pemuasan 14 kebutuhan dasar manusia. Keempat belas kebutuhan dasar tersebut adalah:
bernafas, makan dan minum, eliminasi, mobilisasi, tidur dan istirahat, berpakaian,
mempertahankan suhu tubuh, menjaga kebesihan, menghindari bahaya , berkomunikasi,
bekerja, bermain dan belajar. Klien atau individu adalah manusia yang utuh, lengkap dan
mandiri yang mempunyai 14 kebutuhan dasar. Peran perawat di sini adalah mempertahankan
atau memulihkan kemandirian individu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Masalah yang dihadapi dalam pemenuhan dasar menusia adalah tidak adanya atau kurangnya
kekuatan/kemampuan, kemauan atau pengetahuan. Oleh karena itu fokus dari tindakan
keperawatan adalah mengurangi sumber utama kesulitan individu. Intervensi yang dilakukan
oleh perawat dalam rangka mengganti, melengkapi, menambah, membangkitkan atau
meningkatklan kekuatan, kemauan atau pengetahuan. Evaluasi dari tindakan tersebut adalah
meningkatkan kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan atau individu
dapat meninggal dengan tenang.

7. Interpersonal Process Model dari Hildergard Peplau

Menurut Peplau tujuan dari asuhan keprawatan adalah kepribadian yang berkembang
melalui hubungan interpersonal yang mendidik dalam pemenuhan kebutuhan Mien. Adapun
klien sendiri adalah sistem yang berkembang yang terdiri dari karakteristik biokimia,
fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan

14
mengintegrasikan berbagai pengalaman. Peran perawat adalah mengatur tujuan proses
interaksi interpersonal dengan klien yang bersifat partisipatif, Dalam hal ini peran perawat
sebagai orang asing asing, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan
konselor sesuai fase proses interpersonal. Kesulitan yang ditemui dalam intervensi adalah
kecemasan yang disebabkan oleh keslulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal
yang lalu dengan yang sekarang. Kecemasan yang terjadi apabila komunikasi dengan orang
lain mengancam keamanan psikologik dan biologic individu. Fokus tindakannya adalah
kecemasan yang disebabkan oleh hubungan interpersonal yang mempengaruhi
kepribadianDalam melakukan proses interpersonal mengenal beberapa fase yaitu:

a. Fase orientasi.
Dalam hal ini lebih memfokuskan untuk membantu klien menyadari ketersedian
bantuan dan rasa percaya tehadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara
efektif dalam pemberian asuhan keperawatan.
b. Fase Identifikasi.
Fase ini terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perasaan klien dan mempu
memberikan asuhan keparawatan kepada klien. Ekspresi perasaan dari klien dengan
perawat mendengarkan secara aktif tanpa penolakan akan membantu mengorientasi
perasaan dan menguatkan bagian yang positif dari kepribadian klien.
c. Fase Eksploitasi.
Pada fase ini memungkinkan suatu situasi dimana klien dapat merasakan manfaat dari
hubungan sesuai pandangan atau persepsinya terhadap situasi yang dihadapi.
d. Fase Resolusi.
Fase yang terakhir dari keempat fase merupakan fase dimana klien secara bertahap
melepaskan diri dari perawat. Fase ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk
memnuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energinya ke arah potensi yang
dimiliki.

Keempat fase tersebut adalah suatu rangkaian proses pengembangan dimana perawat
membimbing dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling tergantung.
Evaluasi dari sistem ini adalah kerpibadian yang berkembang yang ditandai dengan
penururnan kecemasan karena kebutuhan yang terpenuhi dan fasilitas yang cukup.

15
8. Philosophy of Caring dari Jean Watson

Tujuan asuhan keperawatan mehurut Watson adalah memperlakukan klien melalui


penggunaan 10 faktor karatif dan berlandaskan pada aspek spiritual transpersonal-
interpersonal. Faktor karatif tersebut adalah;

a. formasi sistem nilai humanistic dan altrusitik,


b. adanya pengharapan dan keyakinan,
c. pengembangan kepekaan diri dan orang lain,
d. pengembangan hubungan kepercayaan dan saling membentu
e. peningkatan dan penerimaan ekspresi perasaan positif meupun

negatif

f. penggunaan metode pemecahan masalah ilmiah secara sistematik

dalam mengambil keputusan

g. peningkatan proses belajar mengajar secara internasional


h. penyediaan lingkungan yang kondusif
i. membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia
j. penghargaan terhadap eksistensial fenomenologis.

Pengertian klien sendiri adalah bentuk yang terintegrasi dan menyatu yang terdiri dari
energi psikik yang prima dan universal. Setiap klien memiliki pikiran dan emosi yang
mencerminkan keadaan jiwa pada saat itu dan dapat berubah sesuai dengan rentang waktu.
Peran perawat adalah memberikan bimbingan pada klien dengan mengajarkan klien tentang
perubahan personal untuk meningkatkan kesehatan, memberi dukungan situasional,
mengejari pemecahan masalah, dan mengeditentifikasi koping dan adaptasi klien. Fokus dari
tindakan adalah adanya masalah interpersonal-transpersonal yang dialami oleh klien.
Intervensi yang diberikan adalah dengan memberikan respon bahwa klien sebagai individu
yang unik, mempersiapkan perasaannya dan mampu mengenali keunikan orang lain. Di
samping itu juga dapat memberikan bantuan yang membuat klien mencapai dan
mempertahankan kesehatan atau meninggal secara tenang. Evaluasinya adalah kemampuan
klien untuk membina hubungan interpersonal-transpersonal yang harmonis, dinamik dan
positif.

16
9. Cultural Care Theory dari Madelline Leninger

Menurut Leninger asuhan keperawatan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan


atau memulihkan kondisi klien berlandaskan praktek dan pengetahuan keperawatan
professional yang konseptual, direncanakan, dan dilaksanakan sesuai social budaya. Klien
sindiri menurut Leninger adalah seseorang yang membutuhkan pelayanan keperawatan tetapi
cenderung meminta bantuan dari orang-orang non-profesional seperti keluarga atau teman
dan akan meminta pertolongan orang professional bila klien keadaannya memburuk atau
menghadapi kematian. Peran perawat adalah; melakukan intervensi keperawatan berdasarkan
praktek asuhan budaya klien meliputi mempertahankan, menegosiasi dan merestrukturisasi
asuhan berbudaya, menyedari pentingnya keperawatan tarnskultural dan member! dukungan
pada klien dan keluarganya untuk mmpertahankan keyakinan dan tradisinya. Kesulitan yang
dialami bisanya bersumber dari kurangnya pemahaman tentang latar belakang budaya dan
struktur social seseorang. Fokus dari tindakan adalah menjembatani masalah atau konflik
budaya. Intervensi yang dilakukan dengan cara membina hubungan saling percaya melalui
penghargaan terhadap nilai-nilai budaya, agama dan social selain itu juga dengan mengatasi
konflik melalui pendekatan budaya. Evaluasinya adalah praktek keperawatan transkultural
dapat diterapkan dan menjadi salah satu yang terpenting dan relevan dalam mempertahankan
keyakinan dan nilai-nilai budaya orang lain.

BAB III

PENUTUP
3.1 SIMPULAN

17
Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema
yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu,
kelompok, situasi, atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya. Model
adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang bermutu yang mewakili
sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep. Model
praktik keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep praktik. Model
konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu lingkungan atau
stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan perubahan yang
adaptif dengan menggunakan -sumber yang tersedia. Model konseptual keperawatan
mencerminkan upaya menolong orang tersebut mempertahankan keseimbangan
melalui pengembangan mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stressor.

3.2 SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari karta sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawablkan.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi,Ferry & Makhfud.2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam

18
Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika

Mubarak,W.I., Chayatin,N.2009.Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta:

Salemba Medika

Mubarak,Wahit Iqbal.2005. Pengantar Keperawatan Komunitas.Jakarta: CV Agung Seto

Notoatmojo ,S.2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:PT. Rineka Cipta

19

Anda mungkin juga menyukai