Retinoblastoma Fix

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan laporan pendahuluan dan laporan kasus keperawatan anak II dengan
judul “Asuhan Keperawatan Anak dengan Retinoblastoma” Adapun pembuatan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak II.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu kami sangat menghargai bantuan dari
semua pihak yang telah memberikan kami bantua dukungan juga semangat, buku dan
sumber lainnya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu melalui media
ini kelompok menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan kelompok
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk menyempurnakan
makalah ini.
“ Om Santih, Santih, Santih Om”

Denpasar, 20 September 2019

Kelompok
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Retinoblastoma adalah tumor intraokuler maligna primer masa anak yang
paling lazim. Retinoblastoma terjadi pada kira-kira 1 dalam 18.000 bayi. 250-
300 kasus baru terdiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat. Terdapat pola
transmisi herediter dan non-herediter, tidak ada prediksi jenis kelamin
atau ras. Tumor terjadi bilateral pada 25-35% kasus. Umur rata-rata saat
diagnosis untuk tumor bilateral adalah 12 bulan, kasus unilateral
didiagnosis pada rata-rata umur 21 bulan. Kadang-kadang, tumor ditemukan
saat lahir, saat remaja, atau bahkan pada masa dewasa (Nelson, 2000).

Manifestasi klinik retinoblastoma bervariasi tergantung pada stadium


waktu tumor terdeteksi. Tanda permulaan pada kebanyakan penderita adalah
reflek pupil putih (leukokoria). Leukokoria terjadi karena reflek cahaya oleh
tumor yang putih. Tanda kedua yang paling sering adalah strabismus.
Tanda yang kurang sering meliputi pseudohipopion (sel tumor yang terletak
inferior di depan iris), disebabkan oleh benih tumor di kamera inferior
mata, hifema (darah yang terdapat di depan iris) akibat neovaskularisasi iris,
perdarahan vitreus, atau tanda selulitis orbita. Pada pemeriksaan tumor
tampak sebagai massa putih, kadang-kadang kecil dan relative datar,
kadang-kadang besar dan menonjol. Ia mungkin tampak nodular. Kekeruha
vitreus dan benih tumor mungkin nyata (Nelson, 2000).
Secara umum, semakin dini penemuan tumor maka, semakin besar
pula kemungkinan untuk menyelamatkan organ penglihatan dan
mengurangi resiko metastase yang lebih luas.
B. Rumusan masalah
1. Apakah defisini retinoblastoma ?
2. Apa etiologi dari penyakit retinoblastoma ?
3. Apa saja tanda dan gejala penyakit retinoblastoma ?
4. Apa saja klasifikasi penyakit retinoblastoma ?
5. Bagaimana penatalaksanaan penyakit retinoblastoma ?
6. Apa saja komplikasi penyakit retinoblastoma ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar penyakit retinoblastoma
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep asuhan keperawatan pada anak
retinoblastoma
3. Untuk mengetahui bagaimana contoh asuhan keperawatan pada anak
dengan retinoblastoma
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis dari penyusunan makalah ini agar mahasiswa
memperoleh pengetahuan tambahan dan dapat mengembangkan
wawasan mengenai asuhan keperawatan pada anak dengan
retinoblastoma
2. Manfaat praktis dari penyusunan makalah ini agar para pembaca
mengetahui bagaimana cara untuk menyusun sebuah asuhan
keperawatan pada anak dengan retinoblastoma dan dapat menerapkan
dalam melakukan tindakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI RETINOBLASTOMA

Retinoblastoma adalah kanker yang bermula di retina atau selaput jala


mata. Retinoblastoma menyerang retina yang terletak pada dinding bola mata
bagian belakang.

Retina terdiri dari jaringan saraf yang berfungsi untuk mengirimkan pola
cahaya yang ditangkapnya kepada otak melalui saraf optik, sehingga mata
bisa melihat. Saat terjadi retinoblastoma, sel-sel mata yang disebut retinoblas
tidak berubah menjadi sel matang, melainkan terus membelah diri sehingga
membentuk kanker pada retina.

Retinoblastoma dapat menyerang salah satu atau kedua mata. Kondisi ini
biasanya dialami oleh balita. Retinoblastoma pada umumnya ditemukan
sebelum menyebar keluar dari bagian mata yang berwarna putih, sehingga
masih dapat disembuhkan dengan beberapa pilihan penanganan. Misalnya
melalui radioterapi, operasi, atau kemoterapi.

B. ETIOLOGI

Retinoblastoma dapat terjadi sejak janin berada dalam rahim. Selama tahap
awal pertumbuhannya, sel retinoblas membelah diri menjadi sel baru.
Selanjutnya, sel akan berkembang menjadi sel retina yang matang. Pada kasus
retinoblastoma, terjadi perubahan atau mutasi gen sehingga sel tumbuh terus-
menerus secara tidak terkendali.

Hingga saat ini penyebab terjadinya mutasi gen belum dapat dipastikan.
Sekitar 25% dari kasus retinoblastoma diturunkan dengan pola autosomal
dominan, yaitu meskipun hanya salah satu orang tua yang mewariskan gen
tersebut pada anak, dapat meningkatkan risiko terjadinya retinoblastoma.
Retinoblastoma yang diturunkan biasanya akan menyerang kedua mata.
Sedangkan retinoblastoma yang tidak diturunkan dari orang tua, umumnya
hanya akan mengenai salah satu mata.

C. MANIFESTASI KLINIS

Tanda yang muncul dari retinoblastoma adalah berupa leukokoria, yaitu


adanya warna putih pada pupil mata saat disinari cahaya. Pembuluh darah
yang berada di belakang mata seharusnya memancarkan warna merah jika
disinari cahaya. Selain itu, tanda-tanda yang dapat menyertai
retinoblastoma adalah:

 Mata merah dan bengkak.


 Gerakan mata kanan dan kiri berbeda, atau tidak sejalan.
 Pupil selalu terbuka lebar.

D. KLASIFIKASI RETINOBLASTOMA

Menurut Reese-Ellworth Retinoblastoma digolongkan menjadi

1. Golongan I

a. Tumor soliter/ multiple kurang dari 4 diameter pupil

b. Tumor multiple tidak boleh dari 4 diameter dan terdapat atau


dibelakang ekuator

2. Golongan II

a. Tumor solid dengan diameter 4-10 dd pada atau dibelakang ekuator

b. Tumor multiple dengan diameter 4-10 dd pada atau belakang


ekuator

3. Golongan III

a. Beberapa lesi didepan ekuator

b. Tumor ada didepan ekuator atau tumor soliter berukuran >10


diameter papil
4. Golongan IV

a. Tumor multiple sebagian besar >10 dd

b. Beberapa lesi menyebar ke anterior ke ora serrata

5. Golongan V

a. Tumor massif mengenai lebih dari setengah retina

b. Penyebaran ke vitreous

Tumor menjadi lebih besar, bola mata membesar menyebabkan eksoftalmus


kemudian dapat pecah kedepan sampai keluar dari rongga orbita disertai
nekrosis diatasnya. Menurut Grabowski dan Abrahamson, membagi
penderajatan berdasarkan tempat utama berdasarkan tempat utama dimana
retinoblastoma menyebar sebagai berikut :

1. Derajat I intraocular

a. Tumor retina

b. Penyebaran ke lamina fibrosa

c. Penyebaran ke ueva

2. Derajat II Orbita

a. Tumor orbita : sel-sel episklera yang tersebar, tumor terbukti


dengan biopsy

b. Nervous optikus

E. PATOFISIOLOGI

Retinoblastoma biasanya tumbuh dibagian posterior retina. Tumor ini terdiri


dari sel-sel ganas kecil, bulat yang berlekatan erat dengan sitoplasma sedikit.
Bentuk roset ada. mungkin menggambarkan usaha yang gagal untuk membentuk
sel konus dan batang. Jika timbul dalam lapisan inti interna, tumor itu tumbuh
ke dalam ruang vitreus. Pertumbuhan endofitik ini mudah dilihat dengan
oftalmoskop. Tumor eksofitik (yang timbul dalam lapisan inti eksterna dan
tumbuh kedalam ruang sub-retina, dengan ablasi retina) tersembunyi dan
didiagnosis lebih sukar. Fragmen tumor mungkin lepas dari tumor endofitik dan
mengambang dalam ruang vitreus untuk “menyemai” bagian–bagian lain retina.
Persemaian vitreus berkaitan dengan tumor besar (biasanya diameter lebih dari 5
disk) dan berprognosis buruk. Perluasan retinoblastoma kedalam koroid
biasanya terjadi pada tumor yang masif dan mungkin menunjukan peningkatan
kemungkinan metastasis hematogen. Perluasan tumor melalui lamina kribosa
dan sepanjang saraf mata dapat menyebabkan keterlibatan susunan saraf pusat.
Invasi koroid dan saraf mata meningkatkan resiko penyakit metastasis (Nelson,
2000).
F. PATHWAY

Herediter, Non
herediter

RetinoBlastoma

endofitik eksofitik

Tumor tumbuh Tumor keluar ke


ke dalam lapisan retina/ sub
retina

leukokoria
Strabismus

Penurunan Penurunan
visus mata Kerusakan berat lapang pandang

Gangguan Gangguang
penglihatan metastase Operasi persepsi sensori
pengangkatan (Penglihatan)
bola mata

Resiko Cidera Masuk ke


kelejar limfa pre Perubahan
aurikuler atau dalam Kerusakan
sub mandibular penampilan penglihatan

Kemoterapi
Gangguan Hambatan
Citra tubuh Mobilitas Fisik

Nyeri akut

Mata
menonjol Mata kiristarbismus leucocar Otak
G. PENATALAKSANAAN

Langkah penanganan ditentukan berdasarkan tingkat keparahan retinoblastoma. Terdapat


beberapa pilihan terapi yang dapat dilakukan untuk membunuh sel kanker pada
retinoblastoma, di antaranya:

 Terapi laser (laser photocoagulation). Terapi sinar laser dapat digunakan untuk
menghancurkan pembuluh darah yang memasok nutrisi pada tumor sehingga dapat
mematikan sel kanker.
 Krioterapi. Terapi ini menggunakan cairan nitrogen untuk membekukan sel kanker
sebelum diangkat. Proses pembekuan dan pengangkatan dapat dilakukan beberapa kali
hingga sel kanker hilang seluruhnya.
 Termoterapi. Dalam terapi ini, gelombang panas diarahkan pada sel kanker dengan sinar
laser, gelombang mikro, atau ultrasound.
 Radioterapi. Radioterapi dilakukan dengan bantuan sinar-X. Ada dua jenis radioterapi
atau terapi radiasi, yaitu radiasi internal dan eksternal. Dalam radiasi internal, bahan
radioaktif ditempatkan di dekat tumor selama beberapa hari untuk memberikan efek
radiasi secara perlahan terhadap tumor. Sedangkan pada radiasi eksternal, radiasi
dipancarkan dari sebuah mesin untuk memberikan paparan yang lebih besar.

H. KOMPLIKASI
Pada kasus yang parah, retinoblastoma dapat menyebabkan berbagai komplikasi.
Beberapa di antaranya adalah:

1. Ablasi retina.

2. Perdarahan dalam bola mata.

3. Glaukoma.

4. Peradangan jaringan bola mata dan sekitarnya (selulitis orbita).

5. Bola mata berkerut dan tidak berfungsi normal (phthisis bulbi).


BAB III

PENUTUP

Retinoblastoma adalah kanker yang bermula di retina atau selaput jala mata.
Retinoblastoma menyerang retina yang terletak pada dinding bola mata bagian belakang.

Retina terdiri dari jaringan saraf yang berfungsi untuk mengirimkan pola cahaya yang
ditangkapnya kepada otak melalui saraf optik, sehingga mata bisa melihat. Saat
terjadi retinoblastoma, sel-sel mata yang disebut retinoblas tidak berubah menjadi sel
matang, melainkan terus membelah diri sehingga membentuk kanker pada retina.
DAFTAR PUSTAKA

Diakses pada tanggal 19-09-2019, Pukul 18.00


https://www.academia.edu/24161065/Asuhan_Keperawatan_Retinoblastoma
Diakses pada tanggal 19-09-2019, Pukul 19.00
https://www.halodoc.com/ketahui-risiko-komplikasi-retinoblastoma-hereditas-pada-anak
Diakses pada tanggal 19-09-2019, Pukul 19.30
https://www.Alodokter.com/Retinoblastoma

Anda mungkin juga menyukai