Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang
Bumi sebagai tempat tinggal makhluk hidup merupakan salah satu planet di tata surya.
Keistimewaan bumi dibanding planet-planet lain di tata surya adalah mampu menyokong
kehdupan yang beraneka ragam. Keistimewaan tersebut diantaranya adalah suhu yang optimal,
kadar oksigen yang baik, serta yang tidak kalah penting adalah terdapatnya air di bumi sebagai
sumber kehidupan. Bumi menjadi istimewa karena sebagian besar permukaan bumi tertutup
oleh air, baik air di darat maupun di laut.
Seperti kita ketahui bahwa sekitar 70,8 % bumi kita ini terdiri dari air, dimana air adalah
kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup dan 29, 2% daratan. Prosentase
air di bumi paling banyak berada di lautan yakni sekitar 97,2%; kemudian dalam bentuk es
sekitar 1,75%; berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah sekitar 0,62%; dan hanya
0,001% dalam bentuk uap di udara.
Air di bumi mengulangi terus menerus sirkulasi: penguapan, presipitasi, dan keluar dari
tanah. Sirkulasi ini sering disebut dengan siklus hidrologi. Air berubah dalam tiga wujud
menurut waktu dan tempat, yakni dalam bentuk padat, air sebagai cairan, air sebagai uap seperti
gas. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi
tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi
dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau
langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah
mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian
air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.
Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang
membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS).
Sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari laut. Jika dibandingkan dengan luas daerah
keseluruhan, perairan Indonesia 62,9 % dan daratan 37,1 %. Di Indonesia terdapat perairan laut
dan berbagai macam perairan darat, di mana perairan darat dan perairan laut ini merupakan
bagian hidrosfer. Hidrosfer atau lapisan air merupakan fisik bumi yang berguna bagi kehidupan
manusia, hewan, dan tumbuhan. Untuk lebih mengetahui lebih jelasnya mengenai hidrosfer,
serta perairan laut dan perairan darat, maka hal ini akan di bahas lebih lanjut pada pembahasan
dalam makalah ini.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Itu Hidrosfer?
2. Apa Yang dimaksud dengan Siklus Hidrologi?
3. Apa Saja Unsur-Unsur Utama Siklus Hidrologi?
4. Apa Saja Jenis-Jenis Perairan Yang Ada Di Muka Bumi?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui dan Memahami Apa yang dimaksud dengan Hidrosfer
2. Untuk Mengetahui dan Memahami Apa yang dimaksud dengan Siklus Hidrologi
3. Untuk Mengetahui dan Memahami Apa Saja Unsur-Unsur Utama dalam Siklus
Hidrologi
4. Untuk Mengetahui dan Memahami Apa Saja Jenis-Jenis Perairan yang Ada di Muka
Bumi

1.4 Manfaat
1. Bagi Siswa/siswi, dapat lebih memperdalam kkonsep tentang hidrosfer serta
mengetahui jenis-jenis perairan yang terbentuk di muka bumi akibat siklus hidrologi
2. Bagi Para Guru, sebagai tambahan referensi dan bahan ajar yang bisa digunakan untuk
kedepannya.
3. Bagi Masyarakat, sebagai bahan bacaan dan referensi tentang hodrosfer dan siklus
hidrologi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hidrosfer


Hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa hidrosfer merupakan tubuh air atau lapisan air yang
menyelimuti bumi. Air merupakan sumber utama dari kehidupan manusia, tidak ada manusia
yang bisa hidup tanpa adanya air. Hampir tiga per empat bagian bumi tertutup oleh air, baik air
yang berada di perairan darat maupun air yang berada di perairan laut. Lapisan air yang
menutupi permukaan bumi dan membentuk sungai, danau, rawa, awan, meupun maupun uap
air. Dengan bantuan sinar matahari, air selalu mengalami sirkulasi sehingga jumlahnya di bumi
relatif tetap.
Ilmu yang mengkaji perairan disebut hidrologi. Hidrologi memili beberapa cabang ilmu,
yaitu sebagai berikut:
a. Potamologi, yaitu ilmu yang mempelajari air yang mengalir di permukaan tanah
b. Linmologi, yaitu ilmu yang mempelajari air yang menggenang di permukaan tanah
(danau)
c. Geohidrologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang air yang terdapat di bawah tanah
d. Kriologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang salju dan es
e. Hidrometeorologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang faktor-faktor meteorologi yang
berpengaruh terhadap kondisi hidrologi

2.2 Siklus Hidrologi


Jumlah air di bumi sangat besar, kira-kira 1,36 milyar Km3. Dari jumlah tersebut sekitar
97,2% merupakan air yang berada di laut, 2,15% berupa es dan salju, sedang sisanya yang 0,65%
merupakan air yang terdapat di danau, sungai, atmosfer dan air tanah. Meskipun persentase dari
bagian yang terakhir ini sangat kecil, tetapi jumlahnya sangat besar.
Air merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan di muka bumi. Dengan
meningkatnya kebutuhan akan air, para ilmiawan memberikan perhatian yang sangat besar
terhadap kelangsungan perubahan air di atmosfer, laut dan daratan. Sirkulasi suplai air di bumi
yang tidak putusnya disebut siklus hidrologi.
Siklus air (daur hidrologi) meliputi gerakan air dari laut ke atmosfer, atmosfer ke tanah dan
dari tanah kembali lagi ke laut. Air naik ke udara dari permukaan laut dan daratan melalui
penguapan. Penguapan terjadi karena penyinaran matahari. Matahari memancarkan energi
panas ke seluruh bumi akibatnya terjadilah penguapan dari laut, sungai, danau, rawa, dan
wilayah perairan lainnya. Uap air yang terbentuk bergerak naik ke udara. Semakin tinggi uap
air bergerak , suhu udara semakin rendah. Di daerah yang bersuhu rendah tersebut, uap air itu
mengalami kondensasi. Di daerah yang sangat tinggi, uap air tersebut membeku menjadi salju
yang disebut proses sublimasi. Oleh sebab itu, air di permukaan bumi terdiri dari tiga macam
yaitu, cair, gas dan padat.

3
Jumlah air di bumi ini tetap, tidak berubah. Jumlah air yang tetap dan selalu bergerak dalam
satu lingkaran peredaran membentuk suatu siklus yang dinamakan siklus hidrologi, siklus air,
atau daur hidrologi.

Berdasarkan lama peredaran air, siklus hidrologi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu siklus
pendek, sedang, dan panjang.
1. Siklus Pendek
Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami
kondensasi di atas laut, selanjutnya membentuk
awan dan jatuh sebagai hujan di laut setempat.
Karena terjadi pemanasan oleh sinar matahari, air
di laut menguap, membubung di udara. Di udara
uap air mengalami penurunan suhu karena
perbedaan ketinggian (setiap naik 100 meter suhu
udara turun 0,5 0C). Dengan demikian semakin ke Gambar. Siklus Hidrologi pendek

atas suhu udara semakin rendah, sehingga terjadi


proses kondensasi (pengembunan).
2. Siklus sedang
Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami
kondensasi, selanjutnya membentuk awan yang
terbawa angin menuju daratan dan jatuh sebagai
hujan. Namun, terbentuknya awan tidak selalu di
atas laut sehingga ada kemungkinan yang terbawa
angin adalah uap airnya. Setelah di atas daratan
uap air berubah menjadi awan dan selanjutnya
turun sebagai hujan. Air hujan yang jatuh di darat Gambar. Siklus Hidrologi sedang

ada yang menjadi aliran permukaan, meresap ke


dalam tanah, mengalir di sungai, dan akhirnya
kembali ke laut.
3. Siklus panjang
Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami
kondensasi, selanjutnya seperti pada siklus
sedang, uap air atau awan terbawa angin menuju
daratan hingga pegunungan tinggi. Karena
pengaruh suhu, uap air berubah menjadi kristal-
kristal es atau salju. Kemudian jatuh sebagai hujan
es atau salju yang membentuk gletser, mengalir
Gambar. Siklus Hidrologi Panjang
masuk ke sungai, dan akhirnya kembali ke laut.

4
Unsur-unsur utama (komponen) yang terjadi dalam proses siklus hidrologi, yaitu :
1. Evaporasi (presipitasi)
Air di permukaan bumi, baik di daratan maupun di laut dipanasi oleh sinar matahari
kemudian berubah menjadi uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Uap air juga
dikeluarkan dari daun-daun tanaman melalui sebuah proses yang dinamakan
transpirasi. Setiap hari tanaman yang tumbuh secara aktif melepaskan uap air 5 sampai
10 kali sebanyak air yang dapat ditahan. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke
angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya
15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai dan lahan yang basah, dan yang
paling penting juga berasal dan transpirasi oleh daun tanaman yang hidup.
2. Transpirasi
Merupakan proses pelepasan uap air yang berasal dari tumbuh-tumbuhan melalui
bagian daun, terutama stomata atau mulut daun.
3. Evapotranspirasi
Merupakan gabungan antara proses evaporasi dan transpirasi.
4. Kondensasi
Uap air naik ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi akan mengalami pendinginan,
sehingga terjadi perubahan wujud melalui kondensasi menjadi embun, titik-titik air,
salju dan es. Kumpulan embun, titik-titik air, salju dan es merupakan bahan
pembentuk kabut dan awan.
5. Presipitasi (Hujan)
Presipitasi atau curah hujan ketika titik-titik air, salju dan es di awan ukurannya
semakin besar dan menjadi berat, mereka akan menjadi hujan. Pada pembentukan
hujan, salju, dan hujan batu ( hail) berasal dan kumpulan awan. Awan-awan tersebut
bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika
awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi
dingin, dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian air tersebut jatuh
sebagai hujan,salju, dan hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya.
6. Adveksi
Merupakan proses pengangkutan air dengan gerakan horizontal seperti perjalanan
panas maupun uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara
mendatar.
7. Infiltrasi (Perkolasi)
Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi khususnya daratan, kemudian meresap ke
dalam tanah dengan cara mengalir secara infiltrasi atau perkolasi melalui celah-celah
dan pori-pori tanah dan batuan, sehingga mencapai muka air tanh (water table) yang
kemudian menjadi air bawah tanah.
8. Surface Run Off
Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau
horizontal di bawah permukaan tanh hingga air tersebut memasuki kembali sistem air

5
permukaan. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau,
waduk, rawa) dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir
membentuk sungai dan berakhir ke laut.
9. Infiltrasi
Perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori-pori tanah.
10. Intersepsi
Hujan turun di hutan yang lebat, tetapi air tidak sampai ke tanah, akibat intersepsi, air
hujan tertahan oleh daun-daunan dan batang pohon.

Perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevavorasi kembali ke atas atau langsung
jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai
tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu. Dalam tiga cara yang berbeda :
1) Evaporasi / transpirasi
Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dan sebagainya. kemudian
akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada
keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya
akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
2) Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah
Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan
menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat
bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air
tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
3) Air Permukaan
Air permukaan adalah bagian dari air hujan yang tidak mengalami infiltrasi
(peresapan), atau air hujan yang mengalami peresapan dan muncul kembali ke
permukaan bumi sebagai mata air. Mata air yang muncul di permukaan bumi akan
mengalir sebagai air permukaan. Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan
aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka
aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya
pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai
utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju
laut.

2.3 Perairan Darat

Perairan darat adalah sejumlah massa air yang terdapat di daratan, yang ada di permukaan
bumi, yang tergenang dan mengalir di permukaan bumi. Perairan darat dapat dibentuk oleh alam
atau oleh manusia. Perairan darat yang dibentuk oleh alam antara lain air tanah, sungai, danau,
gletser dan rawa. Sedangkan perairan darat yang dibentuk oleh manusia antara lain waduk,
kolam dan terusan. Perairan darat alami berasal dari air hujan yang meresap dan mengalir di

6
permukaan bumi. Perbandingan antara banyaknya air yang meresap dan mengalir di permukaan
tergantung pada berbagai faktor yaitu :
a. Jumlah curah hujan yang jatuh
b. Kekuatan jatuhnya butiran air hujan ke permukaan bumi
c. Lamanya curah hujan
d. Penutupan vegetasi di permukaan bumi
e. Derajat permeabelitas dan struktur bumi
f. Kemiringan topografi
Keenam faktor tersebut di atas merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan
menentukan kondisi tertentu di permukaan bumi.

Macam-macam perairan darat yang ada di permukaan bumi yaitu : air tanah, sungai, gletser,
danau dan rawa.

2.3.1 Air Tanah

Air tanah (ground water) adalah massa air yang ada di bawah permukaan tanah.
Lebih dari 98 % dari semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah, 2%
terlihat sebagai air di sungai, danau dan reservoir. Setengah dari 2% ini disimpan di
reservoir buatan.
Sumber air tanah adalah curah hujan. Pada saat curah hujan mencapai permukaan
tanah, seluruh atau sebagian curah hujan tersebut akan diserap oleh tanah. Bagian yang
tidak terserap tanah akan menjadi limpasan permukaan hingga terbentuk parit-parit dan
mengalir ke sungai hingga ke danau dan berakhir di laut. Kapasitas infiltrasi setiap
permukaan tanah berbeda-beda tergantung pada tekstur dan struktur tanah. Sebelum air
diloloskan ke dalam tanah, pada dasarnya “ditahan” terlebih dahulu oleh butiran tanah
hingga tanha menjadi lembab. Air di dalam tanah ditahan oleh gaya absorbsi permukaan
butir-butir tanah dan tegangan antara molekul air.
Di sekeliling butir-butir tanah terdapat membran (lapisan tipis) air higroskopis yang
diserap secara kuat. Makin jauh air itu dari permukaan, makin lemah gaya absorbsi butir
tanah itu. Pada jarak tertentu, air hanya ditahan oleh tegangan antara butir-butir tanah

7
yang dinamakan air kapiler. Jika air bertambah, kemudian akan mengalir ke bawah
akibat gaya gravitasi. Air itu selanjutnya dinamakan air gravitasi.
Tanah yang mengikat air higroskopis akan terlihat lembab. Setiap tanah memiliki
sifat yang berbeda dalam menahan kelembabannya. Gaya yang menahan pergerakan air
supaya tidak terloloskan disebut kapasitas menahan air (waterholding capacity).
Banyaknya air dalam tanah pada suatu keadaan tertentu disebut tetapan kelembaban
tanah dan digunakan untuk menentukan sifat menahan air dari tanah.
Jika infiltrasi lebih besar dari kapasitas menahan air yang minimum, air itu akan
terus ke permukaan air tanah (perkolasi). Akan tetapi, jika infiltrasinya lebih kecil, maka
air akan tertahan dalam tanah sehingga perkolasi tidak terjadi. Kapasitas menahan air
yang minimum disebut kapasitas menahan air normal.
Air yang dapat bergerak dalam tanah adalah air kapiler dan air gravitasi. Melihat
cara bergeraknya, air kapiler berasal dari air tanah yang naik ke ruangruang antara butir-
butir kaarena kapilaritas. Tinggi kenaikan air kapiler tergantung pada besar butiran
tanah. Semakin kecil butiran tanah, semakin tinggi kenaikan air kapiler. Sebaliknya
semakin besar butiran tanah, semakin rendah kenaikan air kapiler. Air gravitasi bergerak
dalam ruang tanah karena pengaruh gravitasi. Jika ruang-ruang itu telah jenuh air, maka
air akan bergerak ke bawah.
Air yang menginfiltrasi mula-mula diabsorbsi untuk meningkatkan kelembaban
tanah. Selebihnya akan turun ke permukaan air tanah dan mengalir ke samping. Tinggi
rendahnya infiltrasi akan sangat berpengaruh terhadap keberadaan air tanah. Tinggi
rendah infiltrasi tergantung berbagai faktor, yaitu curah hujan, kemiringan lereng,
kerapatan vegetasi, serta kelembapan tanah. Makin tinggi curah hujan, makin rapat
vegetasi, lereng makin landai serta kelembapan yang rendah mengakibatkan peluang
tingkat infilrasi makin tinggi.
Walaupun soil water dapat diartikan air tanah, tetapi di Indonesia yang dimaksud
dengan air tanah adalah groundwater. Jadi air tanah adalah air yang berada di bawah
permukaan tanah di dalam zona jenuh (saturation).

Tidak lapisan tanah memiliki zona jenuh, tergantung pada sifat batuan, yaitu ada yang kedap air
(sulit ditenbus air) dan ada yang lolos air. Lapisan kedap air disebut impermeable, sedangkan
yang lolos air disebut permeabel. Lapisan tanah kaitannya dengan kemampuan menyimpan dan
meloloskan air dibedakan atas empat lapisan yaitu:

a. Aquifer, yaitu lapisan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah
besar. Lapisan batuan bersifat permeabel, seperti pasir, kerikil, dan batupasir yang
retak-retak;
b. Aquiclude, yaitu lapisan yang dapat menyimpan tetapi tidak dapat mengalirkan air
dalam jumlah yang berarti, seperti lempung, tuf halus, dan silt;
c. Aquifuge, yaitu yang tidak menyimpan dan mengalirkan air, contohnya batuan
granit dan batuan yang kompak;

8
d. Aquitard, yaitu lapisan atau formasi batuan yang dapat menyimpan air, tetapi hanya
dapat meloloskan air dalam jumlah yang terbatas.

Air tanah berasal dari air hujan yang meresap melalui berbagai media peresapan, yaitu sebagai
berikut:

a. Pori-pori tanah. Tanah yang gembur atau berstruktur lemah akan meresapkan air
lebih banyak daripada tanah yang pejal.
b. Retakan-retakan lapisan tanah akibat kekeringan yang pada musim hujan sangat
basah dan becek, seperti tanah liat dan lumpur.
c. Rongga-rongga yang dibuat binatang (cacing dan rayap).
d. Rongga-rongga akibat robohnya tumbuh-tumbuhan yang berakar besar.
e. Rongga-rongga akibat pencairan berbagai kristal yang membeku pada musim
dingin.
Selain kelima faktor tersebut di atas, penutupan vegetasi di permukaan bumi sangat besar
pengaruhnya terhadap peresapan air hujan ke dalam tanah. Hujan yang lebat akan tertahan oleh
daun-daun dan ranting-ranting, sehingga jatuhnya di permukaan bumi sangat perlahan-lahan.
Dengan demikian, proses peresapan air lebih lancar.

Air tanah mengalami proses penguapan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut:
a. Penguapan langsung melalui pori-pori di permukaan tanah sebagai akibat dari
pemanasan lapisan tanah oleh sinar matahari, jenis penguapan ini dalam bahasa
Inggris disebut evaporasi.
b. Penguapan yang tidak langsung, yaitu yang melalui permukaan daun
tumbuhtumbuhan, jenis penguapan ini dinamakan transpirasi.
Kedua jenis penguapan ini dinamakan evapotranspirasi.

Berdasarkan jenisnya, air tanah dapat dikelompokkan ke dalam tujuh bagian yaitu sebagai
berikut :
1) Meteoric Water (vadose water). Air tanah ini berasal dari air hujan, dan terdapat
pada lapisan tanah yang tak jenuh.
2) Connate Water (air tanah tubir). Air tanah yang terperangkap dalam ronggaronggga
batuan endapan, sejak pengendapan itu terjadi, termasuk juga air yang terperangkap
pada rongga-rongga batuan beku leleran (lelehan) sewaktu magma tersembur ke
luar ke permukaan. Asalnya mungkin dari air laut atau air darat.
3) Fossil Water (air fosil). Air yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan dan
tetap tinggal di dalam batuan tersebut sejak penimbunan itu terjadi. Kadang-kadang
istilah ini disamakan dengan Connate water.
4) Juvenil Water (air magma). Air yang berasal dari dalam bumi (magma). Air ini
bukan dari atmosfer atau air permukaan.
5) Pelliculkar water (air pelikular/ari). Air yang tersimpan dalam tanah karena tarikan
molekul-molekul tanah.

9
6) Phreatis Water (air freatis). Air tanah yang berada pada lapisan kulit bumi yang
poreus (sarang). Lapisan air tersebut berada di atas lapisan yang tidak tembus air
(pejal/kedap) atau di antara dua lapisan yang tidak tembus air.
7) Artesian Water (air artesis). Air artesis ini dinamakan juga air tekanan (pressure
water). Air tersebut berada di antara dua lapisan batuan yang kedap (tidak tembus)
air sehingga dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan.

Jumlah air hujan yang merembes ke dalam tanah bergantung pada berbagai faktor sebagai
berikut :
a. Jumlah curah hujan
Semakin besar jumlah curah hujan di permukaan, maka semakin banyak air hujan
yang meresap ke dalam tanah.
b. Lama curah hujan
Semakin lama curah hujan, maka air hujan yang meresap ke dalam tanah akan
semakin banyak
c. Tingkat curah hujan
Jika curah hujan lebat, permukaan tanah akan secara cepat menjadi jenuh air dan
air tidak akan meresap ke dalam tanah, tetapi air tersebut akan bergerak menyusuri
permukaan tanah.
d. Lereng daratan
Semakin curam lereng daratan tempat turunnya hujan, maka semakin besar volume
air permukaan yang lolos karena mengalir.
e. Derajat permeabelitas
Derajat permeabelitas suatu bahan adalah ukuran kemampuan bahan tersebut untuk
ditembus oleh air. Secara alamiah, pasir dan batu kerikil adalah bahan yang mudah
ditembus oleh air (bahan permeable) sedangkan tanah liat adalah bahan yang
permeabelitasnya rendah (sukar ditembus air). Oleh karena itu, tanah yang dekat
permukaannya banyak mengandung pasir dan batu kerikil akan memudahkan air
merembes ke dalam tanah.
f. Porositas
Porositas adalah persentase volume ruang suatu bahan yang kosong. Porositas
berkisar kurang dari 1% dalam batuan beku tertentu, seperti granit, sampai lebih
dari 40% dalam pasir dan kerikil tertentu. Semakin tinggi porositas bahan, maka
semakin banyak air yang meresap ke dalam tanah. Batuan dan tanah yang berpori-
pori di dekat permukaan bumi sangat menentukan kapasitas tanah sebagai tempat
persediaan air.
g. Penutupan vegetasi di permukaan bumi Peresapan air hujan ke dalam tanah juga
dipengaruhi oleh kehadiran tumbuh-tumbuhan di permukaan. Daun-daun dan
ranting pohon di hutan dan daerah-daerah berumput menghalangi air lolos setelah
hujan lebat. Akibatnya, air akan lebih banyak meresap ke dalam tanah. Oleh karena

10
itu, kita harus selalu mendukung secara aktif program pemerintah yang
menganjurkan penanaman pohon di halaman-halaman yang kosong.

Berdasarkan tingkat kedalamannya , air tanah dibedakan atas :


1. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal disebut juga air tanah freatik. Untuk dapat mengamati
keberadaan air tanah dangkal, perhatikanlah kedalaman sumur-sumur penduduk,
baik pada saat musim hujan maupun kemarau.
2. Air tanah dalam
Air tanah dalam merupakan sekumpulan air yang biasanya terletak di antara
dua lapisan yang kedap air. Lapisan di antara dua batuan kedap air disebut akuifer.
Jika air yang terdapat di akuifer itu di bor, dan ternyata keluar pancaran air, itulah
yang dinamakan sumber air artesis.

Masalah Air Tanah

Pengambilan air tanah oleh manusia untuk berbagai keperluan menimbulkan tiga masalah
berikut :
1. Pengambilan air tanah secara berlebihan melalui sumur bor dapat menyebabkan
tanah amblas. Hal ini terjadi karena volume air tanah yang diambil tidak seimbang
dengan air yang meresap ke dalam tanah.
2. Pengambilan air tanah secara berlebihan juga dapat menurunkan meja air,
khususnya pada musim panas.
3. Di daerah dekat pantai yang dijadikan tempat pemukiman, penyedotan air tanah
melalui sumur pompa dapat mengakibatkan intrusi air asin dari laut.

Polusi terhadap Air Tanah


Di kota-kota dan di daerah-daerah industri sering terjadi polusi pada air tanah yang
disebabkan oleh sampah dan buangan limbah industri. Sampah-sampah yang padat, apabila
membusuk akan meresap ke dalam lapisan tanah oleh pengaruh air hujan sehingga akan
mengotori air tanah di tempat-tempat yang dekat dengan sumber polusi itu. Air tanah yang sudah
tercemar bias dibedakan dengan air tanah yang masih murni dari segi warna, bau dan rasa.
Akibat polusi, air tanah bisa membahayakan kehidupan manusia.

Manfaat Air Tanah


Air permukaan mempunyai beberapa manfaat yang sangat penting, antara lain :
1) Air sebagai sarana transportasi
2) Air sebagai sumber air bersih
3) Air sebagai kegiatan pertanian dan perikanan
4) Air sebagai sumber energi
5) Air sebagai sarana pariwisata dan olahraga

11
2.3.2 Sungai

Sungai adalah aliran air tawar dari sumber alamiah di daratan menuju dan bermuara
ke danau, laut, samudra, atau sebagian sungai lain yang lebih besar. Selain itu, sungai
juga dapat diartikan sebagai bagian dari muka bumi yang rendah atau miring berupa alur
tempat air tawar mengalir, baik ke laut maupun ke sungai induknya. Sungai berawal dari
hujan. Besar curah hujan diserap oleh tumbuh-tumbuhan dan tanah, tetapi hujan yang
berlebihan akan lolos mengalir dan terkumpul ke dalam daerah yang letaknya rendah.
Air yang terkumpul di permukaan ini akan membentuk sungai kecil (anak sungai). Anak-
anak sungai ini kemudian bersatu dan membentuk aliran air yang lebih lebar yang
disebut sungai.

2.3.2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS)

DAS diartikan sebagai satu kesatuan wilayah yang dibatasi oleh pegunungan yang
dialiri air dalam satu saluran utama (induk). Jadi, DAS tidak hanya sebatas sungai, tetapi
meliputi wilayah-wilayah sekitar sungai yang secara langsung mempengaruhi kelangsungan
sungai itu sendiri.

12
Ada berbagai pola aliran sungai yaitu :

Gambar. Pola Aliran Sungai

1. Pola aliran dendritik yaitu pola aliran yang berbentuk seperti pohon dimana sungai
induk mendapat air dari sejumlah anak sungainya.
2. Pola aliran rektanguler yaitu pola aliran yang alirannya melalui daerah patahan
3. Pola aliran trelis yaitu pola aliran pada beberapa sungai yang mendapat tambahan air
dari anak sungainya dimana arah alirannya tegak lurus pada sungai tersebut.
4. Pola aliran radial yaitu pola aliran yang terjadi jika beberapa sungai mengalir keluar
dari sebuah gunung atau sebuah dome.
5. Pola aliran annular yaitu pola aliran yang merupakan variasi dari pola radial.

Daerah Aliran Sungai (DAS) dibedakan atas DAS Hulu, Tengah, dan Hilir

1. DAS hulu
Ciri-ciri daerah bagian hulu sungai antara lain :
a. Berada di daerah yang tinggi
b. Aliran airnya sangat deras
c. Tenaga erosinya sangat kuat ke arah vertikal
d. Kekuatan erosinya membuat palung berbentuk V
e. Terdapat air terjun
f. Terdapat batuan dengan ukuran yang besar
2. DAS tengah
Ciri-ciri daerah bagian tengah sungai antara lain :
a. Aliran airnya tidak begitu deras, umumnya berada di daerah kaki
pegunungan hingga daerah dataran.
b. Erosi dapat ke arah vertikal dan horizontal.
c. Kekuatan erosinya membuat palung berbentuk U.
d. Tidak terdapat air terjun
3. DAS hilir
Ciri-ciri daerah bagian hilir sungai antara lain :
a. Aliran airnya lambat dan tenang.

13
b. Erosi ke arah horizontal.
c. Tidak terdapat batuan yang berukuran besar.
d. Bentuk sungainya berkelok (meander).
e. Di muara sungainya banyak terdapat sedimen.
Sungai mengalami masa muda, dewasa, dan tua :
a. Sungai muda
Sungai muda (young) adalah apabila sedang aktif sungai tersebut dapat melakukan
pengikisan saluran makin dalam.
b. Sungai dewasa
Disebut sungai dewasa (mature) apabila sungai tersebut tidak mampu lagi mengikis
saluran lebih dalam.
c. Sungai tua
Disebut sungai tua (old) apabila sungai tersebut telah mempunyai daerah banjir yang
luas, daerah meander yang lebar, dan lereng yang landai.

2.4.2.2 Jenis-Jenis Sungai


Jenis sungai dapat dibedakan berdasarkan sumber airnya, ketetapan alirannya, arah alirannya
dan struktur geologinya.
a. Berdasarkan sumber airnya
 Sungai mata air adalah sungai yang
sebagian besar sumber airnya berasal dari
mata air. Contohnya sungai di pulau Jawa.

 Sungai hujan adalah sungai yang sebagian


besar sumber airnya berasal dari air hujan.
Sungai-sungai di Indonesia pada
umumnya termasuk sungai hujan. Hal ini
disebabkan Indonesia termasuk negara
tropis dengan curah hujan yang tinggi.
Contohnya : sungai-sungai di pulau-pulau
di kawasan Nusa Tenggara.

 Sungai gletser, adalah sungai yang sumber


airnya berasal dari pencairan gletser.
Sungai gletser terdapat di daerah kutub dan
di daerah pegunungan yang bersalju.
Contohnya sungainyang airnya benar-
benar murni berasal dari pencairan es saja
(ansich), bagian hulu sungai Gangga di
India.

14
 Sungai campuran, adalah sungai yang
airnya berasal dari campuran air hujan dan
salju yang mencair, misalnya Sungai
Memberamo dan Sungai Digul di Papua.

b. Berdasarkan debit airnya


 Sungai permanen (tetap) adalah sungai yang alirannya tetap sepanjang tahun.
Contohnya sungai di pulau Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya.
 Sungai periodik (tidak tetap) adalah sungai yang aliran airnya tidak tetap sepanjang
tahun. Contohnya sungai-sungai di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
 Sungai episodik adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada
musim hujan airnya banyak. Contohnya sungai Kalada di Pulau Sumba.
 Sungai emphemeral adalah sungai yang ada airnya hanya saat musim hujan.

c. Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya)


 Sungai konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal.
 Sungai subsekuen, atau strike valley adalah sungai yang aliran airnya mengikuti
strike batuan.
 Sungai obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai.
 Sungai resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah kemiringan
lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
 Sungai insekuen adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi maupun
struktur geologi.
d. Berdasarkan struktur geologi wilayahnya
 Sungai anteseden adalah sungai yang tetap
mempertahankan arah alirannya meskipun
terjadi pengangkatan yang melintang
terhadap alirannya.

 Sungai superimposed adalah sungai yang


mengalir pada lapisan sedimen atau dataran
aluvial yang menutupi lapisan batuan di
bawahnya.

e. Berdasarkan letak alirannya, sungai dapat diklasifikasikan atas tiga macam yaitu:
 Sungai yang seluruh alirannya terletak di atas permukaan tanah. Sungai seperti ini
banyak terdapat di bumi.
 Sungai yang seluruh alirannya terletak di bawah permukaan tanah atau dinamakan
sungai bawah tanah. Sungai ini terjadi karena air yang sudah merembes ke dalam
15
tanah mengalir ke tempat yang rendah. Di daerah batuan kapur, air merembes
mudah melarutkan batuan kapur. Pada kedalaman tertentu, pelarutan dapat
membentuk terowongan, dan jika dasar terowongan bersifat kedap air, terjadilah
sungai di bawah tanah.
 Sungai yang sebagian aliran di permukaan tanah dan sebagian lagi di bawah
permukaan tanah.

Pemanfaatan sungai
Sungai memiliki beberapa manfaat, antara lain :
 Air minum
 Pengairan (irigasi)
 Pembangkit tenaga listrik
 Rekreasi dan olahraga
 Penghasil bahan bangunan
 Sarana transportasi
 Jamban

2.3.2.3 Hasil Bentukan Sungai


a. Meander
Akibat erosi mendatar, yaitu arus air yang menghantam satu tebing dan tebing
lainnya, air sungai sering mengalir atau menempuh jalur yang berkelok-kelok.
Semakin cepat laju aliran air, maka semakin panjang belokan yang dilalui oleh air itu.
Sebuah anak sungai dapat menggali beberapa belokan, sebaliknya sebuah sungai
besar dapat membentuk belokan sepanjang 15-30 km dan kembali hampir ke
kedudukan tempat sungai berawal. Bentuk jalur aliran sungai yang berkelok-kelok
seperti ini dinamakan meander. Nama ini berasal dari nama sungai Meander di Turki
bagian barat yang sekarang dikenal dengan Menderes, yang mempunyai belokan
berkelok-kelok yang panjang.
Ciri sebuah rangkaian meander adalah adanya suatu bagian yang menyempit
yang dinamakan leher meander. Leher meander dapat terpotong dan menghasilkan
suatu potongan meander. Rangkaian meander yang terlepas ini berbentuk seperti
bulan sabit atau tapal kuda yang dinamakan danau tapal kuda (oxbow lake)
b. Delta
Hasil pengikisan air sungai berupa batu-batu besar dan kecil dan bahan-bahan
halus, seperti pasir dan lumpur diangkut oleh arus sungai menuju ke hilir. Batu-batu
besar dan kecil itu diendapkan terlebih dahulu di bagian tengah dan bagian hulu jalur
air sungai. Bahan-bahan halus yang tidak mengendap terus dibawa oleh arus sungai
ke laut dan danau membentuk daratan berbentuk segitiga di muara sungai, yang
dinamakan delta. Jadi, delta adalah suatu daratan yang terletak di muara (mulut)
sungai, yang terpisah dari laut dan terdiri dari endapan.

16
2.3.3 Gletser

Gletser adalah massa besar es berbutir, yang terbentuk dari penimbunan salju dan
bergerak menuju ke bawah akibat gravitasi bumi sambil menguap ataupun meleleh. Gletser
terdapat di wilayah-wilayah dingin seperti Kutub Utara (Arktik), Kutub Selatan (Antartika),
Greenland, Alaska, Jazirah Skandinavia, dan Pegunungan Alpen. Pada saat ini, 10% dari daratan
bumi merupakan hamparan gletser-gletser, 0,5% daerah gletser berada di daerah-daerah
pegunungan-pegunungan tinggi, 99,5% berada di wilayah-wilayah kutub.

Di tempat dimana suhu udara pada musim dingin dapat mencapai 00C, uap air di
atmosfer dapat mengalami sublimasi yaitu langsung berubah menjadi salju dan kemudian turun
menjadi hujan salju. Di gunung-gunung gletser, es merupakan transformasi dari salju. Ketika
massa salju terakumulasi (berkumpul), ia menjadi padat akibat tekanannya sendiri. Mula-mula
salju ini mencair oleh terik matahari di siang hari, lalu membeku di malam hari (bahkan dalam
musim panas). Proses silih berganti ini membuat salju berubah menjadi es berbutir. Es berbutir
memenuhi lubanglubang di lereng gunung. Kumpulan es berbutir menjadi materi plastis dan
mempunyai gaya gravitasi yang sangat besar. Oleh karena sifat licin es dan gravitasi, massa
besar es berbutir bergulir ke bawah menyusuri lereng-lereng pegunungan. Massa es berbutir
yang bergerak inilah yang dinamakan gletser.

2.3.3.1 Tipe Gletser

Ada dua tipe gletser yaitu :

a. Tipe gunung (Mountain Glacier)


Gletser gunung atau disebut juga gletser lembah atau gletser Alpen merupakan
ukuran yang relatif kecil. Gletser ini terletak di puncak gunung, menutupi
lubang-lubang cekung di lereng-lereng gunung atau bergerak meluncur ke dasar
lembah gunung. Gletser ini hanya meliputi luas beberapa kilometer persegi atau
beberapa puluh kilometer persegi dan terdapat di Kaukasia, Tien, Shan, Pamir,
Pegunungan Altai dan Alpen.
b. Tipe Benua (Continental Glacier)
Gletser benua dikenal juga sebagai lembaran es tutup es. Gletser ini sangat tebal.
Di bagian tengah gletser Greenland, tebalnya bias lebih dari 3000 m. Lapisan es
gletser ini merekah pada bagian tengahnya dan turun ke laut seperti lidah-lidah

17
es yang terpisah. Es mencair lagi ketika gletser masuk ke laut dan mengapung
dalam bentuk gundukan di permukaan laut. Saat ini, hanya ada dua lembaran es
yaitu yang menutupi Antartika seluas 12.500.000 km2 dan yang menutupi
sebagian besar Greenlandseluas 1.800.000 km2. Kutub es yang lebih kecil
terdapat di Skandinavia, Pulau Baffin, Eslandia dan Kanada bagian timur laut.

2.3.3.2 Manfaat Gletser Bagi Manusia

Gletser di permukaan bumi tidak mendatangkan manfaat yang langsung seperti air
tanah dan sungai. Manfaat glester pada umumnya secara tidak langsung diantaranya :

a. Terbentuknya danau-danau glasial seperti di lereng pegunungan Alpen dan di


Amerika Utara. Danau itu dijadikan tempat lalu lintas dan untuk rekreasi ataupun
wisata.
b. Terbentuknya fyord sebagai hasil erosi glasial seperti di Norwegia yang dapat
digunakan untuk tempat berlindung perahu dan kapal pada waktu badai dan
merupakan tempat penangkapan ikan yang aman.
c. Gletser merupakan tempat penelitian ahli glasiologi Daerah padang salju
merupakan tempat berolah raga musim dingin (ski) Gletser juga merupakan
sumber air bagi sungai di bawahnya Daerah yang tertutup es daratan dapat
menyebabkan lahirnya kebudayaan yang khas, misalnya budaya Eskimo dengan
rumah Iglo dan alat transportasi slide yang ditarik anjing serta bahan makanan
utama daging hewan.

2.3.4 Danau
Danau merupakan kumpulan air dalam cekungan tertentu, yang biasanya berbentuk
mangkuk. Suplai air danau berasal dari curah hujan, sungai-sungai, serta mata air dan air tanah.
Danau bersifat permanen atau tetap berair sepanjang tahun. Akan tetapi, jika sumber air pengisi
danau berasal dari salah satu saja, danau tersebut bersifat sementara atau periodik, sehingga
pada waktu tertentu danau tersebut akan kering.. Air danau berasal dari sungai,air tanah dan
hujan.

Berdasarkan proses terjadinya, danau dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


1. Danau Tektonik, yaitu danau yang terbentuk karena proses tektonik, seperti proses
patahan dan lipatan. Tenaga tektonik menyebabkan retakan atau cekungan pada lapisan
kulit bumi. Retakan ini terisi air dalam jumlah yang banyak sehingga terbentuklah
danau. Contoh danau ini adalah: danau Tempe (Sulawesi Selatan), danau Poso (Sulawesi
Tengah), danau Singkarak (Sumatera Barat) dan danau Maninjau (Sumatera Barat).
2. Danau Vulkanik, yaitu danau yang terbentuk di kawah bekas letusan gunung api yang
terisi oleh air dalam jumlah banyak. Danau vulkanik dapat dibagi menjadi 2 golongan
yaitu:

18
a. Danau Maar adalah danau yang terjadi akibat letusan gunung api
menimbulkan lubang yang terisi oleh air hujan. Contohnya yaitu: danau
Grati (Jawa Timur).
b. Danau Kawah adalah danau yang terjadi karena kawah atau lubang
kepundan terisi air hujan. Contohnya yaitu: danau Kelimutu (Flores).
3. Danau Tektovulkanik merupakan jenis danau yang terbentuk akibat dari gabungan
tektonik dan vulkanik. Pada saat terjadi erupsi gunung api sebagian badan gunung api
patah dan merosot menutupi lubang kepundan. Contoh yaitu: danau Toba (Sumatera
Utara).
4. Danau Karst atau Dolina adalah danau yang terjadi di daerah kapur sebagai hasil proses
pelarutan batu kapur sehingga membuat cekungan. Danau Karst ini lebih dikenal dengan
sebutan Dolina. Contohnya banyak terdapat di daerah Gunung Kidul (Yogyakarta).
5. Danau Glasial adalah danau yang terjadi karena erosi glasial pada zaman es dilluvium.
Contohnya: danau Michigan, danau Superior , dan danau Ontario, semuanya dekat
perbatasan antara Amerika Serikat dan Kanada.
6. Danau Bendungan adalah danau yang terjadinya karena terbendungnya aliran sungai
oleh lava, akibat letusan gung api. Contohnya: danau Air Tawar (Aceh), danau Tondano
(Sulawesi Utara).
7. Danau Buatan adalah jenis danau yang sengaja dibuat oleh manusia, misalnya untuk
kepentingan irigasi atau PLTA. Danau buatan ini sering pula dinamakan waduk atau
bendungan. Contoh danau buatan ini adalah Waduk Jatiluhur (Jawa Barat), Saguling
(Jawa Barat), Cirata (Jawa Barat), Riam Kanan (Kalimantan Selatan)

Manfaat Danau :
a. Pengatur air sehingga dapat mencegah terjadinya banjir (flood control);
b. Muka air tanah menjadi relatif lebih dangkal;
c. Sumber air irigasi;
d. Lokasi budidaya ikan;
e. Objek wisata dan
f. Prasarana olahraga

2.3.5 Rawa
Rawa ialah genangan air daratan pada cekungan yang relatif dangkal dan seringkali
ditutupi tumbuhan air. Rawa terutama terdapat di bagian tengah dan hilir aliran sungai yang
mengalir di dataran yang hampir sama tinggi dengan tinggi air sungai. Rawa juga terdapat di
sepanjang pantai yang landai yang banyak dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Rawa seperti
ini dinamakan rawa pantai seperti yang terdapat di pantai timur Sumatra, pantai selatan
Kalimantan, dan Irian Jaya serta di beberapa tempat di pantai utara Jawa.
a. Terjadinya Rawa
Sesuai dengan proses terbentuknya, terdapat beberapa macam rawa, yaitu sebagai berikut.

19
 Rawa abadi, yaitu rawa yang tidak pernah kering sepanjang tahun, terbentuk oleh
genangan air hujan atau air tanah yang tidak mempunyai pelepasan. Air di rawa
tersebut sangat asam dan berwarna kemerah-merahan. Di rawa tersebut hampir
tidak dapat organism yang dapat hidup sehingga dapat dikatakan tidak berguna
bagi manusia.
 Rawa di pinggir aliran sungai yang mengalir di dataran dan berawal pada waktu
sungai itu banjir. Ketika air sungai meluap, bahan kasar yang dibawa sungai akan
membentuk tanggul alam sepanjang sungai itu. Di sebelah luarnya terendapkan
bahan-bahan yang lebih halus. Ketika air surut kembali, genangan air di luar
tanggul itu tidak dapat kembali ke sungai dan tergenanglah rawa sungai.
Peristiwa yang sama akan terjadi setiap air sungai meluap dari tempat alirannya.
 Rawa pantai terdapat di muara sungai. Pada waktu pasang naik, air laut masuk
ke muara sungai dan melimpah ke dataran di sekitarnya. Kejadian itu
berlangsung dua kali dalam sehari sehingga terbentuklah rawa pantai. Ketika air
laut surut, permukaan air rawa tersebut rendah dan naik lagi pada waktu pasang
naik.
 Rawa teluk di pantai landai terbentuk karena sebuah teluk terbendung oleh bar
yaitu endapan pasir yang tumbuh di dasar laut. Oleh karena pembendungan itu,
dasar teluk menjadi bertambah dangkal dan tertutup vegetasi pantai, maka
terbentuklah sejenis rawa pantai.
b. Manfaat Rawa
Beberapa manfaat rawa bagi kehidupan manusia adalah sebagai berikut :
 Seperti enceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan bioas dan barang-
barang kerajinan anyaman seperti tas, dompet, hiasan dinding, dan lain-lain.
 Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut.
 Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat.
 Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.
 Rawa dengan hutan mangrove (bakau, api-api dan sebagainya), dapat
menghasilkan kayu untuk berbagai keperluan manusia.
 Rawa pantai dengan nipah dan rumbia yang tumbuh di dalamnya digunakan
orang sebagai bahan atap.
 Daerah rawa dapat juga dijadikan tempat pemukiman dengan rumahrumah
bertiang tinggi dan dengan perahu sebagai alat angkutannya.
 Setelah dikeringkan, rawa juga dapat dijadikan lahan pertanian tanah kering.
c. Potensi dan pengelolaan rawa
Rawa dapat menjadi tempat sumber cadangan air, yaitu dengan menyerap dan
menyimpan kelebihan air dari daerah sekitarnya. Rawa masih dapat diupayakan untuk
kegiatan pertanian jika dilakukan reklamasi terhadap rawa tersebut. Kendala utama yang
dihadapi dalam rangka reklamasi dan pengembangan wilayah rawa adalah tingkat
kemasaman tanah yang tinggi dan ketersediaan unsur hara dalam tanah yang rendah.

20
2.4 Perairan Laut

Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi yang memisahkan atau
menghubungkan suatu benua atau pulau dengan yang lainnya. Umumnya perairan laut
merupakan massa air asin dengan kadar garam cukup tinggi (rata-rata 3.45 %). Laut memiliki
sumber daya alam yang melimpah sampai saat ini belum dapat dikelola semuanya. Bumi
memiliki lima lautan luas (samudera) yaitu lautan Pasifik, Atlantik, Hindia, Antartika, dan Artik.
Lautan di bumi memiliki luas kira-kira 361 juta km2, lebih dari 70% luas permukaan bumi,
dengan kedalaman rata-rata 3.730m. Ilmu yang mempelajari laut atau lautan disebut
Oceanografi. Objek yang dipelajarinya adalah mengenai keadaan fisik airnya, arus, gelombang,
kedalamannya, pasang naik-pasang surut dan sebagainya. Samudera adalah bentangan air asin
yang menutupi cekungan yang sangat luas sedangkan laut adalah merupakan bagian dari
samudera.

a. Klasifikasi Laut
 Berdasarkan letaknya, laut dibedakan atas :
1. Laut tepi adalah laut yang terletak di tepian benua, seolah-olah terpisah dari
lautan oleh deretan pulau-pulau dan semenanjung. Contohnya, Laut Cina
Selatan, Laut Jepang, dan Laut Bering.
2. Laut tengah adalah laut yang terletak di antara benua-benua. Biasanya
merupakan wilayah laut dalam. Contohnya, Laut Mediteran yang terletak di
antara Benua Eropa, Asia, dan Afrika.
3. Laut pedalaman adalah laut yang terletak di tengah-tengah benua, atau hampir
seluruhnya dikelilingi daratan. Contohnya, Laut Hitam, Laut Kaspia, Laut Baltik,
dan Laut Mati
 Menurut terjadinya, laut juga dapat dibedakan menjadi tiga golongan sebagai berikut:
1. Laut transgressi atau laut meluas, yaitu laut yang terjadi karena perubahan
permukaan air laut positif, baik yang disebabkan oleh kenaikan permukaan air
laut itu sendiri atau oleh turunya daratan perlahan-lahan, sehingga sebagian dari
daratan digenangi air. Laut jenis ini pada umumnya terjadi pada akhir zaman
glasial. Contohnya: Laut Utara dan Laut Jawa.
2. Laut insgresi atau laut tanah turun. Laut ini terjadi karena turunnya tanah sebagai
akibat tekanan vertikal (gaya endogen) yang menimbulkan patahan. Contoh:
Laut Karibia, Laut Jepang, Laut Tengah.
3. Laut regressi atau Laut menyempit, yaitu laut yang terjadi pada zaman es
(merupakan kebalikan dari laut transgressi).
 Menurut zona atau jalur kedalamannya, laut dapat dibedakan menjadi beberapa zona
sebagai berikut :
1. Zona litoral atau jalur pasang, yaitu bagian cekungan lautan yang terletak di
antara pasang naik dan pasang surut.

21
2. Zona Neritis, yaitu zona yang terletak di antara garis air surut sampai kedalaman
200 m. Jadi, zona ini termasuk laut dangkal, yaitu Dangkalan Sunda dan
Dangkalan Sahul.
3. Zona Bathyal, yaitu bagian laut terletak antara kedalaman 200 m dan 1000m.
4. Zona Abysal, yaitu bagian laut yang dalamnya lebih dari 1000 m. Pada zona ini
terdapat palung laut yang kedalamannya melebihi 6000 m. Laut yang termasuk
Zona Abysal sebagian besar terletak di Indonesia bagian tengah (antara
Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul). Misalnya: Laut Flores (5.140m), Laut
Banda (7.440m), Laut Sulawesi (5.590m).

Gambar. Zona Laut

b. Relief Dasar Laut


Dengan perkembangan ilmu Geologi Submarin, sudah makin banyak dikenal relief dasar
laut yang sebenarnya, yang mana dahulu banyak orang menduga relief dasar laut relatif
homogen yang terdiri atas dataran dengan relief yang lemah. Perhatian yang besar ditunjukkan
kepada penelitian dangkalan benua untuk pertambangan minyak bumi. Kedalaman air laut dapat
diketahui dengan menggunakan gelombang sonik dan gelombang supersonik.
Kedalaman laut dapat diukur dengan memperhitungkan waktu yang dibutuhkan suara
untuk menempuh jarak antara permukaan laut dengan dasar laut dan kecepatan rambat suara di
air (1.440 m/s). Teknik dalam menentukan kedalaman laut adalah dengan merambatkan
gelombang sonik dan supersonik dari permukaaan laut ke dasar laut yang mana setelah
dipantulkan oleh dasar laut, gelombang itu diterima kembali oleh alat perekam di kapal. Hasil
pengukuran kedalaman dasar laut diantaranya adalah peta relief dasar laut. Dari peta tersebut
dapat diklasifikasikan menjadi berbagai bentuk relief dasar laut.
 Bentuk relief dasar laut yang penting adalah sebagai berikut :
1. Teras Kontinen (Continental Terrace)
Teras kontinen (continental terrace) adalah bagian dasar laut di tepi benua,
berelief lemah dan lebarnya bermacam-macam. Teras kontinen terdiri dari 2 bagian
yaitu dangkalan benua, dan lereng benua. Kedalaman dangkalan benua antara 0-
200 meter dengan lebar antara 0-1200 km terhitung dari garis pantai.

22
Dangkalan yang luas yang terdapat di Indonesia adalah dangkalan Sunda dan
dangkalan Sahul. Sedangkan dangkalan yang luas yang terdapat di luar Indonesia
yaitu dangkalan Korea (Laut Kuning). Sedangkan lereng benua (continental slope)
biasanya terdapat di pinggir continental shelf. Daerah continental slope bisa
mencapai kedalaman 1500 m dengan sudut kemiringan biasanya tidak lebih dari 5
derajat. Teras kontinen terbentuk melalui gabungan proses erosi marin dan
sedimentasi yang semuanya disebabkan oleh gelombang laut. Terbentuknya
permukaan dasar laut yang relatif datar disebabkan erosi oleh gelombang dasar laut
sampai kedalaman 200 meter.
2. Lereng Kontinen
Lereng kontinen adalah bidang miring yang membatasi dangkalan kontinen.
Kemiringan dari lereng kontinen antara 10–350 mulai dari tepi dangkalan benua
kearah laut lepas, mulai dari kedalaman 200 meter sampai 1800 meter. Dari bukti-
bukti yang mendukung, proses terjadinya lereng kontinen adalah sebagai hasil
sedimentasi dan sebagai sesar. Bentukan yang terdapat pada dangkalan kontinen dan
lereng kontinen adalah sebagai berikut:
 Saluran dangkalan yang terdiri atas lembah tenggelam, saluarn
akibat pengikisan air pasang, dan palung glacial yang tenggelam.
 Lembah tenggelam dan Jurang submarine (submarine-canyons).
Lembah tenggelam adalah lembah sungai yang tergenang air laut
sebagai akibat dari penenggelaman relatif daratan seperti
lembahlembah sungaipirba di Selat Karimata dan di Laut Jawa.
Jurang submarine adalah lembah yang dalam dan lebar, ada pula
yang bercabang-cabang sebagai hasil proses patahan atau tanah
amblas.

Di dasar laut terdapat beberapa bentuk relief dasar laut digolongkan dalam beberapa kelompok,
yaitu :
a. Paparan benua (Shelf), yaitu dasar laut dangkal yang melandai dengan kedalaman
rata-rata 200 m, dan terletak di sepanjang pantai suatu benua. Contoh : Paparan Sunda.
b. Palung Laut (Trench), yaitu dasar laut yang dalam dan sempit dengan dinding yang
curam membentuk corong dan memanjang, dengan kedalaman lebih dari 5000 m.
c. Lubuk laut (Bekken), yaitu dasar laut yang bentuknya cekung.
d. Gunung Laut, yaitu gunung yang dasarnya terdapat di dasar laut, baik yang menjulang
diatas permukaan laut atau tidak.
e. Punggung laut, yaitu punggung pegunungan di dasar laut.
f. Atol, yaitu karang di laut yang bentuknya seperti cincin besar.
g. Laguna, yaitu bagian laut dangkal di tengah atol.

Laut banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia diantaranya sebagai sumber
bahan makanan dan mineral misalnya garam untuk keperluan memasak, rumput laut dapat
digunakan untuk pembuatan agar-agar, ikan laut merupakan sumber bahan makan dengan
23
protein yang tinggi, karbonat diambil dari sebangsa lumut (potash), fosfat berasal dari tulang-
tulang ikan dan kotoran burung yang makanannya ikan dapat dimanfaatkan untuk pupuk.
Sumber daya nabati dari tumbuhan laut yaitu plankton, nekton, phytopankton, dan benthos.
Plankton adalah gabungan dari jasad-jasad hewan dan tumbuhan bersel satu, tidak dapat
bergerak sendiri tetapi mengapung di permukaan atau dekat permukaan air laut. Phytoplankton
adalah plankton jenis tumbuh-tumbuhan yang hidup pada kedalaman tidak lebih dari 100 m,
karena membutuhkan sinar matahari untuk proses fotosintesa. Nekton adalah gabungan
binatang-binatang yang dapat berenang terutama binatang laut, misalnya ikan, cumi-cumi,
gurita, dan lain-lain. Benthos adalah organisme laut yang hidupnya terikat pada dasar laut. Ada
yang hidup merangkak pada dasar laut, misalnya cacing laut, tiram, remis, dan lain-lain. Ada
yang menempel pada dasar laut, misalnya rumput lau, ganggang, dan bunga karang.
Di tepian laut terdapat ekosistem pantai merupakan tatanan sebuah kesatuan lingkungan
pantai secara utuh dengan segenap unsur lingkungan hidup yang mempengaruhinya. Ekosistem
pantai ini memiliki arti penting sebagai tempat berkembang biaknya berbagai jenis biota laut,
tanaman bakau (mangrove) dan juga sebagai sarana pelestarian pantai dari ancaman abrasi air
laut.
Ekosistem di pantai terdiri dari atas :
a. Lingkungan abiotik, yaitu lingkungan bersifat tidak hidup yang dapat
digunakan makhluk hidup (contoh : matahari, air, tanah, udara);
b. Produsen makanan, yaitu tumbuhan atau makhluk hidup yang memproduksi
bahan makanan bagi makhluk hidup lainnya;
c. Konsumen, yaitu makhluk hidup pemangsa makhluk hidup lainnya. (contoh
: manusia, hewan)
d. Organisme Pembusuk, yaitu makhluk penghancur tumbuhan dan hewan
yang telah mati melalui proses pembusukan.

3. Keadaan Fisik Air Laut


 Susunan kimiawi dan salinitas air laut
Tentunya Anda sudah mengetahui rasanya air laut, bukan? Ya, memang asin rasanya.
Air laut rasanya asin dan agak kepahit-pahitan. Hal ini disebabkan air laut kaya akan
kandungan garam-garaman. Berdasarkan pada susunan kimiawi dan salinitasnya,
susunan garam-garaman air laut adalah sebagai berikut :
NaCl : 77,75%
K2SO4 : 2,46%
MgCl2 : 10,78%
Mg Br2 : 0,21%
Mg So4 : 4,73%
Ca So4 : 3,69%
CaCo3 dan garam-garaman lain : 0,34%

24
Jika diketahui rata-rata kadar garam air laut 3,5% (35%o), artinya setiap 1 kg air laut
mengandung garam 35 gram. Menurut perkiraan volume air laut adalah 1.500.000.000
km3, maka volume garam padatnya adalah 20.000.000 km3, dan beratnya lebih dari
40.000.000.000 .000.000 ton. Setiap tahun kadar garam air laut terus bertambah karena
sungai-sungai di seluruh dunia setiap tahunnya mengangkut garam sebanyak 40.000.000
ton.

Kadar garam air laut tidak sama di setiap daerah, ini tergantung pada beberapa faktor yang
mempengaruhinya, sebagai berikut:
a. Besar kecilnya penguapan. Makin besar penguapan air laut, kadar garamnya
makin tinggi. Contoh : Laut Kaspia.
b. Banyak sedikitnya curah hujan. Makin banyak curah hujan, makin rendahnya
kadar garamnya. Contohnya : Laut-laut di Indonesia.
c. Banyak sedikitnya air tawar dari sungai yang masuk. Masuknya air tawar
menyebabkan rendahnya salinitas. Contohnya : Laut Jawa. Banyak sungaisungai
yang bermuara di laut ini seperti : Sungai Asahan, Sungai Rokan, Sungai
Kampar, Sungai Indragiri, Sungai Batang hari, Sungai Musi, Sungai Kapuas,
Sungai Barito, Sungai Citarum, Sungai Cimanuk, Sungai Ciliwung, Kali Solo.
d. Banyak sedikitnya cairan es yang masuk ke dalam laut. Ini terjadi di daerah yang
mengalami musim dingin. Contohnya : Laut Baltik di Eropa Utara.
e. Arus Laut. Dengan adanya arus laut terjadi percampuran kandungan garam
sehingga kadar garamnya lebih merata.

 Suhu atau temperatur air laut


Suhu air laut adalah suatu faktor yang amat penting bagi kehidupan organisma
di lautan, karena suhu memengaruhi perkembangan organismaorganisma tersebut.
Umpamanya tumbuhnya binatang karang yang penyebarannya sangat dibatasi oleh
perairan yang hangat yang terdapat di daerah tropik atau subtropik. Suhu air laut di
permukaan bumi menunjukkan ada perbedaan-perbedaan walupun tidak besar,
seperti: suhu air di Samudra Atlantik rata-rata 16,9° C; suhu air di Samudra Hindia
rata-rata 17,0° C; dan suhu air di Samudra Pasifik rata-rata 19,1° C Rata suhu air laut
di dunia 17,4°C.
Sedangkan suhu permukaan air laut di Indonesia sekitar 26,3° C, ini
menunjukkan suhunya lebih tinggi dari suhu-suhu rata-rata air laut di dunia. Ini
disebabkan karena Indonesia terletak di daerah tropika sehingga kedudukan matahari
selalu tinggi. Makin ke dalam suhu air laut makin dingin karena pengaruh sinar
matahari suhu berkurang. Suhu yang lebih tinggi menyebabkan tumbuhan laut
tumbuh dengan subur. Keberadaan tumbuhan ini jelas sangat penting sekali bagi
kehidupan ikan-ikan.

25
 Warna air laut
Secara umum kalau kita perhatikan warna air laut pasti warnanya biru. Apakah
memang seperti demikian halnya? Keadaan warna air laut bergantung kepada
beberapa faktor, sebagai berikut :
a. Tergantung pada zat larutan organisma atau zat lain yang terdapat di
dalam air. Contoh: Laut Merah airnya kadang-kadang kelihatan merah
darah karena banyak ganggang laut (algen) yang sifatnya memantulkan
warna merah dari sinar matahari. Laut kuning (RRC) warnanya kuning
karena air lautnya mengandung butiran-butiran tanah loss yang warnanya
kuning, yang terbawa oleh air sungai Hoang Ho di daratan Cina yang
melalui Gurun Gobi.
b. Bergantung pada warna dasar lautnya. Laut Hitam (sebelah utara Turki)
air lautnya kelihatan hitam karena dasar laut itu warnanya hitam. Di laut
dangkal (Zone literal) air laut warnanya hijau karena di daerah ini banyak
tumbuhtumbuhan laut yang berwarna hijau. Warna biru air laut
disebabkan oleh pemantulan warna biru dari sinar matahari. Warna ini
dipantulkan karena warna ini bergelombang pendek serta pantulan warna
langit.

 Arus laut
Arus laut adalah gerakan air laut yang mempunyai peredaran tetap atau tidak. Pada
umumnya arus laut disebabkan oleh pengaruh angin, perbedaan kadar garam air laut,
perbedaan suhu, pasang naik dan pasang surut air laut dan mengisi daerah yang
ditinggalkan arus (arus kompensasi atau arus pengisi). Arah arus dinyatakan dengan
arah ke mana arus iru bergerak. Contohnya: Arus Timur adalah arus yang arahnya ke
timur; Arus Utara adalah arus yang arahnya ke utara.
Menurut temperaturnya dibedakan menjadi 2 macam arus yaitu :
 Arus panas adalah arus yang temperaturnya lebih tinggi dari pada daerah
yang didatanginya.Contohnya: Arus Teluk, Arus Kuro Siwo, Arus
Brasilia
 Arus dingin adalah arus yang temperaturnya lebih rendah dari pada
daerah yang didatanginya. Contohnya : Arus Labrador, Arus Benguela.

Dari perbedaan arus tersebut, maka menunjukkan adanya macam-macam arus laut dan
gerakannya di tiga Samudera yang ada di dunia. Perlu Anda ketahui juga tentang arus
laut apa saja yang terdapat di Indonesia, sebagai berikut :
 Arus Laut Angin Muson. Arus laut ini terjadi karena adanya pengaruh
angin musim, yang setiap setengah sekali berubah arah. Dalam bulan
April-Oktober di Indonesia berhembus angin musim tenggara yang
datang dari arah Benua Australia menuju Benua Asia, setelah sampai ke
garis khatulistiwa angin berbelok ke arah timur. Sebaliknya pada pada
26
bulan Oktober-April untuk Indonesia sebelah utara khatulistiwa angin
berhembus dari arah timur laut dan setelah sampai di khatulistiwa angin
berhembus ke arah tenggara. Arah arus laut pada dasarnya searah dengan
arah hembusan angin tetapi bentuk pantai pun mempengaruhi arah arus
laut.
 Arus Pengisi Tegak atau Konveksi. Arus ini terjadi sebagai akibat adanya
perbedaan suhu dasar dan permukaan air laut. Perbedaan ini
menimbulkan peredaran air mengalir dari daerah yang temperaturnya
lebih rendah ke daerah yang temperaturnya lebih tinggi (panas).
 Arus Pasang Surut. Arus ini terjadi karena adanya pasang naik dan
pasang surut air laut di Samudera-samudera di sekitar Indonesia. Jika
Samudra Hindia mengalami pasang naik, maka akan terjadi arus selat
Sunda, Bali, Lombok menuju ke Laut Jawa dan demikian sebaliknya bila
terjadi pasang surut di Samudra Hindia.

Adapun manfaat arus laut bagi kehidupan adalah sebagai berikut:


 Arus musim dipergunakan untuk para nelayan bepergian dan pulang
kembali, terutama untuk para nelayan yang masih mempergunakan
perahu layar.
 Arus Konveksi menyebabkan peredaran air, ini mempengaruhi
pengangkutan bahan makanan yang berpengaruh pula terhadap
pengumpulan ikan.
 Untuk masa depan arus laut bisa dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Air.
 Menyebarkan tumbuh-tumbuhan. Misalnya kelapa dapat terbawa arus ke
tempat lain, dihempaskan ke pantai dan kemudian tumbuh di tempat itu.
 Arus laut memengaruhi iklim. Umpamanya di Eropa Barat banyak hujan
karena pengaruh Arus Teluk (Gulf Stream) yang panas.

 Gelombang laut
Gelombang adalah alunan permukaan air yang ditimbulkan oleh angin
(gelombang yang terjadi di permukaan air laut atau danau). Contoh: Gelombang yang
terjadi pada pergeseran antara air-pasir, angin-pasir dan angin-air.
Hembusan angin sepoi-sepoipun dapat menimbulkan riak gelombang dan bila
terjadi angin badai dapat menimbulkan gelombang besar, demikian juga bila terjadi
gempa di dasar laut. Bila gempanya hebat akan menimbulkan gelombang yang besar
dinamakan Tsunami, seperti terjadi di Aceh (2004) dan Pangandaran (2006). Ledakan
gunung berapi di dasar lautpun bisa menyebabkan gelombang.
Seperti terjadi tahun 1883 saat Gunung Krakatau meletus.

Macam-macam Gelombang dapat dibedakan sebagai berikut :

27
 Gelombang yang tidak bergerak ke arah horisontal (mendatar). Butir-
butir air hanya bergerak membentuk sebuah lingkaran, bergerak maju
pada puncak, naik di bagian muka pada lembah dan turun di bagian
belakang gelombang, walaupun sebenarnya butir-butir itu juga bergerak
tetapi sedikit, karena kecepatan gerak maju di puncak lebih besar dari
kecepatan mundur di lembah gelombang, sehingga setelah menempuh
satu putaran, titik itu tidak kembali tepat pada titik semula, melainkan
agak ke depan sedikit.
 Gelombang yang airnya bergerak maju. Butir-butir air yang terletak
dipermukaan berbentuk parabola, sedangkan yang lebih ke bawah dari
permukaan, gerakannya lebih mendatar, bahkan yang terletak pada dasar
gelombang bergerak lurus. Gelombang ini dipengaruhi langsung oleh
angin. Bila gelombang bergerak ke daerah yang berangsur-sngsur
mendangkal, maka kecepatan menurun, panjangnya berkurang dan
bentuknya tidak simetris lagi karena lereng bagian depan lebih curam dari
bagian belakangnya, sehingga puncak gelombang itu jatuh mendahului
lerengnya yang disebut "breaker".
 Pasang surut
Pasang naik dan pasang surut air laut adalah naik dan turunnya air laut secara
beraturan waktunya (periodik), yaitu pada periode 24 jam 50 menit di setiap tempat
di bumi mengalami dua kali pasang-naik dan dua kali pasang-surut. Pasang naik dan
pasang surut air laut disebabkan gravitasi (gaya tarik) bulan dan matahari terhadap
bumi. Walaupun bulan ukurannya jauh lebih kecil dari matahari tetapi pengaruhnya
lebih besar, karena letak bulan jauh lebih dekat ke bumi daripada ke matahari.
Ada dua macam pasang dan surut air laut yaitu :
 Pasang Purnama (Spring Tide) yaitu pasang naik dan surut yang besar
yang terjadi pada awal bulan dan pertengahan bulan (bulan purnama);
 Pasang Perbani (Neap Tide), yaitu pasang naik dan surut terendah. Ini
terjadi pada waktu bulan seperempat dan tiga perempat, matahari dan
bulan terletak pada posisi yang membentuk sudut siku-siku (90°) satu
sama lain, hingga pada kedudukan ini gaya tarik gravitasi matahari
melemahkan gaya tarik bulan.
Walaupun tanah air kita sebagian besar terdiri atas lautan yang didalamnya tersebar
kekayaan alam, tapi sampai saat ini belum bisa dieksploitasi secara maksimal demi
pembangunan dan kesejahteraan bangsa. Teknologi yang kita miliki belum cukup
untuk bisa mengarungi lautan, apalagi menggali kekayaan alamnya. Selain itu,
orientasi mata pencaharian penduduknya secara budaya masih di daratan. Padahal
kesempatan berusaha di laut masih sangat besar dan luas.

28
4. Perairan Wilayah, Landas Kontinen dan Zone Ekonomi Eksklusif serta Kaitannya dengan
Wawasan Nusantara
Berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional yang ditetapkan di Jenewa (1958)
Montevideo (1982), perairan laut suatu negara meliputi laut teritonial, zone ekonomi
eksklusif (ZEE) dan landas kontinen.
1. Laut Teritorial
Laut teritorial adalah wilayah laut yang berada di bawah kedaulatan suatu negara.
Batas laut teritorial ditarik dan garis dasar pantai pulau terluar ke arah laut bebas
sejauh 12 mil laut. Jika lebar laut antara pantai dua negara kurang dari 24 mil, maka
batas laut teritorial ditetapkan dengan cara membagi dua jarak antara pantai dua
negara yang bersangkutan. Perairan laut di luar batas 12 mil disebut laut lepas atau
laut bebas.
2. Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE)
ZEE merupakan wilayah perairan laut ekonomis suatu negara tetapi berada di luar laut
teritorial, selebar 200 mil laut di tarik dari garis dasar pantai pulau terluar ke arah laut
bebas. Di dalam batas ZEE, negara yang bersangkutan memiliki prioritas untuk
mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumberdaya alam (hayati dan non hayati) yang
terdapat di permukaan, di dalam dan di dasar laut.
3. Landas Kontinen
Landas kontinen adalah bagian dari benua yang terendam oleh air laut. Wilayah ini
merupakan zone neritik dengan kedalaman antara 130-200 meter. Batas landas
kontinen diukur dari garis dasar ke arah laut dengan jarak paling jauh 200 mil laut.
Jika terdapat dua negara yang berdampingan pada batas landas kontinen, maka batas
laut akan dibagi dua sama jauh dari garis dasar masing-masing negara. Pada landas
kontinen, suatu negara memiliki hak dan wewenang untuk memanfaatkan sumberdaya
alam yang terkandung di dalamnya, seperti ikan dan barang tambang.

29
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Hidrosfer merupakan tubuh air atau lapisan air yang menyelimuti bumi. Air
merupakan sumber utama dari kehidupan manusia, tidak ada manusia yang bisa hidup
tanpa adanya air.
2. Siklus hidrologi di terbagi menjadi 3 :
Siklus pendek : Penguapan air laut – konveksi – kondensasi – tebentuk awan di
atas lautan hujan yang terjadi di lautan
Siklus sedang : Penguapan air laut – konveksi - kondensasi – terbawa angin -
kemudian air hujan mengalir kembali ke laut
Siklus panjang : Penguapan air laut – konveksi – turun hujan – terjadi aliran
permukaan dan aliran aliran bawah tanah – kemudian aliran
permukaan ataupun aliran bawah tanah tersebut mengalir kembali
ke laut.
3. Perairan darat adalah semua bentuk perairan yang terdapat di darat.Bentuk perairan
yang terdapat di darat meliputi, mata air, air yang mengalir di permukaan bergerak
menuju ke daerah-daerah yang lebih rendah membentuk sungai, danau, rawa dan lain-
lain yang memiliki suatu pola aliran yang dinamakan Daerah Aliran Sungai (DAS).
4. Berdasarkan proses kejadiannya danau dibedakan menjadi 6 macam yaitu danau:
Tektonik, Vulkanik, Tektono-Vulkanik, Karst, Glasial dan Waduk atau Bendungan.
5. Ada dua jenis rawa yaitu :
a. Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian, dan
b. Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian.
6. Jenis - jenis air tanah :
 Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah
permukaan (Freatik) dan air tanah dalam.
 Menurut asalnya air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah yang berasal dari
atmosfer (angkasa) dan air tanah yang berasal dari dalam perut bumi.
7. Macam –macam sungai :
 Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi 4 macam
yaitu sungai permanen, sungai periodik, sungai episodik, dan sungai
ephemeral.
 Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
sungai hujan, sungai gletser dan sungai campuran.
 Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya) sungai dibedakan menjadi 5 jenis
yaitu sungai konsekuen, sungai subsekuen, sungai obsekuen, sungai resekuen
dan sungai insekuen.

30
 Berdasarkan struktur geologinya sungai dibedakan menjadi dua yaitu sungai
anteseden dan sungai sungai superposed.
 Berdasarkan pola alirannya sungai dibedakan menjadi 6 macam yaitu radial,
dendritik, trellis, rektanguler, pinate dan anular.
8. Daerah Aliran Sungai sering disebut dengan Drainage Area, atau Rivers basin atau
Watershed. DAS dibedakan menjadi dua yaitu DAS gemuk dan DAS kurus.
9. Perairan darat antara lain dapat kita manfaatkan untuk kepentingan sumber air minum,
sumber tenaga, irigasi, perikanan darat, transportasi, bahan baku industri, rekreasi dan
olahraga air.
10. Perairan laut terdiri dari beberapa jenis laut :
 Menurut cara terjadinya kita mengenal adanya laut Transgresi, laut Ingresi dan
laut Regresi.
 Berdasarkan kedalamannya laut dibedakan menjadi 4 wilayah (zona) yaitu:
zona Lithoral, zona Neritic, zona Bathyal dan zona Abysal.
11. Banyak organisme yang terdapat di laut, namun pada kegiatan ini kita batasi untuk
mengupas organisme laut jenis Plankton, Nekton dan Bentos.
12. Secara umum perairan laut dapat dimanfaatkan sebagai: sarana transportasi, usaha
perikanan, usaha pertambangan, sumber bahan baku obat-obatan dan kosmetika,
sumber energi, rekreasi serta pendidikan dan penelitian.
13. Sesuai dengan hasil Konferensi Hukum Laut Internasional yang telah disepakati,
Indonesia memiliki tiga batas wilayah laut yaitu Batas Laut Teritorial, Batas Landas
Kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

3.2 Saran
1. Sebagai Pelajar kita sebaiknya menjaga apa yang telah ada di bumi kita.
2. Sebagai Pelajar sebaiknya kita menjaga kebersihan lingkungan agar polutan air
semakin berkurang bahkan tak ada lagi.
3. Sebagai masyarakat luas sebaiknya kita saling bahu membahu dalam merawat
bumi kita yang semakin menua dengan melakukan hal-hal kecil.

31
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.academia.edu/34949793/MAKALAH_FISIKA_LINGKUNGAN_HIDROS
FER_KELOMPOK_2
2. https://www.scribd.com/doc/240673701/Makalah-Hidrosfer#download
3. http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/132314541
LILI_SOMANTRI/Hidrologi-_pendalaman_materi.pdf
4. https://lib.unnes.ac.id/19950/1/3201409086.pdf
5. https://www.academia.edu/11620916/MAKALAH_HIDROSFER
6. https://www.coursehero.com/file/24398024/dinamika-hidrosferdocx/
7. http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/KONSEP_DASAR_BUMI_ANTARIKSA_UNTUK_SD/BBM_3.pdf
8. https://www.quipper.com/id/blog/mapel/geografi/pengertian-hidrosfer-siklus-dan-unsur-
unsurnya/

32

Anda mungkin juga menyukai