Anda di halaman 1dari 6

BLS

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman

RSBW/SPO/IGD/ 0 1/6

Tanggal terbit: Ditetapkan oleh


Direktur Utama
SPO

Dr. Kuswandi, Sp.JP


Penanganan Resusitasi adalah proses penanganan pasien yang mengalami
Pengertian
kegawatan Airway, Breathing, Circulation yang terjadi di IGD / RI / RJ
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penanganan resusitasi
Surat Keputusan Direktur Rumah Bumi Waras No: / SK/Dirut/ /
Kebijakan
Tentang Kebijakan Pelayanan di RS Bumi Waras.
Prosedur Dokter Melakukan Identifikasi dan memeriksa pasien dengan :
1. Petugas melakukan identifikas pasien sesuai prosedur
2. Petugas melakukan kebersihan tangan
3. Petugas menjaga privasi
4. Petugas memakai APD
5. Petugas meyakinkan apakah penderita benar-benar tidak sadar ( bukan
tidur, mabuk ) dengan memanggil namanya keras-keras dan dicubit.
Pada penderita karena kecelakaan jangan diguncang-guncang kepala /
bahunya. Bila tidak bereaksi dengan teriakan dan cubitan maka kita
yakin bahwa penderita tidak sadar.
6. Petugas mengecek Bagaimana jalan nafasnya ? ( A / Airway ) :
mungkin tersumbat / obstruksi yang diebabkan oleh : lidah yg jatuh ke
belakang pada posisi tidur telentang, atau benda asing berupa gigi
palsu/darah/muntahan/lendir
7. Petugas memonitor pasien Bernafaskah ? ( B / Breathing ) :
 Buka leher dan dada sambil menjaga imobilisasi leher dan kepala
 Tentukan laju dan dalamnya pernafasan
 Inspeksi dan palpasi leher dan toraks untuk adanya deviasi trakea,
BLS

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman

RSBW/SPO/IGD/ 0 1/6

ekspansi toraks simetris / tidak, pemakaian otot tambahan, dan


tanda-tanda cedera.
 Perkusi toraks untuk menentukan redup atau hipersonor.
 Auskultasi toraks bilateral.
8. Petugas mengecek adakah denyut nadi ? ( C / Circulation ), nadi (
kecepatan, kualitas, keteraturan), adakah sumber perdarahan (eksternal
/ internal ), warna kulit.
9. D / Disability :Petugas melakukan pemeriksaan Neurologis Singkat:
 Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS.
 Nilai pupil untuk : besarnya, isokori, dan reaksi.
10. E / Exposure / Environtment :petugas membuka pakaian penderita,
tetapi cegah hipotermai.
11. Petugas memonitor pernafasan dan nadi baik tidak , waspada pada
keadaan kadar gula yang rendah karena terlalu banyak insulin pada
penderita diabetes ( anamnesa / ada tanda diabetik pada gelang
penderita t.u orang asing ).
12. Petugas meeriksa suhu badan, kalau tinggi dan tidak ada keringat
biasanya karena ‘heat stroke’
Dokter/Perawat Melakukan Tindakan :
AIRWAY :
1. Pada gangguan jalan nafas yang disebabkan lidah dibebaskan
kembali dengan melakukan :
 TINDAKAN MANUAL :
a. Ekstensi kepala : menggunakan satu tangan di bawah leher
dan tangan lainnya pada kening, tarik kepala kearah kranio
posterior. Pada bayi ekstensi minimal saja, dan pada
penderita trauma hati-hati terhadap kecurigaan cedera pada
BLS

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman

RSBW/SPO/IGD/ 0 1/6

vertebra servikal.
b. Tarik dagu : dagu ditarik ke arah antero kranial dengan satu
tangan lainnya mendorong kening ke arah psterocaudal.
c. Doriong mandibula : gunakan kedua tangan untuk
mengangkat mandibula dan pada waktu yang bersamaan
pertahankan mulut terbuka dan ekstensi kepala (= Triple
Airway Maneuver ).
 Dengan ALAT KHUSUS : bila tindakan manual tidak berhasil
atau bila dibutuhkan waktu yang lama untuk mempertahankan
jalan nafas tetap terbuka, maka digunakan :
a. Pipa orofaringeal ( sesuai prosedur )
b. Pipa endotrakea ( sesuai prosedur )
c. Cricotiroidotomi ( sesuai prosedur )
d. Trakeostomi ( sesuai prosedur )
e. Pertahankan posisi leher / kepala, pada penderita trauma
kepala selalu curiga cedera vertebra servikal  pasang
servical collar sampai terbukti tidak ada cedera pd V.
servikal.
2. Obstruksi yang disebabkan benda asing : harus dicurigai apabila
pernafasan buatan dengan cara bteul telah dilakukan tetapi dada tidak
berkembang / terasa berat,  dilakukan pengeluaran benda asing
secara :
 TINDAKAN MANUAL :
a. Silangkan jari telunjuk dengan ibu jari, tekankan ujung-ujung
jari tersebut pada gingiva pada satu sisi mulut. Bersihkan kearah
luar benda asing tersebut dengan jari telunjuk yang lain.
b. Pukul antara dua skapula : batuk buatan akan timbul dengan
BLS

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman

RSBW/SPO/IGD/ 0 1/6

jalan memberikan beberapa pukulan diantara dua skapula,


sehingga benda asing yang menyumbat akan terlepas.
c. Gentakan abdomen : apabila pukulan antara dua skapula tidak
berhasil, lakukan gentakan pada daerah epigastrium / abdomen
atas beberapa kali.
 ALAT KHUSUS : dengan alat pengisap ( sesuai prosedur )
3. Posisi stabil miring ( Auto Drainage Position ) : ( tidak dilakukan pada
trauma / cedera t.u spinal )
Apabila pernafasan spontan / telah kembali spontan, letakkan penderita
pada posisi stabil miring untuk memudahkan mengalirnya sekresi /
cairan yang mungkin ada ( dari mulut, laring/faring ) dan jangan terjadi
aspirasi dari lambung.

BREATHING / PERNAFASAN :
 Pemberian oksigen konsentarsi tinggi.
 Bila pernafasan sangat lemah dan ireguler, atau apneu / henti nafas,
lakukan pernafasan buatan / ventilasi secepatnya.
Metode pernafasan buatan:
1. Mulut ke mulut ( sesuai prosedur )
2. Mulut ke hidung ( sesuai prosedur )
3. Mulut ke mulut dan hidung ( sesuai prosesur )
4. Mulut ke sungkup ( sesuai prosedur )
5. Bag-mask ventilation dengan / tanpa O2 ( sesuai prosedur )
1, 2, dan 3 hanya dilakukan bila terpaksa tidak ada alat 4 dan 5.
 Menghilangkan tension pneumotoraks ( sesuai prosedur )
 Menutup open pneumotoraks ( sesuai prosedur )
 Memasang pulse oxymeter.
BLS

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman

RSBW/SPO/IGD/ 0 1/6

CIRCULATION / SIRKULASI
1. Tekanan langsung pada tempat perdarahan eksternal.
2. Mengenal adanya perdarahan internal, kebutuhan untuk intervensi
bedah serta konsultasi bedah.
3. Memasang 2 kateter IV ukuran besar (sesuai prosedur) Mengambil
sampel darah untuk pemeriksaan darah rutin, analisis kimia, golongan
darah dan cross-match, dan analisis gas darah sebelum dipasang /
diberikan cairan infus.
4. Memberikan cairan infus dengan cairan RL yang dihangatkan, dan
pemberian darah ( sesuai indikasi dan prosedur ).
5. Cegah hipotermia.
6. Apabila denyut jantung berhenti, lakukan segera kompresi jantung luar
kombinasi dengan pernafasan buatan yang dikenal sebagai Resusitasi
Kardio Pulmoner ( sesuai prosedur )dan berikan obat life saving
(Ephineprin/ SA)
7. Apabila terdapat gambaran Ventrikel Fibrilasi maka lakukan kejut
jantung / defibrilasi
Penilaian / tindakan tambahan:
1. Tentukan Analisa Gas Darah, dan laju pernafasan.
2. Pasang monitor EKG.
3. Pasang kateter uretra dan NGT kecuali ada kontra indikasi, dan monitor
urin setiap jam.
4. Pada penderita trauma dengan gangguan sirkulasi pertimbangkan
kebutuhan untuk mendapatkan foto : (1) Toraks AP, (2) Pelvis AP dan
(3) Servikal lateral ( pada trauma kepala dengan tidak sadar rutin
diperiksa foto servikal lateral setelah ABC diatasi ).
Pertimbangkan kebutuhan DPL, atau USG abdomen
Resusitasi dihentikan ;
BLS

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman

RSBW/SPO/IGD/ 0 1/6

- Selama 30 menit sudah dilakukan resusitasi tidak ada respon


- Pasien sudah ada respon (nadi teraba dan atau penderita bernafas
spontan)
- Petugas kelelahan

Unit terkait
Ruang Rawat Inap . ICU

Anda mungkin juga menyukai