Anda di halaman 1dari 12

Trisomi 13 pada Neonatus Usia 39 Minggu

Intan Novia Sari


102014189
Kelompok A5
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana

ABSTRAK Kelainan kromosom yang paling mudah dikenali adalah kelainan jumlah.
Aneuploidi adalah pewarisan satu kromosom ekstra – trisomi, atau hilangnya satu
kromosom – monosomi. Hal ini berbeda dari poliploidi, yang ditandai oleh kelainan
jumlah satu set kromosom haploid. Trisomi 13 merupakan salah satu bentuk trisomi
yang ada, dan dikenal sebagai sindrom Patau. . Dalam banyak kasus aborsi spontan
(keguguran) terjadi, dan janin tidak dapat bertahan hidup karena gejala yang sangat
berat resiko patau syndrome tampaknya meningkat karena usia ibu terutama jika ia
lebih dari 30 tahun. Anak laki-laki dan anak perempuan sama-sama bisa
menderita syndrome ini dan terjadi di semua ras.

Kata kunci kromosom, 13 , trisomi

Abstract The most easily recognizable chromosome abnormalities are number


abnormalities. Aneuploidy is the inheritance of one extra-trisomy chromosome, or
loss of a single chromosome - monosomy. This is different from polyploidy, which is
characterized by an abnormal number of sets of haploid chromosomes. Trisomy 13 is
one of the existing forms of trisomy, and is known as Patau syndrome. . In many
cases spontaneous abortion occurs, and the fetus can not survive because the
symptoms of very severe risks or syndrome seem to increase due to the mother's age
especially if it is over 30 years old. Boys and girls alike can suffer from this syndrome
and occur in all races.
Keywords chromosome, 13, trisomy
Anamnesis

Pasien adalah neonatus usia 39 minggu. Oleh karena itu anamnesis dilakukan
melalui orang tua pasien yaitu secara alloanamnesis. Pertanyaan yang diajukan saat
anamnesis ; identitas orang tua dan anak, keluhan utama, kehamilan GPA, apakah
rajin ANC, riwayat kehamilan ( adakah riwayat kelainan), adakah yang mengalami
kelainan genetik ( baik suami maupun istri), pernah memeriksa kromosom tidak
sebelumnya, riwayat sosialnya ( merokok , obat-obatan, alkohol, radiasi). Hasil
anamnesis yang didapatkan neonatus usia 39 minggu lahir spontan dengan kelainan
bawaan ganda (multiple congenital anomalies). Berat lahir 2200 gram, panjang badan
45cm.

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik didapatkan wajah yang dismorfik dengan bentuk


kepala holoprosencephaly, aplasia cutis, hypotelorism, hidung yang hypoplastik,
bilateral cleft and palate, bentuk telinga abnormal dan low set. Di dapatkan tangan
yang clenched (menggegam tidak sempurna) polidactily dan kaki yang mempunyai
tumit yang menonjol. Pada pemeriksaan auskultasi terdapat bising jantung. Pada
konsultasi dengan spesialis jatung anak, didapatkan AVSD besar.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan kromosom1
Kariotipe kromosom manusia normal terdiri dari 22 pasang kromosom
autosom dan 1 pasang kromosom seks. Pemeriksaan kromosom dapat dilakukan
terhadap sel yang dapat membelah dengan memicu mitosis. Apabila pembelahan sel
dihentikan disuatu fase pada mitosis dan inti sel dilisiskan melalui pembengkakan
osmotic, preparat pasangan-pasangan kromosom ini dapat dibuat dan difoto. Potongan
foto masing-masing kromosom kemuan dapat disusun sesuai penurunan ukuran dan
dibandingkan satu sama lain dengan tata nama morfologik standar. Selain itu
kromosom ini juga bisa diwarnai dengan beberapa metode yang menghasilkan
beberapa pita. Bergantung pada letak pita dan intensitas pewarnaan, pita-pita tersebut
kemudian disubklasifikasikan. Titik pemutusan (breakpoints), pertukaran bahan
genetic antara kromosom-kromosom, dan kelainan lain kemudian dapat dianalisis.
Juga dapat dilihat adanya kelebihan bahan kromosom. Kelainan spesifik bahan
kromosom dapat digunakan secara diagnostic.
FISH

FISH dirancang secara khusus untuk mengidentifikasi trisomi 13, 18, dan 21
dan tiap kelainan kromosom seks. Sederhananya, FISH menggunakan probe DNA
warna yang menempel pada daerah tertentu di kromosom sel janin, sehingga sel
tersebut dapat dianalisis menggunakan mikroskop. Probe DNA, yang memiliki
pewarna fluoresen yang berbeda, dicampur dengan sel janin dan dilekatkan pada
kromosom melalui proses yang disebut hibridisasi. Karna labelnya yang berbeda,
pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi lebih dari satu kondisi pada waktu
yang sama.

QF-PCR

Teknik cepat kedua untuk diagnosis trisomi 13, 18, 21 serta kelainan
kromosom seks adalah QF-PCR suatu teknologi yang cepat dan tangguh dan sangat
automatis sehingga membutuhkan staf yang lebih sedikit daripada yang dibutuhkan
pada penentuan kariotipe lengkap dan sekali lagi melibatkan penggunaan teknologi
fluoresen. DNA diekstrasi dari sel janin kemudian kadarnya dilipatgandakan dan
diberi label dengan pewarna fluoresen untuk memungkinkan dilakukan nya analisis.
Suatu sekuenser mengukur daerah spesifik pada molekul DNA dan hasilnya
ditampilkan pada grafik dilayar komputer sebagai rangkaian puncak-puncak. Untuk
meyakinkan bahwa hasilnya akurat, setidaknya dilakukan analisis pada empat
fragmen yang berbeda untuk tiap kromosom.

Karyogram2
Karyotipe adalah gambar penampilan sebenarnya dari kromosom yang terlihat
di bawah mikroskop dan pengaturan yang sesuai. Idiogram adalah representasi
diagram dari kromosom. memungkinkan peta identifikasi kromosom dari genom
haploid. Karyogram adalah istilah lain untuk mewakili seluruh kromosom ditetapkan
sebagai serangkaian kromosom banded. Karakter kariotipe merupakan informasi
fundamental dalam studi sistematis dan evolusi. Pentingnya mempertimbangkan
posisi centromeric dan panjang relatif lengan kromosom untuk klasifikasi kromosom
yang diperlukan untuk mempersiapkan kariotipe. Rasio lengan dapat ditentukan
dengan lengan panjang (P), lengan pendek (Q).
Kromosom diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Metacentric (median centromere)
2. Sub metacentric (sub median centromere)
3. Sub terminal (sub terminal centromere)
4. Telocentric (tail end centromere)

Gambar 1. Kariotipe normal Gambar 2. Sel janin pada meiosis

Gambar 3. Karyotipe 47, XY, +13

USG
Pemeriksaan USG merupakan alat yang sangat berguna bagi pemberi asuhan
kesehatan karena dari pemeriksaan tersebut ia dapat memeriksa banyak tentang detail
dari perkembangan janin. Pemeriksaan USG tidak menimbulkan bahaya bagi anda
maupun bayi.
USG adalah pemeriksaan yang memberikan gambaran dua dimensi tentang
janin atau embrio yang sedang berkembang. Pemeriksaan ini mencakup penggunaan
gelombang suara yang berfrekuensi tinggi yang dibuat dengan memasang pengubah
arus pada alat yang disebut transduser. Transduser tersebut menerima dan
mengirimkan gelombang suara. Sementara hal ini terjadi, anda berbaring terlentang.
Transduser bergerak diatas gel yang sudah dioleskan diatas perut. Transduser tersebut
mengumpulkan gelombang suara acho ketika memantul pada bayi, kemudian
komputer menerjemahkan ke dalam gambar. Sebelum pemeriksaan anda akan diminta
untuk meminum 1 liter air. Dengan meminum 1 liter air, membuat lebih mudah bagi
teknisi untuk melihat rahim. Kandung kemih terletak didepan rahim, jika kandung
kemih penuh, maka rahim terdorong ke depan dan keluar dan keluar dari area panggul
dan dapat dilihat dengan mudah oleh USG.

Pemeriksaan USG digunakan untuk mengidentifikasi kehamilan,


memperlihatkan ukuran dan kecepatan pertumbuhan embrio atau janin, mengukur
kepala janin perut, atau paha untuk menentukan durasi atau lamanya kehamilan, untuk
mengidentifikasi janin tertentu dengan sindrom down, mengidentifikasi abnormalitas
janin seperti hidrosefalus, mengidentifikasi letak, ukuran, dan kematangan plasenta
atau abnormalitas plasenta, untuk mendeteksi IUD, dan untuk membedakan antara
keguguran, kehamilan ektopik, dan kehamilan normal

Diagnosis Banding

Diagnosis banding trisomi 13 adalah dibandingkan dengan trisomi lainnya


yang paling umum yaitu trisomi 18 dan trisomi 21. Berikut adalah tabel perbandingan
yang dapat dilihat:3

Tabel 1. Perbedaan trisomi autosom umum.

Ciri khas Trisomi 21 Trisomi 18 Trisomi 13

Eponim Down syndrome Edwards syndrome Patau syndrome


Insiden kelahiran 1 dari 800 1 dari 6.000 1 dari 12.000

Prenatal Triple screen: AFP Triple screen: AFP Triple screen:


, uE , HCG . , uE , HCG . normal.

USG: defek USG: IUGR, USG: anomali


jantung, atresia oligohidramnion jantung, omfalokel,
duodenal, atau anomali ginjal,
pemendekan tulang polihidramnion, stenosis pilorik.
panjang, mikrosefali,
translusensi nukal, Dandy-Walker
echogenic small malformation,
bowel. defek jantung,
myelomeningocele,
clenched fist,
anomali
ekstremitas, single
umbilical artery.

Pertumbuhan Rendah-normal IUGR pada saat FTT karena


pada saat lahir (10- lahir (1500-2500 kesulitan
25%), kecepatan g), FTT karena menyusui.
pertumbuhan post poor feeding.
natal yang lambat.

Tonus otot Hipotoni Hipertoni Hipo atau hipertoni

Cranium, otak Mikrosefali ringan, Mikrosefali, Mikrosefali,


oksiput datar, 3 kranium sempit, anoftalmia, sloping
fontanel. oksiput prominen. forehead, split
sutures, fontanel
terbuka.

Mata Up-slanting Small palpebral Microphthalmia,


palpebral fissures, fissures, corneal hypotelorism, iris
epicanthal folds, opacity, coloboma, retinal
speckled iris, microphthalmia, dysplasia,
Brushfield spots, coloboma, hamartomatous
strabismus, cataracts. cartilage “islands”.
cataracts, myopia,
glaucoma.

Telinga Small, low-set, Low-set, Low-set,


posteriorly rotated, posteriorly rotated, malformed.
overfolded upper malformed.
helix, hearing loss
(50%).

Hidung, mulut Holds mouth open, Small mouth, Cleft lip & palate.
prominent tongue, micrognathia,
large cheeks, low, choanal atresia.
flat nasal bridge.

Leher Short neck with


excess skin,
atlantoaxial
subluxation.

Skeletal Brachyclinodactyly Clenched hands, Postaxial


of 5th digit, gap overlapping 2nd & polydactyly,
between toes 1 & 2, 5th digits, absent 5th hypoconvex
excess nuchal skin, finger, distal fingernails, flexed,
short stature, crease, hypoplastic overlapped fingers,
ligamentous laxity. nails, short rocker- camptodactyly,
bottom feet, rocker-bottom feet.
prominent heels,
convex soles,
clubfoot, vertebral
anomalies, radial
ray limb defects,
dorsiflexed great
toes.

Cardiorespiratory 60% dengan CHD, 90% dengan CHD, 80% dengan CHD,
AV canal, VSD, ASD, VSD, PDA, VSD, ASD, PDA,
ASD, TOF, PDA. stenosis pulmonal, dextrocardia.
koartasio aorta,
hipoplasia paru.

Gastrointestinal Duodenal atresia Omfalokel, Omfalokel, hernias.


(2-5%), malrotasi, ileal
Hirschsprung atresia, hernias.
disease, atresia
esofagus, fistulas &
webs.

Genitourinary Short labial folds. Ginjal polikistik, Anomali genital,


anomali uretra, ginjal polikistik.
agenesis renal
unilateral,
hipospadia,
cryptorchidism.

Endokrin Hipotiroid (5%), Hipoplasia tiroid &


men almost always adrenal.
infertile, but some
women have
reproduced.

Hematologi Neonatal Hipoplasia timus, Increased nuclear


onkologi trombositopenia, peningkatan projections in
reaksi leukemoid, insiden neutrophils
leukemia hepatoblastoma dan (“drumstick
nonlimfoblastik tumor Wilms. appearance),
akut pada 3 tahun peningkatan risiko
pertama, ALL. keganasan,
hemangioma
kapiler.

Kulit Single palmar Excess arch Occipital scalp


crease, plantar pattern, hypoplastic defects (cutis
crease between 1st nails. aplasia, 50%),
and 2nd toes, distal single palmar
triradii. crease,
hyperconvex,
narrow nails.

Neurologic Seizures (5-10%), Hypertonia, apnea, Holoprosensefali


early onset seizures. (50%), kejang.
Alzheimer
neurodegeneration.

Perkembangan Language motor Severe Severe delay, many


delay, mean IQ 54 psychomotor delay blind & deaf.
(35-65), intensive (100%).
early intervention
critical.

Survival Long term, 95% meninggal 80% meninggal


kematian biasanya dalam 1 tahun saat neonatus,
disebabkan karena pertama, 1% hidup kematian biasanya
penyakit jantung, hingga usia 10 disebabkan karena
infeksi, dan tahun, kematian henti jantung,
keganasan. biasanya CHD, pneumonia.
disebabkan karena
apnea, penyakit
jantung, dan
infeksi.

Diagnosis Kerja
Trisomi 13 / patau syndrome merupakan penyakit kelainan genetik dengan
kromosom 13. Trisomi 13 (47,XX/XY+13) serta memiliki jumlah kromosom 47
(45A+XX atau 45A+XY). Patau syndrome atau dikenal juma trisomi 13 adalah salah
satu penyakit yang melibatkan kromosom, yaitu struktur yang membawa informasi
genetik seseorang dalam gen. Syndrome ini terjadi jika pasien memiliki lebih satu
kromosom pada pasangan ke 13 karena tidak terjadinya persilangan antara kromosom
saat proses meiosis. Beberapa pula disebabkan oleh translokasi Robertsonian. Lebih
satu kromosom pada kromosom yang ke 13 mengganggu pertumbuhan normal bayi
serta menyebabkan munculnya tanda- tanda syndrome patau. Disarankan untuk
pemeriksaan sitogenetik (kromosom) untuk setiap neonatus atau anak yang dicurigai
dengan Trisomi 13 (kariotipe). Jika trisomi 13 dicurigai saat periode prenatal
(biasanya karena pemeriksaan USG, adanya riwayat kelainan kromosom sebelumnya,
atau usia ibu sebagai faktor resiko tinggi) sebaiknya disarankan pemeriksaan
sitogenetik konvensional melalui cairan amnion, vili chorionic, atau darah fetus.
Lakukan pemeriksaan imaging (USG) jika ditemukan holoprosensafali, anomali
jantung atau ginjal. Oleh karena tingginya defek struktural, lakukan evaluasi untuk
intervensi bedah jika pasien telah melewati periode neonatal. Patau syndrome sering
terdeteksi selama kehamilan pada pemindaian anomali janin rutin pada 20 hingga 22
minggu kehamilan. Orang tua dapat memilih untuk tidak melanjutkan kehamilan.
Dalam banyak kasus bayi hilang sebagai keguguran spontan. Kadang-kadang bayi
dapat lahir dengan fitur patau syndrome setelah scan normal pada kehamilan. Dalam
situasi ini, sampel darah dari bayi akan dikirim untuk analisis kariotip untuk
mengkonfirmasikan diagnosis.

Etiologi dan Epidemiologi


Trisomi 13 atau sindrom Patau disebabkan karena penambahan ekstra
kromosom ke-13. Secara normal, manusia memiliki 23 pasang kromosom, dengan
dua kopi kromosomnya termasuk kromosom 13, sehingga dijumlah menjadi 46
kromosom. Pada kromosom 13 mengandung sekitar 114 DNA yang membentuk
pasangan basa, berperan sekitar 3.5-4% total DNA. Kromosom 13 mengandung 600-
700 gen, dengan total jumlah genom manusia sebanyak 20.000-25.000.
Anak dengan trisomi 13 memiliki 3 kopi kromosom ke-13 pada sel-sel
tubuhnya. Jika anak tersebut memiliki 3 kopi kromosom ke-13 hanya pada beberapa
sel, kondisi tersebut disebut sebagai mosaikisme. Terkadang beberapa bagian dari
kromosom 13 menempel pada kromosom lain dengan bagian material yang
mengalami replikasi. Proses ini disebut sebagai translokasi.
Penambahan ekstra kromosom atau penambahan material genetik ekstra
terjadi pada awal perkembangan dari sel telur atau sperma. Para ahli percaya bahwa
penambahan kromosom yang berlebihan inilah yang menyebabkan terjadinya
gangguan pada perkembangan normal dan gejala yang tidak biasa.4

Hanya sekitar 2-3% dari fetus trisomi 13 yang bisa survive sampai lahir,
dengan frekuensi 1 dari 12.500-21.000 kelahiran.5

Patofisiologi

Pada kebanyakan kasus, trisomi terjadi karena adanya nondisjunction meiotik,


di mana kromosom: (1) gagal membentuk pasangan, (2) membentuk pasangan dengan
benar tetapi terpisah dini, atau (3) gagal berpisah. Risiko trisomi autosom meningkat
seiring dengan usia ibu. Oosit tertahan dalam midprofase meiosis I dari lahir hingga
ovulasi—pada beberapa kasus selama 50 tahun. Proses penuaan diperkirakan merusak
kasmata yang menjaga pasangan kromosom tetap bersama. Ketika meiosis
diselesaikan saat ovulasi, nondisjunction menyebabkan satu gamet memiliki dua
salinan kromosom yang terkena. Dan jika ovum ini dibuahi maka akan dihasilkan
trisomi. Gamet yang lain tidak mendapat salinan dan menghasilkan monosomi jika
dibuahi.6

Penatalaksanaan & Prognosis

Penatalaksanaan suportif adalah terapi satu-satunya yang dapat dilakukan pada


bayi dengan trisomi 13.7

Prognosis bayi dengan sindrom Patau adalah bonam. Kebanyakan anak tidak
selamat dalam waktu 3 hari pertama kehidupan, atau banyak dari mereka yang
meninggal pada usia beberapa bulan. Sekitar 1 dari 20 bayi dengan sindrom Patau
hidup selama 6 bulan, dan hanya beberapa yang hidup hingga usia remaja. Penyebab
kematian adalah disebabkan karena gangguan neurologis yang berat, malformasi, dan
komplikasi kardiopulmonal.8
Kesimpulan

Bedasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang didapat, neonatus usia 39


minggu menderita patau syndrome atau trisomi 13. Trisomy 13 atau patau syndrome
merupakan kelainan kromosom karna adanya ekstraduplikasi kromosom 13, yang
umumnya terjadi saat konsepsi dan kemudian ditransmisikan ke setiap sel tubuh.
Karna normal genom autosomal manusia adalah 2 duplikat, munculnya autosomal ke
3 pada trisomy 13 menyebabkan berbagai gangguan pertumbuhan dan malformasi
pada tubuh bayi terutama gangguan pada organ jantung menyebabkan bayi tidak
mempunyai usia harapan hidup yan tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sacher R A, McPherson R A. Pemeriksaan laboratorium. Ed 11. Jakarta :


EGC; 2004. Hal 64-5
2. Jha T B, Ghosh B. Tissue Cluture. India : Universitas Press; 2005. Hal 136
3. Zaoutis LB, Chiang VW. Comprehensive pediatric hospital medicine.
Philadelphia: Mosby Elsevier; 2007; p. 826-7.
4. Kelly EB. Encyclopedia of human genetics and disease. USA: Evelyn B.
Kelly; 2013; p. 811-2.
5. Zaoutis LB, Chiang VW. Comprehensive pediatric hospital medicine.
Philadelphia: Mosby Elsevier; 2007; p. 826-7.
6. Cunninghalm, Leveno, Bloom, Hauth, Rouse, Spong. Obstetri williams.
Edisi ke-23. Jakarta: EGC; p. 281-2; 284; 302; 307.
7. Proffesional guide to diseases. 9th ed. China: Lippincott Williams &
Wilkins; 2009. p. 1139.
8. Lescher PJ. Pathology for the physical therapy assistant. USA: F. A. Davis
Company; 2011; p. 57.

Anda mungkin juga menyukai