Hasil Pengamatan 2
Hasil Pengamatan 2
Buah Zaitun
44.1 Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Lamiales
Famili: Oleaceae
Genus: Olea
Spesies: O. europaea
44.2 Morfologi
tumbuh sebagai pohon atau perdu hijau abadi mempunyai bunga berbentuk lonceng
pendek dan gemuk, tingginya jarang melebihi 8–15 m (26–49 ft), kecuali varietas
Pisciottana yang lebih besar dan tinggi
daun tunggal dengan kedudukan berhadapan tanpa daun penumpu, berwarna hijau
keperakan, berbentuk lonjong dengan panjang 4–10 cm (1,6–3,9 in) dan lebar 1–3 cm
(0,39–1,18 in)
batang keriput dan terpelintir
bunga banci atau berkelamin tunggal dan buah menumpang; bunga kecil-kecil berwarna
putih berbulu, dengan calyx dan corolla berbelah sepuluh, dua stamen dan stigma bifid ,
biasanya tumbuh pada kayu tahun sebelumnya
buahnya kecil berupa buah batu (drupe), panjangnya 1–2,5 cm (0,39–0,98 in) dengan biji
memiliki endosperma. Buahnya berukuran lebih kurus dan kecil pada tanaman liar
dibandingkan pada pembudidayaan.
Zaitun mulai berbuah saat berumur lima tahun dan usianya dapat mencapai ribuan tahun,
sehingga yang tadinya perdu telah menjadi pohon besar. Pohon zaitun yang berumur
ribuan tahun di antaranya pernah ditemukan di Palestina yang bertahan hidup hingga 2000
tahun.
Zaitun dipanen pada waktu masih hijau sampai sudah berwarna ungu. Buah zaitun hitam
dalam kaleng mungkin mengandung bahan kimia (biasanya fero sulfat) yang
menjadikannya berwarna hitam secara buatan. Biji Olea europaea biasanya dalam bahasa
Inggris di Amerika disebut pit atau rock, sedangkan di Inggris sebagai stone, semuanya
bermakna "batu".
43 Buah Tin (Ficus carica)
43.1 Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Rosales
Famili: Moraceae
Genus: Ficus
Subgenus: Ficus
Spesies: F. carica
43.2 Morfologi
Tumbuh di daerah Asia Barat, mulai dari pantai Balkan hingga Afganistan. Sekarang
dibudidayakan pula di Australia, Cile, Argentina, serta Amerika Serikat. Habitus berupa pohon,
besar dan dapat tumbuh hingga 10m dengan batang lunak berwarna abu-abu. Daunnya cukup
besar dan berlekuk dalam, 3 atau 5 cuping. Bunga tin tidak tampak karena terlindung oleh dasar
bunga yang menutup sehingga dikira buah. Penyerbukan dilakukan oleh sejenis tawon khusus,
sama seperti serangga yang menyerbuki jenis-jenis Ficus lainnya. Yang disebut buah sebetulnya
adalah dasar bunga yang membentuk bulatan. Tipe ini khas untuk semua anggota suku ara-araan
(Moraceae). Buahnya berukuran panjang tiga hingga 5 cm, berwarna hijau. Beberapa kultivar
berubah warna menjadi ungu jika masak. Getah yang dikeluarkan pohon ini dapat mengiritasi
kulit.
42.1 Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Clade: Angiosperms
Clade: Eudicots
Clade: Rosids
Order: Vitales
Family: Vitaceae
Subfamily: Vitoideae
Genus: Tetrastigma
42.2 Morfologi
Tetrastigma adalah genus tumbuhan dalam keluarga anggur, Vitaceae . Tumbuhan adalah liana
yang memanjat dengan sulur dan memiliki daun majemuk. Spesies ini ditemukan di daerah
subtropis dan tropis di Asia , Malaysia , dan Australia , di mana mereka tumbuh di hutan hujan
primer, hutan galeri dan hutan musim hujan dan hutan lembab. Spesies genus ini terkenal sebagai
satu-satunya penghuni tanaman parasit dalam keluarga Rafflesiaceae , salah satunya, Rafflesia
arnoldii , menghasilkan bunga tunggal terbesar di dunia.
42.1 Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Clade: Angiosperms
Clade: Eudicots
Clade: Asterids
Order: Lamiales
Family: Gesneriaceae
Genus: Aeschynanthus
Species: A. radicans
42.2 Morfologi
Aeschynanthus radicans adalah tanaman mirip tumbuhan asli daerah tropis lembab di
Semenanjung Malaya di selatan hingga Jawa . Ini adalah epifit atau lithophyte yang tumbuh
hingga 1,5 m, dengan daun hijau kasar yang memiliki panjang 4–8 cm, ovate hingga lanset,
berseberangan atau melingkar. Bunganya berbentuk terminal, berbentuk tabung, sepanjang 5-7,5
cm, dengan lobus atas lebih pendek dari yang lebih rendah. Mereka biasanya berwarna merah
dengan leher kuning.
40 Bunga Bangkai
40.1 Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Ordo: Alismatales
Famili: Araceae
Subfamili: Aroideae
Bangsa: Thomsonieae
Genus: Amorphophallus
40.2 Morfologi
morphophallus adalah nama marga tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae). Bunga dan
tumbuhan vegetatifnya (daun) tumbuh bergantian. Bunganya pada waktu-waktu tertentu
mengeluarkan bau bangkai yang keras, sehingga umum dinamai sebagai bunga bangkai.
Beranggotakan sekitar 200 spesies, herba berumbi ini menyebar di wilayah tropika dan ugahari.
Nama ilmiahnya berasal dari bentuk bunganya yang menyerupai penis rusak (Gr.: amorphos,
bentuk yang rusak; phallos, alat kelamin lelaki). Umbi dan bagian-bagian lain dari tanaman
mengeluarkan getah yang gatal. Namun umbi dari beberapa jenisnya dapat dimakan setelah
diproses dengan cara tertentu, atau diolah lebih lanjut menjadi tepung bahan kue-kue dan
makanan lain.
39.1 Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Asparagales
Famili: Orchidaceae
Genus: Dendrobium
Spesies: D. crumenatum
39.2 Morfologi
Anggrek merpati (Dendrobium crumenatum) merupakan anggrek yang cukup populer karena
bentuk bunganya yang seperti burung merpati sedang terbang. Anggrek merpati memiliki habitat
hidup yang luas, mulai dari Indonesia, Singapura, Thailand, hingga ke Filipina dan Papua,
sehingga mudah ditemui bahkan pada cabang-cabang pohon di pinggir jalan sekalipun. Anggrek
ini juga dapat bertahan hidup hampir di mana pun, baik itu daerah dataran tinggi maupun dataran
rendah. Anggrek merpati mempunyai bunga dengan sepal dan petal berwarna putih dengan
bentuk lidah (labellum) bervariasi dan memiliki warna putih dengan sedikit kekuningan.
Bunganya harum semerbak, terutama di pagi hari dan biasanya hanya bertahan sehari. Mekarnya
bunga seringkali secara bersamaan dan dipengaruhi oleh perbedaan suhu yang ekstrem
(misalnya: hujan deras pada musim kemarau). Anggrek merpati termasuk dalam anggrek
golongan monopodial dengan bentuk bulb membengkak pada bagian bawah dan pipih pada
bagian atas. Akarnya bulat pipih berwarna putih memanjang. Anggrek ini termasuk anggrek
yang rajin menghasilkan keiki.
38 Auracaria
38.1 Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Pinophyta
Kelas: Pinopsida
Ordo: Pinales
Famili: Araucariaceae
Genus: Araucaria
38.2 Morfologi
Araucaria terutama merupakan pohon besar dengan batang tegak yang sangat besar, mencapai
tinggi 30–80 m. Cabang horizontal yang menyebar tumbuh dalam gelungan dan ditutupi daun
yang kasar atau mirip jarum. Pada beberapa spesies, daunnya berbentuk jarum dan lanceolate
(panjang, lebar di tengah), sedikit tumpang-tindih satu sama lain, pada spesies lain daunnya lebar
dan pipih, dan bertumpang tindih. Pohon-pohon ini kebanyakan bersifat dioecious, runjung
jantan dan betina berada pada pohon yang terpisah, meskipun kadang ada individu yang
monoecious (junjung jantan dan betina dalam satu pohon) atau berganti kelamin sewaktu-waktu.
Runjung betina biasanya berada tinggi di atas pohon, berbentuk bulat, dan beragam ukurannya
antar spesies dari diameter 7–25 cm . Runjung-runjung itu mengandung 80-200 biji besar yang
dapat dimakan, seperti kacang pinus meski lebih besar. Runjung jantan lebih kecil dengan
panjang 4–10 cm, bentuk silindris sempit hingga lebar, lebarnya 1,5–5 cm.
37 Paku Sarang Burung (Asplenium nidus)
37.1 Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Pteridophyta
Kelas: Polypodiopsida
Ordo: Polypodiales
Famili: Aspleniaceae
Genus: Asplenium
Spesies: A. nidus
37.2 Morfologi
Paku sarang burung (Asplenium nidus) merupakan jenis tumbuhan paku populer sebagai
tanaman hias halaman. Orang Sunda menyebutnya kadaka, sementara dalam bahasa Jawa
dikenal dengan kedakah. Penyebaran alaminya adalah di sabuk tropis Dunia Lama (Afrika
Timur, India tropis, Indocina, Malesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifik. Walaupun
dalam artikel ini paku sarang burung disamakan dengan A. nidus hasil penelitian terakhir
menunjukkan kemungkinan revisi, bahwa paku sarang burung mencakup beberapa jenis
berkerabat dekat namun berbeda. A. australasiaticum juga sering dianggap sebagai paku sarang
burung. Paku ini mudah dikenal karena tajuknya yang besar, entalnya dapat mencapai panjang
150 cm dan lebar 20 cm, menyerupai daun pisang. Peruratan daun menyirip tunggal. Warna helai
daun hijau cerah, dan menguning bila terkena cahaya matahari langsung. Spora terletak di sisi
bawah helai, pada urat-urat daun, dengan sori tertutup semacam kantung memanjang (biasa pada
Aspleniaceae). Ental-ental yang mengering akan membentuk semacam "sarang" yang
menumpang pada cabang-cabang pohon. "Sarang" ini bersifat menyimpan air dan dapat
ditumbuhi tumbuhan epifit lainnya.
36.1 Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malpighiales
Famili: Salicaceae
Bangsa: Flacourtieae
Genus: Flacourtia
Spesies: F. inermis
36.1 Morfologi
Lobi-lobi (Flacourtia inermis) adalah pohon buah-buahan yang berasal kawasan Asia beriklim
tropis termasuk Malesia. Tumbuhan tahunan ini dalam bahasa Inggris disebut batoko plum, dan
juga ditanam di kawasan tropis Dunia Baru. Pohon ini ditanam sebagai peneduh dan diambil
buahnya. Orang Minangkabau menyebutnya lubi-lubi, dan orang Batak menyebutnya balakko.
Bentuk tumbuhan berupa pohon dengan ketinggian 3 m hingga 10 m. Daun tunggal, duduk
berseling, dan bertangkai pendek. Helaian daun bentuknya lonjong, panjang 8-20 cm, lebar 3-15
cm. Buah buni, bulat, berbiji banyak, diameter 1-3 cm. Kulit buah lunak, permukaan licin. Buah
muda berwarna hijau kekuningan, bila sudah masak kulit buah berwarna merah tua hingga ungu
kehitaman. Rasa buah masam hingga sangat masam, kadang-kadang manis atau sepat. Daging
buah hanya sedikit mengandung air. Buah dimakan setelah dijadikan rujak, selai, manisan, atau
dimasak dengan gula untuk diminum sebagai sirup.
35.1 Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Subfamili: Bambusoideae
Bangsa: Bambuseae
Genus: Dendrocalamus
Spesies: D. asper
35.2 Morfologi
Bambu merumpun, rebungnya hitam keunguan, tertutup oleh bulu-bulu (miang) seperti beledu
cokelat hingga kehitaman. Buluh berukuran besar, panjang ruas 40-50 cm dan garis tengahnya
12-18(-20) cm, secara keseluruhan buluh mencapai tinggi 20 m dengan ujung yang melengkung;
warnanya bervariasi dari hijau, hijau tua, hijau keunguan, hijau keputihan, atau bertotol-totol
putih karena liken. Buku-bukunya dikelilingi oleh akar udara. Tebal dinding buluhnya antara 11
sampai 36 mm. Pelepah buluh berukuran besar, lk. 50 × 25 cm, tertutup oleh miang berwarna
hitam hingga cokelat tua; kupingnya membulat dan terkadang mengeriting hingga dasar daun
pelepah buluh, tinggi 7 mm dengan bulu kejur hingga 5 mm; ligula (lidah-lidah) menggerigi
tidak teratur, tinggi 7-10 mm dengan bulu kejur pendek hingga 3 mm; daun pelepah buluh
menyegitiga dengan dasar menyempit, terkeluk balik. Daun pada ranting dengan pelepah yang
lokos atau bermiang pucat jarang-jarang, tanpa kuping, ligula lk. 2 mm, helaian berukuran 15-
30(-45) × 1-2,5(-8,5) cm, sisi bawahnya agak berbulu; tangkai daun amat pendek. Perbungaan
berupa malai pada ranting tak berdaun, dengan kelompok-kelompok spikelet pada masing
masing bukunya. Spikelet bentuk elipsoid, 6-9 × 4-5 mm, sedikit memipih ke samping, berisi 1-2
gluma dan 4-5 floret. Pada saat ini betung didapati ditanam di seluruh Asia tropis, dan
diintroduksi ke berbagai negara lain termasuk Ghana, Benin, Kongo, Kenya, dan Madagaskar.
Tumbuhan ini menyebar hingga ketinggian 1.500 m dpl., namun di Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango betung tercatat hingga ketinggian 1.910 m dpl. Betung tumbuh baik pada tanah-
tanah aluvial yang lembab dan subur, meskipun bambu ini juga mampu tumbuh di tempat-tempat
kering di dataran tinggi maupun rendah. Bambu betung tumbuh subur terbaik pada ketinggian
400–500 m dpl di daerah dengan curah hujan tahunan rata-rata sekitar 2.400 mm. Tanaman ini
tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah, tetapi tumbuh dengan lebih baik pada tanah-tanah
berat berdrainase baik. Menyukai sinar matahari penuh, suhu minimum supaya dapat tumbuh
dengan baik adalah 25 °F.
34. Cobaya