Anda di halaman 1dari 11

Uji Ekstrak Etanol Daun Ketepeng Cina (Cassia Alata L.

) Dalam Menghambat
Degranulasi Sel Mast Pada Mencit Putih Jantan Yang Tersensitisasi Aktif Secara
In Vitro

Yufri Aldi 1) , Miming Andika 2) , Zet Rizal 2)


1). Fakultas Farmasi Universitas Andalas (UNAND) Padang.
2). Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang.

Email: mimingandika@gmail.com

ABSTRAK

Daun ketepeng cina telah digunakan oleh masyarakat untuk obat anti parasit, kurap, kudis dan panu. Dari
hasil penelitian sebelumnya menunjukkan ekstrak daun ketepeng cina mempunyai efek terhadap aktivitas dan
kapasitas fagositosis sel makrofag. Pada penelitian ini bertujuan untuk melihat efek ekstrak daun ketepeng cina
dalam menghambat degranulasi sel mast mencit putuh jantan yang alergi dengan putih telur ayam ras. Penelitian
ini dilakukan secara invitro, diambil suspensi sel mast yang telah diinduksi putih telur ayam ras yang di uji
dengan ekstrak, selanjutnya dihitung jumlah sel mast yang masih terbentuk granul. Ekstrak daun ketepeng cina
dibagi menjadi 5 konsentrasi yaitu 25, 50, 100, 200, dan 400 g/mL. Setelah diinkubasi selama 30 menit,
suspensi sel mast dihitung yang masih terbentuk granulasi. Hasil persentase degranulasi dari masing-masing
konsentrasi 25, 50, 100, 200, dan 400 g/mL adalah 67,39 %, 62,58 %, 55,92 %, 48,04 %, dan 30,83 %. Dari
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun ketepeng cina dapat mencegah terbentuknya degranulasi
sel mast yang tersensitisasi aktif pada mencit putih jantan.

Kata kunci: Cassia Alata L, degranulasi, sel mast, anafilaksis, sensitisasi.

ABSTRACT

Cassia alata L. leaves has been used by the community for anti-parasitic drugs, ringworm, scabies and
turtles. From the results of previous research showed that the leaves extract of Cassia alata L. has an effect on
the activity and capacity of phagocytosis of magrophage cells. In this study aims to see the effect of leaf extract
of Cassia alata L. in inhibiting degranulation of mast cells of male males who are allergic to egg white chicken.
This research was done by invitro, taken by suspension of mast cells that have been induced egg white of
chicken that tested by extract, then counted the number of mast cells still formed granule. The leaves extract of
Cassia alata L. is divided to 5 concentrations 25, 50, 100, 200, and 400 g/mL. After incubation for 30
minutes, the mast cell suspension was calculated which still formed granulation. The result of percentage of
degranulation from each concentration 25, 50, 100, 200, and 400 g/mL was 67.39 %, 62.58 %, 55.92 %, 48.04
%, and 30.83 %. From result of research can be concluded that leaf extract of Cassia alata L. can prevent the
formation of degranulation of mast cells that sensitized active on male white mouse.

Keywords: Cassia Alata L, degranulation, mastocytes, anaphylactic, sensitized.

PENDAHULUAN dalam sitoplasmanya yang dapat


Reaksi alergi yang terjadi di tubuh diperlihatkan dengan pewarnaan basa
dapat diperantarai oleh aktivitas sel mast. toluidin blue. Sel mast sering dijumpai
Sel mastosit dilibatkan dalam reaksi alergi pada jaringan penghubung, lebih tepatnya
yakni pada reaksi tipe I. Reaksi tipe I didekat pembuluh darah dan limfa
dikenal dengan reaksi segera (anafilaksis). (Subowo, 2010).
Bila antigen, khususnya alergen, berikatan Degranulasi sel mastosit adalah
dengan molekul IgE yang sebelumnya proses pelepasan komponen-komponen
telah melekat pada permukaan mastosit yang terdapat didalam granul sel mastosit
dan basofil, maka hal itu akan terebut seperti histamin, heparin dan
menyebabkan dilepaskannya berbagai prostagladin. Senyawa yang dikeluarkan
mediator oleh mastosit dan basofil ini berefek kemotaksis terhadap sel-sel
(Subowo, 2010). inflamasi dan memediasi timbulnya reaksi
Sel mast merupakan sel-sel besar alergi (Parslow et al., 2001).
berinti bulat dengan penuh butir-butir
1
Pengobatan alergi dapat dilakukan bedah, haemocytometer, mikroskop,
dengan berbagai cara antara lain : vortex, spektrofotometer UV-Vis,
meningkatkan antibodi IgG dan IgM inkubator.
sehingga antigen yang masuk dapat
dihancurkan melalui sistem komplemen, Bahan
pemberian obat yang berefek anti histamin, Bahan yang digunakan dalam
mengurangi kadar antibodi IgE sehingga penelitian ini adalah daun ketepeng cina,
ikatan antara antigen dengan antibodi IgE aquadest, etanol 70 %, Natrium carboxy
dapat dihambat, mencegah masuknya methyl cellulose (Na CMC), etanol 95 %,
antigen kedalam tubuh, selain itu juga aminophilline 24 mg/mL, natrium klorida
dapat dilakukan dengan menghambat fisiologis 0,9 %, heparin, kalsium klorida,
terjadinya degranulasi mastosit sehingga kalium klorida, natrium klorida, biru
tidak terjadi pelepasan mediator - mediator toluidin, gelatin, putih telur ayam ras,
kimia yang dapat menstimulasi terjadinya silica gel 60 F254, etil asetat, asam format,
reaksi hipersensitifitas (Hasdianah et al., biru toluidin, gelatin, Silica gel 60 F254,
2014). natrium asetat, mencit putih jantan.
Tanah air Indonesia kaya akan
sumber bahan obat alam dan tradisional Prosedur
yang secara turun-temurun telah digunakan Persiapan sampel
sebagai ramuan obat tradisional. Sampel yang digunakan untuk
Pengobatan tradisional dengan tanaman penelitian ini adalah daun ketepeng cina
obat diharapkan dapat dimanfaatkan dalam (Cassia alata L.) sebanyak 6000 gram,
peningkatan kesehatan masyarakat. yang diambil di Jalan DPR ujung, RT 04/
(Wijayakusuma, 1999). Salah satu RW 14, Kelurahan Dadok Tunggul Hitam,
tumbuhan yang berkhasiat secara Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang,
tradisional adalah tumbuhan ketepeng cina Provinsi Sumatra Barat.
(Cassia alata L.). Secara tradisional daun
ketepeng cina digunakan sebagai Pembuatan Ekstrak Etanol Daun
antiparasit, laksan, kurap, kudis, panu Ketepeng Cina
(Kusmardi et al., 2007). Juga bisa Serbuk simplisia daun ketepeng cina
mengobati malaria yang disebabkan oleh direndam dengan etanol 70%, selama 6
Plasmodium falcifarum (Murni et al., jam pertama sambil sekali-sekali diaduk,
2014). kemudian didiamkan selama 18 jam.
Untuk itu dalam penelitian ini dicoba Maserat dipisahkan dengan cara
meneliti aktivitas dari ekstrak etanol daun penyaringan. Proses penyarian dilakukan
ketepeng cina dalam menghambat pengulangan 3 kali dengan menggunakan
deganulasi sel mast pada mencit putih jenis dan jumlah pelarut yang sama.
jantan yang diinduksi dengan putih telur Semua maserat dikumpulkan, kemudian
ayam secara in vitro. diuapkan dengan rotary evaporator hingga
diperoleh ekstrak kental. (Depkes RI,
METODE PENELITIAN 2011). Rendemen yang diperoleh
Alat ditimbang dan dihitung:
Alat-alat yang digunakan pada Berat ekstrak kental
penelitian ini adalah botol gelap, % Rendemen = x 100 %
Berat simplisia kering
timbangan hewan, timbangan analitik,
kandang hewan, rotary evaporator, gelas Hewan Percobaan
ukur, labu ukur, tabung reaksi, lumpang, Hewan yang digunakan adalah
stemper, spatel, sudip, cawan penguap, mencit putih jantan umur 8-12 minggu
stop watch, termometer, mikropipet, alat dengan berat antara 20-30 gram sebanyak
2
10 ekor. Sebelum diperlakukan mencit diambil 1mL dari konsentrasi 10.000
diaklimatisasi selama 7 hari dengan diberi µg/mL lalu disuspensikan dalam 10 mL
makan dan minum yang cukup. Hal ini NaCMC 0.5% sehingga didapat
bertujuan untuk penyesuaian lingkungan, konsentrasi 1000 µg/mL . Kemudian
mengontrol kesehatan dan berat badan. diambil 1mL dari konsentrasi 1000 µg/mL
Hewan yang sakit dengan tanda-tanda bulu lalu disuspensikan dalam 10 mL NaCMC
berdiri, aktivitas motorik dan berat badan sehingga didapat konsentrasi 100 µg/mL.
menurun tidak dipakai dalam penelitian. Demikian seterusnya sampai diperoleh
Hewan yang digunakan adalah mencit konsentrasi 50, 25, 10, dan 5 µg/mL.
yang sehat yakni berat badan selama
diaklimatisasi tidak mengalami perubahan Pembuatan Larutan Biru Toluidin
lebih dari 10 % dan secara visual Campurkan NaCl fisiologis
menunjukkan prilaku yang normal (Vogel, sebanyak 39 mL dengan asam asetat
2002). glasial 1 mL, 10 mL formaldehid 37 %
(v/v) dan etanol 95 % sebanyak 50 mL,
Perencanaan Dosis kemudian kocok. Setelah itu tambahkan
Dosis ekstrak etanol daun ketepeng biru toluidin 100 mg dan kocok hingga
cina yang digunakan adalah 25, 50, 100, didapatkan larutan biru toluidin (Aldi et
200, dan 400 µg/mL. al., 2008).

Larutan Na CMC 0,5 % Pembuatan Larutan Tyrode


Taburkan 500 mg Na CMC dalam 10 Larutan yang dibuat merupakan
mL air panas yang telah dimasukkan larutan Tyrode induk dan larutan Tyrode
kedalam lumpang panas, biarkan selama encer. Pembuatan larutan Tyrode induk
15 menit, kemudian gerus hingga dengan cara mencampurkan NaCl 160
homogen dan encerkan dengan aquadest gram, KCl 4 gram, CaCl 2 gram, NaHPO4
hingga volume 100 mL. 1 gram dan aquadest hingga volumenya
2000 mL. Untuk larutan Tyrode encer,
Pembuatan Larutan Antigen diambil 50 mL larutan Tyrode induk dan
Sebagai antigen digunakan putih ditambahkan dengan NaHCO3 sebanyak 1
telur ayam ras, dimana diambil 5 mL putih gram, glukosa 1 gram, dan aquadest
telur ayam ras ditambahkan dengan 5 mL hingga 1000 mL.
NaCl fisiologis 0,9 % sehingga diperoleh
larutan dengan konsentrasi 50 %. Pengujian Degranulasi Mastosit
Kemudian larutan 50 % diambil 5 mL lalu Tersensitisasi Aktif
dicukupkan volumenya hingga 10 mL a. Pembuatan Suspensi Mastosit
dengan NaCl fisiologis 0.9 % sehingga Tersensitisasi
diperoleh larutan dengan konsentrasi 25%.
Lakukan pengenceran seperti diatas Pada hari pertama, mencit disuntikan
sampai diperoleh konsentrasi 12,5 %, 10 secara intaperitoneal dengan antigen
%, 5 %, dan 1 % telur ayam ras 25 % 0,2 mL/ 20 g BB.
Pada hari ke-7 dan ke-14 diulangi lagi
Pembuatan Larutan Pembanding penyuntikan antigen telur ayam ras 25
Zat pembanding yang digunakan % 0.1 mL/ 20 g BB secara subkutan.
adalah Aminophylline 24 mg/ml. Dipipet Pada hari ke-21 setelah penyuntikan
Aminophylline 24 mg/mL sebanyak 4,166 pertama mencit dipuasakan selama 18
mL lalu disuspensikan dalam 10 mL jam, kemudian mencit dikorbankan.
NaCMC 0.5% sehingga didapatkan Kemudian segera suntik dengan 2 mL
konsentrasi 10.000 µg/mL. Kemudian larutan Tyrode yang telah
3
ditambahkan gelatin 0.1 % dan uji (ekstrak daun ketepeng cina &
heparin 50 µg/ mL secara intra Aminophylin)
peritoneal, lalu bagian perut dipijat
perlahan selama 10 menit, lalu Sebanyak 50 µl suspensi mastosit
dibedah dan diambil cairan peritoneal dimasukkan kedalam tabung reaksi,
sebanyak mungkin, masukan dalam ditambahkan 30 µl larutan uji, 10 µl
tabung sentrifus dan sentrifus selama larutan antigen putih telur ayam ras
10 menit dengan kecepatan 2000 rpm. dan 10 µl larutan biru toluidin.
Bagian supermatan dibuang dan Campuran diaduk secara perlahan
endapan dicuci 2 kali dengan larutan dengan menggunakan alat vortek dan
Tyrode sama banyak, kemudian diinkubasikan selama 30 menit pada
endapan diambil dan dicukupkan suhu 37oC, campuran diteteskan diatas
volume hingga 1 mL dengan larutan haemositometer dan dihitung jumlah
Tyrode dan siap untuk pengujian. mastosit dibawah mikroskop dengan
pembesaran 100 kali. Data yang
b. Menghitung Mastosit Tersensitisasi diperoleh dari hasil pengujian
degranulasi sel mast dinyatakan dalam
Sebanyak 50 µl suspensi mastosit bentuk persentase degranulasi.
dimasukkan kedalam tabung reaksi,
p−s
ditambahkan 40 µl larutan Tyrode % Degranulasi = × 100%
p
dan 10 µl larutan biru toluidin, lalu
Keterangan :
diaduk perlahan dengan menggunakan
p = Jumlah mastosit sebelum
vortek dan dinkubasikan selama 30
perlakuan
menit pada suhu 37oC. Kemudian
s = Jumlah mastosit setelah
campuran diteteskan diatas
perlakuan
haemositometer dan dihitung jumlah
mastosit dibawah mikroskop dengan
e. Perhitungan Jumlah Sel Mast
pembesaran 400 kali.
Dengan Hemositometer
c. Degranulasi Mastosit Oleh Antigen
Bersihkan permukaan
Sebanyak 50 µl suspensi mastosit di hemositometer dengan tisu bersih
masukkan kedalam tabung reaksi, lalu dan etanol dengan hati hati dan
ditambahkan 30 µl larutan Tyrode, 10 bagian permukaan atas
µl larutan antigen, 10 µl larutan biru haemositometer ditutup dengan
toluidin dan aduk secara perlahan cover glass yang sebelumnya telah
dengan menggunakan alat vortek. dibersihkan juga. Pipet suspensi sel
Campuran ini kemudian diinkubasi mast dengan menggunakan pipet
selama 30 menit pada suhu 37oC, mikro (10 µL) dan diamkan hingga
diteteskan diatas haemositometer dan 10 menit agar suspensi sel mast
dihitung jumlah mastosit dibawah dapat mengisi ruang kapiler
mikroskop dengan pembesaran 100 hemositometer.
kali. Larutan antigen putih telur ayam
ras dibuat dengan konsentrasi HASIL DAN PEMBAHASAN
berbeda-beda sehingga di dapatkan Dalam penilitian digunakan tanaman
konsentrasi yang mendegranulasi daun ketepeng cina (Cassia alata L.)
mastosit secara maksimal. seperti terlihat pada Gambar 1. Daun
ketepeng cina, yang telah di ekstraksi
d. Pengujian aktivitas Penghambatan dalam penelitian ini sebanyak 200 g
Degranulasi Mastosit oleh larutan diperoleh total ekstrak kental sebanyak
4
48,4771 g dengan nilai rendemen sebesar ras yang lebih rendah dengan tujuan agar
24,2385%. Ekstrak yang diperoleh tidak menimbulkan reaksi shok anafilaksis
dilakukan karakterisasi sehingga diperoleh dan kematian hewan percobaan (Price &
susut pengeringan dari ekstrak sebesar Hamilton, 2007). Reaksi anafilaksis terjadi
17,0506% dan ini memenuhi persyaratan. karena proses degranulasi sel mast dan
Hasil kadar abu total dari ekstrak diperoleh basofil di dalam tubuh. Reaksi ini terjadi
4,58% dan menuhi persyaratan. saat antigen berikatan dengan antibodi IgE
yang ada pada permukaan sel mast dan
basofil. Ikatan ini dalam hitungan beberapa
menit dapat menyebabkan degranulasi sel
mastosit yang berakibat pengeluaran
mediator (terutama histamin) (Parslow et
al., 2001).
Pada hari ke-21 setelah penyuntikan,
mencit dipuasakan selama 18 jam,
kemudian di korbankan dan segera
disuntik dengan 2 mL larutan tyrode yang
Gambar 1. Daun ketepeng cina (Cassia telah ditambahkan gelatin 0,1 % dan
alata L.) heparin 50 µg/mL sebelumnya secara
intraperitoneal. Bagian perut lalu dipijat
Pada hari pertama dilakukan
secara perlahan-lahan selama 10 menit,
sensitisasi terhadap hewan percobaan
lalu dibedah secara hati-hati dan diambil
dengan cara menyuntikkan putih telur
cairannya sebanyak mungkin, lalu
ayam ras 25% secara intraperitoneal
masukan kedalam mikrotube dan sentrifus
sebanyak 2 mL/20g BB mencit sebagai
selama 10 menit dengan kecepatan 2000
antigen. Putih telur ayam ras digunakan
rpm. Setelah itu bagian supernatan dibuang
sebagai antigen karena putih telur ini sifat
dan endapan dicuci dua kali dengan larutan
imunogeniknya cukup tinggi (Kim, 2008).
tyrode sama banyak, kemudian endapan
Dengan kandungan protein yang cukup
dicukupkan volume hingga 1 mL dengan
tinggi yaitu sekitar 12 % (Sirait, 1986).
larutan tyrode. Dan suspensi mastosit siap
Tujuan sensitisasi pertama adalah untuk
untuk di uji.
membangkitkan respon imun primer.
Perhitungan jumlah sel dilakukan
Penyuntikan antigen pertama dilakukan
dengan alat hemositometer. Sebelum
secara intraperitoneal bertujuan agar
mengunakan hemositometer. Bersihkan
proses pengenalan antigen lebih cepat oleh
permukaan hemositometer dengan tisu
sel limfosit. Proses pengenalan ini
bersih dan etanol dengan hati hati dan
dilakukan oleh sel makrofag, karena sel ini
bagian permukaan atas hemositometer
merupakan sel APC (antigen precenting
ditutup dengan cover glass yang
cell) dan banyak terdapat pada rongga
sebelumnya telah dibersihkan juga. Pipet
perut (Kimura et al., 1978).
suspensi sel mastosit dengan
Pada hari ke-7, 14, dan 21 hewan
menggunakan pipet mikro sebanyak 10 µL
diboster kembali dengan antigen yaitu
dan diamkan hingga 10 menit agar
putih telur ayam ras 25% secara subkutan
suspensi sel mast dapat mengisi ruang
sebanyak 1 mL/20 g BB. Tujuan
kapiler hemositometer dan hitunglah
pembosteran ini adalah untuk
jumlah sel dalam dua puluh lima kamar
memperbanyak terbentuknya antibodi IgE,
hitung.
sehingga reaksi alergi semakin hebat.
Bentuk sel mast normal dibawah
Pembosteran diberikan secara subkutan
mikroskop terlihat warna ungu dan
dan dengan dosis antigen putih telur ayam
dibagian tengah bergranul., untuk lebih
5
jelasnya dapat dilihat Gambar 2. Sel mast
yang telah terdegranulasi tidak terlihat lagi
karena telah hancur dan tidak mengikat zat
warna lagi. Semakin banyak sel yang
terdegranulasi maka semakin sedikit sel
yang terlihat.

Gambar 2. Foto sel mastosit yang


diisolasi dari cairan
peritoneal mencit putih
jantan dengan pembesaran
400x.

Tabel 1.. Jumlah sel mast dan rata rata persentase degranulasi sel mast yang aktif oleh
antigen putih telur ayam ras dengan berbagai konsentrasi
Hewan I Hewan II Hewan III
Jumlah sel
Jumlah sel Jumlah sel
Perhitungan
Perhitungan (P) Perhitungan (P)
Perla- (P)
(x104) (x104)
kuan (x104)
% % % Rata-rata
Rata Degra Rata Degra Rata Degran % deg
Rata nulasi Rata nulasi Rata ulasi ± SD

0,00
F 188 0,00 183 0,00 163 0,00
±0,00
8,23±
Ag1 174 7,45 165,5 9,56 150,5 7,67
1,16
9,86±
Ag2 172 8,51 159 13,11 150 7,97
2,82
15,95±
Ag3 152,5 18,88 148,5 18,85 146,5 10,12
5,05
25,72±
Ag4 136 27,66 134,5 26,50 125,5 23,00
2,42
35,67±
Ag5 106,5 43,35 126 31,15 110 32,51
6,68
48,43±
Ag6 99 47,34 74,5 59,29 100 38,65
10,36

6
48.43 Ag3 : Antigen konsentrasi 10%
50 Ag4 : Antigen konsentrasi 12,5%
35.67
% Degranulasi
40 Ag5 : Antigen konsentrasi 25%
25.72 Ag6 : Antigen konsentrasi 50%.
30
15.95
20 Dari hasil tersebut dapat terlihat
8.23 9.86
10 bahwa semakin tinggi konsentrasi putih
0
telur ayam ras (antigen) yang digunakan
Ag 1 Ag 2 Ag 3 Ag 4 Ag 5 Ag 6 maka semakin tinggi persen degranulasi.
Pada uji stastistik Anova satu arah
Konsentrasi
menunjukkan bahwa pemberian antigen
dengan konsentrasi yang semakin tinggi,
Gambar 3. Grafik persen degranulasi sel menyebabkan degranulasi sel mastosit
mastosit yang diberi antigen yang semakin tinggi pula. Dari
dengan berbagai konsentrasi uji lanjut duncan terlihat bahwa persen
Keterangan : degranulasi sel mastosit dari tiap-tiap
F : Suspensi sel mast konsentrasi antigen yang digunakan sangat
Ag : Antigen konsentrasi 1% berbeda nyata (P<0,01)
Ag2 : Antigen konsentrasi 5%

Tabel II. Jumlah sel mast dan rata rata persentase degranulasi sel mast yang aktif oleh
antigen putih telur ayam ras konsentrasi 50% setelah pemberian ekstrak etanol
daun ketepeng cina
Hewan I Hewan II Hewan III
Jumlah sel Jumlah sel Jumlah sel
Perla- Perhitungan (P) Perhitungan (P) Perhitungan(P)
kuan (x104) (x104) (x104)
% % %
Rata Rata Rata Rata-rata
Degra Degra Degra
Rata rata Rata % deg
nulasi nulasi nulasi
0,00
F 188 0,00 183 0,00 163 0,00
±0,00
75,44±
F+Ag 44 76,59 38 79,23 48 70,55
4,45
67,39±
E1+Ag 61,5 67,29 53,5 70,76 58,5 64,11
5,43
62,58±
E2+Ag 66,5 64,63 64,5 64,75 69,5 58,36
3,65
78,5 58,24 78 57,38 78 52,15 55,92±
E3+Ag
3,29
48,04±
E4+Ag 90 52,13 86,5 52,73 99 39,26
7,61
30,83±
E5+Ag 125,5 33,24 110,5 39,62 131 19,63
10,21

7
75.44 E2 : Ekstrak konsentrasi 50µg/mL
80
% Degranulasi 67.39 62.58 E3 : Ekstrak konsentrasi 100µg/mL
55.92 E4 : Ekstrak konsentrasi 200µg/mL
60 48.04
E5 : Ekstrak konsentrasi 400µg/mL
40 30.83

20
Dari hasil tersebut dapat terlihat
bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak
0 daun ketepeng cina yang digunakan maka
F+ E1 + E2 + E3 + E4 + E5 + semakin kecil persen degranulasi sel
Ag Ag Ag Ag Ag Ag mastosit. Pada uji stastistik anova satu arah
Konsentrasi
menunjukkan bahwa ekstrak daun
ketepemg cina dapat menghambat
Gambar 4. Grafik persen degranulasi sel degranulasi sel mast dengan signifikan
mastosit yang diberi ekstrak (P<0,01). Dari uji lanjut duncan
daun ketepeng cina dengan menunjukkan bahwa persen degranulasi
berbagai konsentrasi . dari masing-masing konsentrasi ekstrak
Keterangan : daun ketepeng cina yang digunakan sangat
F : Suspensi sel mast berbeda nyata (P<0,01).
Ag : Antigen konsentrasi 50%.
E1 : Ekstrak konsentrasi 25µg/mL

Tabel III. Jumlah sel mast dan rata rata persentase degranulasi sel mast yang aktif oleh
antigen putih telur ayam ras konsentrasi 50% setelah pemberian aminophylin
Hewan I Hewan II Hewan III

Jumlah sel Jumlah sel Jumlah sel


Perhitungan (P) Perhitungan (P) Perhitungan(P)
Perla- (x104) (x104) (x104)
kuan
% % % Rata-rata
Rata Degra Rata Degranul Rata Degranul % deg
Rata nulasi Rata asi rata asi ± SD

0,00
F 188 0,00 183 0,00 163 0,00 ±0,00

75,44±
F+Ag 44 76,59 38 79,23 48 70,55
4,50
69,51±
A1+Ag 54,5 71,01 47 74,32 60 63,19 5,71

64,10±
A2+Ag 62 67,02 57 68,85 71 56,44 6,70

54,24±
A3+Ag 80,5 57,18 78 57,38 84,5 48,16 5,27

37,50±
A4+Ag 110,5 41,22 102,5 43,99 118,5 27,30
8,94
26,82±
A5+Ag 131 30,32 125,5 31,42 132,5 18,71 7,04

8
75.44 sel mast tersensitasi aktif secara in
80 69.51 vitro.
64.1
70 54.24 2. Semakin tinggi pemberian konsentrasi
% Degranulasi

60
50 37.5
ekstrak daun ketepeng cina, maka
40 26.82 semakin meningkat kemampuannya
30 dalam menghambat proses degranulasi
20 sel mast.
10 3. Ekstrak daun ketepeng cina dan
0
F+ A1 + A2 + A3 + A4 + A5 +
aminophylin sama-sama mempunyai
Ag Ag Ag Ag Ag Ag efek dalam penghambatan degranulasi
sel mast yang tersensitasi aktif secara
Konsentrasi
in vitro.

Gambar 5. Grafik persen degranulasi sel UCAPAN TERIMAKASIH


mastosit yang diberi Pada kesempatan ini perkenankan
aminophylin dengan berbagai penulis mengucapkan penghargaan dan
konsentrasi terima kasih yang setulusnya atas bantuan,
Keterangan: bimbingan, do’a, dukungan, semangat, dan
F : Suspensi sel mast perhatian atas terwujudnya tulisan ini
Ag : Antigen konsentrasi 50% kepada Bapak Dr. H. Yufri Aldi, MS. Apt
A1 : Aminophylin konsentrasi 5µg/mL selaku Pembimbing I dan Bapak Drs. Zet
A2 : Aminophylin konsentrasi 10µg/mL Rizal, M. Kesss selaku pembimbing II atas
A3 : Aminophylin konsentrasi 25µg/mL ilmu dan kesabarannya dalam
A4 : Aminophylin konsentrasi 50µg/mL membimbing penulis untuk menyelesaikan
A5: Aminophylin konsentrasi 100µg/mL artikel ini.

Dari hasil tersebut dapat terlihat DAFTAR PUSTAKA


bahwa semakin tinggi konsentrasi Aldi , Y., Handayani, D., & Zurmiati.
aminophylin yang digunakkan maka (2008). Aktivitas Penghambatan
semakin kecil persen degranulasi sel Degranulasi Mastosit yang
mastosit. Pada uji stastistik anova satu arah Tersensitisasi oleh Ekstrak Metanol
menunjukkan bahwa aminophylin dapat Spon Laut Acathodendrilla sp.
menghambat degranulasi sel mastosit Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi,
dengan signifikan (P<0,01). Dari uji lanjut 13, (1), 43-48.
duncan menunjukkan bahwa persen Departemen Kesehatan RI. (2011).
degranulasi dari masing-masing Suplemen II Farmakofe Herbal
konsentrasi aminophylin yang digunakan Indonesia (Edisi I). Jakarta:
sangat berbeda nyata (P<0,01). Penerbit Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
KESIMPULAN Hasdianah., Dewi. P., Peristowati., &
Berdasarkan penelitian yang telah Imam.S. (2014). Imunologi
dilakukan tentang uji ekstrak etanol daun Diagnosa dan Teknik Biologi
ketepeng cina dalam menghambat molekuler. (Edisi 1). Yogyakarta:
degranulasi sel mastosit yang tersensitisasi Nuha Medika.
aktif secara in vitro dapat disimpulkan Kim, S.H., Kwon, T.K. & Shin, T.Y.
bahwa : (2008), Antiallergic Effects of Vitis
1. Ekstrak daun ketepeng cina pada amurensis on Mast Cell-Mediated
konsentrasi 25, 50, 100, 200 dan 400 Allergy Model, Exp Biol Med
µg/mL dapat menghambat degranulasi (Maywood). 233(2), 192-199.
9
Kimura, M., Waki, I., & Kobuko, M. Parslow, T.G., Daniel S.P., Abba T.I., &
(1978). Inhibition Of Compound John I.B. (2001). Medical
48/80 Mediated Histamin Release Immunology (10th ed). United
From Isolated Rat Mast Cell By state: Large medical books/Mc graw
Oosponol Related Compounds hill medical publishing devision.
(4 – acyl –isocoumarins). Journal Price, K.S. & Hamilton, R.G. (2007).
Pharmacol. 28, 639 – 673. Anaphylactoid reactions in two
Kusmardi., Kumala, S., & Enif, E. (2007). patients after omalizu-mab
Efek Imunomodulator Ekstrak Daun administration after successful
Ketepeng Cina (Casia Alata L.) long-term therapy. Allergy
Terhadap Aktivitas Dan Kapasitas Asthma Proc. 28, 313–319.
Fagositosis Makrofag. Jurnal Sirait, C.H. (1986). Telur dan
Makara Kesehatan, 11, (2), 50-53. pengolahannya. Bogor: Pusat
Murni., Gunawan., & Janitra, B., (2014). penelitian dan pengembagan
Efektivitas Ekstrak Etanol Daun perternakan.
Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Dan Subowo. (2010). Imunologi (Edisi ke II).
Ketepeng Kecil (Cassia tora L.) Jakarta: Sagung seto.
Terhadap Plasmodium falciparum Wijayakusuma, H.M.H. (1999). Tanaman
Secara In Vitro. Jurnal Balaba, 10, berkhasiat obat Indonesia. (Jilid
(02), 83-88. 1). Jakarta: Prestasi Insan
Indonesia.

10
11

Anda mungkin juga menyukai