Anda di halaman 1dari 1

Bionomics of Anopheles (Diptera: Culicidae) in a malaria endemicregion of Sungai Nyamuk village,

Sebatik Island – North Kalimantan,Indonesia

Di Indonesia, penularan malaria banyak terjadi di daerah luar Jawa, Madura, dan Bali. Kementrian
Kesehatan (2015) melaporkan bahwa dari total 255.881.112 penduduk Indonesia pada tahun 2015,
66.529.089 (26% dari populasi) tinggal di daerah endems malaria. Malaria dapat menyebabkan kematian
pada bayi, balita dan wanita hamil, serta menurunkan produktivitas tenaga kerja.

Pulau Sebatik adalah salah satu daerah endemik malaria di Kabupaten Nunukan. Pada tahun 2013, 61
orang di Desa Sungai Nyamuk positif Plasmodium falciparum dari populasi 7525 orang, dengan
prevalensi 8,11 per 1000 penduduk. Penularan malaria di Pulau Sebatik telah terjadi (secara indogen),
tetapi bioekologi vektor Anopheles dan trans-misi [indoor vs outdoor] belum diketahui.

Topografi Kabupaten Nunukan didominasi oleh wilayah pesisir (ketinggian <25 m di atas permukaan
laut). Nyamuk dikumpulkan dari Desa Sungai Nyamuk, Pulau Sebatik. sampel Nyamuk diambil tiga kali
per bulan selama 18 bulan, dari Agustus 2010 hingga Januari 2012. Anopheles. Sp beristirahat di luar
ruangan di tempat penampungan alami (seperti vegetasi, alur erosi, dan akar pohon).Semua nyamuk
betina dewasa diidentifikasi secara morfologis dan dihitung. Selain itu nyamuk betina diklasifikasikan
sebagai fase reproduksi (unfed, baru diberi makan darah, setengah gravid dan gravid).

Jumlah nyamuk Anopheles yang ditangkap dalam periode 18 bulan pengamatan adalah 5103. Nyamuk
Anopheles yang diidentifikasi menjadi 11 spesies, yaitu Anopheles vagus, Anopheles nigerrimus,
Anopheles peditaeniatus, Anopheles subpictus, Anopheles indefinites, Anopheles sundaicus, Anopheles
barbirostris, Anopheles barbumbrosus, Anopheles tesselatus, Anopheles letifer dan Anopheles
umbrosus.

Anopheles vagus adalah spesies yang paling banyak(51,38% dari total yang dikumpulkan), diikuti oleh
Anopheles sundaicus (21,4%) dan Anopheles subpictus (15,87%) Anopheles barbumbrosus paling sedikit
(0,06%).Anopheles vagus adalah spesies yang menggigit di indoor tertinggi (35,24%), frekuensi (0,78)
dan dominasi (27,41). Anopheles vagus dan Anopheles sundaicus jugai banyak dan mendominasi di luar
rumah, lebih tinggi bila dibandingkan dengan spesies lain

Anopheles sundaicus dan Anopheles peditaeniatus yang sering berada di luar ruangan harus mendapat
perhatian serius karena telah terbukti mengandung protein circumsporozoit (CSP) Plasmodium
falciparum melalui pemeriksaan enzim enzyme linked immunosorbent (ELISA). Kedua jenis spesies ini di
desa Sungai Nyamuk memiliki perilaku antropofagik dan endofilik, sehingga pengendalian vektor yang
tepat adalah dengan menggunakan jaring/kelambu dengan insektisida, serta proteksi personal dari
masing-masing orang yang beraktivitas diluar ruangan.

Anda mungkin juga menyukai