Anda di halaman 1dari 9

PENGOLAHAN DATABASE SPASIAL

[ TIF372 ]
Minggu # 13 - 14

MODEL BUILDER

ERWIN HERMAWAN S.Si., M.Sc

UNIVERSITAS IBN KHALDUN


Program Studi Teknik Informatika
Peminatan GEOINFORMATIKA
Model builder merupakan sebuah tool yang terintegrasi
dalam geoprocessing Arc GIS, yang digunakan sebagai
alat bantu dalam membuat, memodifikasi dan
menjalankan proses model spasial sebagai suatu
organisasi data dalam sebuah proyek SIG.
Model builder memfasilitasi proses analisis spasial yang
kompleks dan berulang secara otomatisasi.
What is ModelBuilder?
“Computing with data” - geoprocessing

Data compilation, editing, Data visualization


and maintenance and exploration
Dalam Model Builder ada 3 hal yang perlu diperhatikan,
yaitu data masukan (project data), fungsi (function) dan
data luaran (derived data)
Data luaran adalah data yang diperoleh dari hasil olah data
masukan ke dalam fungsi yang digunakannya, dan data luaran
(uotput) ini dapat digunakan sebagai masukan (input) untuk fungsi
berikutnya.

Process 1

Process 3

Process 2

Introduction to
ArcGIS
Fungsi yang digunakan dalam Model Builder dipilah jadi 5, yaitu
konversi data, terrain, reklasifikasi, buffer dan overlay.
Aplikasi model builder dalam pemodelan Potensi Bahaya Erosi
Permukaan

Erosi merupakan peristiwa hilangnya atau terangkutnya tanah


dari suatu tempat ke tempat yang lain oleh media alami
(Arsyad,2000)
Faktor yang menentukan besarnya laju erosi permukaan
adalah iklim, tanah, topografi, penggunaan/tutupan lahan,
dan praktek konservasi. Peubah dari beberapa faktor
tersebut adalah erosivitas hujan, erodibilitas tanah,
panjang dan kemiringan lereng, jenis tutupan lahan dan
jenis praktek konservasi yang dilakukan di lahan tersebut.
 Model ini akan melibatkan beberapa proses seperti : (1) mengkonversi
data spasial vektor jenis tanah, ketinggian dan penggunaan/tutupan
lahan ke dalam format grid; kemudian (2) mengklasifikasikan nilai-nilai
bobot resiko erosi kedalam setiap jenis tanah, tipe penggunaan/tutupan
lahan ke dalam suatu skala potensi bahaya erosi. (3) memasukan nilai
persentase.
 Menurut Esri (2000) persentase pengaruh dari ketiga faktor tersebut
adalah tidak sama, yaitu masing-masing 25% untuk jenis
penggunaan/tutupan lahan dan tanah, serta 50% untuk kondisi topografi
yang dalam hal ini dinyatakan dengan klas kemiringan lereng.

Anda mungkin juga menyukai