Kondensasi
Kondensasi merupakan pendinginan uap air hingga menjadi cair. Ketika titik
embun tercapai, uap air membentuk tetes air yang kecil dan dapat dilihat dengan
mata. Ketika tetes-tetes ini terbentuk di angkasa dan kondisi atmosfer lainnya akan
tampak, awan akan terbentuk. Ketika tetes ini bersatu, mereka bergabung dan
membentuk tetes yang lebih besar dan kemudian presipitasi akan terjadi.
Note Temperatur dimana udara harus didinginkan untuk menkondensasikan uap air
yang terkandung di dalamnya. Makin tinggi titik embun, maka makin tinggi kandungan
kelembaban di dalam udara tersebut.
Presipitasi
Presipitasi merupakan embun yang jatuh dari atmosfer sebagai hujan, salju, hujan
es yang kecil, atau hujan es yang besar. Presipitasi bervariasi jumlahnya, intensitas,
dan bentukan dari musim dan lokasi geografis. Faktor ini berdampak apakah air akan
mengalir ke sungai atau berinfiltrasi ke dalam tanah. Hampir di seluruh bagian bumi,
catatan mengenai salju dan curah hujan tetap disimpan. Hal ini membantu para saintis
untuk menentukan rata-rata hujan untuk suatu lokasi namun juga dapat digunakan
Siklus hidrologi memuat aliran masuk (inflows), aliran keluar (outflows), dan
simpanan (storage). Aliran masuk menambahkan ari di bagian yang berbeda pada
system hidrologi, akan tetapi aliran keluar menghabiskan air. Simpanan merupakan
penampung air dalam bagian suatu sistem. Hal ini dikarenakan pergerakan air
mengikuti siklus, dan aliran masuk merupakan bagian dari suatu sistem dan keluaran
bagi sistem lainnya.
Samudera
Tutupan Es dan glasier
Air yang ada di bawah permukaan
Air Permukaan
Kandungan Air di Atmosfer
1 mil = 1609,31 m
1 mil3 = 1609,313 m3 atau hampir 1 trilyun gallon
Cuaca adalah suatu gejala alam yang terjadi dan berubah dalam waktu
singkat, yang kita rasakan dari menit ke menit, jam ke jam. Contoh: perubahan harian
dalam temperatur, kelembaban, angin, tipe-tipe awan, sedangkan Iklim adalah rata-
rata peristiwa cuaca di suatu daerah tertentu, termasuk perubahan ekstrem musiman
dan variasinya dalam waktu yang relatif lama, baik secara lokal, regional atau
meliputi seluruh bumi kita. Iklim dipengaruhi perubahan-perubahan yang cukup lama
dari aspek-aspek seperti orbit bumi, perubahan samudra, atau keluaran energi dari
matahari. Perubahan iklim merupakan sesuatu yang alami dan terjadi secara pelan.
Contoh: musim (dingin, panas, semi, gugur, hujan dan kemarau) dan gejala alam
khusus (seperti tornado dan banjir).
Temperatur Kelembaban
Temperatur Kelembaban
Radiasi bersih- merupakan jumlah dari radiasi yang keluar dan radiasi yang
masuk
Keseimbangan Energi
Q* = LE + H + G
Kalor Laten adalah Kalor yang dilepaskan maupun diserap oleh unit massa
substansi ketika berubah keadaan, selama evaporasi, kondensasi, atau sublimasi.
(eobglossary.gsfc.nasa.gov/Library/glossary.php3 )
Kalor sensibel adalah energi panas yang disebabkan oleh naik atau turunnya
temperatur gas, cair atau padat ketikda ditambahkan atau dihilangkan dari material
tersebut. Kalor sensibel merubah temperatur dengan merubah kecepatan pergerakan
molekulnya. (http://www.acdoctor.com/heating/glossary.htm)
Makin besar ukuran butir hujan maka makin besar kecepatan jatuhnya
Terjadinya Presipitasi. Air yang berada di atmosfer bahkan pada hari- hari yang tak
berawan. Untuk terjadinya hujan diperlukan beberapa mekanisme guna mendinginkan
udara sehingga cukup menjadikannya jenuh atau mendekati jenuh. Pendinginan yang
diperlukan oleh hujan dalam jumlah besar diperoleh dari pengangkatan udara.
Pengangkatan ini terjadi oleh suatu sistem konvektif yang dihasilkan dari
ketidaksamaann pemanasan atau pendinginan permukaan bumi dan atmosfer atau
oleh konvergensi rintangan-rintangan orografik. Akan tetapi kejenuhan (saturation)
belum tentu menghasilkan hujan.
Ada dua proses yang sangat penting untuk menghasilkan presipitasi
a. Tumbukan – Proses Koalesense
Juga dikenal dengan nama proses hujan hangat
Terjadi pada awan yang memiliki temperatur di atas pembekuan
Terjadi di daerah Tropis
Gerimis (drizzle)
Hujan (rain)
Terdiri dari tetes air yang mempunyai diameter lebih besar
dari 0,5 mm (0,02 inci). Curah hujan (rainfall) umumnya menunjukkan jumlah
presipitasi air.
Glaze
Dalam selimut es, biasanya bersih dah halus, yang
terbentuk pada permukaan yang terbuka oleh pembekuan atau air yang sangat dingin
yang diendapkan oleh hujan atau gerimis. Berat jenisnya dapat mencapai 0,8 sampai
0,9.
Rime
Adalah endapan butiran es yang tak tembus cahaya dan
berwarna putih, yang kurang lebih dipisahkan oleh udara yang tertangkap dan
terbentuk oleh pembekuan air dingin yang sangat cepat yang menimpa benda-benda
yang terbuka. Berat jenisnya rendah 0,2 sampai 0,3.
Sleet
(hujan yang bercampur es dan salju) terdiri dari butir-butir es
yang bulat, pejal , dan tembus cahaya, yang terbentuk oleh pembekuan tetes air hujan
yang turun atau pembekuan kembali sebagian besar kristal es yang mencair yang jatu
melalui suatu lapisan udara dengan temperatur di bawah titik beku di dekat
permukaan bumi.
Keragaman Presipitasi – Ruang dan waktu merupakan dua dimensi yang lazim
menjadi perhatian para ahli hidrologi dalam mengkaji presipitasi. Dalam menentukan
jumlah presipitasi pada beberapa bagian permukaan bumi, faktor-faktor berikut ini, di
samping sirkulasi uap air, adalah penting dalam mengendalikan keragaman ruang
presipitasi (Eagleson,1970) :
i. Garis lintang
ii. Ketinggian tempat
iii. Jarak dari sumber-sumber air
iv. Posisi di dalam dan ukuran massa tanah benua atau daratan
v. Arah angin yang umum (menuju atau menjauhi) terhadap sumber air
vi. Hubungan dengan deretan gunung
vii. Suhu nisbi tanah dan samudera yang berbatasan
Air pada permukaan tanah, di aliran sungai atau pada danau dapat kembali ke
atmosfer sebagai uap air melalui proses evaporasi. Air digunakan oleh tumbuhan
dapat kembali ke atmosfer melalui tranpirasi yang terjadi ketika air mengalir melalui
daun-daunnya. Dikenal dengan sebutan evapotranspirasi, naik evaporasi dan
transpirasi semakin besar terjadi pada saat kondisi temperatur dan angin, udara yang
kering , serta sinar matahari mencapai maksimum.
3.1 Peranan Zona Tidak Jenuh (Unsaturated Zone) Pada Siklus Hidrologi
Mengetahui kandungan air pada tanah sangat penting. Pada umumnya, air
dapat berinfiltrasi lebih cepat pada tanah yang kering dibandingkan pada tanah yang
3.1.1 Airtanah
Air bawah tanah adalah semua air yang terdapat dalam lapisan mengandung
air (akuifer) di bawah permukaan tanah, termasuk di dalamnua mata air yang muncul
secara alamiah di atas permukaan tanah.(KEPMEN PE, 2000)
Air bawah tanah atau airtanah dipisahkan menjadi airtanah dalam/tertekan dan
airtanah dangkal/tak tertekan. Airtanah dangkal adalah yang terdapat pada lapisan
mengandung air (akuifer ) tak tertekan ( unconfined akuifer) yang bagian bawahnya
dibatasi oleh lapisan kedap air dan bagian atasnya tidak ditutupi lapisan kedap air
melainkan oleh muka preatik bertekanan satu atmosfer ( sama dengan tekanan udara).
(Kusumayudha, 2003). Sementara itu, airtanah dalam adalah airtanah yang terdapat
pada akuifer tertekan (confined akuifer) yang bagian bawah dan atasnya dibatasi oleh
lapisan kedap air. Airtanah yang muncul di atas permukaan tanah disebut mata
air/rembesan.
Ketika air berinfiltrasi ke dalam tanah, gravitasi menarik air ke bawah melalui
pori-porinya hingga mencapai kedalaman dimana seluruh lapisan tersebut diisi oleh
air. Pada titik ini, tanah atau batuan menjadi jenuh, dan level air sebagai hasil dari
pengisian air disebut muka airtanah. Muka airtanah tidak selalu sama kedalamannya
di bawah permukaan tanah. Selama periode dengan presipitasi yang tinggi, muka
airtanah ini dapat naik. Sebaliknya pada periode dengan presipitasi yang rendah dan
evapotranspirasi tinggi maka muka airtanah ini akan turun.
Ada 4 pembagian yang sering digunakan untuk memilah- milah zona sub-
permukaan :
o Permukaan tanah – air yang berada pada permukaan ini disebut air
permukaan.
o Zona Vadose
o Muka airtanah
o Zona Phreatik
3.1.2.1 Zona Vadose
Dimana
I(t) Infiltrasi kumulatif selama periode t (mm)
i(t) Daerah Infiltrasi selama periode t (mm/jam)
Gambar 27 rezim infiltrasi bergantung pada waktu untuk berbagai tipe tanah yang
berbeda [after Musy,2001]
Hukum Darcy menyatakan secara kuantitatif 1-D aliran air pada tanah yang
jenuh dan dituliskan sebagai :
J = –Ki Eq. 1
Fluks dapat dianggap sebagai air yang mengalir melalui selang karet. Fluks merupakan
laju air yang dibuang oleh selang karet tersebut, dibagi oleh diameter selang karet tersebut
(e.g., gal/jam in2 atau in3 /jam in2 = in/jam).
4.1 Pendahuluan
Evaporasi dari permukaan air, evapotranspirasi permukaan air, tanah dan
tumbuh-tumbuhan adalah cukup penting ditinjau dari sudut hidrologi seperti operasi
sitem dari suatu waduk, atau untuk pembantu analsia menentukan debit sungai yang
dihitung dari data hujan.
Secara umum dapat dikatakan evaporasi dan evaptranspirasi adalah elemen
yang penting untuk mempelajari sumber-sumber air. Akan tetapi walaupun kedua
elemen stersebut di atas dirasakan cukup penting, namun kita secara langsung tidak
dapat menentukan besarannya. Apalagi untuk massa air dan permukaan tanah yang
luas. Untuk mengatasi hal itu ahli-ahli hidrologi dari banyak negara menganjurkan
penggunaan metode- metode Glass Apan dan Lysimeter.
Guna menentukan penguapan dari suatu waduk atau evapotranspirasi daerah
aliran sungai dapat ditentukan dengan metode water budget dan metode lainnya.
Namun kedua metode tersebut sulit dipraktekkan karena menyangkut banyak faktor-
faktor iklim dan hidrologi yang harus dipelajari.
Metode perkiraan evaporasi dan evapotranspirasi yang cukup banyak
dipergunakan antara lain adalah metode :
Thorntwaite
Blaney-Criddle
Jika tinggi air dalam panci turun dengan sangat drastis (dikarenakan hujan
yang kurang), air ditambahkan ) (lihat gambar 33). Tinggi air pada saat penambahan
air dan pengurangan air juga dicatat. Jika tinggi air naik secara cepat, air dikurangi
dari panci penguapan (lihat gambar 3.5) dan tinggi air sebelum dan sesudahnya
dicatat pula.
Gambar 34 Air yang ditambahkan pada panci ketika air berkurang secara drastis
(http://www.fao.org/docrep/S2022E/)
Penentuan K panci
Untuk panci segiempat (Sunken Colorado pan), K pan bervariasi antara 0,45 dan 1,10. rata-
rata K pan = 0,80
Dimana :
PET = Evapotranspirasi potensial dalam mm/hari
RA = maksimum solar radiasi dalam Cal/cm2 .
a = albedo untuk penguapan permukaan
d = pengukuran lamanya sinar matahari pada pos dalam jam dan
persepuluhan
H = lamanya hari astronomi dalam jam dan persepuluhan
δ = Konstanta dari Stefan-Boltzman = 1,1810.10-7 Cal/cm2 /hari/ºK
T = Temperatur udara dalam sangkar dalam ºK
Turc:
P
AE
2
p
0.9
I
P: Presipitasi tahunan (mm)
I: 300 25T 0.05T 3
Ea: cm/hari
Za: ketinggian di atas permukaan salju
Ua: Kecepatan angin (km/hari)
Es-Ea: tekanan uap air dalam mb
4.6 Pengurangan Evaporasi
Pengurangan evaporasi dengan mengendalikan laju penguapan air adalah penting dari
segi ekonomi. Hal ini dapat dilakukan denagn berbagai cara:
Mengurangi permukaan air yang terbuka (reservoir, danau, saluran,
singai, dan lain- lain) hingga minimum
Menutup dengan bahan yang mengapung yang memiliki koefisien
refleksi yang tinggi
Menggunakan suatu penutup plastik yang mengapung
Menyediakan suatu atap di atas kawasan
Menghilangkan vegetasi yang tidak perlu (khususnya dalam air) yang
menyebabkan transpirasi tinggi
Menggunakan lapisan permukaan. Setil alkohol (atau disebut
heksadekonal) memberikan hasil yang memuaskan (Roberts, 1957)
Menyimpan air pada reservoir tanah. Ini juga disukai dengan maksud-
maksud untuk pemurnian (dengan infiltrasi)
Memperlakukan tanah dengan bahan-bahan kimia (seperti setil alkohol)
untuk mengurangi transpirasi. Teknik ini masih dalam penelitian
(Eagleson,1970)`
Jika intensitas curah hujan maupun lelehan salju melebih laju infiltrasi, maka
kelebihan air mulai berakumulasi sebagai cadangan permukaan. Bila kapasitas
cadangan permukaan dilampaui (merupakan fungsi depresi permukaan dan gaya
tegangan muka), limpasan permukaan mulai sebagai suatu aliran lapisan yang tipis.
Pada akhirnya, lapisan aliran ini berkumpul ke dalam saluran sungai yang diskrit.
Dalam artian yang umum, air yang mengalir pada saluran-saluran yang kecil ini,
parit-parit, sungai-sungai dan aliran-aliran merupakan kelebihan curah hujan terhadap
evapotranspirasi, cadangan permukaan dan air bawah tanah.
Dalam kepustakaan kata-kata yang berlainan seperti limpasan, aliran sungai, debit
sungai digunakan untuk mengartikan sesuatu yang sama (Chow, 1964 dan Ward,
1967). Untuk mengatasi sebagian kesulitan tersebut terminologi berikut digunakan di
sini.
- Limpasan : Bagian presipitasi (juga konstribusi-konstribusi permukaan dan
bawah permukaan) yang terdiri atas gerakan gravitasi air dan nampak pada
saluran permukaan dari bentuk permanen maupun terputus-putus. Kata-kata
yang sinonim : aliran sungai, debit sungai maupun produksi tangkapan.
- Aliran murni : Limpasan yang tidak dipengaruhi oleh pengaliran buatan,
simpanan, maupun tindakan manusia lainnya pada atau di atas saluran
maupun pada daerah aliran sungai.
- Limpasan permukaan : Bagian limpasan yang melintas di atas permukaan
tanah menuju saluran sungai. Kata-kata yang sinonim : limpasan di atas lahan
Dimana :
E : Perbedaan antara potensial dan evapotranspirasi minimal
Ep : evapotranspirasi potensial (mm/bln)
m : perkiraan permukaan yang tidak tertutup tanaman
d : jumlah hari kering setiap bulan
3
d 27 n, dengan n jumlah hari hujan per bulan
2
Sehingga :
m
E E p 18 n
20
Dengan :
m = 0 hutan
m = 20% - 60% daerah perkotaan
m = 10% tumbuhan hijau
EI E p E
Vn KVn 1
1
1 K in
2
K : konstanta potensial Ground Water Storage = koefesien alir tanah (lihat
tabel)
c. Base Run Off (Base Flow)
Bn I n Vn1 Vn (mm/thn)
d. Direct Run Off (DRO)
DRO = Ws Ln (mm/thn)
A 0.342 0.385 0.432 0.464 0.541 0.603 0.671 0.746 0.820 0.917 1.013
Gumbel, E.J, 1954 : Statistical Theory of Draughts: Proceeding of ASCE Volume 80,
Separate 439.
Mock, F.J, DR., 1973 : Land Capability Appraisal Indonesia, Water Availability
Appraisal. Report Prepared for Land Capability Appraisal Project. Food And
Agriculture Organization of the United Nations. Bogor, Indonesia.
Wilson, E.M., 1993 : Hidrologi Teknik. Edisi keempat. Penerbit ITB, Indonesia