Anda di halaman 1dari 6

Manajemen Kontrak adalah proses pengelolaan segala

aspek yang berhubungan dengan kesepakatan yang

dibuat antara para pihak.

Tujuan Manajemen Kontrak

● Memastikan penyelesaian pekerjaan secara efisien

● Memastikan pengertian yang sama atas kesepakatan

● Memastikan kepatuhan para pihak

● Menghindari dan menyelesaikan perselisihan

● Penilaian kinerja yang adil dan transparan

● Mengantisipasi risiko risiko pada para pihak

Kontrak konstruksi adalah ikatan perjanjian antara


pemilik proyek dengan pelaksana proyek yang disusun
berdasarkan penawaran harga dan kesepakatan untuk
membangun suatu proyek berdasarkan gambar
rencana dan spesifikasi, dengan jumlah biaya dan
waktu penyelesaian tertentu, yang dituangkan dalam
suatu dokumen terdiri dari ; persyaratan kontrak,
spesifikasi, gambar, BQ, penawaran harga, surat
penunjukan dan surat perjanjian.

Unit Price Contract


Jenis kontrak ini menentukan harga satuan untuk setiap pekerjaan yang ada. Seluruh
harga satuan untuk berbagai jenis pekerjaan ditentukan sebelum mulainya proses
konstruksi.

Owner terlebih dahulu mengestimasi jumlah unit yang diperlukan untuk setiap elemen
pekerjaan. Kontraktor hanya akan menentukan harga lelang dalam satuan unit untuk
berbagai item pekerjaan, mencakup material dan peralatan.

Jenis kontrak ini biasanya digunakan untuk jenis proyek yang sulit untuk menentukan
jumlah kebutuhan material yang diperlukan, atau memiliki akurasi yang rendah dalam
penentuan materialnya. Sehingga biaya proyek yang sebenarnya hanya akan diketahui
apabila proyek telah selesai dibangun.

Renegoisasi harga per satuan unit dapat dilakukan apabila estimasi jumlah unit awal
tidak sama dengan kondisi aktual setelah proyek selesai. Benefit bagi pihak kontraktor
sudah dimasukan dalam harga satuan.

Cost-Plus Contract
Pada Cost-Plus Contract, biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor selama pembangunan
proyek akan diganti oleh owner termasuk biaya overhead.

Keuntungan atau profit untuk kontraktor yang telah menyediakan jasanya juga akan
diberikan oleh owner sesuai kesepakatan.

Kontrak jenis ini biasanya dipakai saat biaya aktual proyek sulit diestimasikan,
digunakan untuk proyek swasta serta tidak ada pelelangan.

Lump Sump Contract


Jenis kontrak ini paling sering digunakan. Lump Sum Contract juga seringkali disebut
dengan fixed-price, dimana nilai kontrak sudah final dan tidak dapat diubah.

Waktu penyelesaian proyek sudah ditentukan dan tidak diperbolehkan ada pekerjaan
tambah kurang.
Oleh karena itu, estimator dari pihak konstruksi harus benar-benar profesional.

Namun, apabila memang perlu melakukan perubahan, kontraktor perlu negoisasi


kembali dengan owner dan akan diatur dalam kontrak yang baru apabila owner
menyetujui.

Jenis kontrak ini beresiko bagi kontraktor karena dapat mengalami kerugian apabila
terjadi kendala. Pembayaran akan dilakukan setiap persentase kemajuan proyek.

HomeManajemen KonstruksiPihak-Pihak yang Terlibat Dalam Proyek Konstruksi

Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Proyek


Konstruksi
Dalam suatu proyek konstruksi selalu terdapat pihak-pihak yang terlibat yang pada
umumnya adalah: Pemilik (Owner), Konsultan, dan Kontraktor.
Pemilik Proyek
Pemilik proyek atau pengguna jasa adalah orang atau badan yang memiliki proyek dan
memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia
jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut.
Hak pemilik proyek:

• Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).


• Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan
oleh penyedia jasa.
• Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan jalan
menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama
pemilik.

Tugas dan tanggung jawab pemilik adalah sebagai berikut.

• Mendefinisikan proyek (kebutuhan)


• Menetapkan tujuan proyek
• Membentuk dan memilih anggota tim proyek
• Mengomunikasikan persyaratan mengenai cara proyek dilaksanakan
• Memastikan ketersediaan dan mengelola pendanaan untuk proyek

Di Indonesia, terdapat dua jenis pemilik yang didasarkan dari sektornya yaitu sector
pemerintah dan sektor swasta.

Perbedaan utama antara sektor pemerintah dengan swasta adalah dari tujuan
pelaksanaan proyek tersebut. Dalam proyek konstruksi, sektor swasta akan lebih
cenderung mengutamakan faktor-faktor ekonomi seperti keuntungan, tingkat
pengembalian investasi, dan risiko.

Kesuksesan proyek dilihat dari seberapa besar keuntungan yang diperoleh. Sementara
itu, sektor pemerintah lebih memperhatikan kebutuhan publik. Kesuksesan proyek dilihat
dari tingkat kesejahteraan masyarakat pada wilayah setempat akibat
dibangunnya sebuah infrastruktur pada wilayah tersebut.

Dalam pelaksanaan proyek, pemerintah akan selalu diperhatikan oleh publik sehingga
segala aspirasi dan masukan dari publik harus dapat diakomodasi dengan baik.

Konsultan
Konsultan adalah individu atau badan usaha yang memiliki keahlian dalam spesifikasi
pekerjaan tertentu serta memiliki kompetensi untuk memberi masukan teknis pada suatu
proyek.

Secara umum dalam pembangunan proyek teknik sipil atau fasilitas fisik, konsultan
dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut.

1. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang membuat perencanaan bangunan secara
lengkap dan mendetail. Konsultan perencana dapat dibedakan menjadi beberapa
macam berdasarkan spesialisasi pekerjaannya.

Hak dan kewajiban Konsultan Perencana :

• Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana kerja,
syarat-syarat, hitungan struktur, dan rencana anggaran biaya.
• Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak kontraktor
tentang pelaksanaan pekerjaan.
• Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal–hal yang kurang
jelas dalam gambar rencana, rencana kerja, dan syarat–syarat.
• Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
• Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.

2. Konsultan Pengawas
Konsultan ini adalah konsultan yang melakukan pengawasan terhadap pekerjaan yang
telah dilakukan oleh kontraktor. “Pengawas Konstruksi adalah penyedia jasa orang
perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli di bidang pengawasan jasa
konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan
pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserah terimakan.”

Undang – Undang Tentang Jasa Konstruksi, BAB I, Pasal 1, ayat 11. Konsultan
pengawas bertanggung jawab penuh untuk mengawasi pelaksanaan kerja kontraktor
serta mengusulkan, menyetujui, dan menolak pekerjaan yang diusulkan oleh kontraktor.
Hak dan kewajiban Konsultan Pengawas antara lain:

• Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.


• Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan
pekerjaan.
• Melakukan penghitungan prestasi pekerjaan.
• Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antar
berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
• Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari
pembengkakan biaya.
• Mengatasi dan memberikan solusi terhadap persoalan yang timbul di lapangan agar
dicapai hasil akhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas, serta
waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
• Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
• Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku.
• Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).
• Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan bertambah atau berkurangnya
pekerjaan.

Kontraktor
Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan biaya yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat.

Kontraktor dipilih setelah melalui proses tender yang diadakan oleh pihak pemilik proyek
untuk menjalankan proyek. Kontraktor bertanggung jawab langsung kepada pemilik
proyek, dan selama melaksanakan tugasnya diawasi langsung oleh Konsultan MK.
Hak dan kewajiban kontraktor antara lain:

• Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat,


risalah penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan syarat-syarat tambahan yang telah
ditetapkan oleh pengguna jasa.
• Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas
sebagai wakil dari pengguna jasa.
• Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk
menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.
• Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan bulanan.
• Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya sesuai
dengan ketetapan yang berlaku.

Sub Kontraktor
Sub Kontraktor adalah pihak pelaksana konstruksi yang mempunyai spesialisasi khusus
yang dipilih oleh pihak yang membuka penawaran kerja terlebih dahulu.

Pihak Sub Kontraktor dapat langsung bertanggung jawab kepada pihak pemilik proyek
apabila dipilih langsung oleh pemilik proyek tapi tetap berkoordinasi dengan pihak

Kontraktor Utama dan ada juga Sub Kontraktor yang bertanggung jawab langsung
kepada Kontraktor utama karena sebelumnya telah dipilih oleh Kontraktor Utama

Hak dan kewajiban Sub Kontraktor:

• Melaksanakan pekerjaan dari Pemilik Proyek / Kontraktor Utama yang telah disanggupi
untuk dapat dikerjakan sesuai dengan gambar rencana, peraturan-peraturan, dan
syarat–syarat yang ditetapkan.
• Mengkoordinasikan dan mengkonsultasikan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.
• Bertanggung jawab langsung kepada Pemilik Proyek atau Kontraktor Utama.
• Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari kontraktor utama atau pemilik
proyek berdasarkan perjanjian yang telah disepakati.

Anda mungkin juga menyukai