Tentunya kita sudah tidak asing lagi mendengar kalimat “kampus sebagai minuatur
negara”. Saya rasa argumentasi itu cukup relevan dengan apa yang saya pribadi alami selama
menjalani proses menempuh gelar sarjana di kampus UIN Raden Intan Lampung, bahkan
bisa saya katakan bahwa cermin perpolitikan di negeri ini sesungguhnya tidak dapat
dilepaskan dari pola politik yang terjadi di dunia kampus. Bagaimana tidak, karena
kebanyakan politikus yang eksis saat ini dulunya merupakan mahasiswa yang aktif didalam
dunia politik kampus. Dinamika perpolitikan yang terjadi di lingkungan kampus memang
menarik untuk dijadikan bahan kajian. Konflik dan persaingan yang sering muncul diantara
mahasiswa dalam bepolitik dilingkungan kampus menjadi acuan bagi saya terutama dalam
melihat kehidupan politik di Negara ini, namun saya tetap menyakini segala bentuk konflik
dan persaingan tersebut hanya sebagai media pembelajaran bagi setiap pelaku yang terlibat
didalamnya.
Menang PEMIRA tentunya merupakan target tetap dan tidak bisa diganggu gugat,
memenangkan PEMIRA artinya memenangkan pertempuran politik di dunia kampus, serta
menjadi tolak ukur sukses atau tidaknya distribusi kader didalam kampus. Selain itu dengan
memnangkan pertempuran politik kampus atau PEMIRA artinya akan mudah
mengambangkan pola kepemimpinan PMII dalam dunia kampus. Dalam menuju kemenagan
PEMIRA tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan, dalam upaya menang tersbut
tentunya membutuhkan strategi yang matang, mulai dari mempersiapkan pola dan cara untuk
menang, menyiapkan basis masa, sampai melakukan analisa mendalam tentang politik
kampus. Ini secara pragmatis memang bertujan untuk memangkan PEMIRA, namun dibalik
semua itu tentunya yang menjadi penting adalah bagaimana melalui PEMIRA setiap anggota
maupun kader mendapatkan dinamika politik yang sebenarnya.