PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lingkungan
Isu lingkungan hidup menempati bagian penting dari diskursus publik
internasional kontemporer. Ini dessebabkan oleh krisis keseimbangan ekologis
yang dialami dunia dengan percepatan terutama setelah Perang Dunia II. Planet
yang kita diami ini tengah mengalami proses “global warming” yang disebabkan
oleh pengeluaran yang berlebihn dari gas-gas “rumah hijau” yang paling terkenal
diantaranya adalah kloroflorokarbon. Gas-gas ini menyebabkan berkurangnya
lapisan ozon yang melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh
Matahari. Masalah lainnya meliputi deforestasi hutan tropis, yang berguna untuk
mensirkulasi gas-gas berbahaya menjadi oksigen, yang terjadi pada tingkat yang
menakutkan, yaitu 30.000-37.000 mil persegi pertahun, di Sub-Sahara proses
desertifikasi terjadi dengan tingkat per tahunnya sebesar 6 juta hektar. Dunia
pun mengalami prospek musnahnya ratusan ribu spesies dalam waktu dua
puluh tahun ke depan. Bila tingkat perusakan lingkungan seperti yang ada
sekarang berlanjut, planet Bumi tidak akan sanggup lagi menunjang para
penghuninya. Baik negara berkembang yang sedang membangun ekonominya
maupun negara-negara industri sama-sama memiliki kepentingan nasional yang
mempengaruhi sikap dan kebijakan mereka dalam mengatasi isu lingkungan
hidup global.
Persoalan utama yang terjadi di Negara-negara berkembang adalah upaya
pemerintahan yang berkuasa untuk menjadikan pembangunan ekonomi sebagai
sumber legitimasi kekuasaan sehingga kemudian menjadi semacam ideology
yang tak boleh diganggu gugat. Umumnya ekspor negara berkembang bertumpu
pada sumber daya alam. Indonesia misalnya, mengandalkan minyak bumi dan
ekspor kayu tropis. Kondisi demikian mudah diduga akan berdampak pada
percepatan pengurasan sumberdaya alam. Selain itu, rezim perdagangan bebas
Internasional mempunyai tujuan meningkatkan volume perdagangan dengan
membebaskan perdagangan dari segala bentuk proteksi. Pengalaman empiris
menunjukkan ekonomi global tidak dapat tumbuh tanpa ada pengurasan
ekonomi alam. Kondisi inilah yang melatarbelakangi munculnya standarisasi
produk berwawasan lingkungan pada era perdagangan bebas.
Bagi negara-negara berkembang, seperti Indonesia, kedua hal di atas
dapat menjadi dilema. Di satu pihak, terdapt kesadaran bahwa permasalahan
lingkungan hidup terasa cukup serius. Namun di lain pihak, era perdagangan
bebas menuntut produk-produk yang bermutu baik dan murah. Ketentuan
standarisasi akrab llingkungan tentunya akan menambah ongkos produksi
barang yang akan menjadikan produk-produk tersebut kurang kompetitif
dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh Negara-negara maju yang telah
terlebih dahulu mempunyai infrastruktur produksi berwawasan lingkungan.
b. Solusi
• Perlunya sosialisasi penggunaan kendaraan bermotor
Masyarakat pengguna mobil disosialisasikan / disadarkan bahwa mobil
sebaiknya digunakan saat berpergian bersama-sama. Semisal saat pergi bersama
keluarga. Saat berpergian sendiri usahakan menggunakan angkutan umum. Atau
kalau tempat tujuannya dekat sebaiknya bersepeda atau jalan kaki. Hal ini akan
membuat lebih sehat. Selain itu, terapkan budaya tertib berlalulintas agar tidak
terjadi kecelakakan yang kadang juga memicu terjadinya kemacetan.
• Perbaikan sarana dan prasarana transportasi
Hal ini dikhususkan alat transportasi umum, agar pengguna merasa nyaman dan
banyak pengguna kendaraan pribadi beralih ketransportasi umum. Dilakukan
dengan penambahan alat transportasi umum beserta jalur/rute nya. Sebab
kebanyakan orang malas naik kendaraan umum karena mereka malas menunggu
lama dan jarak halte dari tempat tinggal jauh. Bangun tempat penitipan sepeda
di dekat stasiun bus/angkot untuk daerah pinggiran kota / pedesaan.
Kemungkinan jarak rumah ke stasiun bus jauh, maka perlu naik sepeda.
• Sosialisasi pengelolaan sampah.
Perlu lebih gencar lagi sosialisasi pengelolaan sampah, baik di perkotaan
maupun d pedesaan. Bukan tidak mungkin masyarakat desa juga belum sadar,
missal saat selesai menyapu halaman rumah, karna depan ada sungai lantas
supaya mudah dibung ke sungai. Padahal mereka bias membuar bak
penampungan sampah. Sosialisasi tersebut juga dibarengi dengan kepemanduan
dalam praktik. Agar tidak hanya jadi sekedar wacana. Diperlukan biaya peralatan
yang dibutuhkan. Dengan begitu diharapkan pengelolaan sampah benar-benar
terlaksana.
• Penghematan daya listrik
Mematikan peralatan elektronik yang tidak digunakan. Suatu saat nanti disaat
kualitas udara kita membaik, tidak diperlukan lagi mesin yang bernama AC (Air
Conditioner) alat yang menyumbang terjadinya pemanasan global.
• Lebih baik mencegah dari pada
mengobati.
Pemerintah seharusnya lebih
menganggarkan perbaikan lingkungan
sehat, sehingga tidak perlu ada
anggaran untuk pengobatan bagi yang
sakit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelalaian sebagian manusia hingga hari ini berakibat pada kondisi alam yang
semakin memburuk sebagai contohnya pemanasan global, efek rumah kaca dan
lubang ozon sehingga suhu bumi saat ini tidak stabil.
Maka dari itu perlulah kita mengambil beberapa langkah untuk mengurangi
dampak isu negative alam global diantaranya:
• Batasi emisi bahan karbon dioksida
• Menanam pohon lebih banyak
• Daur ulang dan gunakan ulang
• Gunakan alat transportasi alternatif untuk mengurangi emisi karbon
Penyebab terjadinya masalah lingkungan hidup adalah adanya kegiatan
masyarakat seperti pembuangan limbah pabrik, sampah dari rumah tangga,
penebangan dan kebakaran hutan yang dapat menimbulkan pencemaran
terhadap sungai dan laut, tanah, hutan sehingga banyak flora dan fauna yang
punah.
3.2 Saran
Masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dalam pemanfaatan
sumber daya harus memperhatikan dampak yang timbul dari penggunaan
sumber daya tersebut terhadap lingkungan sekitar agar tidak terjadi
pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup.
Bagi kita semua agar bisa mencari sumber bacaan lain selain makalah ini,
sehingga wawasan kita tentang lingkungan akan lebih banyak dan kia lebih
mengetahui tentang apa yang sedang terjadi saat ini di dalam lingkungan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.H. Totok Gunawan, M.S.,dkk. 2004. Fakta dan Konsep Geografi. Jakarta:
Ganeca Exact.
Sugandi, Dede. 2005. Geografi. Bandung: Regina.
http://forum.cekinfo.com/showthread.php?t=1680, diakses pada 04 Januari
2016, pukul 21.30.
http://ebookbrowse.com/makalah-masalah-lingkungan-hidup-doc-
d423335122, diakses pada 04 Januari 2016, pukul 22.30.
http://humairahworld.wordpress.com/2011/02/12/isu-lingkungan/, diakses
pada 04 Januari 2016, pukul 22.00.
http://akuntansiunismuh.blogspot.co.id/2015/01/isu-lingkungan-pemanasan-
global.html, diakses pada 04 Januari 2016, pukul 20.30.
https://syahriltu.wordpress.com/2011/05/19/iad-isu-linglkungan/, diakses
pada 04 Januari 2016, pukul 23.30.
http://ikhwan-perbaungan.blogspot.co.id/2014/01/makalah-isu-lingkungan-
ilmu-alamiah.html, diakses pada 04 Januari 2016, pukul 23.35.
http://momoiomoe.blogspot.co.id/2011/09/isu-lingkungan-pemanasan-
Global.html, diakses pada 04 Januari 2016, pukul 23.35.
http://industri12.blogspot.co.id/2013/04/studi-kasus-permasalahan-
lingkungan.html, diakses pada 04 Januari 2016, pukul 23.35.
http://putriandini441.blogspot.co.id/2014/11/contoh-studi-kasus-
pencemaran-air.html, diakses pada 04 Januari 2016, pukul 23.35.
TUGAS
EKONOMI SUMBER DAYA ALAM & LINGKUNGAN
GLOBAL ENVIRONMENTAL ISSUE
OLEH :
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2016