Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini lingkungan menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian
yang seksama dan cermat. Lingkungan saat ini mulai terancam oleh berbagai
dampak yang ditimbulkan berbagai aktifitas manusia. Dari tahun ke tahun
lingkungan saat ini mulai menampakan perbahan yang signifikan.
Isu lingkungan sesungguhnya merupakan isu yang sangat kuas karena
kompleksitas permasalahannya menyangkut aspek-aspek krusial dan beraneka
ragam dari multidisiplin ilmu ekonomi, politik, social dan budaya dan tentunya
dari kelompok ilmu-ilmu eksata yang berkaitan langsung dengan studi physical
environment itu sendiri, seperti: biology, chemistry, geology, forestry dan
sebagainya.
Seiring dengan petambahan penduduk dan perkembangan berbagai
industri, maka isu lingkungan telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh
manusia. Pencemaran lingkungan merupakan masalah bersama.
Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan masalah lingkungan lokal,
nasional, regional dan global. Pengkategorian tersebut berdasarkan pada
dampak dari permasalahan lingkungan, apakah dampaknya hanya lokal,
nasional, regional atau global. Bila kita melihat bumi secara utuh maka bumi
merupakan satu sistem yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan.
Akhir-akhir ini isu kelingkungan hidup menjadi topik yang hangat
diperdebatkan dalam berbagai fora internasional karena adanya gejala
pemanasan global yang semakin menghawatirkan. Terus mencairnya es di Kutub
Utara, permukaan laut yang naik, perubahan iklim yang tidak teratur, bencana
alam yang melanda di berbagai wiayah, di permukaan bumi sangat
mempengaruhi hakikat interaksi aktor-aktor Hubungan Internasional.
Kelangsungan hidup umat manusia sedang ada dalam ancaman yang serius kalau
proses pemanasan global ini tidak segera dikendalikan.
Indonesia menjadi salah satu negara berkembang yang disorot oleh dunia
internasional karena laju kerusakan hutan tropis yang tinggi setiap tahun. Hutan
Indonesia yang berfungsi sebagai paru-paru dunia tidak lagi menjadi urusan
Indonesia sendiri tetapi juga kepedulian Negara-negara lain yang khawatir
dengan perubahan iklim. Kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia telah
menimbulkan keresahan di dalam negeri dan juga di Negara-negara tetangga
seperti Singapura dan Malaysia. Tetapi persoalan lingkungan hidup tidak
hanya menyangkut kerusakan atau kebakaran hutan tropis, tetapi juga Negara-
negara industri yang memberikan kontribusi besar terhadap emisi karbon yang
menyebabkan kenaikan suhu bumi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Lingkungan
Isu lingkungan hidup menempati bagian penting dari diskursus publik
internasional kontemporer. Ini dessebabkan oleh krisis keseimbangan ekologis
yang dialami dunia dengan percepatan terutama setelah Perang Dunia II. Planet
yang kita diami ini tengah mengalami proses “global warming” yang disebabkan
oleh pengeluaran yang berlebihn dari gas-gas “rumah hijau” yang paling terkenal
diantaranya adalah kloroflorokarbon. Gas-gas ini menyebabkan berkurangnya
lapisan ozon yang melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh
Matahari. Masalah lainnya meliputi deforestasi hutan tropis, yang berguna untuk
mensirkulasi gas-gas berbahaya menjadi oksigen, yang terjadi pada tingkat yang
menakutkan, yaitu 30.000-37.000 mil persegi pertahun, di Sub-Sahara proses
desertifikasi terjadi dengan tingkat per tahunnya sebesar 6 juta hektar. Dunia
pun mengalami prospek musnahnya ratusan ribu spesies dalam waktu dua
puluh tahun ke depan. Bila tingkat perusakan lingkungan seperti yang ada
sekarang berlanjut, planet Bumi tidak akan sanggup lagi menunjang para
penghuninya. Baik negara berkembang yang sedang membangun ekonominya
maupun negara-negara industri sama-sama memiliki kepentingan nasional yang
mempengaruhi sikap dan kebijakan mereka dalam mengatasi isu lingkungan
hidup global.
Persoalan utama yang terjadi di Negara-negara berkembang adalah upaya
pemerintahan yang berkuasa untuk menjadikan pembangunan ekonomi sebagai
sumber legitimasi kekuasaan sehingga kemudian menjadi semacam ideology
yang tak boleh diganggu gugat. Umumnya ekspor negara berkembang bertumpu
pada sumber daya alam. Indonesia misalnya, mengandalkan minyak bumi dan
ekspor kayu tropis. Kondisi demikian mudah diduga akan berdampak pada
percepatan pengurasan sumberdaya alam. Selain itu, rezim perdagangan bebas
Internasional mempunyai tujuan meningkatkan volume perdagangan dengan
membebaskan perdagangan dari segala bentuk proteksi. Pengalaman empiris
menunjukkan ekonomi global tidak dapat tumbuh tanpa ada pengurasan
ekonomi alam. Kondisi inilah yang melatarbelakangi munculnya standarisasi
produk berwawasan lingkungan pada era perdagangan bebas.
Bagi negara-negara berkembang, seperti Indonesia, kedua hal di atas
dapat menjadi dilema. Di satu pihak, terdapt kesadaran bahwa permasalahan
lingkungan hidup terasa cukup serius. Namun di lain pihak, era perdagangan
bebas menuntut produk-produk yang bermutu baik dan murah. Ketentuan
standarisasi akrab llingkungan tentunya akan menambah ongkos produksi
barang yang akan menjadikan produk-produk tersebut kurang kompetitif
dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh Negara-negara maju yang telah
terlebih dahulu mempunyai infrastruktur produksi berwawasan lingkungan.

2.2 Isu Lingkungan Global


Sebelumnya orang menduga masalah lingkungan global lebih banyak
dipengaruhi faktor alam, seperti iklim, yang mencakup temperatur, curah hujan,
kelembaban, tekanan udara dll. Belakangan orang mulai menyadari bahwa
aktifitas manusia pun mempengaruhi iklim dan lingkungan secara signifikan.
Ambilah contoh penebangan hutan, mempengaruhi perubahan suhu dan curah
hujan secara lokal. Ketika area hutan yang hilang semakin luas, maka akibat yang
ditimbulkan bukan lagi lokal tapi sudah berskala regional.
Kenapa hutan ditebang? Tentu saja ada motivasi-motivasi manusia yang
membuat mereka menebang hutan, misalnya motivasi ekonomi. Untuk skala
negara, negara membutuhkan devisa untuk menjalankan roda pembangunan.
Karena industri negara belum mapan dan kuat, maka yang bisa diekspor untuk
menambah devisa adalah menjual kayu. Modal dan keahlian yang dibutuhkan
untuk menebang pohon relatif kecil dan sederhana, bukan?
Menjadi masalah global yang mempengaruhi lingkungan juga misalnya
pertumbuhan penduduk dunia yang amat pesat. Pertumbuhan penduduk
memiliki arti pertumbuhan kawasan urban dan juga kebutuhan tambahan
produksi pangan. Belum lagi ada peningkatan kebutuhan energi. Pada masing-
masing kebutuhan ini ada implikasi pada lingkungan.
Coba kita perhatikan contoh dari kebutuhan lahan urban dan lahan
pertanian. Pemenuhan kebutuhan ini akan meminta konversi lahan hutan.
Semakin lama daerah-daerah resapan air makin berkurang, akibatnya terjadi
krisis air tanah. Di sisi lain di beberapa kawasan berkemiringan cukup tajam
menjadi rawan longsor, karena pepohonan yang tadinya menyangga sistem
kekuatan tanah semakin berkurang. Kemudian karena resapan air ke tanah
berkurang, terjadilah over-flow pada air permukaan. Ketika kondisi ini
beresonansi dengan sistem drainase yang buruk di perkotaan terjadilah banjir.
Banjir akan membawa berbagai penderitaan. Masalah langsungnya misalnya
korban jiwa dan harta. Masalah tidak langsungnya misalnya mewabahnya
berbagai penyakit, seperti malaria, demam berdarah, muntaber dll.
Sekarang kita beralih ke masalah eksploitasi energi. Saat ini Indonesia misalnya
masih sangat bergantung pada sumber energi minyak bumi. Ini yang
menjelaskan betapa hebohnya pemerintah dan masyarakat akibat masalah
minyak. Pemerintah bingung menutupi anggaran belanja negara, karena
besarnya pengeluaran untuk impor minyak. Masyarakat bingung sebab kenaikan
harga minyak memililiki efek berantai pada kenaikan harga barang-barang di
lapangan.
Yang ditekankan di sini adalah bahwa penggunaan minyak dari sisi
lingkungan, dan lebih spesifiknya sisi komposisi udara di atmosfir, berarti
peningkatan gas carbon dioxida (CO2). Gas ini, bersama lima jenis gas lain,
diketahui menjadi penyebab terjadinya efek pemanasan global (global warming).
Diperkirakan diantara tahun 1990-2100 akan terjadi kenaikan rata-rata suhu
global sekitar 1,4 sampai 5,8 derajat celsius. Akibatnya akan terjadi kenaikan
rata-rata permukaan air laut, disebabkan mencairnya gunung-gunung es di
kutub. Banyak kawasan di dunia akan terendam air laut. Akan terjadi
perubahan iklim global. Hujan dan banjir akan meningkat. Wabah
beberapa penyakit akan meningkat pula. Produksi tumbuhan pangan pun
terganggu. Pendek kata akan terjadi pengaruh besar bagi kelangsungan hidup
manusia.
Para peneliti dan ilmuwan yang bergerak di bidang lingkungan sudah
sangat ngeri membayangkan bencana besar yang akan melanda umat manusia.
Yang jadi masalah, kesadaran akan permasalahan lingkungan ini belum merata
di tengah umat manusia. Ini akan lebih jelas lagi kalau melihat tingkat kesadaran
masyakat di negara berkembang. Jangankan masyarakat umum, di kalangan
pemimpin pun kesadaran masalah lingkungan ini masih belum merata. Di tengah
kondisi di atas, dimulailah prakarsa-prakarsa pro-lingkungan pada tingkat
global. Kyoto Protokol adalah konvensi yang masih cukup hangat dan masih
akan diberlakukan secara efektif mulai tahun 2007. Isi utama Protokol ini adalah
upaya pengurangan emisi enam gas yang mengakibatkan kenaikan suhu global.
Pada tahun 2008-2012 akan diadakan pengukuran sistematis balance
pengeluaran dan penyerapan gas-gas ini pada semua negara yang telah
menandatangani Protokol ini.

2.2.1 Contoh, Penyebab dan Dampak Lingkungan Global


1. Pemanasan Global : Pemanasan Global / Global Warming pada dasarnya
merupakan fenomena peningkatan temperature global dari tahun ke tahun
karena terjadinya efek rumah kaca. Yang disebabkan oleh meningkatnya emesi
gas karbondioksida, metana, dinitrooksida, dan CFC sehingga energy matahari
tertangkap dalam atmosfer bumi.
Dampak bagi lingkungan biogeofisik : pelelehan es di kutub, kenaikan mutu
air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim,
punahnya flora dan fauna, migrasi fauna dan hama penyakit.
Dampak bagi aktiitas social ekonomi masyarakat: gangguan pada pesisir dan
kota pantai, gangguang terhadap prasarana fungsi jalan, pelabuhan dan bandara.
Gangguan terhadap pemukiman penduduk, ganggungan produktifitas pertanian.
Peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit.
2. Penipisan Lapisan Ozon : dalam lapisan statosfer pengaruh radiasi
ultraviolet, CFC terurai dan membebaskan atom klor. Klor akan mempercepat
penguraia ozon menjadi gas oksigen. Di samping itu efek rumah kaca, dan
beberapa atom lain yang mengandung brom seperti metal bromide dan halon
juga ikut memeperbesar penguraian ozon.
Dampak bagi makhluk hidup: lebih banyak kasus kanker kulit melanoma yang
bisa menyebabkan kematian, meningkatkan kasus katarak pada mata dan
kanker mata, menghambat daya kebal pada manusia(imun), penurunan produksi
tranaman jagung, dll, kenaikan suhu udara dan kematian pada hewan liar.
3. Hujan Asam : Proses revolusi industry mengakibatkan timbulnya zat
pencemaran udara. Pencemaran udara tersebut bisa bereaksi air hujan dan
turun menjadi senyawa asam.
Dampak nya : proses korosi menjadi lebih cepat, iritasi pada kulit, system
pernafasan, menyebabkan pengasaman pada tanah.
4. Pertumbuhan populasi : pertambahan penduduk duia yang mengikuti
pertumbuhan secara ekponsial merupakan permasalahan lingkungan .
Dampaknya: terjadinya pertumbuhan penduduk akan menyebabkan
meningkatnya kebutuhan sumber daya alam dan ruang.
5. Desertifikasi : merupakan penggurunan, menurunkan kempampuan
daratan. Pda proses desertifikasi terjadi proses pengurangan produktifitas yang
secara bertahap dan penipisan lahan bagian atas karena aktivitas manusia dan
iklim yang bervariasi seperti kekeringan dan banjir.
Dampak : awalnya berdampak local namun sekarang isu lingkungan sudah
berdampak global dan menyebabkan semakin meningkatnya lahan kritis di
muka bumi sehingga penangkap CO2 menjadi semakin berkurang.
6. Penurunan keaneragaman hayati : adalah keaneragama jenis spesies
makhluk hidup. Tidak hanya mewakili jumlah atau sepsis di suatu wilayah,
maliputi keunikan spesies, gen serta ekosistem yang merupakan sumber daya
alam yang dapat diperbaharui.
Dampaknya: karena keaneragaman hayati ini memeliki potensi yang besar bagi
manusia baik dalam kesehatan, pangan maupun ekonomi
7. Pencemaran limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun): bahan yang di
indentifikasi memiliki bahan kimia satu atau lebih dari karasteristik mudah
meledak, mudah terbakar, bersifai reaktif, beracun, penyabab infeksi, bersifat
korosif.
Dampak : dulunya hanya bersifat local namaun sekarang antar negara pun
melakukan proses pertukaran dan limbanya di buang di laut lepas. Dan jika itu
semua terjadi maka limbah bahan berbahaya dan racu dapat bersifat akut
sampai kematian makhluk hidup.

2.5 Studi Kasus


2.5.1 Pencemaran Lingkungan
a. Permasalahan
Permasalahan tentang lingkungan sudah menjadi wacana lama bangsa
Indonesia. Perkembangan jaman yang serba moderen ternyata juga berdampak
pada lingkungan yang ada. Banyak pabrik mobil berinovasi membuat desain-
desain baru. Konsumen pun tertarik membeli mobil baru itu. Akibatnya jalanan
menjadi padat dipenuhi mobil berkapasitas lebih dari satu orang tersebut
namun hanya ditumpangi sendiri. Selain jalan yang menjadi padat, gas yang
dikeluarkan mobil itu menyebabkan polusi udara. Meski disadari kini mulai
menerapkan teknologi ramah lingkungan. Tidak kalah dengan mobil, sepeda
motor kini jumlahnya lebih banyak. Alat transportasi umum seakan tidak banyak
diminati karena kualitasnya kurang standar yang mengakibatkan si pengguna
kurang nyaman. Padahal alat transportasi ini dibuat untuk mengurangi
kemacetan, polusi dan lain sebagainya, namun belumlah berhasil sukses. Saat
terjadi kemacetan maka gas buang kendaraan semakin banyak sebab mereka
yang tetap menyalakan mesin, menyumbangkan gas buang lebih banyak.
Saya menyuplik sedikit berita opini dari website yang menyebutkan “Awal abad
XXI ini persoalan lingkungan telah bertambah semakin rumit. Persoalan lama
masih banyak yang belum berhasil diselesaikan seperti sampah/MSW dan
bencana alam yang telah menimbulkan dampak lingkungan, namun isu-isu baru
(emerging issue) telah muncul, antara lain persoalan e-waste, B-3 dan
perubahan iklim yang berdampak serius terhadap kesehatan manusia.
Persoalan-persoalan baru tersebut telah menambah kerumitan permasalahan di
kawasan perkotaan, karena sebagian besar sumbernya justru di wilayah
perkotaan. Tuntutan hidup di perkotaan telah menimbulkan gaya hidup yang
serba cepat dan menuntut penggunaan fasilitas modern seperti alat-alat elektrik
dan elektronik serta konsumsi energi yang terus meningkat yang ternyata telah
menimbulkan dampak negatip serius bagi kehidupan umat manusia.
Upaya untuk mewujudkan clean land, clean water dan clean air di daerah
perkotaan perlu terus dilakukan, karena kualitas lingkungan yang buruk telah
menimbulkan dampak serius bagi kehidupan manusia. Salah satu hasil kajian
menunjukkan bahwa akibat lingkungan yang buruk, masyarakat miskin
Indonesia terpaksa harus membelanjakan dana yang sangat besar (sekitar 43
triliun rupiah) untuk biaya pengobatan yang semestinya dapat di dayagunakan
untuk keperluan yang lebih produktip dan bermanfaat langsung bagi
peningkatan kualitas kehidupannya”.
Hal tersebut sangatlah kompleks, dan kita rasakan saat ini. Udara yang tidak
segar, cuaca yang tidak menentu, matahari terasa menyengat (efek pemanasan
global), menyebabkan turunnya kualitas kesehatan. Selain polusi udara karena
kendaraan, sampah juga masih menjadi masalah. Masih banyak orang yang
membuang sampah sembarangan. Tdak hanya mengotori, mengurangi
keindahan, namun juga berbau, bahkan menyebabkan banjir karena sungai-
sungai tersumbat sampah. Semua permasalahan-permasalahan tadi akan
berdampak pada manusia (penghuni). Dan penyebab semua itu ya tidak lain juga
manusia itu sendiri.

b. Solusi
• Perlunya sosialisasi penggunaan kendaraan bermotor
Masyarakat pengguna mobil disosialisasikan / disadarkan bahwa mobil
sebaiknya digunakan saat berpergian bersama-sama. Semisal saat pergi bersama
keluarga. Saat berpergian sendiri usahakan menggunakan angkutan umum. Atau
kalau tempat tujuannya dekat sebaiknya bersepeda atau jalan kaki. Hal ini akan
membuat lebih sehat. Selain itu, terapkan budaya tertib berlalulintas agar tidak
terjadi kecelakakan yang kadang juga memicu terjadinya kemacetan.
• Perbaikan sarana dan prasarana transportasi
Hal ini dikhususkan alat transportasi umum, agar pengguna merasa nyaman dan
banyak pengguna kendaraan pribadi beralih ketransportasi umum. Dilakukan
dengan penambahan alat transportasi umum beserta jalur/rute nya. Sebab
kebanyakan orang malas naik kendaraan umum karena mereka malas menunggu
lama dan jarak halte dari tempat tinggal jauh. Bangun tempat penitipan sepeda
di dekat stasiun bus/angkot untuk daerah pinggiran kota / pedesaan.
Kemungkinan jarak rumah ke stasiun bus jauh, maka perlu naik sepeda.
• Sosialisasi pengelolaan sampah.
Perlu lebih gencar lagi sosialisasi pengelolaan sampah, baik di perkotaan
maupun d pedesaan. Bukan tidak mungkin masyarakat desa juga belum sadar,
missal saat selesai menyapu halaman rumah, karna depan ada sungai lantas
supaya mudah dibung ke sungai. Padahal mereka bias membuar bak
penampungan sampah. Sosialisasi tersebut juga dibarengi dengan kepemanduan
dalam praktik. Agar tidak hanya jadi sekedar wacana. Diperlukan biaya peralatan
yang dibutuhkan. Dengan begitu diharapkan pengelolaan sampah benar-benar
terlaksana.
• Penghematan daya listrik
Mematikan peralatan elektronik yang tidak digunakan. Suatu saat nanti disaat
kualitas udara kita membaik, tidak diperlukan lagi mesin yang bernama AC (Air
Conditioner) alat yang menyumbang terjadinya pemanasan global.
• Lebih baik mencegah dari pada
mengobati.
Pemerintah seharusnya lebih
menganggarkan perbaikan lingkungan
sehat, sehingga tidak perlu ada
anggaran untuk pengobatan bagi yang
sakit.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kelalaian sebagian manusia hingga hari ini berakibat pada kondisi alam yang
semakin memburuk sebagai contohnya pemanasan global, efek rumah kaca dan
lubang ozon sehingga suhu bumi saat ini tidak stabil.
Maka dari itu perlulah kita mengambil beberapa langkah untuk mengurangi
dampak isu negative alam global diantaranya:
• Batasi emisi bahan karbon dioksida
• Menanam pohon lebih banyak
• Daur ulang dan gunakan ulang
• Gunakan alat transportasi alternatif untuk mengurangi emisi karbon
Penyebab terjadinya masalah lingkungan hidup adalah adanya kegiatan
masyarakat seperti pembuangan limbah pabrik, sampah dari rumah tangga,
penebangan dan kebakaran hutan yang dapat menimbulkan pencemaran
terhadap sungai dan laut, tanah, hutan sehingga banyak flora dan fauna yang
punah.

3.2 Saran
Masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dalam pemanfaatan
sumber daya harus memperhatikan dampak yang timbul dari penggunaan
sumber daya tersebut terhadap lingkungan sekitar agar tidak terjadi
pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup.
Bagi kita semua agar bisa mencari sumber bacaan lain selain makalah ini,
sehingga wawasan kita tentang lingkungan akan lebih banyak dan kia lebih
mengetahui tentang apa yang sedang terjadi saat ini di dalam lingkungan kita.
DAFTAR PUSTAKA

Dr.H. Totok Gunawan, M.S.,dkk. 2004. Fakta dan Konsep Geografi. Jakarta:
Ganeca Exact.
Sugandi, Dede. 2005. Geografi. Bandung: Regina.
http://forum.cekinfo.com/showthread.php?t=1680, diakses pada 04 Januari
2016, pukul 21.30.
http://ebookbrowse.com/makalah-masalah-lingkungan-hidup-doc-
d423335122, diakses pada 04 Januari 2016, pukul 22.30.
http://humairahworld.wordpress.com/2011/02/12/isu-lingkungan/, diakses
pada 04 Januari 2016, pukul 22.00.
http://akuntansiunismuh.blogspot.co.id/2015/01/isu-lingkungan-pemanasan-
global.html, diakses pada 04 Januari 2016, pukul 20.30.
https://syahriltu.wordpress.com/2011/05/19/iad-isu-linglkungan/, diakses
pada 04 Januari 2016, pukul 23.30.
http://ikhwan-perbaungan.blogspot.co.id/2014/01/makalah-isu-lingkungan-
ilmu-alamiah.html, diakses pada 04 Januari 2016, pukul 23.35.
http://momoiomoe.blogspot.co.id/2011/09/isu-lingkungan-pemanasan-
Global.html, diakses pada 04 Januari 2016, pukul 23.35.
http://industri12.blogspot.co.id/2013/04/studi-kasus-permasalahan-
lingkungan.html, diakses pada 04 Januari 2016, pukul 23.35.
http://putriandini441.blogspot.co.id/2014/11/contoh-studi-kasus-
pencemaran-air.html, diakses pada 04 Januari 2016, pukul 23.35.
TUGAS
EKONOMI SUMBER DAYA ALAM & LINGKUNGAN
GLOBAL ENVIRONMENTAL ISSUE

OLEH :

I MADE GEDE SANCITA WIGUNA


(1415151086)

PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

Anda mungkin juga menyukai