Anda di halaman 1dari 63

Kelompok 2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pelat adalah elemen horisontal struktuk yang mendukung beban mati maupun
beban hidup dan menyalurkannya kerangka vertikal dari sistem struktur.

Berdasarkan perbanding antara bentang yang panjang dan bentang yang


pendek, pelat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pelat satu arah dan pelat dua arah.
Pelat satu arah jika perbandingan antara bentang panjang dan bentang pendek pelat
dua kali atau lebih, sedangkan pelat dua arah jika pebandingan bentang panjang dengan
bentang pendek pelat kurang dari dua. Pelat satu arah lazim dirancang sebagai “balok”
dengan lebar tertentu.

Perancangan dan analisis pelat satu arah dan dua arah dapat dilakukan dengan
beberapa metoda. Oleh karena semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, maka
metoda perancangan pelat juga mengalami perkembangan termasuk juga peraturan
yang digunakan.

Peraturan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK
SNI 03-2847-2002) adalah peraturan beton yang baru untuk menggantikan Peraturan
Beton SK SNI-T-15-1991-03. Dalam peraturan baru ini banyak perbedaan yang ada SK
SNI-T-15-1991-03, baik dalam dasar-dasar perencanaan maupun persyaratan
perencanaan. Untuk perancangan dan analisis struktur pelat juga banyak perbedaannya.

Tujuan

Perancangan dan Analisis Sistem Pelat Lantai Dua Arah Menurut SK SNI 03-2847-
2002 ini bertujuan menampilkan perancangan sistem pelat lantai beserta persyaratan-
persyaratan yang mengatur secara detail dan terperinci. Serta membandingkan
perbedaan antara SK SNI-T-15-1991-03 dengan SK SNI 03-2847-2002.

Struktur Beton 2 1
Kelompok 2

Batasan Permasalahan

Untuk dapat menampilkan pembahasan perancangan dan analisis sistem pelat


lantai dengan detail dan terperinci, maka batasan masalah yang diambil adalah
perancangan sistem pelat lantai dua arah. Perencanaan ini meliputi persyaratan-
persyaratan, penentuan gaya-gaya dalam, perencanaan tulangan dan penggambaran
hasil perancangan.

Struktur Beton 2 2
Kelompok 2

1. Suatu bangunan bertingkat banyak dengan sebagian denah lantai tampak pada
Gambar 1.1. Digunakan sistem lantai tanpa balok dengan kolom persegi, tinggi
bersih tiap lantai 3,50 m. Bangunan tidak mengalami gempa bumi sehingga yang
ditinjau hanyalah beban gravitasi dengan beban hidup 3,50 kPa, beban mati 0,45
kPa, sedang fc’ = 35 Mpa, fy = 350 Mpa. Rencanakan panel plat ujung dan
penulangan yang diperlukan.

Gambar 1.1

Struktur Beton 2 3
Kelompok 2

Penyelesaian :

Pemeriksaan penggunaan metode perencanaan langsung :


a) Nilai banding panjang terhadap lebar bentang < 2 (SKSNI 03-2847-2002
pasal 15.6.1.2)
 7,5/5,5 < 2
 1,36 < 2 sehingga berlaku aksi dua arah
b) Masing-masing arah lebih dari tiga bentang dengan panjang bentang
bersebelahan sama, semua kolom duduk pada sumbunya.
c) Pada awal langkah dianggap tebal plat 210 mm

Sedangkan berdasarkan SKSNI 03-2847-2002 pasal 15.6.1.5


WDL = 0,50 + 0,21 (23 ) = 5,33 kPa
Syarat perencanaan plat : 2 kali beban mati (WDL) > beban hidup (WLL)
2 WDL > WLL
2 (5,33) > 2,40 kPa
10,66 > 2,40 Kpa
Dengan demikian metode perencanaan langsung dapat digunakan.

Pemeriksaan tebal plat berdasarkan syarat lendutan :

ln1 arah memanjang = 7500 – ½ (500) – ½ (550) = 6975 mm = 6,975 m

ln2 arah melebar = 5500 – ½ (550) – ½ (550) = 4950 mm = 4,95 m

nilai banding panjang terhadap lebar bentang bersih,

6975
  1,40
4950

balok _ yang _ menerus


S 
keliling _ seluruh

7,5  5,5  7,5


s   0,788
2(7,50  5,50)

Kekakuan balok

n  0 karena balok tanpa tepi

Struktur Beton 2 4
Kelompok 2

Pemeriksaan lendutan,

berdasarkan SKSNI-03-2847-2002 pasal 11.5.3.2.(a)

 f 
 0,8  y l n
h 
1500 
36  5  m  0,2

 350 
 0,8  
h  1500 
x6975  192,75
36  5(1,4)0  0,2

Karena tidak menggunakan balok tepi, tebal tersebut harus ditambah 10%, dengan
demikian h = 212 mm, yang kurang lebih sama dengan perkiaan semula, sehingga tetap
menggunakan h = 210 mm.

Karena αm = 0, maka unsur kekakuan dalam persamaan tersebut menjadi negatif,


sehingga berdasarkan peraturan SKSNI-03-2847-2002 pasal 11.5.3.2.(a) bahwa pelat
tanpa balok interior yang menghubungkan tumpuan-tumpuannya dan mempunyai rasio
bentang panjang terhadap bentang pendek yang tidak lebih dari dua, harus memiliki
tebal plat minimal 120mm. Sehingga tebal plat rencana dapat digunakan. Maka
perhitungan d= 210-25 = 185mm.

Pemeriksaan tebal plat berdasarkan syarat gaya geser :

WU = 1,6 WLL + 1,2 WDL

WU = 1,6 (2,40) + 1,2 (5,33)

WU = 10,236 kPa = 11 kPa

Struktur Beton 2 5
Kelompok 2

Kolom Interior :

Gambar 1.2

Gaya geser netto terfaktor keliling kolom,

VU = [ ( l1 ) ( l2 ) – ( c1 + d ) ( c2 + d ) ] WU

VU = [ ( 7,5 ) ( 5,5 ) – ( 0,55 + 0,185 ) ( 0,55 + 0,185 ) ] 11

VU = 447,8 kN

b0 = 2 ( c1 + d + c2 + d )

= 2 ( 1470 )

= 2940

Luas permukaan bidang geser,

 AC = ( b0 ) ( d )

AC = 2d ( c1 + c2 + 2d )

AC = 2 (185) ( 550 + 550 + 370 )

AC = 543900 mm2

 C = nilai banding sisi panjang dan pendek kolom = 550/550 = 1,0


Berdasarkan SKSNI-03-2847-2002 pasal 11.3.2.(3)
VU 447,8
Vn    597,06kN
 0,75
( nilai Ø berdasarkan SKSNI-03-2847-2002 pasal 11.3.2.(3) )

Struktur Beton 2 6
Kelompok 2

Mencari nilai terkecil VC dari,

Berdasarkan SKSNI-03-2847-2002 pasal 13.12

 2  f c ' Ac
1) Vc  1  
  c  6
3
 2  35 x543900 x10
Vc  1  
 1 6
Vc  1608,88kN

 d  f ' c Ac
2) Vc   s  2 
 b0  12
3
 40 x185  35 x543900 x10
Vc    2
 2940  12
Vc  1211,218kN

1
3) Vc  f ' c Ac
3
1
Vc  35 x543900 x10 3
3
Vc  1072,58kN

Diambil nilai VC terkecil, jadi VC = 1072,58 kN

Dengan syarat VC > Vn

Nilai terkecil VC = 1072,58 kN > Vn = 597,06 kN dapat digunakan perhitungan awal.

Struktur Beton 2 7
Kelompok 2

Kolom Eksterior :

Gambar 1.3

Diperhitungkan ada tambahan beban dari dinding eksterior 4,0 kN/m

Gaya geser netto terfaktor keliling kolom,

VU = [ (5,5) ½ (7,5 + 0,5) – {0,5 + ½ (0,185)} (0,55 + 0,185) ] 11 + (5,5-0,55)(4,0) (1,2)

VU = 260,96 kN

Sedangkan berdasarkan SKSNI-03-2847-2002 pasal 11.3.2.(3)

VU 260,96
Vn    347,95kN
 0,75
( nilai Ø berdasarkan SKSNI-03-2847-2002 pasal 11.3.2.(3) )

b0 = 2c1 + d + c2 + d = 2c1 + c2 + 2d

Luas permukaan bidang geser,

 AC = ( b0 ) ( d )

AC = d ( 2c1 + c2 + 2d )

AC = 185 ( 1000 + 550 + 370 )

AC = 355200 mm2

Struktur Beton 2 8
Kelompok 2

 C = nilai banding sisi panjang dan pendek kolom = 500/550 = 0,9

Berdasarkan SKSNI-03-2847-2002 pasal 13.12

 2  f c ' Ac
1) Vc  1  
  c  6
 2  35 x355200 x10 3
Vc  1  
 0,9  6
Vc  1128,52kN

 d  f ' c Ac
2) Vc   c  2 
 b0  12
3
 30 x185  35 x355200 x10
Vc    2
 1920  12
Vc  856,43kN

1
3) Vc  f ' c Ac
3
1
Vc  35 x355200 x10 3
3
Vc  700,46kN

Nilai terkecil VC = 700,46 kN > Vn = 347,95 kN dapat digunakan perhitungan awal

Perhitungan momen statis total,

ln1 arah memanjang = 7200 – ½ (500) – ½ (550) = 6675 mm = 6,675 m

ln2 arah melebar = 5500 – ½ (550) – ½ (550) = 4950 mm = 4,95 m

0,65 l1 = 0,65(7500) = 4875 mm, gunakan ln1 = 6,675 m

0,65 l2 = 0,65(5500) = 3575 mm, gunakan ln2 = 4,95 m

Struktur Beton 2 9
Kelompok 2

a) Arah memanjang bangunan :

M 0  WU  2  n1   11x5,5 x6,675 = 336,95 kNm


1 2 1 2

8 8

Untuk panel plat ujung, faktor distribusi momen (Daftar 1) adalah :


Mu pada tumpuan interior pertama = 0,70 M0
+ Mu pada lapangan = 0,52 M0
Mu pada muka eksterior = 026 M0
Momen rencana negatif, - Mu = 0,70 (336,95) = 235,8 kNm
Momen rencana positif, + Mu = 0,52 (336,95) = 175,2 kNm
Momen negatif eksterior, - Mu = 0,26 (336,95) = 87,6 kNm

b) Arah melebar bangunan :

M 0  WU  1  n 2   11x7,5 x4,95 = 252,7 kNm


1 2 1 2

8 8
Untuk panel plat ujung, faktor distribusi momen (Daftar 1) adalah :
Mu pada tumpuan interior pertama = 0,65 M0
+ Mu pada lapangan = 0,35 M0
Mu pada tumpuan interior kedua = 0,65 M0
Momen rencana negatif, - Mu = 0,65 (252,7) = 164,2 kNm
Momen rencana positif, + Mu = 0,35 (252,7) = 88,4 kNm
Momen negatif eksterior, - Mu = 0,65 (252,7) = 164,2 kNm
Apabila eksterior tepi benar-benar tertahan sebetulnya momen rencana positif
arah melebar bangunan dapat menggunakan faktor 0,35 < 0,52.

Distribusi momen Lajur Kolom dan Lajur Tengah :

Pada lajur kolom eksterior tidak ada balok tepi yang mengalami puntir, dengan demikian
nilai banding kekuatan c = 0, selanjutnya juga α1 = 0.

Dari daftar momen lajur kolom (lihat Daftar), faktor distribusi momen negatif pada
tumpuan eksterior adalah 100%, momen positif lapangan 60%, dan mommen negatif
interior 75%.

Pemeriksaan kapasitas pelimpahan momen geser pada tumpuan kolom eksterior :

Mu pada kolom interior = 235,8 kNm

Mu pada kolom eksterior = 87,6 kNm

Vu = 260,96 kN yang bekerja dipermukaan kolom

Kuat momen nominal Mn yang akan dipakai untuk pelimpahan momen geser kolom tepi
adalah yang diperoleh berdasrkan nilai : - Mu = 87,6 kNm.

Struktur Beton 2 10
Kelompok 2

Tabel 1.1 Distribusi Momen

Arah memanjang Arah melebar

 1 5,5  1 7,5
  0,73   1,36
 2 7,5  2 5,5

 1   1 
    0     0
 2   2 

Momen Momen Momen Momen Momen Momen


Lajur Kolom negatif positif negaif negatif positif negaif
interor Lapangan Eksterior interor Lapangan Interior
Mu (kNm) 235,8 175,2 87,6 164,2 88,4 164,2
Faktor
75% 60% 100% 75% 60% 75%
Distribusi
Momen
0,75 x 0,60 x 1,00 x 0,75 x 0,60 x 0,75 x
Rencana
Lajur Kolom 235,8 175,2 87,6 164,2 88,4 164,2
- - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - - --
(kNm)
176,85 105,12 87,6 123,15 53,04 123,15
Momen
235,8 175,2 87,6 164,2 88,4 164,2
Rncana
Lajur
-176,85 -105,12 -87,6 -123,15 -53,04 -123,15
Tengah
- - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - - --
(kNm)
58,95 70,08 0 41,05 35,36 41,05

Struktur Beton 2 11
Kelompok 2

Gaya geser rencana pada kolom tepi dengan memperhitungkan momen interior :

87,6 kNm 235,8 kNm

(7,5 – ½ (0,5) – ½ (0,55)) = 6,975

VU = 260,96 kNm (kolom eksterior)

87,6
VU = kNm
6,975

235,8
VU = - kNm
6,975

87,6 235,8
VU = 260,96 + -
6,975 6,975
235,8−87,6
𝑉𝑢 = 260,96 − 6,975
= 239,7 kN

Berdasarkan SKSNI-03-2847-2002 pasal 11.3.2.(3)

VU 239,7
Vn    319,6kN
 0,75
( nilai Ø berdasarkan SKSNI-03-2847-2002 pasal 11.3.2.(3) )

Struktur Beton 2 12
Kelompok 2

Dengan mengacu pada Gambar,

Gambar 1.4

menentukan letak titik berat penampang kritis dengan menggunakan momen statis :

Ac = b0 (d)

= {2 (c1 + ½ d ) + c2 + d } d

= (2c1 + 2d + c2 ) d

= 349050 mm2

jarak titik berat penampang kritis,

 1  1 1 
2 c1  d dx  c2  d   c2  d x0
x=
 2  2 2 
 1  
2 c1  d d   c2  d d
 2  

2
 1 
d  c1  d 
x=
 2 
2c1d  d  c2 d  d 2
2

Struktur Beton 2 13
Kelompok 2

2
 1 
d  c1  d 
x=
 2 
d (2c1  c2  2d )

2
 1 
195 450  195 
x=  2 
195(2 x195  500  2 x195)

299756
x=
1790

x = 167 mm

Jarak dari muka kolom ke itik berat penampang kritis, s= 167 – ½ (195) = 69,50 mmm.
Gaya geser Vu dilimpahkan dari muka kolom ke pusat berat penampang kritis dengan
menambahkan momen kolom eksterior Mu = 88,9 kNm.

Momen eksterior rencana total :

MUƟ = MU + VU(s) = 88,9 + 229,151(69,50)(10)-3 = 104,8259 kNm

Kuat momen tak seimbang minimum yang diperlukan :

M u 104,8259
Mn    131,0324kNm
 0,80

Kuat momen nominal Mn yang dilimpahkan oleh geser :

1
 v  1
2 b1
1
3 b2

di mana, kolom tepi menggunakan nilai b1 = (c1 + 1/2d) = (50 + 97,5) = 547,50 mm

1 1
 v  1  1  0,37
2 547,5 1  0,59
1
3 695

dengan demikian Mnv = 0,37 Mn = 0,37(131,0324) = 48,4819 kNm

Momen inersia sisi penampang kritis yang sejajar dengan arah momen terhadap
sumbu melebar bangunan :

I1 = 2[1/12(195)(547,5)3 + 195(547,5)(1/2(547,5) – 167)2 + 1/12(547,5)(195)3]

Struktur Beton 2 14
Kelompok 2

= 2(2666893888 + 1216618742 + 338303672) = 8443632604 mm4

Momen inersia sisi penampang kritis yang tegak lurus dengan arah momen
terhadap sumbu melebar bangunan :

I2 = Ad2 = (500 + 195)(195)(167)2 = 3779656725 mm4

Momen inersia torsional :

Jc = I1 + I2 = 8443632604 + 3779656725 = 12223289329 mm4

Tegangan geser akibat geser keliling kolom, efek Mn, dan berat dinding adalah :

Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03

Vu γn Mn X 229,151 (10)3 0,37 (131,0324)(167)(10)6


Vn = ∅ Ac − = −
Jc 0,60 (349050) 12223289329

= 0,431 MPa
Vc 637275
Vc maksimum ijin = b = 349050 = 1,826 MPa > Vn = 0,431 Mpa
0d

Jadi, tebal panel plat yang ditetapkan dapat digunakan.

Sedangkan berdasarkan SKSNI-03-2847-2002 pasal 11.3.2.(3)

Vu γn Mn X 229,151 (10)3 0,37 (131,0324)(167)(10)6


Vn = ∅ Ac − = −
Jc 0,75 (349050) 12223289329

= 0,213 MPa
Vc 637275
Vc maksimum ijin = b = 349050 = 1,826 MPa > Vn = 0,213 Mpa
0d

Jadi, tebal panel plat yang ditetapkan dapat digunakan.

( nilai Ø berdasarkan SKSNI-03-2847-2002 pasal 11.3.2.(3) )

Struktur Beton 2 15
Kelompok 2

Untuk menahan teganan geser pada daerah kolom di sudut bangunan yang
cenderung menahan geser yang lebih besar, ada kemungkinan memerlukan
usaha-usaha perkuatan penebalan yang dapat dilakukan dengan membuat
kepala kolom atau perbesaran kolom, atau kepala geser.

Gambar 1.5

Merencanankan penulangan plat,

a) Penulangan tambahan pada plat di daerah muka kolom,


Momen tak imbang yang dilimpahkan ke kolom dengan lentur :
γ1 = 1 − γv = 1 − 0,37 = 0,63
Mnf = γ1 Mn = 0,63(131,0324) = 82,55 kNm

Momen dilimpahkan ke lajur selembar [c2 + 2(1,50 h)],


c2 + 2(1,50 h) = 500 + 3(220) = 1160 mm
Mnf = As fy (d – 1/2a)
perkirakan (d – 1/2a) = 0,90d, maka:
82,55(10)6 = As (400)0,90(195)
82,55 x106
AS 
400 x0,90 x195
As = 1175,926 mm2 untuk lebar lajur b = 1160 mm

Struktur Beton 2 16
Kelompok 2

Pemeriksaan As
AS f y
a
0,85 f C ' b
1175,926(400)
𝑎 = 0,85 (30)(1160) = 15,902 mm
82,55(10)6 = As (400) [195 – ½(14,69)]
As = 1099,758 mm2
Maka untuk tulangan tambahan ini gunakan batang tulangan D13
berjarak p.k.p. 100 mm, dan dipasang pada lajur kolom selebar 500 mm,
kemudian dijangkarkan ke dalam kolom sesuai dengan panjang
penyaluran yang diperlukan.
Untuk pelimpahan momen geser pada daerah muka kolom interior
dilakukan dengan cara yang sama, harap diperhatikan bahwa kadang-
kadang dihadapi permasalahan pola pembebanan dan bentang yang tidak
sama pada peninjauan suatu kolom interior.

b) Penulangan arah memanjang bangunan,


Momen nominal pada lajur kolom (lihat Tabel 1.1):
MR 179,55
Momen Kolom Interior : 𝑀𝑛 = = = 224,44 𝑘𝑁𝑚
Ø 0,80
MR 106,68
Momen Lapangan : 𝑀𝑛 = = = 133,35 𝑘𝑁𝑚
Ø 0,80
MR 88,90
Momen Kolom Eksterior : 𝑀𝑛 = = = 111,13 𝑘𝑁𝑚
Ø 0,80
Momen nominal pada lajur tengah (lihat Tabel 1.1):
MR 59,85
Momen Kolom Interior : 𝑀𝑛 = = = 74,81 𝑘𝑁𝑚
Ø 0,80
MR 71,12
Momen Lapangan : 𝑀𝑛 = = = 88,90 𝑘𝑁𝑚
Ø 0,80
Momen Kolom Eksterior : 𝑀𝑛 = 0

Perencanaan tulangan lajur kolom :

Lebar lajur kolom = 2(1/4)(5,5) = 2,75 m


224,44
𝑀𝑛 interior tiap meter lebar = = 81,615 kNm
2,75

133,35
+ 𝑀𝑛 lapangan tiap meter lebar = = 48,491 kNm
2,75

Tulangan negatif :

𝑀𝑛 = As fy (d – 1/2a)

Struktur Beton 2 17
Kelompok 2

sebagai langkah awal anggap (d – 1/2a) = 0,9d

81,615 = As (400)(0,9)(195), maka As = 1163 mm2


As fy 1163 (400)
𝑎 = 0,85 f′ b = = 18,24 𝑚𝑚
c 0,85 (30)(1000)

81,615 = As (400)[195 – ½(18,24)], didapat As = 1098 mm2

dicoba menggunakan batang tulangan D16 (201,1 mm2) dengan jarak s :


201,1
𝑠= (1000)
As

201,1
s pada momen negatif = (1000) = 183 𝑚𝑚 𝑝. 𝑘. 𝑝.
1098

apabila digunakan tulangan yang sama untuk daerah momen positif, maka :
−𝑀 48,491
s pada momen positif = + 𝑀𝑛 (𝑠) = 81,615 (1098) = 652 mm2
𝑛

s maksimum ijin = 2h = 2(220) = 440 mm

Tulangan positif :
+ 𝑀𝑛 48,491
𝐴𝑠 = (𝐴𝑠 ) = (1098) = 652 mm2
− 𝑀𝑛 81,615

dicoba menggunakan batang tulangan D13 (132,7 mm2), dengan jarak s :


132,7
𝑠= (1000)
𝐴𝑠

132,7
s pada momen positif = (1000) = 204 mm
625

untuk daerah momen eksterior apabila menggunakan D13,


106,68
s pada momen negatif = (204) = 245 mm
88,9

Susunan tulangan sebagai berikut :

daerah momen negatif kolom interior : 15D16 berjarak 180 mm

daerah momen positif kolom interior : 13D13 berjarak 200 mm

daerah momen negatif kolom eksterior : 10D13 berjarak 240 mm, dan 8
batang dipasang di luar lebar lajur pelimpahan momen lentur 1160 mm.

Struktur Beton 2 18
Kelompok 2

Perencenaan tulangan lajur tengah :

Lebar lajur tengah = 5,5 – 2,75 = 2,75 m


MR 59,85
Momen Kolom Interior : 𝑀𝑛 = = = 74,81 𝑘𝑁𝑚
Ø 0,80

MR 71,12
Momen Lapangan : 𝑀𝑛 = = = 88,90 𝑘𝑁𝑚
Ø 0,80

74,80
𝑀𝑛 interior tiap meter lebar = = 27,21 𝑘𝑁𝑚
2,75

88,90
+ 𝑀𝑛 lapangan tiap meter lebar = = 32,33 𝑘𝑁𝑚
2,75

Tulangan negatif :

𝑀𝑛 = 𝐴𝑠 𝑓𝑦 (𝑑 − 1⁄2 𝑎)

sebagai langkah awal anggap (𝑑 − 1⁄2 𝑎) = 0,9𝑑

27,21 = As (400)(0,9)(195)

Maka As = 388 mm2


𝐴𝑠 𝑓𝑦 388 (400)
a = 0,85 𝑓′ 𝑏 = = 6,09 mm
𝑐 0,85 (30)(1000)

27,21 = As (400)[195 – ½(6,09)], didapat As =355 mm2

dicoba menggunakan batang tulangan D10 (78,5 mm2) dengan jarak s :


78,5
𝑠= (1000)
𝐴𝑠

78,5
s pada momen negatif = (1000) = 211 mm p.k.p.
335

s maksimum ijin = 2h = 2(220) = 440 mm

Tulangan positif :
+ 𝑀𝑛 32,33
𝐴𝑠 = (𝐴𝑠 ) = (355) = 422 𝑚𝑚2
− 𝑀𝑛 27,21

Struktur Beton 2 19
Kelompok 2

dicoba menggunakan tulangan D10 (78,5 mm2) dengan jarak s :


78,5
𝑠= (1000)
𝐴𝑠

78,5
s pada momen negatif = (1000) = 186 mm p.k.p.
422

Susunan tulangan sebagai berikut :

daerah momen negatif kolom interior : 13D10 berjarak 200 mm

daerah momen positif kolom interior : 15D10 berjarak 180 mm

c) Penulangan arah melebar bangunan,

Pada dasarnya proses perhitungan sama dengan yang telah dilakukan


untuk arah memanjang bangunan.

Karena ¼(l1) = ¼(7,2) = 1,8 m > ¼(l2),

maka lebar lajur kolom menggunakan 2(¼)(l2) = ½(5,5) = 2,75 m.

Sehingga lebar lajur tengah = 7,2 – 2,75 = 4,45 m.

Tinggi efektif plat (d) pada arah melebar bangunan juga lebih pendek dari
yang digunakan pada arah memanjang bangunan. Untuk
memperhitungkan batang tulangan pokok arah memenjang bangunan
digunakan d = 185 mm. Kemudian untuk seluruh rencana penulangan plat
dibuat daftar dan gambar, lihat Tabel 1.2 dan Gambar 7.3.

Tabel 1.2
Arah Memanjang Arah Melebar
Ukuran Momen Ukuran
Jenis Momen
Lajur As perlu Tulangan (kNm) tiap As perlu Tulangan
Momen (kNm) tiap m’
Dan jarak m’ Dan jarak
Negatif D13 D13
81,615 1098 47,251 658
Interior 180 mm 200 mm
Negatif D13 D10
Kolom 40,410 544 23,4 326
Eksterior 240 mm 200 mm
Positif D13 D10
48,491 652 28,08 391
Lapangan 200 mm 220 mm
Negatif D10 D10
27,210 355 9.733 136
Interior 200 mm 400 mm
Negatif D10 D10
Tengah 0 0 0 0
Eksterior 400 mm 400 mm
Positif D10 D10
32,33 422 11,569 161
Lapangan 180 mm 400 mm

Struktur Beton 2 20
Kelompok 2

Gambar 1.6

Struktur Beton 2 21
Kelompok 2

2. Suatu bangunan bertingkat banyak dengan sebagian denah lantai seperti pada
Gambar 7.3.1. Menggunakan sistem lantai dicor secara monolit denmgan balok dan
kolom persegi, tinggi bersih tiap lantai 4,00 m, lebar panel 5,50 m, panjang panel
7,20 m. Beban yang ditinjau : beban gravitasi, beban hidup 5,40 kPa, beban mati
0,70 kPa, fc’ = 30 MPa, fy = 400 Mpa. Rencanakan panel plat dan penulangannnya.

Penyelesaian :

Pemeriksaan penggunaan metode perencanaan langsung :


d) Nilai banding panjang terhadap lebar bentang < 2 (SKSNI 03-2847-2002
pasal 15.6.1.2)
 7,2/5,5 < 2
 1,31 < 2 sehingga berlaku aksi dua arah
e) Masing-masing arah lebih dari tiga bentang dengan panjang bentang
bersebelahan sama, semua kolom duduk pada sumbunya.
f) Pada awal langkah dianggap tebal plat 180 mm
WDL = 0,70 + 0,18 (23 ) = 4,84 kPa

Syarat perancanaan plat berdasarkan SK SNI T-15-1991-03


3 kali beban mati (WDL) > beban hidup (WLL)
3 WDL > WLL
3 (4,84) > 5,40 kPa
14,52 > 5,40 Kpa

Syarat perencanaan plat berdasarkan SKSNI 03-2847-2002 pasal 15.6.1.5


2 kali beban mati (WDL) > beban hidup (WLL)
2 WDL > WLL
2 (4,84) > 5,40 kPa
9,68 > 5,40 Kpa
Dengan demikian metode perencanaan langsung dapat digunakan.

Struktur Beton 2 22
Kelompok 2

Pemeriksaan tebal plat berdasarkan syarat lendutan :

ln1 arah memanjang = 7200 – 2(d) = 7200 – 2(150) = 6900 mm = 6,9 m

ln2 arah melebar = 5500 – 2(d) = 5500 – 2(150) = 5200 mm = 5,2 m

Nilai banding panjang terhadap lebar bentang bersih,


6900
  1,33
5200

karena semua tepi menerus, maka βs =1,0

Pemeriksaan lendutan

Pemeriksaan lendutan berdasarkan SK SNI T-15-1991-03


fy
0,8 
h 1500
  1 
36  5  m  0,121  
   
Pemeriksaan lendutan berdasarkan SK SNI 03-2847-2002 pasal 15.3.3,
menggunakan persamaan :
fy
0,8 
h 1500 n 
36  5 m  0,2

Karena unsur kekuatan αmdalam persamaan tersebut belum diketahui, sehingga dipakai
persamaan
berikut :
fy 400
0,8  0,8 
h 1500 n   1500 6900  153mm
36  9 36  12
( Berdasarkan SKSNI 03-2847-2002 pasal 15.3.3).(c) )
dan tidak perlu lebih dari :
fy 400
0,8  0,8 
h 1500 n   1500 6900  205mm
36 36

Dengan demikian anggapan awal tebal plat h = 180 mm, sampai sejauh ini dapat dipakai.

Struktur Beton 2 23
Kelompok 2

gambar 2.1

Perhitungan αm dilakukan berikut :


Berdasarkan penampang pada hubungan plat dengan balok yang membentuk balok T
seperti terlihat pada Gambar 2.1, maka lokasi titik berat penampang dapat ditentukan:

Sesuai SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.6.2 ayat 4, lebar efektif (bE) diperhitungkan sebagai
berikut:

bE = 2(h – t) + bw = 2(500 – 180) + 300 = 940 mm

dengan syarat panjang (flens) tidak lebih dari 4t = 4(180) = 720 mm.

Sesuai SK SNI 03-2847-2002 pasal 10.10(2) lebar efektif (bE) diperhitungkan sebagai
berikut :

bE = bw + 2 hw = 300 + 2(320) = 940 mm

dengan syarat :
 tidak boleh melebihi seperempat bentang balok ¼ (5500) = 1375 mm
 lebar efektif sayap (flens) dari masing-masing sisi badan balok tidak
boleh melebihi delapan kali tebal pelat 8t = 8(180) = 1440 mm dan
setengah jarak bersih antara balok-balok yang bersebelahan
½ [5500 – (1/2 . 400) – (1/2 . 400)] = ½ (5100) = 2550 mm

Persamaan statis momen terhadap tepi atas :

Struktur Beton 2 24
Kelompok 2

(180)(940)(90) + (300)(320)(160 + 180) = [(180)(940) + (300)(320)]y

15228000  32640000
y  180,50mm
265200000

lb = 1/3 (300)(0,53) + 1/12(940)(180)(90,5)2 + 1/3(300)(319,5)3

= 5104094299 mm4

Untuk arah memanjang bangunan :

lb1 = lb

ls1 = 1/12(h)3( 1 ) = 1/12(180)3(7200) = 3499200000 mm4

Ecb = E cs

Ecblb 5104094299
1    1,46
Ecsls1 3499200000

Untuk arah melebar bangunan :

lb2 = lb

ls2 = 1/12(h)3( 2 ) = 1/12(180)3(5500) = 2673000000 mm4

Ecb = E cs

Ecblb 5104094299
1    1,91
Ecsls 2 2673000000

maka, αm = {1,46(2) + ¼(1,91)(2)} = 1,69

Pemeriksaan lendutan menggunakan persamaan berdasarkan SK SNI T-15-1991-03 :

Struktur Beton 2 25
Kelompok 2

fy
0,8 
h 1500 n 
  1 
36  5 m  0,121  
   
400
0,8 
h 1500 6900  161mm
  1 
36  5(1,33)1,69  0,121  
  1,33 

Pemeriksaan lendutan pada peraturan SK SNI 03-2847-2002, menggunakan persamaan :


fy
0,8 
h 1500 n 
36  5 m  0,2

400
0,8 
h 1500 6900  160,32mm
36  5(1,3)1,69  0,2

Dengan demikian, dapat tetap digunakan tebal h = 180 mm, dengan d = 150 mm.

Perhitungan Momen Statis Total :


Beban rencana adalah :
Wu = 1,2 wDL + 1,4 wLL

Wu = 1,2 (4,84) + 1,4 (5,4)

Wu = 13,37 kPa

Untuk arah memanjang bangunan:

Struktur Beton 2 26
Kelompok 2

0,65 1 = 0,65 (7200) = 4680 mm, gunakan n1 = 6,9 m

1
M 0  WU  2 ( 1 ) 2
8

1
M 0  13,37 x5,5 x(6,9) 2
8

M 0  437,625 kNm

Untuk arah melebar bangunan :


0,65 2 = 0,65 (5500) = 3575 mm, gunakan n1 = 5,2 m

1
M 0  WU  1 ( 2 ) 2
8

1
M 0  13,37 x7,2 x(5,2) 2
8

M 0  325,372 kNm

Distribusi momen :

gambar 2.2

Untuk arah memanjang bangunan :

Struktur Beton 2 27
Kelompok 2

Faktor distribusi momen (lihat Gambar 2.2) :

Mu = 0,65 M0 = 0,65 (437,625) = 284,456 kNm

+ Mu = 0,35 M0 = 0,35 (437,625) = 153,169 kNm

Ecblb
1   1,46
Ecsls1

 2 5,5
  0,764
1 7,2

2
maka  1  1,46(0,764)  1,12  1,0
1

Faktor momen dari interpolasi nilai berdasarkan SKSNI 03-2847-2002 pasal 15.6.4).(1) :
(0,764  0,75)0,50
Mu  0,75   0,80
0,90  0,75
(0,764  0,75)0,50
 Mu  0,75   0,80
0,90  0,75

Untuk arah melebar bangunan :


Faktor distribusi momen (lihat Gambar 2.2) :

Mu = 0,65 M0 = 0,65 (325,372) = 284,456 kNm

+ Mu = 0,35 M0 = 0,35 (325,372) = 113,880 kNm

Ecblb
1   1,91
Ecsls 2

 2 7,2
  1,309
1 5,5

2
maka  1  1,91(1,309)  2,50  1,0
1

Faktor momen dari interpolasi nilai berdasarkan SKSNI 03-2847-2002 pasal 15.6.4).(1) :

Struktur Beton 2 28
Kelompok 2

Mu = 0,75 – (0,75 – 0,45)0,309 = 0,66

+ Mu = 0,75 – (0,75 – 0,45)0,309 = 0,66

Untuk selanjutnya, agar memudahkan dalam pengerjaannya, dibuat tabel distribusi


momen seperti dapat dilihat pada tabel 2.1.

Pemeriksaan tebal plat berdasarkan syarat gaya geser :


Wu = 1,2 wDL + 1,4 wLL

Wu = 1,2 (4,84) + 1,4 (5,4)

Wu = 13,37 kPa

karena ( 1)( 2 / 1)  1,0 pelimpahan geser akibat beban wu dari plat ke balok akan
mengikuti bentuk bidang trapesium dan segitiga dengan menarik garis sudut 45° dan
garis di tengah-tengah panel arah memanjang. Bagian beban yang lebih besar akan
dipikul oleh balok bentang arah melebar dengan harga terbesar terdapat di muka kolom
interior pertama. Gaya geser rencana untuk setiap meter lebar pada arah melebar,
adalah :

1
Vu = (1,15)( wu )(n 2)
2

1,15(13,37)(5,2) 2
Vu =
2(5,2)

Vu = 39,98kN / m'

Tinggi efektif plat d = h – 20 – 1/2ф = 150 mm

Pemeriksaan lendutan pada peraturan SK SNI T-15-1991-03, menggunakan persamaan :

Struktur Beton 2 29
Kelompok 2

1 
VC    f C ' bd
6 

1 
VC  0,6 30 1000 x150 x10 3
6 

VC  82,158 kN

Vu < Vc

Pemeriksaan lendutan pada peraturan SK SNI 03-2847-2002, menggunakan persamaan :

1 
VC    f C ' bd
3 

1 
VC  0,75 30 1000 x150 x10 3
3 

VC  205,396 kN

Vu < Vc

Dengan demikian tebal plat cukup aman dan tahan terhdap geser.

Distribusi Momen Lajur Kolom dan Lajur Tengah :


a) Arah memanjang bangunan
Lajur Kolom :
Mr
Mn 

34,135
Mn 
0,8
M n  42,67 kNm
¼( 2 ) = ¼ (5,5) = 1,375 m < ¼ ( 1 ) = ¼ (7,2) = 1,80 m

42,67
Mn tiap meter lebar lajur   23,58kNm
1,81

Struktur Beton 2 30
Kelompok 2

18,38
+ Mn tiap meter lebar lajur   12,70kNm
0,8(1,81)

Lajur Tengah :
Lebar lajur tengah = 5,5 – 2,75 = 2,75 m
56,891
Mn tiap meter lebar lajur   25,86kNm
0,8(2,75)
30,634
+ Mn tiap meter lebar lajur   13,93kNm
0,8(2,75)

b) Arah melebar bangunan


Lajur Kolom :
Lebar lajur kolom = 2(1,375) – 0,94) = 1,81 m
20,938
Mn tiap meter lebar lajur   14,46kNm
0,8(1,81)
11,274
+ Mn tiap meter lebar lajur   7,79kNm
0,8(1,81)

Lajur Tengah :
Lebar lajur tengah = 7,2 – 2,75 = 4,45 m
71,907
Mn tiap meter lebar lajur   20,20kNm
0,8(4,45)
38,719
+ Mn tiap meter lebar lajur   10,88kNm
0,8(4,45)

Merencanakan penulangan plat,

Momen tumpuan terbesar arah memanjang bangunan : Mn = 25,86 kNm

Mn = As fy (d – 1/2a)

Sebagai langkah awal anggap (d – 1/2a) = 0,9d

25,86 = As(400)(0,9)(150), maka As = 479 mm2

Struktur Beton 2 31
Kelompok 2

Asfy 479(400)
a   7,513mm
0,85 fc' b 0,85(30)(1000)

25,86 = As(400){150 – ½(7,513)], didapat As = 442 mm2

Tabel 2.1 Distribusi Momen

Arah melebar
Arah memanjang
 1 7,2
 1 5,5   1,31
  0,76  2 5,5
 2 7,2
 1 
      2,50
  1   1,12  2 
 2 

Momen Momen Momen Momen Momen Momen


Lajur Kolom negatif positif negaif negatif positif negaif
interor Lapangan Eksterior interor Lapangan Interior
Mu (kNm) 284,456 177,8 88,9 160,875 86,625 160,875
Faktor
80% 60% 100% 75% 60% 75%
Distribusi
Momen
0,80 x 0,60 x 1,00 x 0,75 x 0,60 x 0,75 x
Rencana
Lajur Kolom 284,456 177,8 88,9 160,875 86,625 160,875
(kNm)
Momen - - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - - --
Balok 85 % 227,565 106,68 8,90 120,656 51,975 120,656
(kNm)
Momen
0,85 x 177,80 88,90 160,875 86,625 160,875
Rencana
Lajur
227,565 -106,68 -88,90 -120,656 -51,975 -120,656
Tengah
- - -- - - -- - - -- - - -- - - -- - - --
(kNm)
59,85 71,12 0 40,219 34,65 40,219

Dicoba menggunakan batang tulangan D13 (132,7 mm2) dengan jarak s :

Struktur Beton 2 32
Kelompok 2

132,7
s (1000)
As

S pada momen negatif =


132,7
1000  300 mm p.k.p
442

Selanjutnya dengan cara yang sama, dihitung luas tulangan yang diperlukan untuk
masing-masing arah, aik untuk lajur kolom maupun lajur tengah. Karena batang tulangan
saling menyilang, maka untuk penulangan arah melebar bangunan menggunakan tinggi

efektif d  180  20  13  6,5  110 mm, dimana posisi tulangan arah melebar

bangunan diatas tulangan memanjang bangunan. Kemudian dibuat daftar penulangan


seperti pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Rencana Penulangan Plat

Arah Memanjang Arah Melebar


Momen Ukuran Momen Ukuran
Jenis
Lajur (kNm) As perlu Tulangan (kNm) As perlu Tulangan
Momen
Tiap m’ dan Jarak Tiap m’ dan Jarak
Negatif D16 D13
81,615 1098 47,251 658
Interior 180 mm 200 mm
Kolom
Positif D13 D10
48,491 652 28,080 391
Lapangan 200 mm 220 mm
Negatif D10 D10
27,210 335 9,733 136
Interior 200 mm 400 mm
Tengah
Positif D10 D10
32,330 422 11,569 161
Lapangan 180 mm 400 mm

Struktur Beton 2 33
Kelompok 2

3. Rencanakan Pelat Lantai dua arah dengan ukuran seperti terlihat pada gambar 4.3.
luas dibadi atas 25 panel dengan masing-masing ukuran 7000 x 6000 mm. Kekuatan
beton (fc’) = 30 MPa kekuatan baja (fy) = 400 MPa. Beban hidup layan yang harus
dipikul adalah 2,50 Kn/m2 . Tinggi tingkat 3800mm ukuran balok panjang 350 x 700
mm2 balok pendek 300 x 1600 mm2 kolom atas dan bawah 400 x 400 mm2 tebal
pelat lantai asumsi awal 180 mm. keempat jenis panel (sudut pinggir sisi panjang
pinggir sisi pendek dan dalam) diberi nomor 1,2,3, dan 4.

Gambar 3.1

Struktur Beton 2 34
Kelompok 2

Penyelesaian

1. Data perencanaan sudah tersusun dalam soal.


2. Menentukan perbandingan kekakuan relative balok memanjang terhadap pelat
ditentukan untuk panel 1,2,3 dan 4.

a) B1 - B2
Lebar efektif (Be) diambil yang terkecil dari Be berikut :

Gambar 3.2

Struktur Beton 2 35
Kelompok 2

Berdasarkan SK SNI 03-2847-2002 bW + 2hW ≤ bW + 8hf dengan hW = (h-t)

bE = Bw + 2 (h-t) = 350 + 2 (700-180)


= 1390 mm (digunakan)
bE = bW + 8(t) = 350 + 2 (700-180)
= 1790 mm
𝑏𝐸 1390 t 180
𝑏𝑊
= 350
= 3,97 ; h = 700 = 0,257

𝑏 𝑡 𝑡 𝑡 𝑏 2 𝑡 2
1+( 𝐸 − 1)( )[4−6( )+4 ( ) + ( 𝐸 − 1)( ) ]
𝑏𝑊 ℎ ℎ ℎ 𝑏𝑊 ℎ
k= 𝑏 𝑡
1+ ( 𝐸 − 1)( )
𝑏𝑊 ℎ

1 +(3,97−1)(0,257)[4−6(0,257)2 +(3,97−1)(0,257)2
= 1+(3,97−1)(0,257)

= 1,769

𝑏𝑊 ℎ 3 350(700)3
𝐼𝑏=𝑘 = (1,769) = 1,7677 𝑥 1010 𝑚𝑚4
12 12

6000(180)3
𝐼𝑠= = 2,916 𝑥 109 𝑚𝑚4
12

𝐸𝑐𝑏 𝐼𝑏 1,7677 𝑥 1010


𝛼= = = 6,06 → (𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐸𝑐𝑏 = 𝐸𝑐𝑝 )
𝐸𝑐𝑝 𝐼𝑝 2,916 𝑥 109

b) B3 - B4
Lebar efektif (bE) diambil yang terkecil dari bE berikut :
bE = bw + 2 (h-t) = 350 + (700-180)
= 870 mm (digunakan)
bE = bW + 4(t) = 350 + 4 (180)
= 1070 mm
𝑏𝐸 1390 t 180
𝑏𝑊
= 350
; h = 700 = 0,257

K = 1,483

𝑏𝑊 ℎ 3 350(700)3
𝐼𝑏= 𝑘 = (1,483) = 1,484 𝑥 1010 𝑚𝑚4
12 12

3000(180)3
𝐼𝑠= = 1,458 𝑥 109 𝑚𝑚4
12

Struktur Beton 2 36
Kelompok 2

𝐸𝑐𝑏 𝐼𝑏 1,484 𝑥 1010


𝛼= = = 10,175 → (𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐸𝑐𝑏 = 𝐸𝑐𝑝 )
𝐸𝑐𝑝 𝐼𝑝 1,458 𝑥 109

c) B5 - B6
Lebar efektif (bE) diambil yang terkecil dari bE berikut :
bE = bw + 2 (h-t) = 350 + 2(600-180)
= 1140 mm (digunakan)
bE = bW + 8(t) = 350 + 8 (180)
= 1740 mm

𝑏𝐸 1140 t 180
𝑏𝑊
= 300
= 3,80 ; h = 600 = 0,3

K = 1,747

𝑏𝑊 ℎ 3 300(600)3
𝐼𝑏= 𝑘 = (1,747) = 9,434 𝑥 109 𝑚𝑚4
12 12
7000(180)3
𝐼𝑠= = 3,402 𝑥 109 𝑚𝑚4
12
𝐸𝑐𝑏 𝐼𝑏 9,434 𝑥 109
𝛼= = → (𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐸𝑐𝑏 = 𝐸𝑐𝑝 )
𝐸𝑐𝑝 𝐼𝑝 13,402 𝑥 109
=2,773

d) B7 - B8
Menentukan t Lebar efektif (bE) diambil yang terkecil dari bE berikut :

bE = bw + (h-t) = 350 + (600-180)


= 720 mm (digunakan)
bE = bW + 4(t) = 350 + 4 (180)
= 1020 mm

𝑏𝐸 720 t 180
𝑏𝑊
= 300
= 2,40 ; h = 600 = 0,3
K = 1,473

𝑏𝑊 ℎ 3 300(600)3
𝐼𝑏= 𝑘 = (1,473) = 7,954 𝑥 109 𝑚𝑚4
12 12
3500(180)3
𝐼𝑠= = 1,70 𝑥 109 𝑚𝑚4
12
𝐸𝑐𝑏 𝐼𝑏 7,954 𝑥 109
𝛼= = → (𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐸𝑐𝑏 = 𝐸𝑐𝑝 )
𝐸𝑐𝑝 𝐼𝑝 1,70 𝑥 109
=2,773

Struktur Beton 2 37
Kelompok 2

1. Menentukan tebal pelat berdasarkan persyaratan lendutan dan geser.


Perbandingan rata-rata 𝛼 m dari panel 1,2,3 dan 4
𝛼 m panel 1 = ¼ (4,679 + 6,06 + 2,773 + 10,175) = 5,922
𝛼 m panel 2 = ¼ (2,733 + 6,06 + 2,773 + 10,175) = 5,445
𝛼 m panel 3 = ¼ (4,679 + 6,06 + 2,773 + 6,06) = 4,893
𝛼 m panel 4 = ¼ (2,773 + 6,06 + 2,773 + 6,06) = 4,416

Koefisien dari bagian yang menerus 𝛽s untuk keliling panel


Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03
7000+6000
𝛽s panel 1 = 2(7000+6000) = 0,50
7000+2(6000)
𝛽s panel 2 = = 0,73
2(7000+6000)
2(7000)+6000
𝛽s panel 3 = 2(7000+6000)
= 0796
2(7000+6000)
𝛽s panel 4 = 2(7000+6000)
= 1,00

Sedangkan berdasarkan SK SNI 03-2847-2002


Nilai banding panjang terhadap lebar bentang bersih :
ℓ𝑛1 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
𝛽 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙 1 =
ℓ𝑛1 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟
7 − 2(𝑑)
=
6 − 2(𝑑)
7 − 0,35
= = 1,167
6 − 0,30

ℓ𝑛1 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔


𝛽 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙 2 =
ℓ𝑛1 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟
7 − 2(𝑑)
=
6 − 2(𝑑)

7 − 0,35
= = 1,167
6 − 0,30

ℓ𝑛1 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔


𝛽 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙 3 =
ℓ𝑛1 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟
7 − 2(𝑑)
=
6 − 2(𝑑)

7 − 0,35
= = 1,167
6 − 0,30

Struktur Beton 2 38
Kelompok 2

ℓ𝑛1 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔


𝛽 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙 4 =
ℓ𝑛1 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟
7 − 2(𝑑)
=
6 − 2(𝑑)

7 − 0,35
= = 1,167
6 − 0,30

a) Tebal pelat menurut persyaratan lendutan


Untuk pelat dengan balok tebal pelat (h) tidak boleh kurang dari persamaan
(3.18)
Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03
𝑓𝑦
𝐼𝑛 (0,8 + )
1500
ℎ 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙 1 =
1
36 + 3 𝛽𝑠 [𝛼𝑚 − 0,2 (1 + )]
𝛽𝑠

400
6700 (0,8 + )
= 1500 = 161,168 𝑚𝑚
1
36 + 3(0,50) [5,922 − 0,2 (1 + )]
0,5

Juga tidak boleh kurang dari persamaan (3.19)


𝑓𝑦
𝐼𝑛 (0,8 + )
1500
ℎ 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙 1 =
36 + 9𝛽𝑠

400
6700 (0,8 + )
= 1500 = 176,461 𝑚𝑚
36 + 9(0,50)

Dan tidak perlu lebih dari persamaan (3.20)


𝑓𝑦
𝐼𝑛 (0,8 + )
1500
ℎ 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙 1 =
36

400
6700 (0,8 + )
= 1500 = 198,518 𝑚𝑚
36

Struktur Beton 2 39
Kelompok 2

Daftar 3.1 persyaratan tebal pelat untuk tiap panel

Panel 1 2 3 4

Persamaan (3.19) 161,168 151,069 153,194 147,220

Persamaan (3.20) 176,461 167,880 166,507 158,815

Persamaan (3.21) 198,518 198,518 198,518 198,518

Asumsi awal 180,0 180,0 180,0 180,0

Sedangkan berdasarkan SK SNI 03-2847-2002 Pasal 11.5 tentang tebal pelat


minimum dengan balokyang menghubungkan tumpuan pada semua
sisinya.dengan αm lebih besar dari 2,0 ketebalan pelat minimum tidak boleh
kurang dari :
𝑓𝑦
𝐼𝑛 (0,8 + )
1500
ℎ 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙 1 =
36 + 9𝛽

400
6700 (0,8 + )
= 1500 = 153,681 𝑚𝑚
36 + 9(1,167)
𝑓𝑦
𝐼𝑛 (0,8 + )
1500
ℎ 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙 2 =
36 + 9𝛽

400
6700 (0,8 + )
= 1500 = 153,681 𝑚𝑚
36 + 9(1,167)
𝑓𝑦
𝐼𝑛 (0,8 + )
1500
ℎ 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙 3 =
36 + 9𝛽

400
6700 (0,8 + )
= 1500 = 153,681 𝑚𝑚
36 + 9(1,167)
𝑓𝑦
𝐼𝑛 (0,8 + )
1500
ℎ 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙 4 =
36 + 9𝛽

400
6700 (0,8 + )
= 1500 = 153,681 𝑚𝑚
36 + 9(1,167)

Struktur Beton 2 40
Kelompok 2

Daftar 3.2
Panel 1 2 3 4

Persamaan 153,681 153,681 153,681 153,681

Asumsi awal 180,0 180,0 180,0 180,0

b) Tebal pelat menurut persyaratan geser


Karena semua nilai α I1 /I2 berada jauh diatas 0,1 maka geser rencana pada jalur
selebar kolom dalam arah pendek dapat didekati dengan :
𝑊𝑢 𝑠 (9,472)6
𝑉𝑢 = 1,15 2
= (1,15) 2
= 32,678 kN

Dengan : Wd pelat = 0,180 x 24= 4,32 kN/m2


Wd penutup lantai =0,24 kN/m2
=4,56 kN/m2
Wu = 1,2(Wd)+1,6 (W1)= 1,2 (4,56)+1,6(2,5) = 9,472 Kn/m2
Tebal pelat efektif (d) = 180- 30 - ½ (10) = 145 mm.
Dengan penutup beton 30 mm dan asumsi diameter tulangan untuk sengkang
10 mm.
√𝑓𝑐′
Vc = ∅( 6
)𝑏𝑤 𝑑
√30
= 0,6 ( ) (300)(145)
6
= 23.852,931 N < Vu
Maka tebal pelat (h) = 180 tidak memenuhi persyaratan geser. Tebal pelat tetap
dipakai 180 mm dengan catatan geser yang tersisa disalurkan pada tulangan
geser balok.

Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03


Pemeriksaan lendutan menggunakan persamaan :
фVc = ф(1/6√fc’)bd
Vu < Vc

Sedangkan berdasarkan SK SNI 03-2847-2002


Pemeriksaan lendutan menggunakan persamaan :
фVc = ф(1/3√fc’)bd
Vu < Vc

Struktur Beton 2 41
Kelompok 2

1
vc = ∅( √f ′ c bo d)
3

1
= 0,6 ( √30 (300)(145))
3
= 47.651,8625 N > Vu

Maka tebal pelat (h) = 180 memenuhi persyaratan geser.

2. Cek apakah memenuhi metoda perancangan langsung


Menurut batasan dalam sub bab 3.3. empat batasa yang pertama secara
pemeriksaan dipenuhi. Untuk batasan yang kelima
𝑊1 2,50
𝑊𝑑
= 4,56
= 0,548 <3 OK. Memenuhi persyaratan

Untuk batasan yang ke enam dengan menunjuk Gambar 3.3, dengan mengambil
I1 dan I2 masing- masing dalam arah panjang dan pendek untuk :

Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03

Panel 1 :
𝐼1 2 (7000)2
= = 862,33
𝛼1 1⁄ (10,175 + 6,06)
2
𝐼2 2 (6000)2
= = 1610,306
𝛼2 1⁄ (4,679 + 2,773)
2
𝐼12⁄
𝛼1
2 = 0,535
𝐼2 ⁄
2𝛼
Panel 2 :
𝐼1 2 (7000)2
= = 862,33
𝛼1 1⁄ (10,175 + 6,06)
2
𝐼2 2 (6000)2
= = 2166,06
𝛼2 1⁄ (2,770 + 2,773)
2
𝐼12⁄
𝛼1
= 0,398
𝐼22⁄
2𝛼

Panel 3 :
𝐼1 2 (7000)2
= = 1155,11
𝛼1 1⁄ (6,06 + 6,06)
2

Struktur Beton 2 42
Kelompok 2

𝐼2 2 (6000)2
= = 1610,306
𝛼2 1⁄ (4,679 + 2,773)
2
𝐼12⁄
𝛼1
= 0,717
𝐼22⁄
𝛼 2
Panel 4 :
𝐼1 2 (7000)2
= = 1155,115
𝛼1 1⁄ (6,06 + 6,06)
2
𝐼2 2 (6000)2
= = 2163,722
𝛼2 1⁄ (2,773 + 2,773)
2
𝐼12⁄
𝛼1
2 = 0,534
𝐼2 ⁄
𝛼 2

𝐼12⁄
𝛼1
Karena untuk keempat panel harga 𝐼22⁄
semua terletak antara 0,2 dan 5,0
𝛼2
maka batasan ke enam dipenuhi.

Berdasarkan SK SNI 03-2847-2002 Pasal 3.6.7


𝛼1 ℓ22
tidak boleh kurang dari 0,2 dan tidak boleh lebih dari 0,5
𝛼2 ℓ21

Panel 1:
𝛼1 ℓ22 (1⁄2 (10,175 + 6,06))(60002 )
=
𝛼2 ℓ12 (1⁄ (4,679 + 2,773))(70002 )
2
292,23 𝑥 106
= = 1,6
182,574 𝑥 106
Panel 2:
𝛼1 ℓ22 (1⁄2 (10,175 + 6,06))(60002 )
=
𝛼3 ℓ12 (1⁄ (2,770 + 2,773))(70002 )
2
292,23 𝑥 106
= = 2,15
135,8035 𝑥 106

Panel 3:
𝛼1 ℓ22 (1⁄2 (10,175 + 6,06))(60002 )
=
𝛼4 ℓ12 (1⁄2 (6,06 + 6,06))(70002 )
292,23 𝑥 106
= = 0,98
296,94 𝑥 106

Struktur Beton 2 43
Kelompok 2

Panel 4:
𝛼1 ℓ22 (1⁄2 (10,175 + 6,06))(60002 )
=
𝛼2 ℓ12 (1⁄ (4,679 + 2,773))(70002 )
2
292,23 𝑥 106
= = 1,6
182,574 𝑥 106

𝐼12⁄
𝛼1
Karena untuk keempat panel harga 𝐼22⁄
semua terletak antara 0,2 dan 5,0 maka
𝛼2
batasan ke enam dipenuhi.

Menghitung momen statis total terfaktor :

Gambar 3.3

Momen statis total (Mo)


1 1
Portal A 𝑀𝑜 = 8 𝑊𝑢 𝐼2 𝐼𝑛2 = 8
(9,475)(6)(7 − 0,3)2 = 318,999 𝑘𝑁𝑚
1 1
Portal B 𝑀𝑜 = 8 𝑊𝑢 𝐼2 𝐼𝑛2 = 8
(9,475)(3)(7 − 0,3)2 = 159,499 𝑘𝑁𝑚
1 1
Portal C 𝑀𝑜 = 8 𝑊𝑢 𝐼2 𝐼𝑛2 = 8
(9,475)(7)(6 − 0,35)2 = 267,657𝑘𝑁𝑚
1 1
Portal D 𝑀𝑜 = 8 𝑊𝑢 𝐼2 𝐼𝑛2 = 8
(9,475)(3,5)(6 − 0,35)2 = 132,328 𝑘𝑁𝑚

Menghitung kekakuanpelat balok dan kolom.


4𝐸𝐼𝑐1 4𝐸(400)(400)2
Kekakuan kolom 𝐾𝑐1 = 𝐾𝑐2 = 𝐼𝐶1
= 12(3800)
= 2.245.614,03 𝐸

Portal A

Struktur Beton 2 44
Kelompok 2

4𝐸𝐼𝑠 4𝐸 (1⁄12)(6000)(180)2
𝐾𝑠 = = = 1.666.285,714 𝐸
𝐼𝑠 7000

4𝐸𝐼𝑏
𝐾𝑏 = 𝑑𝑎𝑟𝑖 (𝐵1 − 𝐵2 )𝐼𝑏 = 1,7677 𝑥 1010 𝑚𝑚4
𝐼1
4𝐸(1,7677𝑥 1010 )
= = 10.101542,86𝐸
7000

𝐾𝑏
𝛼= = 6,06
𝐾𝑠

𝐾𝑐1 + 𝐾𝑐2 2(2.245.614,03𝐸)


𝛼𝐶 = =
∑ 𝐾𝑠 + ∑ 𝐾𝑏 (1.666.285,714𝐸 + 18.607.368,42𝐸)
= 0,221 (𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑙𝑢𝑎𝑟)

2(2.245.614,0𝐸)
𝛼𝑐 =
2(1.666.285,714𝐸 + 18.607.368,42𝐸)
= 0,111 (𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚)

Portal B
4𝐸𝐼𝑠 4𝐸 (1⁄12)(3000)(180)2
𝐾𝑠 = = = 833.142,857 𝐸
𝐼𝐼 7000

4𝐸𝐼𝑏
𝐾𝑏 = 𝑑𝑎𝑟𝑖 (𝐵1 − 𝐵2 )𝐼𝑏 = 1,4836 𝑥 1010 𝑚𝑚4
𝐼𝐼
4𝐸(1,4836 𝑥 1010 )
= = 8.477.714,286𝐸
7000

𝐾𝑏
𝛼= = 10,175
𝐾𝑠

𝐾𝑐1 + 𝐾𝑐2 2(2.245.614,03𝐸)


𝛼𝑐 = =
∑ 𝐾𝑠 + ∑ 𝐾𝑏 (833.142,857𝐸 + 8.477.714,286𝐸)
= 0,482 (𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑙𝑢𝑎𝑟)
𝐾𝑐1 + 𝐾𝑐2 2(2.245.614,03𝐸)
𝛼𝑐 = =
∑ 𝐾𝑠 + ∑ 𝐾𝑏 2(833.142,857𝐸 + 8.477.714,286𝐸)
= 0,241 (𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚)

Portal C
4𝐸𝐼𝑠 4𝐸 (1⁄12)(7000)(180)2
𝐾𝑠 = = = 2.268.000 𝐸
𝐼2 6000

Struktur Beton 2 45
Kelompok 2

4𝐸𝐼𝑏
𝐾𝑏 = 𝑑𝑎𝑟𝑖 (𝐵5 − 𝐵6 )𝐼𝑏 = 9,4338 𝑥 109 𝑚𝑚4
𝐼2
4𝐸(9,4338𝑥 109 )
= = 6.289.200𝐸
6000

𝐾𝑏
𝛼= = 2,773
𝐾𝑠

𝐾𝑐1 + 𝐾𝑐2 2(2.245.614,03𝐸)


𝛼𝑐 = =
∑ 𝐾𝑠 + ∑ 𝐾𝑏 (2268000𝐸 + 6289200𝐸)
= 0,525 (𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑙𝑢𝑎𝑟)
2(2.245.614,03𝐸)
𝛼𝑐 =
2(2268000𝐸 + 6289200𝐸)
= 0,262 (𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚)

Portal D
4𝐸𝐼𝑠 4𝐸 (1⁄12)(3500)(180)2
𝐾𝑠 = = = 1.134.000 𝐸
𝐼2 6000

4𝐸𝐼𝑏
𝐾𝑏 = 𝑑𝑎𝑟𝑖 (𝐵7 − 𝐵8 )𝐼𝑏 = 7,9542 𝑥 109 𝑚𝑚4
𝐼2
4𝐸(7,9542𝑥 109 )
= = 5.302.800𝐸
6000

𝐾𝑏
𝛼= = 4,679
𝐾𝑠

𝐾𝑐1 + 𝐾𝑐2 2(2.245.614,03𝐸)


𝛼𝑐 = =
∑ 𝐾𝑠 + ∑ 𝐾𝑏 (1.134.000𝐸 + 5.302.800𝐸)
= 0,698 (𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑙𝑢𝑎𝑟)
2(2.245.614,03𝐸)
𝛼𝑐 =
2(1.134.000𝐸 + 5.302.800𝐸)
= 0,349 (𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚)

Menentukan harga αmin

βa = perbandingan beban layan mati dengan beban hidup

Struktur Beton 2 46
Kelompok 2

(0,180)(24)+0,24
= 250
= 1,824

Dari table 3.3 didapatkan αmin sebagai berikut:

Portal A B C D

𝐸𝑐𝑏 𝐼𝑏 6,06 0,175 12,773 4,479


𝛼=
𝐸𝑐𝑠 𝐼𝑠

𝐼2 ⁄𝐼1 0,857 0,857 1,167 1,167

amin (Tabel 3.10) 0 0 0 0

Karena untuk semua portal αc > αmin = 0 maka faktor penggali pembesaran momen
positif δs = 1,0 jadi momen positif tidak mengalami pembesaran momen

Menentukan distribusi momen di arah longitudinal.

Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03

Portal A : Mo = 318.999 kNm

Mneg tumpuan eksterior Mo = 0,16 (318.999)

= 51.040 kNm

Mpos bentang eksterior Mo = 1,0 (0,57) (318.999)

= 181.829 kNm

Mneg Tumpuan interior pertama Mo = 0,70 (318.999)

= 223.299 kNm

Mneg tump. Interior Mo = 0,65 (318.999)

= 207.349 kNm

Mpos bentang interior Mo = 1,0 (0,35) (318.999)

= 111.649 kNm

Portal B : Mo = 159.499 kNm

Mneg tumpuan eksterior Mo = 0,16 (159.499)

Struktur Beton 2 47
Kelompok 2

= 25.519 kNm

Mpos bentang eksterior Mo = 1,0 (0,57) (159.499)

= 90.914 kNm

Mneg Tumpuan interior pertama Mo = 0,70 (159.499)

= 111.649 kNm

Mneg tump. Interior Mo = 0,65 (159.499)

= 103.674 kNm

Mpos bentang interior Mo = 1,0 (0,35) (159.499)

= 55.825 kNm

Portal C : Mo = 264.657 kNm

Mneg tumpuan eksterior Mo = 0,16 (264.657)

= 42,345 kNm

Mpos bentang eksterior Mo = 1,0 (0,57) (264.657)

= 150,854 kNm

Mneg Tumpuan interior pertama Mo = 0,70 (264.657)

= 185,259 kNm

Mneg tump. Interior Mo = 0,65 (264.657)

= 172027 kNm

Mpos bentang interior Mo = 1,0 (0,35) (264.657)

= 92,630 kNm

Portal D : Mo = 132.328 kNm

Mneg tumpuan eksterior Mo = 0,16 (132.328)

Struktur Beton 2 48
Kelompok 2

= 21,172 kNm

Mpos bentang eksterior Mo = 1,0 (0,57) (132.328)

= 75,27 kNm

Mneg Tumpuan interior pertama Mo = 0,70 (132.328)

= 92,630 kNm

Mneg tump. Interior Mo = 0,65 (132.328)

= 86,013 kNm

Mpos bentang interior Mo = 1,0 (0,35) (132.328)

= 46,315 kNm

Berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal15.6 Tabel distribusi momen total terfaktor,maka :

Portal A : Mo = 318.999 kNm

Mneg tumpuan eksterior Mo = 0,16 (318.999)

= 51.040 kNm

Mpos bentang eksterior Mo = 1,0 (0,57) (318.999)

= 181.829 kNm

Mneg Tumpuan interior pertama Mo = 0,70 (318.999)

= 223.299 kNm

Mneg tump. Interior Mo = 0,63 (318.999)

= 200.969 kNm

Mpos bentang interior Mo = 1,0 (0,35) (318.999)

= 111.649 kNm

Portal B : Mo = 159.499 kNm

Mneg tumpuan eksterior Mo = 0,16 (159.499)

Struktur Beton 2 49
Kelompok 2

= 25.519 kNm

Mpos bentang eksterior Mo = 1,0 (0,57) (159.499)

= 90.914 kNm

Mneg Tumpuan interior pertama Mo = 0,70 (159.499)

= 111.649 kNm

Mneg tump. Interior Mo = 0,63 (159.499)

= 100.484 kNm

Mpos bentang interior Mo = 1,0 (0,35) (159.499)

= 55.825 kNm

Portal C : Mo = 264.657 kNm

Mneg tumpuan eksterior Mo = 0,16 (264.657)

= 42,345 kNm

Mpos bentang eksterior Mo = 1,0 (0,57) (264.657)

= 150,854 kNm

Mneg Tumpuan interior pertama Mo = 0,70 (264.657)

= 185,259 kNm

Mneg tump. Interior Mo = 0,63 (264.657)

= 166,734 kNm

Mpos bentang interior Mo = 1,0 (0,35) (264.657)

= 92,630 kNm

Portal D : Mo = 132.328 kNm

Mneg tumpuan eksterior Mo = 0,16 (132.328)

Struktur Beton 2 50
Kelompok 2

= 21,172 kNm

Mpos bentang eksterior Mo = 1,0 (0,57) (132.328)

= 75,27 kNm

Mneg Tumpuan interior pertama Mo = 0,70 (132.328)

= 92,630 kNm

Mneg tump. Interior Mo = 0,63 (132.328)

= 83, 366 kNm

Mpos bentang interior Mo = 1,0 (0,35) (132.328)

= 46,315 kNm

Menentukan tetapan torsi C dari balok transversal

Arah pendek balok dalam

bE = bw + 2(h-t) = 300 + 2(600-180) = 1140 mm (digunakan)

bE = bw + 8(t) = 300 + 8(180) = 1740 mm

Gambar 3.4

Struktur Beton 2 51
Kelompok 2

0,63(180) (180)3 (1140) 0,63(300) (300)3 (410)


𝐶 = [1 − ]( ) + [1 − ]( )
1140 3 410 3
= 3.984.710.400

0,63(300) (300)3 (410) 0,63(180) (180)3 (420)


𝐶 = [1 − ]( ) + [1 − ]( )
410 3 420 3
= 2.585.050.400

Arah pendek balok tepi

bE = bw + (h-t) = 300 + (600-180) = 720 mm (digunakan)

bE = bw + 4(t) = 300 + 4(180) = 1020 mm

0,63(180) (180)3 (720) 0,63(300) (300)3 (410)


𝐶 = [1 − ]( ) + [1 − ]( )
720 3 410 3
= 3.168.23.400

0,63(300) (300)3 (600) 0,63(180) (180)3 (420)


𝐶 = [1 − ]( ) + [1 − ]( )
600 3 420 3
= 4.2.95.030.400

Arah panjang balok dalam

bE = bw + 2(h-t) = 350 + 2(700-180) = 1390 mm (digunakan)

bE = bw + 8(t) = 350 + 8(180) = 1790 mm

0,63(180) (180)3 (1390) 0,63(350) (350)3 (510)


𝐶 = [1 − ]( ) + [1 − ]( )
1390 3 510 3
= 6.691.147.900

0,63(350) (350)3 (700) 0,63(180) (180)3 (545)


𝐶 = [1 − ]( ) + [1 − ]( )
700 3 545 3
= 7.6.91.884.567

Arah panjang balok tepi

bE = bw + (h-t) = 350 + (700-180) = 870 mm (digunakan)

Struktur Beton 2 52
Kelompok 2

bE = bw + 4(t) = 350 + 4(180) = 1070 mm

0,63(180) (180)3 (870) 0,63(350) (350)3 (510)


𝐶 = [1 − ]( ) + [1 − ]( )
870 3 510 3
= 5.608.267.900

0,63(350) (350)3 (570) 0,63(350) (350)3 (700)


𝐶 = [1 − ]( ) + [1 − ]( )
570 3 700 3
= 7.740.484.567

Mendistribusikan momen longitudinal kea rah transversal. Untuk pembagian lebar


transversal menjadi jalur kolom dan jalur tengah untuk tiap portal dapat dilihat pada
Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Pembagian jalur tengah dan jalur kolom

Hitungan distribusi arah transversal

a) Momen negative pada tumpuan ekterior


Portal A :
𝑙1 6000
= = 0,857
𝑙2 7000
𝛼1 = 6,06
𝑙1
𝛼1 = 5,192 > 1,0
𝑙2
∁= 4.295.030.400
1
𝐼𝑠 = (6000)(180)3 = 2,916 𝑥109 104
12

Struktur Beton 2 53
Kelompok 2

𝐸𝑐𝑏 ∁
𝛽1 = = 0,736 < 2,50 (𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐸𝑐𝑏 = 𝐸𝑐𝑠 )
2𝐸𝑐𝑠 1𝑠

Table 3.4. menunjukan interpolasi linier untuk kolom dari batas-batas yang
ditetapkan dalam table lapiran. momen total sebesar 51,040 kNm dibagikan atas
tiga bagian 93,90% untuk jalur kolom (yang 85% dari itu masuk ke balok dan
15%nya masuk ke pelat jalur kolom) oleh karena α1,I2/I1 = 5,193 ≥ 1,0 dan 6,1 %
ke pelat jalur tengah.

Hasil-hasil ini di perlihatkan pada Tabel 3.5.

Portal B :

𝐼1 6000
= = 0,857
𝐼2 7000
𝛼1 = 10,175
𝐼1
𝛼1 = 8,720 > 1,0
𝐼2
∁= 4.295.030.400
1
𝐼𝑠 = (3000)(180)3 = 1,458 𝑥109 𝑚𝑚4
12
𝐸𝑐𝑏 ∁
𝛽1 = = 0,147 (𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐸𝑐𝑏 = 𝐸𝑐𝑠 )
2𝐸𝑐𝑠 𝐼𝑠

Momen total sebesar 25,519 kNm di bagikan atas tiga bagian prosentase jalur
kolom 98,775% (85%-nya masuk ke balok dan 15%-nya masuk ke pelat jalur
kolom) karena α1 l1/l2 =8,720>1,0 dan 1,225% masuk ke jalur tengah.

Portal C:

𝐼1 7000
= = 1,167
𝐼2 6000
𝛼1 = 2,773
𝐼1
𝛼1 = 3,236 > 1,0
𝐼2
∁= 7.740.484.567
1
𝐼𝑠 = (7000)(180)3 = 3.402.000.000 𝑚𝑚4
12
𝐸𝑐𝑏 ∁
𝛽1 = = 1,153 (𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐸𝑐𝑏 = 𝐸𝑐𝑠 )
2𝐸𝑐𝑠 𝐼𝑠

Struktur Beton 2 54
Kelompok 2

Momen total sebesar 42,345 kNm di bagikan atas tiga bagian prosentase jalur
kolom 86,339% (85%-nya masuk ke balok dan 15%-nya masuk ke pelat jalur
kolom )oleh α1 l1/l2 = 3,236 >1,0 dan 13,661% ke pelat jalur tengah.

Portal D :

𝐼1 7000
= = 1,167
𝐼2 6000
𝛼1 = 4,679
𝐼1
𝛼1 = 4,460 > 1,0
𝐼2
∁= 7.740.484.567
1
𝐼𝑠 = (3500)(180)3 = 1,701 𝑥 109 𝑚𝑚4
12
𝐸𝑐𝑏 ∁
𝛽1 = = 2,275 (𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐸𝑐𝑏 = 𝐸𝑐𝑠 )
2𝐸𝑐𝑠 𝐼𝑠

Momen total sebesar 21,172 kNm di bagikan atas tiga bagian prosentase jalur
kolom 72,691 % (85% masuk ke balok dan 15 % masuk ke pelat jalur kolom )
oleh karena α1 l1/l2 =5,460 dan 27,309 %masuk ke pelat jalur tengah.

Table 3.4 interpolasi linear momen negative pada tumpuan interior

L1/l2 0,5 0,857 1,0 1,167 2,0

α1 I1/I 2 >1,0

β1=0 100 100 100 100 100

β1=0,147 99,412 98,775 98,530

β1=0,736 97,056 93,900 92,640

β1=1,138 88,20 86,339 74,964

β1=2,275 77,250 72,691 49,950

β1≥2,50 90,000 75,000 45,000

b) Momen-momen negative pada tumpuan interior pertama dan tumpuan interior


Portal A :

Struktur Beton 2 55
Kelompok 2

I1/I2= 0,857

α1 =6,06

α1 l1/l2=5,193 9>1,0

Menurut table 3.5. Prosentase untuk kolom 84645% (harga interpolasi lihat
Tabel 3.6) sisahnya masuk dalam pelat jalur tengah.

Portal B :

I1/I2= 0,857

α1 =10,175

α1 l1/l2=8,720>1,0

Menurut Tabel lampiran. prosentase untuk lajur kolom 84,645% (harga


interpolasi lihat table 3.6) sisahnya masuk dalam pelat jalur tengah.

Portal C :

I1/I2= 1,167

α1 =2,773

α1 l1/l2=3,236>1,0

Menurut Tabel lampiran. Prosentase untuk lajur kolom 69,99% (harga


interpolasi lihat table 3.6) sisahnya masuk dalam pelat jalur tengah.

Portal D :

I1/I2= 1,167

α1 =4,679

α1 l1/l2=5,460>1,0

Menurut Tabel lampiran. Prosentase untuk lajur kolom 69,99% (harga


interpolasi lihat table 4.2) sisahnya masuk dalam pelat jalur tengah.

Tabel 3.5 Interpolasi linier momen negatif pada tumpuan interior

Struktur Beton 2 56
Kelompok 2

I1/I2 0,5 0,857 1,0 1,167 2,0

α1 l1/l 2= 0 75 75 75 75 75

α1 l1/l 2≥ 1,0 90 84,645 75 69,99 45

c) Momen- momen positif di dalam bentang luar dan bentang dalam oleh karena
batas-batas yang di tetapkan untuk ᾀ1 l1/l 2≥ 1,0 adalah sama untuk mimen
positif dan momen negatif pada tumpuan dalam maka prosentase momen-
momen positif bentang dalam dan bentang luar adalah identik dengan yang
untuk momen-momen negative seperti yang di tentukan di dalam bagian (b)
dalam contoh ini . Hasil-hasil distribusi tranversal dari momen-momen
longitudinal dapat di lihat pada Table 4.3.

Tabel 3.6. Hasil distribusi tranversal dari momen longitudinal contoh perencanaan pelat
dengan balok-balok .

Portal A :

Lebar total = 6000 mm lebar jalur kolom = 3000 mm lebar jalur tengah = 3000 mm

Bentang luar Bentang dalam

luar negatif positif dalam negatif positif


positif

Mtotal 51,040 181,829 223,299 207,349 111,649

Mbalok 40,737 130,823 160,660 149,184 80,330

Mpelat jalur kolom 7,189 23,086 28,352 26,326 14,176

Mpelat jalur tengah 3,114 27,920 34,287 31,839 17,143

Portal B :

Lebar total = 3000 mm lebar jalur kolom = 1500 mm, lebar ½ jalur tengah = 1500
mm

Struktur Beton 2 57
Kelompok 2

Bentang luar Bentang dalam

luar negatif positif dalam negatif positif


positif

Mtotal 25,519 90,914 111,649 103,674 55,825

Mbalok 21,425 65,411 80,330 74,593 40,165

Mpelat jalur kolom 3,781 11,543 14,176 13,163 7,088

Mpelat jalur tengah 0,313 13,960 17,143 15,918 8,572

Portal C :

Lebar total = 3000 mm lebar jalur kolom = 1500 mm, lebar jalur tengah = 4000 mm

Bentang luar Bentang dalam

luar negatif positif dalam negatif positif


positif

Mtotal 42,345 150,854 185,259 172,027 92,630

Mbalok 31,076 89,754 110,213 102,340 55,107

Mpelat jalur kolom 5,484 15,837 19,449 18,060 9,724

Mpelat jalur tengah 5,785 45,272 55,597 51,627 27,799

Portal D :

Lebar total = 3000 mm lebar jalur kolom = 1500 mm, lebar 1/2 jalur tengah = 2000
mm

Bentang luar Bentang dalam

Struktur Beton 2 58
Kelompok 2

luar negatif positif dalam negatif positif


positif

Mtotal 21,179 75,427 92,630 86,013 46,315

Mbalok 13,082 44,873 55,107 51,105 27,518

Mpelat jalur kolom 2,308 7,908 9,712 9,018 4,856

Mpelat jalur tengah 5,782 22,646 27,811 25,890 13,944

Berdasarkan SNI 03-2847-2002 tentang perencanaan langsung maka terjadi perubahan


pada distribusi momen total terfaktor maka terjadi perubahan pada Mtotal

Portal A :

Lebar total = 6000 mm lebar jalur kolom = 3000 mm lebar jalur tengah = 3000 mm

Bentang luar Bentang dalam

luar negatif positif dalam negatif positif


positif

Mtotal 51,040 181,829 223,299 200.969 111,649

Mbalok 40,737 130,823 160,660 149,184 80,330

Mpelat jalur kolom 7,189 23,086 28,352 26,326 14,176

Mpelat jalur tengah 3,114 27,920 34,287 31,839 17,143

Portal B :

Lebar total = 3000 mm lebar jalur kolom = 1500 mm, lebar ½ jalur tengah = 1500

Struktur Beton 2 59
Kelompok 2

mm

Bentang luar Bentang dalam

luar negatif positif dalam negatif positif


positif

Mtotal 25,519 90,914 111,649 100.484 55,825

Mbalok 21,425 65,411 80,330 74,593 40,165

Mpelat jalur kolom 3,781 11,543 14,176 13,163 7,088

Mpelat jalur tengah 0,313 13,960 17,143 15,918 8,572

Portal C :

Lebar total = 3000 mm lebar jalur kolom = 1500 mm, lebar jalur tengah = 4000 mm

Bentang luar Bentang dalam

luar negatif positif dalam negatif positif


positif

Mtotal 42,345 150,854 185,259 166,734 92,630

Mbalok 31,076 89,754 110,213 102,340 55,107

Mpelat jalur kolom 5,484 15,837 19,449 18,060 9,724

Mpelat jalur tengah 5,785 45,272 55,597 51,627 27,799

Portal D :

Lebar total = 3000 mm lebar jalur kolom = 1500 mm, lebar 1/2 jalur tengah = 2000
mm

Struktur Beton 2 60
Kelompok 2

Bentang luar Bentang dalam

luar negatif positif dalam negatif positif


positif

Mtotal 21,179 75,427 92,630 83, 366 46,315

Mbalok 13,082 44,873 55,107 51,105 27,518

Mpelat jalur kolom 2,308 7,908 9,712 9,018 4,856

Mpelat jalur tengah 5,782 22,646 27,811 25,890 13,944

Menghitung tulangan pelat berdasarkan momen-momen yang paling menentukan ,


Untuk keseragaman diameter tulangan dalam satu jalur maka hitungan penulangan di
susun dalam bentuk table untuk tiap jalurnya juga langsung di adakan cek kapasitas
lenturnya lihat table dalam lampiran 7.a. sanpai table dalam lampiran 7.h.

Menentukan panjang penyaluran dan panjang sambungan lewatan

(a). Panjang penyaluran menurut SK SNI-T-15-1991-03 tidak di tentukan


persyaratannya untuk baja polos begitu juga pada SNI 03-2847-2002 maka pakai
persyaratan PBI ’71 yaitu panjang penyaluran baja polos kelipatan dua dari Idb
baja deform.

Idb = 0,02 Ab……………..

Tetapi tidak kurang dari =0,06 db fy

=0,06 (12) (400) =288 mm.

Diambil Idb= 290 mm, Idb polos = 2 (290) =580 mm.

Ld =1,4 Idb untuk tulangan atas dan tidak boleh kurang dari 300mm.

Maka Ld = 1,4 (580) =812 mm, dipakai Ld =820 mm untuk tulangan atas dan Ld
=580 mm untuk tulangan bawah .

(b). Panjang sambungan lewatan

𝐴𝑠 𝑎𝑑𝑎 1695,0
= = 1,048 < 2
𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 1617,105

Struktur Beton 2 61
Kelompok 2

𝐴𝑠 𝑎𝑑𝑎
Menurut Tabel 3.3 untuk nilai 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
< 2 dan persentase maksimum dari As
yang di sambung lewat di dalam panjang lewatan perlu 50% maka termasuk
kelas B. Untuk kelas B

Ldp =1,3 Ld=1,3(580) =754 mm,di pakai Ldp =760 mm.

Menggambar denah penulangan dan potongan melintang pelat lantai dengan balok-
balok lihat gambar dalam lampiran 13.a.

Struktur Beton 2 62
Kelompok 2

Struktur Beton 2 63

Anda mungkin juga menyukai