Ditetapkan, STANDAR Direktur Utama Tanggal terbit PROSEDUR 18 Juli 2016 OPERASIONAL dr. Kuswandi, Sp.JP
Pengertian Penanganan Resusitasi adalah proses penanganan pasien yang
mengalami kegawatan Airway, Breathing, Circulation yang terjadi di IGD / RI / RJ Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan resusitasi. Kebijakan Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Bumi Waras No: 1332B/RSBW/III/2015 tentang Kebijakan Pelayanan di RS. Bumi Waras Bandar Lampung.
Prosedur Melakukan Identifikasi dan memeriksa pasien dengan :
1. Petugas melakukan identifikas pasien sesuai prosedur 2. Petugas melakukan kebersihan tangan 3. Petugas menjaga privasi 4. Petugas memakai APD 5. Petugas meyakinkan apakah penderita benar-benar tidak sadar ( bukan tidur, mabuk ) dengan memanggil namanya keras-keras dan dicubit. Pada penderita karena kecelakaan jangan diguncang- guncang kepala / bahunya. Bila tidak bereaksi dengan teriakan dan cubitan maka kita yakin bahwa penderita tidak sadar. 6. Petugas mengecek Bagaimana jalan nafasnya ? ( A / Airway ) : mungkin tersumbat / obstruksi yang diebabkan oleh : lidah yg jatuh ke belakang pada posisi tidur telentang, atau benda asing berupa gigi palsu/darah/muntahan/lendir 7. Petugas memonitor pasien Bernafaskah ? ( B / Breathing ) : Buka leher dan dada sambil menjaga imobilisasi leher dan kepala. BANTUAN HIDUP DASAR (BLS/BASIC LIFE SUPPORT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
01/B.4/089 0 2/6 Prosedur Tentukan laju dan dalamnya pernafasan Inspeksi dan palpasi leher dan toraks untuk adanya deviasi trakea, ekspansi toraks simetris / tidak, pemakaian otot tambahan, dan tanda-tanda cedera. Perkusi toraks untuk menentukan redup atau hipersonor. Auskultasi toraks bilateral. 8. Petugas mengecek adakah denyut nadi ? ( C / Circulation ), nadi ( kecepatan, kualitas, keteraturan), adakah sumber perdarahan (eksternal / internal ), warna kulit. 9. D / Disability :Petugas melakukan pemeriksaan Neurologis Singkat: Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS. Nilai pupil untuk : besarnya, isokori, dan reaksi. 10. E / Exposure / Environtment :petugas membuka pakaian penderita, tetapi cegah hipotermai. 11. Petugas memonitor pernafasan dan nadi baik tidak , waspada pada keadaan kadar gula yang rendah karena terlalu banyak insulin pada penderita diabetes ( anamnesa / ada tanda diabetik pada gelang penderita t.u orang asing ). 12. Petugas meeriksa suhu badan, kalau tinggi dan tidak ada keringat biasanya karena ‘heat stroke’ Dokter/Perawat Melakukan Tindakan : AIRWAY : A. Pada gangguan jalan nafas yang disebabkan lidah dibebaskan kembali dengan melakukan : TINDAKAN MANUAL : a. Ekstensi kepala : menggunakan satu tangan dibawah leher BANTUAN HIDUP DASAR (BLS/BASIC LIFE SUPPORT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
01/B.4/089 0 3/6 dan tangan lainnya pada kening, tarik. kepala kearah kranio posterior. Pada bayi ektensi minimal saja, dan pada penderita trauma hati-hati terhadap kecurigaan cedera pada vertebra servikal. b. Tarik dagu : dagu ditarik ke arah antero kranial dengan satu tangan lainnya mendorong kening ke arah psterocaudal. c. Doriong mandibula : gunakan kedua tangan untuk mengangkat mandibula dan pada waktu yang bersamaan pertahankan mulut terbuka dan ekstensi kepala (= Triple Airway Maneuver ). Dengan ALAT KHUSUS : bila tindakan manual tidak berhasil atau bila dibutuhkan waktu yang lama untuk mempertahankan jalan nafas tetap terbuka, maka digunakan : a. Pipa orofaringeal ( sesuai prosedur ) b. Pipa endotrakea ( sesuai prosedur ) c. Cricotiroidotomi ( sesuai prosedur ) d. Trakeostomi ( sesuai prosedur ) e. Pertahankan posisi leher / kepala, pada penderita trauma kepala selalu curiga cedera vertebra servikal pasang servical collar sampai terbukti tidak ada cedera pd V. servikal. B. Obstruksi yang disebabkan benda asing : harus dicurigai apabila pernafasan buatan dengan cara bteul telah dilakukan tetapi dada tidak berkembang / terasa berat, dilakukan pengeluaran benda asing secara : • TINDAKAN MANUAL : a. Silangkan jari telunjuk dengan ibu jari, tekankan ujung- ujung jari tersebut pada gingival pada satu sisi mulut. BANTUAN HIDUP DASAR (BLS/BASIC LIFE SUPPORT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
01/B.4/089 0 4/6 Prosedur Bersihkan kearah luar benda asing tersebut dengan jari telunjuk yang lain. b. Pukul antara dua skapula : batuk buatan akan timbul dengan jalan memberikan beberapa pukulan diantara dua skapula, sehingga benda asing yang menyumbat akan terlepas. b. Gentakan abdomen : apabila pukulan antara dua skapula tidak berhasil, lakukan gentakan pada daerah epigastrium / abdomen atas beberapa kali. ALAT KHUSUS : dengan alat pengisap ( sesuai prosedur ) C. Posisi stabil miring ( Auto Drainage Position ) : ( tidak dilakukan pada trauma / cedera t.u spinal ). Apabila pernafasan spontan / telah kembali spontan, letakkan penderita pada posisi stabil miring untuk memudahkan mengalirnya mengalirnya sekresi / cairan yang mungkin ada ( dari mulut, laring/faring ) dan jangan terjadi aspirasi dari lambung. BREATHING / PERNAFASAN : Pemberian oksigen konsentarsi tinggi. Bila pernafasan sangat lemah dan ireguler, atau apneu / henti nafas, lakukan pernafasan buatan / ventilasi secepatnya. Metode pernafasan buatan: 1. Mulut ke hidung ( sesuai prosedur ) 2. Mulut ke mulut dan hidung ( sesuai prosesur ) 3. Mulut ke sungkup ( sesuai prosedur ) 4. Bag-mask ventilation dengan / tanpa O2 ( sesuai prosedur ) 1,2, dan 3 hanya dilakukan bila terpaksa tidak ada alat 4 dan 5 BANTUAN HIDUP DASAR (BLS/BASIC LIFE SUPPORT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
01/B.4/089 0 5/6 Prosedur Menghilangkan tension pneumotoraks ( sesuai prosedur ) Menutup open pneumotoraks ( sesuai prosedur ) Memasang pulse oxymeter. CIRCULATION / SIRKULASI 1. Tekanan langsung pada tempat perdarahan eksternal. 2. Mengenal adanya perdarahan internal, kebutuhan untuk intervensi bedah serta konsultasi bedah. 3. Memasang 2 kateter IV ukuran besar (sesuai prosedur) Mengambil sampel darah untuk pemeriksaan darah rutin, analisis kimia, golongan darah dan cross-match, dan analisis gas darah sebelum dipasang / diberikan cairan infus. 4. Memberikan cairan infus dengan cairan RL yang dihangatkan, dan pemberian darah ( sesuai indikasi dan prosedur ). 5. Cegah hipotermia. 6. Apabila denyut jantung berhenti, lakukan segera kompresi jantung luar kombinasi dengan pernafasan buatan yang dikenal sebagai Resusitasi Kardio Pulmoner ( sesuai prosedur )dan berikan obat life saving (Ephineprin/ SA) 7. Apabila terdapat gambaran Ventrikel Fibrilasi maka lakukan kejut jantung / defibrilasi Penilaian / tindakan tambahan: a. Tentukan Analisa Gas Darah, dan laju pernafasan. b. Pasang monitor EKG. c. Pasang kateter uretra dan NGT kecuali ada kontra indikasi, dan monitor urin setiap jam. d.. Pada penderita trauma dengan gangguan sirkulasi pertimbangkan kebutuhan untuk mendapatkan foto : (1) Toraks AP, (2) Pelvis AP dan (3) Servikal lateral ( pada trauma kepala dengan tidak sadar BANTUAN HIDUP DASAR (BLS/BASIC LIFE SUPPORT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
01/B.4/089 0 6/6 Prosedur rutin diperiksa foto servikal lateral setelah ABC diatasi ). Pertimbangkan kebutuhan DPL, atau USG abdomen Resusitasi dihentikan : - Selama 30 menit sudah dilakukan resusitasi tidak ada respon - Pasien sudah ada respon (nadi teraba dan atau penderita bernafas spontan) - Petugas kelelahan. 13. Setelah tindakan selesai, didokumentasikan di CPPT ( catatan perkembangan pasien terintegrasi ).